TEKNOLOGI BENIH
Oleh :
Nim :D1A013059
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016
PENDAHULUAN
Telah kita ketahui bersama bahwa benih mempunyai peranan penting dalam
produksi pertanian. Oleh karena itu diperlukan adanya usaha untuk melakukan
pengujian benih agar diperoleh benih yang berkualitas. Hal ini dilakukan untuk
menghindarkan konsumen, dalam hal ini adalah petani mengalami kerugian.
Pengujian benih untuk mendapatkan benih bermutu tinggi diperlukan karena
walaupun pertumbuhan dari suatu tanaman dipengaruhi oleh faktor lingkungan,
namun pada umumnya benih bermutu tinggi akan memberikan hasil produksi relatif
lebih tinggi dibandingkan dengan benih bermutu rendah. Oleh sebab itu usaha
pengembangan dan pengadaan benih bermutu tinggi sangat penting dan harus
sampai pada petani tepat pada waktu yang dibutuhkan. Selain itu pemakaian benih
bermutu tinggi adalah cara yang paling mudah diantara sekian banyak teknik-teknik
untuk meningkatkan hasil tanaman.
Pengujian benih ini dilakukan untuk menetapkan nilai setiap contoh benih
yang diuji sehingga akan diketahui bagaimana keadaan faktor kualitas benihnya.
Faktor kualitas benih ditentukan oleh persentase dari benih murni, benih tanaman
lain, biji herba, kotoran yang tercampur, gaya berkecambah atau daya tumbuh benih.
Ternyata usaha pengujian benih ini telah dilaksanakan sejak zaman nenek moyang
kita, walaupun hasilnya kurang memuaskan tetapi berhasil menyelamatkan usaha
taninya. Pengujian yang mereka laksanakan biasanya menggunakan perasaan,
melihat, meraba, mencium, dan menggigit benih-benih tersebut, dengan patokan-
patokan tradisional. Hasil dari usaha pengujian-pengujian benih yang mereka
lakukan adalah mereka dapat mempertahankan kelangsungan usaha taninya, serta
mencukupi kebutuhan pangan masyarakat dalam jangka waktu panjang (beratus-
ratus tahun)
Benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk tujuan penanaman. Sehingga masalah
teknologi benih berada dalam ruang lingkup agronomi. Agronomi sendiri diartikan sebagai
suatu gugus ilmu pertanian yang mempelajari pengelolaan lapang produksi dengan segenap
unsure alam (iklim, tanah, air), tanaman, hewan dan manusia untuk mencapai produksi
tanaman secara maksimal (Kartasapoetra, 1986).
Uji kemurnian benih sebaiknya merupakan uji yang pertama kali dilakukan. Benih
murni yang diperoleh itu baru kemudian dipakai untuk uji yang lain, yaitu presentase kadar
air dan viabilitas benih. Hal ini dilakukan karena nilai yang ingin diperoleh adalah nilai dari
benih murni, bukan dari benih campuran (Kuswanto, 1997).
Faktor-faktor genetik adalah benih yang berasal dari varietas-varietas yang memiliki
genotipe yang baik seperti hasil produksi tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit, responsif
terhadap kondisi pertumbuhan yang lebih baik, atau tahan terhadap cekaman abiotik. Faktor
fisik adalah benih bermutu tinggi dengan kemurnian yang tinggi, daya kecambah yang tinggi,
bebasa dari kotoran dan benih rerumputan serat bebas dari hama dan penyakit, serta kadar air
benih yang rendah (Kamil, 1986).
Dalam pengertian benih murni termasuk semua varietas dari species yang dinyatakan
berdasarkan penemuan dengan uji laboratorium. Yang termasuk ke dalam kategori benih
murni dari suatu species adalah benih masak dan utuh, benih yang berukuran kecil, mengerut
tidak masak, benih yang telah berkecambah sebelum diuji dan pecahan benih yang
ukurannya lebih besar dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan
bahwa pecahan benih itu termasuk ke dalam species yang dimaksud (Justice, 1990).
Benih species lain, komponen ini mencakup semua benih dari tanaman pertanian
yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji. Benih gulma
mencakup semua benih ataupun bagian vegetatif tanaman yang termasuk dalam kategori
gulma. Juga pecahan gulma yang berukuran setengah atau kurang dari setengah ukuran yang
sesungguhnya tetapi masih mempunyai embrio. Bahan lain atau kotoran, termasuk semua
pecahan benih yang tidak memenuhi persyaratan baik dari komponen benih murni, benih
Tabel
Tabel hasil persentase benih padi, jagung dan kedelai.
Kelompok Komponen Benih Murni Kotoran Benih Benih Lain
Benih (BM) (KB) (BL)
1 dan 2 kedelai 90 % 10 % -
3 dan 4 jagung 95,5 % 4,5 % -
5 dan 6 padi 97 % 3% -
4.2 PEMBAHASAN
Benih murni
Benih murni adalah segala macam biji-bijian yang merupaka jenis/spesies yang
sedang diuji. Termasuk dalam kategori:
a. Benih masak dan utuh
b. Benih yang berukuran kecil, mengkerut dan tidak masak
c. Benih yang telah berkecambah sebelum diuji
d. Pecahan/potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang
sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu termasuk ke dalam
spesies yang dimaksud
e. Biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali.
5.1 kesimpulan
5.2 saran
Kriteria benih murni, benih tanaman/varietas lain dan kotoran benih harus
ditentukan dengan jelas. Apabila kriteria tidak ditentukan dengan jelas maka akan
terjadi kesalahan pada proses seleksi dan akan mempengaruhi hasil dari uji
kemurnian fisik benih
Proses seleksi pada benih berukura kecil sangat sulit. Apabila contoh kirim yang
ditetapkan terlalu banyak akan menyita banyak waktu pada proses seleksi.