Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS KEMURNIAN BENIH

Disusun Oleh :

Ana Fauziah J3G119007

Annisa Lutfitasari J3G1190 10

Arya Octafani J3G119013

Asmuna Maulidya J3G119014

Azmi Khairunnissa J3G119015

Bintra Bifatihah J3G119016

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN


MASYARAKAT PERTANIAN
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN ........................................................................................ Error! Bookmark not defined.


1.1 Latar Belakang ................................................................................... Error! Bookmark not defined.
1.2 Tujuan ................................................................................................. Error! Bookmark not defined.
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................. Error! Bookmark not defined.
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... Error! Bookmark not defined.
METODOLOGI ........................................................................................... Error! Bookmark not defined.
3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................ Error! Bookmark not defined.
3.2 Alat dan Bahan.................................................................................. Error! Bookmark not defined.
HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... Error! Bookmark not defined.
4.1 Hasil..................................................................................................... Error! Bookmark not defined.
4.2 Pembahasan ........................................................................................ Error! Bookmark not defined.
KESIMPULAN ............................................................................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara agraris yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian disektor
pertanian. masyarakat Indonesia sangat bergantung pada komoditas pertanian. untuk itu sangat
diperlukan benih dengan mutu dan varietas tinggi untuk menunjang hasil pertanian. mutu benih
mencakup mutu fisik, fisiologis, dan genetis, serta memenuhi persyaratan kesehatan benih.
Pengujian mutu benih dilakukan untuk mengetahui kualitas dan mutu dari benih. penggunaan
benih yang murni dan memastikan benih tidak tercampur dengan varietas lain ataupun kotoran
benih lainnya maka diperlukan pengujian kemurnian pada benih dengan menggunakan meja
kemurnian.
Pada prinsipnya analisis kemurnian benih di laboratorium adalah memisahkan contoh
benih dalam 3 (tiga) komponen benih yang murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih.
Selanjutnya ketiga komponen tersebut dipresentasekan berdasarkan beratnya. Benih murni adalah
benih yang sesuai dengan pernyataan pengirim atau secara dominan ditemukan di dalam contoh
benih termasuk benih-benih varietas lain dalam jenis tanaman tersebut. Benih tanaman lain adalah
benih tanaman selain yang dimadsudkan oleh pengirim. Kotoran benih meliputi benih dan bagian
dari benih serta bahan-bahan lain yang bukan bagian dari benih seperti, benih rusak tanpa lembaga,
pecahan benih dengan ukuran ½ atau kurang dari ½ ukuran normal, sekam, cangkang benih, kulit
benih, dan sebagainya. Bahan lain yang merupakan kotoran benih yang bukan merupakan bagian
dari benih antara lain tanah, pasir, batu, daun, batang, jerami, dan sebagainya.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum yaitu diharapkan dapat menentukan komponen benih
berdasarkan presentase berat komponen benih dalam contoh benih yang mencerminkan komposisi
benih dalam lot, dan untuk mengidentifikasi benih tanaman lain dan kotoran benih dalam contoh
benih.

1.3 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada praktikum ini yaitu:
a.) Bagaimana persentase berat komponen benih yang di uji saat praktikum?
b.) Bagaimana cara mengidentifikasi benih tanaman lain dan kotoran benih dalam contoh
benih?
c.) Apakah tujuan dari dilakukannya uji analisis kemurnian benih?
d.) Apakah yang dimaksud dengan benih murni, beih tanaman lain dan kotoran benih?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada prinsipnya benih dan biji itu berbeda. Seringkali benih dan bji diartikan sama. Benih
adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau
mengembangbiakan tanaman (Pasal 1 Ayat 4 UU RI No 12 Tahun 1992). Sedangkan biji yaitu
bakal biji dari tumbuhan bunga telah masak yang sudah siap tanam atau disemaikan.
Benih dengan mutu dan varietas yang unggul akan meningkatkan kuliatas hasil produksi
pertanian, permasalahan perbenihan yang berhubungan dengan mutu benih dapat muncul pada saat
produksi benih, prosessing, penyimpanan dan pada proses pengujian mutu benih. benih sebagai
sarana produksi yang selalu diharapkan tersedia tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis dan tepat
harga, sangat ditentukan oleh ketetapan dalam perencanaan jumlah dan jenis benih yang akan
diprosuksi, distribusi dan pemasarannya (Kamil, 1979).
Benih yang memiliki mutu tinggi ditentukan oleh faktor fisik dan genetik. Faktor faktor
genetic adalah benih yang berasal dari varietas-varietas yang memiliki genotip yang baik seperti
hasil produksi tinggi, tahan terhadap hama penyakit, responsive terhadap kondisi pertumbuhan
yang lebih baik, atau tahan terhadap cekaman abiotok (Kartasapoetra, 1992). Mutu fisik benih
diukur dari kebersihan benih, bentuk dan ukuran, dan warna cerah yang homogen serta benih tidak
mengalami kerusakan mekanis atau kerusakan karena serangan hama dan penyakit (Eny Widajati,
2013). Sedanglan menurut (Kamil,1986) faktor fisik adalah benih bermutu tunggi dengan
kemurnian yang tinggi, daya kecambah yang tinggi, bebas dari kotoran dan rerumoutan serat babas
dari hama dab penyakit serta kadar air yang rsndah. Yang termasuk ke dalam kategori benih murni
dari suatu species adalah benih masak dan utuh, benih yang berukuran kecil, mengerut tidak
masak, benih yang telah berkecambah sebelum diuji dan pecahan benih yang ukurannya lebih
besar dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu
termasuk ke dalam species yang dimaksud (Justice, 1990).
Kemurnian benih adalah suatu tingkatan kebersihan dari benih yang bebas dari benih
tanaman lain dan kotoran benih yang dinyatakan dalam persentase (%). Analisis kemurnian benih
dilakukan untuk menentukan mutu benih. tujuan analisis kemurnian benih adalah untuk
menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot
benih (Heddy G 20, 2000).
Menurut Kuswanto (1997) uji kemurnian benih sebainya merupakan uji pertama kali
dilakukan. Benih murni yang dipakai itu baru kemudian dipakai untuk uji yang lain, yaitu
persentase kadar air dan viabilitas benih. hal ini dilakukan karena nilai yang ingi diperoleh adalah
nilai dari benih murni, bukan dari benih campuran.

BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada :
Praktikum ini dilaksanakan pada:
Hari, Tanggal : Senin, 11 November 2019
Waktu : Pukul 07.00 – 11.00 WIB
Tempat : Bertempat di Green House IPB Gunung Gede.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu meja kerja (meja kemurnian), pinset,
sendok, spatula, kaca pembesar, dan analytical balance. Bahan yang digunakan adalah benih
cabi, jagung, kacang tanah, bayam, kedelai, dan kacang panjang.
1. Benih ditimbang sesuai ketentuan pada tabel 15 sebagai contoh kerja.
No Benih Ditanam Berat Contoh Kerja
1 Jagung 50 g

2 Kacang Tanah 50 g

3 Kedelai 20 g

4 Cabai 5g
5 Bayam 2g

6 Kacang Panjang 20 g

2. Setiap benih diidentifikasi satu persatu secara visual berdasarkan penampakan morfologi (bentuk,
ukuran, warna, kemelengkingan, tekstur, bagian luar) dan atau penampakan di bawah cahaya.
3. Semua benih tanaman lain dan kotoran benih yang ditemukan, diambil dan dipisahkan dari benih
murni.
4. Setiap komponen ditimbang dalan satuan gram dengan tingkat ketelitian sama dengan contoh
kerja dan hasilnya dicatat.
5. Perhitungan persentase benih murni dihitung dengan rumus sebagai berikut
𝐵𝑀
%BM = (𝐵𝑀+𝐵𝑇𝐿+𝐾𝐵) × 100%

6. Perhitungan persentase benih tanaman lain dihitung dengan rumus sebagai berikut:

BTL
% BTL = × 100%
(BM + BTL + KB)

7. Perhitungan persentase kotoran benih dihitung dengan rumus sebagai berikut :

KB
% KB = (BM%+BTL+KB)
× 100%
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

BM BTL KB Total
Tanaman Kel. gram % gram % gram % gram % CK FK
Jagung(Zea may) 1 47.05 93.85 2.83 5,64 0,25 0,49 50.13 99,98 50.14 0.020%
2 47,18 94 2,08 4,15 0,82 1,63 50.08 99,78 50.1 0.040%
3 47,47 94,90 0,90 1,80 1,65 3,30 50.02 100,00 50.09 0.140%
4 47,86 95,83 1,20 2,40 0,88 1,76 49.04 99,99 50.08 2.077%
5 46,53 92,80 2,94 5,86 0,66 1,31 50.13 99,97 50.14 0.020%
6 47,73 95,44 1,74 3,47 0,54 1,07 50.01 99,98 50.38 0.734%
Kedelai (Glycine max) 1 19,41 96,95 0,24 1.19 0.3 1.84 20.02 99.98 20.02 0.000%
2 17.77 90,71 0,18 0,18 1,64 8,37 19.59 99,24 19.74 0.760%
3 18,89 95,98 0,27 1,34 0,94 4,68 20.1 100 20.1 0.000%
4 18,13 92,59 0,20 1,02 1,25 0,38 19.58 99,99 20.17 2.925%
5 19,58 97,70 0,29 1,44 0,15 0,74 20.02 99,88 20.04 0.100%
6 18,58 93,50 0,19 0,95 1,10 5,50 19.87 99,95 20.32 2.215%
Kacang Hijau (Vigna
radiata) 1 18,18 90,07 1,24 6,18 0,63 3,14 20.05 99.95 20.07 0.100%
2 17,53 88 1,85 9,28 0,54 2,71 19.92 99,64 19.99 0.350%
3 17,55 88,05 1,39 6,97 0,99 4,96 19.93 99,98 20 0.250%
4 18,31 92,05 1,01 5,07 0,57 2,86 19.89 99,98 19.97 0.401%
5 18,37 91,35 0,95 4,75 0,68 3,40 20 100 20 0.000%
6 17,61 88,98 1,99 10,05 0,19 0,96 19.79 99,99 20.23 2.175%
Cabai (Capsicum annum) 1 1,69 83,66 0,30 14,85 0,03 1,48 2.02 2,05 2.05 1.463%
2 1,42 69,95 0,52 25,61 0,09 4,43 2.03 2,04 2.04 0.490%
3 1,29 64,17 0,62 32,33 0,07 3,48 2 2,01 2.01 0.498%
4 1,35 67,50 0,58 29,00 0,07 3,50 2 2,01 2.01 0.498%
5 1,41 69,80 0,57 28,21 0,01 0,49 1.99 2,02 2.02 1.485%
6 1,21 61.42 0.69 35.02 0.07 3.55 1.97 99.9 1.98 0.505%
Bayam (Amaranthus
tricolor) 1 1,81 80,72 0,18 8,82 0,05 2,45 20.02 99,98 20.02 0.000%
2 1,92 92,75 1,06 2,89 0,09 4,30 2.07 99,51 2.08 0.481%
3 1,84 84,02 0,29 13,24 0,06 2,74 2.19 99,55 2.2 0.455%
4 1,72 86,00 1,18 9,00 0,10 5,00 2 100 2.01 0.498%
5 1,57 76,58 1,37 18,04 0,11 5,36 2.05 99,98 2.05 0.000%
6 1,60 70,48 0,60 2,64 0,07 30,80 2.19 99,99 2.31 5.195%
Tabel 1 Data Analisis Kemurnian Benih
4.2 Pembahasan
Uji kemurnian benih merupakan kegiatan-kegiatan untuk menelaah tentang
kepositifan fisik komponen-komponen benih termasuk pula persentase berat dari benih
murni (pure seed), benih tanaman lain, dan kotoran pada masa benih.
Benih uji dipisahkan menjadi 3 komponen yaitu ;
a.) Benih murni
Benih murni adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/ spesies yang
sedang diuji. Yang termasuk benih murni diantaranya adalah:
a. Benih masak utuh
b. Benih yang berukuran kecil, mengkerut, tidak masak
c. Benih yang telah berkecambah sebelum diuji
d. Pecahan/ potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang sesungguhnya,
asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih tersebut termasuk kedalam spesies yang
dimaksud
e. Biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali.

Persentase benih murni berdasarkan data kelompok satu yaitu:


1. Benih murni pada benih jagung (Zea mays) persentasenya yaitu 93,5% .
2. Benih murni pada benih kedelai (Glycine max) persentasenya yaitu 96,95%
3. Benih murni pada benih kacang hijau (Vigna radiata) persentasenya yaitu 90,07%
4. Benih murni pada benih cabai (Capsicum annum) persentasenya yaitu 83,66%
5. Benih murni pada benih bayam (Amaranthus tricolor) persentasenya yaitu 80,72%.

b.) Benih varietas lain atau benih tanaman lain.


Benih varietas lain adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam contoh dan
tidak dimaksudkan untuk diuji.

Pesentase benih varietas lain berdasarkan data kelompok satu yaitu:


1. Persentase benih tanaman lain pada benih jagung (Zea mays) yaitu 5,64%
2. Persentase benih tanaman lain pada benih kedelai (Glycine max) yiatu 1,19%
3. Persentase benih tanaman lain pada benih kacang hijau (Vigna radiata) yaitu 6,18%
4. Persentase benih tanaman lain pada benih cabai (Capsicum annum) yaitu 14,85%
5. Persentase benih tanaman lain pada benih bayam (Amaranthus tricolor) yaitu 8,82%
c.) Kotoran benih, adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam contoh. Yang
termasuk kedalam kotoran benih adalah:
a. Benih dan bagian benih
b. Benih tanpa kulit benih
c. Benih yang terlihat bukan benih sejati
d. Biji hampa tanpa lembaga pecahan benih ≤ 0,5 ukuran normal
e. Cangkang benih ataupun batu.

d.) Persentase kotoran benih berdasarkan data kelompok satu yaitu :


1. Persentase kotoran benih yang didapat pada benih jagung (Zea mays) yaitu 0,49%
2. Persentase kotoran benih pada benih kedelai (Glycine max) yaitu 1,84%
3. Persentase kotoran benih pada benih kacang hijau (Vigna radiata) yaitu 3.14%
4. Persentase kotoran benih pada benih cabai (Capsicum annum) yaitu 1,48%
5. Persentase kotoran benih pada benih benih bayam (Amaranthus tricolor) yaitu 2,45%

Dari hasil persentase benih murni, benih tanaman lain dan kotoran benih yaitu
didapatkan contoh kerja pada saat pertama kali ditimbang yang masih tercampur dengan
tanaman lain dan kotoran benih yaitu seberat 50,14 gram dengan faktor koreksi 0,020%
untuk tanaman jagung. Sedangkan untuk tanaman kedelai didapatkan contoh kerja seberat
20,02 sehingga persentase pada faktor koreksi didapatkan 0,000%. Contoh kerja pada
tanaman kacang hijau, cabai dan bayam didapat secara berturut-turut 20,07 gram, 2,05
gram, 20,02 gram sehingga faktor koresinya yaitu 0,100%, 1,463%, 0,000%.
Pada data diatas dapat disimpulkan data contoh kerja dengan total memiliki hasil
yang berbeda meskipun tedapat data yang sama dengan contoh kerja. Hal ini bias saja
disebabkan karena perlakuan yang salah saat melakukan uji kemurnian pada benih, namun
hal ini cukup lazim terjadi. Pada data dengan hasil faktor koreksi 0,000% ini karena data
pada contoh kerja saat penimbangan awal dengan total dari jumalh benih murni, benih
tanaman lain dan kotoran benih menghasilkan daa yang sama.
Faktor koreksi adalah
KESIMPULAN
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa uji analisis kemurnian benih adalah
suatu kegiatan memisahkan benih murni, benih varietas lain atau benih tanaman lain dan
kotoran benih dan ditulis dalam persetase (%) dimana uji analisis kemurnian bertujuan
untuk menentukan komposisi benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih serta
pengujian benih bermutu.
Benih murni adalah benih yang sesuai dengan pernyataan pengirim atau secara
dominan ditemukandalam contoh benih termasuk semua benih varietas tanaman dan
kultivar dari spesies tersebut. Benih tanaman lain adalah unit benih tanaman spesies lain
yang terbawa selain benih murni. Kotoran benih adalah pecahan benih yang tidak
memenuhi persyaratan benih murni maupun benih tanaman lain, benih rusak, benih yang
kurang dari ½ ukura aslinya, pasir, sekam, cangkang benih, kulit benih dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang Dasar Repubik Indonesia Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman Bab
1 Ketentuan Umum Pasal 1 Ayat 4

Kamil, Jurnalis. 1979 Teknologi Benih 1 Abgkasa Raya, Padang

Dr. Ir. Eny Widajati, MS. 2013 Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan. IPB Science Techno Park. Bogor

Kartasapoetra, dkk., 1992.Teknologi Benih, Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum.

Rineka Cipta, Jakarta.

Justice, O. L dan Lois, N. Bass. 1990. Praktek dan Penyimpanan Benih. RajawaliPers: Jakarta

Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. Penerbit Andi, Yogyakarta

Heddy, G. 2000. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta

ANALISIS KEMURNIAN BENIH


Disusun Oleh :

Ana Fauziah J3G119007

Annisa Lutfitasari J3G1190 10

Arya Octafani J3G119013

Asmuna Maulidya J3G119014

Azmi Khairunnissa J3G119015

Bintra Bifatihah J3G119016


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT PERTANIAN
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN ........................................................................................ Error! Bookmark not defined.


1.1 Latar Belakang ................................................................................... Error! Bookmark not defined.
1.2 Tujuan ................................................................................................. Error! Bookmark not defined.
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................. Error! Bookmark not defined.
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... Error! Bookmark not defined.
METODOLOGI ........................................................................................... Error! Bookmark not defined.
3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................ Error! Bookmark not defined.
3.2 Alat dan Bahan.................................................................................. Error! Bookmark not defined.
HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... Error! Bookmark not defined.
4.1 Hasil..................................................................................................... Error! Bookmark not defined.
4.2 Pembahasan ........................................................................................ Error! Bookmark not defined.
KESIMPULAN ............................................................................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... Error! Bookmark not defined.

BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Indonesia adalah negara agraris yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian disektor
pertanian. masyarakat Indonesia sangat bergantung pada komoditas pertanian. untuk itu sangat
diperlukan benih dengan mutu dan varietas tinggi untuk menunjang hasil pertanian. mutu benih
mencakup mutu fisik, fisiologis, dan genetis, serta memenuhi persyaratan kesehatan benih.
Pengujian mutu benih dilakukan untuk mengetahui kualitas dan mutu dari benih. penggunaan
benih yang murni dan memastikan benih tidak tercampur dengan varietas lain ataupun kotoran
benih lainnya maka diperlukan pengujian kemurnian pada benih dengan menggunakan meja
kemurnian.
Pada prinsipnya analisis kemurnian benih di laboratorium adalah memisahkan contoh
benih dalam 3 (tiga) komponen benih yang murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih.
Selanjutnya ketiga komponen tersebut dipresentasekan berdasarkan beratnya. Benih murni adalah
benih yang sesuai dengan pernyataan pengirim atau secara dominan ditemukan di dalam contoh
benih termasuk benih-benih varietas lain dalam jenis tanaman tersebut. Benih tanaman lain adalah
benih tanaman selain yang dimadsudkan oleh pengirim. Kotoran benih meliputi benih dan bagian
dari benih serta bahan-bahan lain yang bukan bagian dari benih seperti, benih rusak tanpa lembaga,
pecahan benih dengan ukuran ½ atau kurang dari ½ ukuran normal, sekam, cangkang benih, kulit
benih, dan sebagainya. Bahan lain yang merupakan kotoran benih yang bukan merupakan bagian
dari benih antara lain tanah, pasir, batu, daun, batang, jerami, dan sebagainya.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum yaitu diharapkan dapat menentukan komponen benih
berdasarkan presentase berat komponen benih dalam contoh benih yang mencerminkan komposisi
benih dalam lot, dan untuk mengidentifikasi benih tanaman lain dan kotoran benih dalam contoh
benih.

1.3 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada praktikum ini yaitu:
e.) Bagaimana persentase berat komponen benih yang di uji saat praktikum?
f.) Bagaimana cara mengidentifikasi benih tanaman lain dan kotoran benih dalam contoh
benih?
g.) Apakah tujuan dari dilakukannya uji analisis kemurnian benih?
h.) Apakah yang dimaksud dengan benih murni, beih tanaman lain dan kotoran benih?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada prinsipnya benih dan biji itu berbeda. Seringkali benih dan bji diartikan sama. Benih
adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau
mengembangbiakan tanaman (Pasal 1 Ayat 4 UU RI No 12 Tahun 1992). Sedangkan biji yaitu
bakal biji dari tumbuhan bunga telah masak yang sudah siap tanam atau disemaikan.
Benih dengan mutu dan varietas yang unggul akan meningkatkan kuliatas hasil produksi
pertanian, permasalahan perbenihan yang berhubungan dengan mutu benih dapat muncul pada saat
produksi benih, prosessing, penyimpanan dan pada proses pengujian mutu benih. benih sebagai
sarana produksi yang selalu diharapkan tersedia tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis dan tepat
harga, sangat ditentukan oleh ketetapan dalam perencanaan jumlah dan jenis benih yang akan
diprosuksi, distribusi dan pemasarannya (Kamil, 1979).
Benih yang memiliki mutu tinggi ditentukan oleh faktor fisik dan genetik. Faktor faktor
genetic adalah benih yang berasal dari varietas-varietas yang memiliki genotip yang baik seperti
hasil produksi tinggi, tahan terhadap hama penyakit, responsive terhadap kondisi pertumbuhan
yang lebih baik, atau tahan terhadap cekaman abiotok (Kartasapoetra, 1992). Mutu fisik benih
diukur dari kebersihan benih, bentuk dan ukuran, dan warna cerah yang homogen serta benih tidak
mengalami kerusakan mekanis atau kerusakan karena serangan hama dan penyakit (Eny Widajati,
2013). Sedanglan menurut (Kamil,1986) faktor fisik adalah benih bermutu tunggi dengan
kemurnian yang tinggi, daya kecambah yang tinggi, bebas dari kotoran dan rerumoutan serat babas
dari hama dab penyakit serta kadar air yang rsndah. Yang termasuk ke dalam kategori benih murni
dari suatu species adalah benih masak dan utuh, benih yang berukuran kecil, mengerut tidak
masak, benih yang telah berkecambah sebelum diuji dan pecahan benih yang ukurannya lebih
besar dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu
termasuk ke dalam species yang dimaksud (Justice, 1990).
Kemurnian benih adalah suatu tingkatan kebersihan dari benih yang bebas dari benih
tanaman lain dan kotoran benih yang dinyatakan dalam persentase (%). Analisis kemurnian benih
dilakukan untuk menentukan mutu benih. tujuan analisis kemurnian benih adalah untuk
menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot
benih (Heddy G 20, 2000).
Menurut Kuswanto (1997) uji kemurnian benih sebainya merupakan uji pertama kali
dilakukan. Benih murni yang dipakai itu baru kemudian dipakai untuk uji yang lain, yaitu
persentase kadar air dan viabilitas benih. hal ini dilakukan karena nilai yang ingi diperoleh adalah
nilai dari benih murni, bukan dari benih campuran.

BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada :
Praktikum ini dilaksanakan pada:
Hari, Tanggal : Senin, 11 November 2019
Waktu : Pukul 07.00 – 11.00 WIB
Tempat : Bertempat di Green House IPB Gunung Gede.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu meja kerja (meja kemurnian), pinset,
sendok, spatula, kaca pembesar, dan analytical balance. Bahan yang digunakan adalah benih
cabi, jagung, kacang tanah, bayam, kedelai, dan kacang panjang.
8. Benih ditimbang sesuai ketentuan pada tabel 15 sebagai contoh kerja.
No Benih Ditanam Berat Contoh Kerja

1 Jagung 50 g

2 Kacang Tanah 50 g

3 Kedelai 20 g

4 Cabai 5g

5 Bayam 2g
6 Kacang Panjang 20 g

9. Setiap benih diidentifikasi satu persatu secara visual berdasarkan penampakan morfologi (bentuk,
ukuran, warna, kemelengkingan, tekstur, bagian luar) dan atau penampakan di bawah cahaya.
10. Semua benih tanaman lain dan kotoran benih yang ditemukan, diambil dan dipisahkan dari benih
murni.
11. Setiap komponen ditimbang dalan satuan gram dengan tingkat ketelitian sama dengan contoh
kerja dan hasilnya dicatat.
12. Perhitungan persentase benih murni dihitung dengan rumus sebagai berikut

𝐵𝑀
%BM = (𝐵𝑀+𝐵𝑇𝐿+𝐾𝐵) × 100%

13. Perhitungan persentase benih tanaman lain dihitung dengan rumus sebagai berikut:

BTL
% BTL = × 100%
(BM + BTL + KB)

14. Perhitungan persentase kotoran benih dihitung dengan rumus sebagai berikut :

KB
% KB = (BM%+BTL+KB)
× 100%
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

BM BTL KB Total
Tanaman Kel. gram % gram % gram % gram % CK FK
Jagung(Zea may) 1 47.05 93.85 2.83 5,64 0,25 0,49 50.13 99,98 50.14 0.020%
2 47,18 94 2,08 4,15 0,82 1,63 50.08 99,78 50.1 0.040%
3 47,47 94,90 0,90 1,80 1,65 3,30 50.02 100,00 50.09 0.140%
4 47,86 95,83 1,20 2,40 0,88 1,76 49.04 99,99 50.08 2.077%
5 46,53 92,80 2,94 5,86 0,66 1,31 50.13 99,97 50.14 0.020%
6 47,73 95,44 1,74 3,47 0,54 1,07 50.01 99,98 50.38 0.734%
Kedelai (Glycine max) 1 19,41 96,95 0,24 1.19 0.3 1.84 20.02 99.98 20.02 0.000%
2 17.77 90,71 0,18 0,18 1,64 8,37 19.59 99,24 19.74 0.760%
3 18,89 95,98 0,27 1,34 0,94 4,68 20.1 100 20.1 0.000%
4 18,13 92,59 0,20 1,02 1,25 0,38 19.58 99,99 20.17 2.925%
5 19,58 97,70 0,29 1,44 0,15 0,74 20.02 99,88 20.04 0.100%
6 18,58 93,50 0,19 0,95 1,10 5,50 19.87 99,95 20.32 2.215%
Kacang Hijau (Vigna
radiata) 1 18,18 90,07 1,24 6,18 0,63 3,14 20.05 99.95 20.07 0.100%
2 17,53 88 1,85 9,28 0,54 2,71 19.92 99,64 19.99 0.350%
3 17,55 88,05 1,39 6,97 0,99 4,96 19.93 99,98 20 0.250%
4 18,31 92,05 1,01 5,07 0,57 2,86 19.89 99,98 19.97 0.401%
5 18,37 91,35 0,95 4,75 0,68 3,40 20 100 20 0.000%
6 17,61 88,98 1,99 10,05 0,19 0,96 19.79 99,99 20.23 2.175%
Cabai (Capsicum annum) 1 1,69 83,66 0,30 14,85 0,03 1,48 2.02 2,05 2.05 1.463%
2 1,42 69,95 0,52 25,61 0,09 4,43 2.03 2,04 2.04 0.490%
3 1,29 64,17 0,62 32,33 0,07 3,48 2 2,01 2.01 0.498%
4 1,35 67,50 0,58 29,00 0,07 3,50 2 2,01 2.01 0.498%
5 1,41 69,80 0,57 28,21 0,01 0,49 1.99 2,02 2.02 1.485%
6 1,21 61.42 0.69 35.02 0.07 3.55 1.97 99.9 1.98 0.505%
Bayam (Amaranthus
tricolor) 1 1,81 80,72 0,18 8,82 0,05 2,45 20.02 99,98 20.02 0.000%
2 1,92 92,75 1,06 2,89 0,09 4,30 2.07 99,51 2.08 0.481%
3 1,84 84,02 0,29 13,24 0,06 2,74 2.19 99,55 2.2 0.455%
4 1,72 86,00 1,18 9,00 0,10 5,00 2 100 2.01 0.498%
5 1,57 76,58 1,37 18,04 0,11 5,36 2.05 99,98 2.05 0.000%
6 1,60 70,48 0,60 2,64 0,07 30,80 2.19 99,99 2.31 5.195%
Tabel 1 Data Analisis Kemurnian Benih

4.2 Pembahasan
Uji kemurnian benih merupakan kegiatan-kegiatan untuk menelaah tentang
kepositifan fisik komponen-komponen benih termasuk pula persentase berat dari benih
murni (pure seed), benih tanaman lain, dan kotoran pada masa benih.
Benih uji dipisahkan menjadi 3 komponen yaitu ;
e.) Benih murni
Benih murni adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/ spesies yang
sedang diuji. Yang termasuk benih murni diantaranya adalah:
a. Benih masak utuh
b. Benih yang berukuran kecil, mengkerut, tidak masak
c. Benih yang telah berkecambah sebelum diuji
d. Pecahan/ potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang sesungguhnya,
asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih tersebut termasuk kedalam spesies yang
dimaksud
e. Biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali.

Persentase benih murni berdasarkan data kelompok satu yaitu:


6. Benih murni pada benih jagung (Zea mays) persentasenya yaitu 93,5% .
7. Benih murni pada benih kedelai (Glycine max) persentasenya yaitu 96,95%
8. Benih murni pada benih kacang hijau (Vigna radiata) persentasenya yaitu 90,07%
9. Benih murni pada benih cabai (Capsicum annum) persentasenya yaitu 83,66%
10. Benih murni pada benih bayam (Amaranthus tricolor) persentasenya yaitu 80,72%.

f.) Benih varietas lain atau benih tanaman lain.


Benih varietas lain adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam contoh dan
tidak dimaksudkan untuk diuji.

Pesentase benih varietas lain berdasarkan data kelompok satu yaitu:


6. Persentase benih tanaman lain pada benih jagung (Zea mays) yaitu 5,64%
7. Persentase benih tanaman lain pada benih kedelai (Glycine max) yiatu 1,19%
8. Persentase benih tanaman lain pada benih kacang hijau (Vigna radiata) yaitu 6,18%
9. Persentase benih tanaman lain pada benih cabai (Capsicum annum) yaitu 14,85%
10. Persentase benih tanaman lain pada benih bayam (Amaranthus tricolor) yaitu 8,82%
g.) Kotoran benih, adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam contoh. Yang
termasuk kedalam kotoran benih adalah:
f. Benih dan bagian benih
g. Benih tanpa kulit benih
h. Benih yang terlihat bukan benih sejati
i. Biji hampa tanpa lembaga pecahan benih ≤ 0,5 ukuran normal
j. Cangkang benih ataupun batu.

h.) Persentase kotoran benih berdasarkan data kelompok satu yaitu :


1. Persentase kotoran benih yang didapat pada benih jagung (Zea mays) yaitu 0,49%
2. Persentase kotoran benih pada benih kedelai (Glycine max) yaitu 1,84%
3. Persentase kotoran benih pada benih kacang hijau (Vigna radiata) yaitu 3.14%
4. Persentase kotoran benih pada benih cabai (Capsicum annum) yaitu 1,48%
5. Persentase kotoran benih pada benih benih bayam (Amaranthus tricolor) yaitu 2,45%

Dari hasil persentase benih murni, benih tanaman lain dan kotoran benih yaitu
didapatkan contoh kerja pada saat pertama kali ditimbang yang masih tercampur dengan
tanaman lain dan kotoran benih yaitu seberat 50,14 gram dengan faktor koreksi 0,020%
untuk tanaman jagung. Sedangkan untuk tanaman kedelai didapatkan contoh kerja seberat
20,02 sehingga persentase pada faktor koreksi didapatkan 0,000%. Contoh kerja pada
tanaman kacang hijau, cabai dan bayam didapat secara berturut-turut 20,07 gram, 2,05
gram, 20,02 gram sehingga faktor koresinya yaitu 0,100%, 1,463%, 0,000%.
Pada data diatas dapat disimpulkan data contoh kerja dengan total memiliki hasil
yang berbeda meskipun tedapat data yang sama dengan contoh kerja. Hal ini bias saja
disebabkan karena perlakuan yang salah saat melakukan uji kemurnian pada benih, namun
hal ini cukup lazim terjadi. Pada data dengan hasil faktor koreksi 0,000% ini karena data
pada contoh kerja saat penimbangan awal dengan total dari jumalh benih murni, benih
tanaman lain dan kotoran benih menghasilkan daa yang sama.
Faktor koreksi adalah

KESIMPULAN
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa uji analisis kemurnian benih adalah
suatu kegiatan memisahkan benih murni, benih varietas lain atau benih tanaman lain dan
kotoran benih dan ditulis dalam persetase (%) dimana uji analisis kemurnian bertujuan
untuk menentukan komposisi benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih serta
pengujian benih bermutu.
Benih murni adalah benih yang sesuai dengan pernyataan pengirim atau secara
dominan ditemukandalam contoh benih termasuk semua benih varietas tanaman dan
kultivar dari spesies tersebut. Benih tanaman lain adalah unit benih tanaman spesies lain
yang terbawa selain benih murni. Kotoran benih adalah pecahan benih yang tidak
memenuhi persyaratan benih murni maupun benih tanaman lain, benih rusak, benih yang
kurang dari ½ ukura aslinya, pasir, sekam, cangkang benih, kulit benih dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang Dasar Repubik Indonesia Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman Bab
1 Ketentuan Umum Pasal 1 Ayat 4

Kamil, Jurnalis. 1979 Teknologi Benih 1 Abgkasa Raya, Padang

Dr. Ir. Eny Widajati, MS. 2013 Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan. IPB Science Techno Park. Bogor

Kartasapoetra, dkk., 1992.Teknologi Benih, Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum.

Rineka Cipta, Jakarta.

Justice, O. L dan Lois, N. Bass. 1990. Praktek dan Penyimpanan Benih. RajawaliPers: Jakarta

Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. Penerbit Andi, Yogyakarta

Heddy, G. 2000. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai