Benih merupakan awal kehidupan untuk masa depan, peranannya dalam budidaya tidak digantikan
oleh karena itu mutlak harus ada, Benih merupakan salah satu factor yang menetukan keberhasilan
budidaya tanaman ,yang perannya tidak dapat digantikan dengan faktor lain, karena benih sebagai bahan
tanaman dan sebagai pembawa potensi genetik terutama untuk varietas-varietas unggul.
Kebutuhan benih sepanjang masa sehingga mutu harus terjamin sampai ketangan petani. Bermutu
berarti benih tersebut harus asli yang berarti mencerminkan karakteristik varietas yang diwakliinya sesuai
deskripsi; hidup, dapat tumbuh bila ditanam; sehat, agar tidak menyebarkan penyakit terbawa benih. Oleh
karena benih - benih yang dijual kepasaran haruslah benih unggul besertifikat agar petani menanam benih
yang bermutu untuk meminimalkan kerugian baik waktu, tenaga dan biaya. Untuk mengetahui apakan benih
yang diproduksi / akan ditanam bermutu ,dapat dipredikasi melalui pengujian mutu.
Pengujian mutu benih merupakan pengujian dilaboratorium yang sangat penting dalam proses
produksi, karena mutu suatu calon benih atau benih yang beredar dipasaran dapat diketahui.
TUJUAN PENGUJIAN :
Mendapatkan informasi/ keterangan yang akurat tentang mutu dari suatu lot/kelompok benih
yang digunakan untuk keperluan penanaman. Informasi/ keterangan tersebut diperlukan baik oleh
produsen/penangkar, pedagang, maupun pemakai benih.Selain itu dapat pula digunakan untuk
PRINSIP PENGUJIAN :
• Mengevaluasi mutu fisik, fisiologis dan genetis dengan menggunakan metode ilmiah yang hasilnya
Page 1
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
JENIS PENGUJIAN / ANALISA :
2. Analisis Kemurnian
1. Pengujian heterogenitas
3. Pengujian viabilitas
I. Pendahuluan
A. Tujuan
Untuk mengetahui kadar air benih dengan menggunakan metode yang sesuai bagi keperluan
pengujian.
B. Definisi
Kadar air benih ialah berat air yang hilang karena pemanasan, atau air yang dapat
dikumpulkan karena destilasi (dengan cara yang ditetapkan) yang dinyatakan dalam persen terhadap
C. Prinsip Umum
Page 2
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
Metode yang ditetapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan penguapan air sebanyak
mungkin tetapi dapat menekan terjadinya oksidasi, dekomposisi, maupun hilangnya zat-zat yang
mudah menguap.
D. Metode
Metode yang biasa digunakan pada penetapan kadar air ada 2 yaitu :
1. Metode oven
− Digunakan pada benih sayuran dan benih dengan kandungan minyak/protein tinggi.
− Menggunakan suhu (130 – 133)ºC selama 4 jam untuk benih jagung, 2 jam untuk
b. Benih tidak perlu dihancurkan atau diiris seperti halnya pada metode langsung.
II. Peralatan
A. Metode oven
Page 3
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
Alat yang digunakan pada metode ini yaitu oven, desikator, grinder, cawan/wadah ,
timbangan analitik, saringan (dengan ukuran lubang 0,50 mm; 1,00 mm; dan 4,00 mm), dan sarung
B. Metode cepat
Alat yang biasa digunakan pada metode ini yaitu moisture meter seperti Dole 400, tecator,
III. Prosedur
A. Metode Langsung
1. Contoh kirim harus dalam wadah kedap udara dan dalam keadaan tertutup.
3. Panaskan cawan dan tutup dalam oven selam 1 jam dengan suhu 130ºC, kemudian
4. Siapkan benih yang akan diukur kadar airnya. Benih yang berukuran besar harus
digiling/dipotong/diiris terlebih dahulu (kecuali untuk benih dengan kadar minyak atau iodium
yang tinggi)
7. Masukkan contoh kerja utuh atau yang telah digiling/diiris dengan berat sesuai ukuran wadah
yaitu :
b. > 8 cm : 10 gram
8. Masukkan contoh kerja ke dalam cawan dan timbang beserta tutupnya (M 2).
Page 4
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
9. Masukkan wadah yang berisi contoh kerja ke dalam oven (tutup cawan dibuka) pada suhu
10. Setelah selesai cawan ditutup dan dikeluarkan dari oven, kemudian didinginkan di dalam
12. Untuk benih dengan kadar air > 17% atau > 10% benih untuk kedelai dan >13% untuk benih
B. Metode cepat
3. Nilai kadar air benih merupakan nilai rata-rata dari dua kali pengukuran dengan syarat beda
dari 2 kali pengukuran tidak lebih sari 0,2%. Jika >0,2% maka pengukuran harus diulang
4. Prosedur penggunaan moisture meter sesuai dengan jenis dan tipe alat yang digunakan
IV. Perhitungan
Page 5
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
B. Rumus perhitungan kadar air dengan pengeringan pendahuluan
S1 x S 2
% KA = S1 + S2 -
100
Keterangan :
S1 : kadar air pada pengeringan I
S2 : Kadar air pada pengeringan II
V. Pelaporan Hasil
− Kadar air benih dinyatakan dalam persentase dengan 1 angka desimal baik penetapan dengan
− Pada pengukuran dengan moisture meter, jenis dan tipe alat yang digunakan harus dicantumkan
dalam keterangan.
Page 6
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
7. Triticum spp Gandum
Tabel 2. Contoh benih yang menggunakan metode oven suhu rendah konstan (103 ± 2)ºC
7 (17±1) jam
Tabel 3. Contoh benih yang menggunakan metode oven suhu tinggi konstan (130 - 133)ºC
2.ANALISIS KEMURNIAN
Page 7
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
I. Pendahuluan
A. Tujuan
1. Untuk menentukan komponen benih berdasarkan persentase berat komponen dalam contoh
B. Prinsip Umum
Secara umum prinsip kerja dari analisis kemurnian ialah memisahkan contoh benih dalam tiga
komponen yaitu komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih. Selanjutnya ketiga
C. Definisi
Adapun definisi dari masing-masing komponen yang dipisahkan pada analisis kemurnian yaitu
1. Benih Murni
- Benih yang sesuai dengan pernyataan pengiriman atau secara dominan ditemukan di dalam
- Benih utuh, benih muda, berukuran dibawah normal, mengkerut, dan benih sedikit rusak.
- Benih yang mulai berkecambah atau terserang penyakit selama masih dapat dikenali sesuai
dengan jenisnya (kecuali jika berubah menjadi sclerotia, smut balls, atau nematoda galls).
- Pecahan benih dengan ukuran > ½ ukuran semula (pengecualian untuk beberapa familia).
- Penentuan benih tanaman lain sebagai kotoran benih sama seperti penentuan benih murni.
3.Kotoran Benih
Page 8
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
- Benih yang terlihat jelas bukan benih sejati.
- Gabah hampa, floret (helai bunga berisi biji pada Compositae) steril yang tidak berisi benih.
- Sekam, kulit biji, lemma, palea, potongan batang/ranting/tangkai, daun, rambut, sklerotia,
Alat dan bahan yang digunakan pada analisis kemurnian yaitu mechanical divider (pembagi
mekanik), meja kemurnian, pinset, spatula, magnifier lamp, lup, timbangan analitik, plastik klip,
B. Cara Kerja
- Contoh kerja yang diambil setara dengan 2.500 butir (berat minimum contoh kerja
- Gunakan cara pembagian menggunakan metode dan alat yang telah ditetapkan.
- Alat dan metode yang biasa dipakai yaitu soil divider, conical divider, centrifugal divider,
rotary divider, modifikasi cara parohan, dan metode sendok (metode sendok hanya
digunakan untuk benih singel ukuran kecil atau untuk pengujian kesehatan benih).
- Timbang contoh kerja dalam satuan gram dengan tingkat ketelitian sebagai berikut :
Page 9
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
Berat Contoh Kerja (gr) Jumlah Desimal
< 1,000 4
1,000 – 9,999 3
10,00 – 99,99 2
100,0 – 999,9 1
> 1000 0
2. Pemisahan komponen
- Lakukan pemisahan komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih
III. Perhitungan
- Jumlahkan berat ketiga komponen yang ditemukan. Bandingkan dengan berat contoh kerja semula.
Jika terdapat kehilangan berat > 5% dari berat contoh kerja awal maka harus dilakukan
BM
% BM = x 100%
(BM + BTL + KB)
BTL
Page 10
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
% BTL = x 100%
(BM + BTL + KB)
KB
% KB = x 100%
(BM + BTL + KB)
Keterangan :
BM = Benih Murni
BTL = Benih Tanaman Lain
KB = Kotoran Benih
CK = Contoh Kerja
KBC = Kehilangan Berat Benih selama analisis
- Jika jumlah ketiga fraksi tidak sama dengan 100,0% (99,9% maupun 100,1%) maka dapat
ditambahkan atau dikurangkan 0,1% pada fraksi terbesar (biasanya pada fraksi benih murni).
Apabila lebih dari 0,1% maka perlu dilakukan pengecekan terhadap kesalahan.
- Fraksi yang < 0,05% ditulis trace (berarti ada tapi jumlahnya sedikit).
- Bila hasil analisis nol ditulis 0,0% (kolom-kolom pada kartu analisis tidak boleh dibiarkan kosong).
I. Pendahuluan.
A. Tujuan
Page 11
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
Pengujian daya berkecambah bertujuan untuk menentukan potensi kecambah maksimum dari suatu
lot benih, yang dapat digunakan untuk membandingkan mutu benih dari lot yang berbeda, dan
untuk menduga daya tumbuh di lapang, sehingga dapat diperkirakan kebutuhan benih pada waktu
tanam.
Pengujian daya tumbuh di lapang biasanya tidak memberikan hasil yang memuaskan karena tidak
dapat diulang dengan hasil yang akurat. Oleh karena itu, metode pengujian di laboratorium telah
dikembangkan dimana kondisi lingkungan dikendalikan sedemikian rupa untuk mendapatkan tingkat
1. Lingkungan :
Air (Kelembaban)
selama jangka waktu pengujian, karena air merupakan salah satu faktor yang mutlak
diperlukan dan dapat digantikan oleh faktor lain, dan tahap pertama dalam proses
Udara
Udara yang mengandung 20% O 2, 0,03% CO2 dan 80%N, kecuali untuk benih tanaman
air
Suhu
Setiap spesies menghendaki suhu optimal yang berbeda, oleh karena itu suhu saat
Cahaya
Page 12
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
Tidak setiap benih memerlukan cahaya untuk perkecambahannya, hanya spesies-spesies
tertentu.
2. Faktor lain :
Kekurangan unsur
Kerusakan mekanik
Karena pestisida
Karena serangga
Viabilitas
Dormansi
C. Definisi
i) Perkecambahan
Struktur esensial kecambah yang akan berkembang menjadi tanaman normal meliputi: sistem
Page 13
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
iv) Kecambah normal
Kecambah normal memperlihatkan potensi untuk berkembang lebih lanjut menjadi tanaman
yang normal dalam kondisi yang optimum( kelembaban, suhu dan cahaya yang sesuai).
Untuk dapat diklasifikasikan sebagai kecambah normal, kecambah harus memenuhi salah satu
kategori berikut :
v) Kecambah sempurna
(1) Kecambah yang semua struktur esensialnya berkembang dengan baik, lengkap, proposional
normal dan seoimbang, sebagaimana kecambah normal pada pengujian yang sama.
Kecambah yang termasuk criteria 1 dan 2 diatas, tetapi kecambah ini terserang cendawan
Kecambah tidak memperlihatkan potensi untuk berkembang menjadi tanaman normal, jika
ditumbuhkan dimedia yang berkualitas baik dan dibawah kondisi perkecambahan yang sesuai.
Satu unit benih yang dapat yang dapat menghasilkan lebih dari satu kecambah.
Page 14
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
Benih-benih yang tidak berkecambah sampai akhir periode pengujian dalam kondisi yang
- Benih keras
Benih yang tetap keras sampai akhir periode pengujian yang telah ditetapkan, jika
diakibaykan oleh kekerasan atau kekedapan kulitnya hingga tidak mampu berimbibisi
(menyerap air).
Benih keras merupakan salah satu bentuk dormansi, misalnya benih dari Fabaceae
(Leguminoceae)
- Benih segar
Benih-benih yang tidak dapat berkecambah dalam kondisi perkecambahan yang optimum,
mampu berimbibisi dan masih bersih, kuat serta memiliki potensi untuk berkembang
- Benih mati
Benih yang pada akhir pengujian tidak termasuk benih keras atau segar, biasanya ditandai
dengan benih busuk, lunak, berubah warna atau bercendawan dtidak menunjukkan tanda-
II. Prinsip
Pengujian daya berkecambah harus dilakukan pada benih murni yang berasaldari fraksi benih murni
Page 15
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
A. Bahan
Benih memerlukan persyaratan/kondisi lingkungan tertentu untuk dapat tumbuh mernjadi kecambah
dengan macam komoditi metode yang digunakan . Bahan yang dapat digunakan sebagai
substrat/media tumbuh adalah kertas (kertas saring,blotter atau towel) dan pasir, tanah atau
B. Peralatan
1. Alat penghitung
2. Alat pengecambah benih yaitu germinator cabinet atau germinator listrik atau ruang
3. Pinset
C. Pelaksanaan pengujian
1. Contoh kerja
Empat ratus (400) butir benih diambil secara acak dari fraksi benih murn. Jika sebelumnya
tidak dilakukan analisis kemurnian, maka 400 butir benih diambil secara acak dari contoh kirim
dan benih yang terambil tersebut harus sesuai dengan klasifikasi benih murni.
2. Metode tanam
Benih ditabur 4 ulangan masing- masing 100 butir. Jika ukuran substrat tidak mencukupi maka
jumlah 100 butir (perulangan) dapat ditabur dalam beberapa sub ulangan, masing-masing 50
Page 16
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
Untuk tiap komoditi membutuhkan persyaratan perkecambahan atau perlakuan lainnya seperti
Periode pengujian untuk tiap-tiap jenis benih seperti te rcantum pada tabel 1. Waktu yang digunakan
untuk pematahan dormansi sebelum pengujian tidak termasuk dalam periode pengujian.
V. Pengujian Ulang
1. Terdapat kesalahan dalam penilaian atau pengujian tidak cocok bagi benih yang bersangkutan
2. Jika benih masih dorman (masih terdapat banyak biji keras dan biji segar pada akhir
perhitungan). Pengujian ulang dilakukan dengan didahului pematahan dormansi yang cocok.
5. Adanya fitotoxisitas.
6. Perbedaan antar ulangan (ulangan tertinggi dan terendah) melebihi batas maksimum toleransi
V. Evaluasi kecambah
Page 17
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
Spescies tanaman
Sistematika taxonomi
Model perkecambahan
(padi, jagung)
b. Evaluasi kecambah
Evaluasi kecambah dilaksanakan terhadap kecambah yang tumbuh denagn kondisi optimum di
laboratorium. Kecamabah yang dievaluasi terbagi dalam 5 (lima) katagori yaitu , Kecambah
Page 18
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
c. Pedoman evaluasi kecambah
Rumus 50% tidak berlaku bila sekitar tunas/ tunas itu sendiri mengalami nekrotik
− Bila nekrotik dekat dengan tunas dan menyebabkan gangguan transformasi makanan →
abnormal.
3. Kecambah pecah
− Pada kasus jaringan rusak, pecah berat, kecambah dikatakan normal bila pada bagian
yang rusak tadi jaringan dapat tumbuh kembali dan pertumbuhan kecambah tidak
berbalik arah
− Bila akar, hipokotil, atau epikotil pecah dan mencapai lingkaran kedua atau ketiga →
abnormal
- Hipokotil, epikotil, atau mesokotil dengan spiral yang memutar-mutar > ½ panjangnya
→ abnormal
- Akar sekunder sebagai pengganti akar primer tumbuh baik dan cukup banyak →
normal
Page 19
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
6. Geotrop negatif
- Bila pada pengujian banyak kecambah yang akarnya menunjukkan geotropisme negatif,
- Kecambah dikatakan normal apabila salah satu kecambah yang muncul menunjukkan
kecambah normal.
VI. Perhitungan
c. Jumlah persentase kecambah normal, abnormal, biji keras, biji segar, dan biji mati harus 100%.
- biji keras dibulatkan terlebih dahulu daripada biji segar tidak tumbuh
biji segar tidak tumbuh dibulatkan terlebih dahulu daripada biji mati
Page 20
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
PENETAPAN HETEROGENITAS LOT BENIH
Tujuan :
Untuk mengetahui heterogenitas suatu lot benih yang membuat lot benih secara
teknis tidak dapat diterima untuk diambil contohnya
Catatan :
Tujuan pengambilan contoh benih untuk mendapatkan contoh dalam jumlah yang
sesuai untuk pengujian dan mempunyai komponen yang sama dengan lot benihnya
Prinsip :
Suatu lot benih tidak mungkin benar-benar homogen,walaupun hati2 dalam
pencampurannya.
Pada saat pengemasan dan transportasi terjadi pemisahan – pemisahan dr suatu
wadah
Kehomogenan tdk mungkin sempurna dgn pencampuran yg baik dpt tercapai
Lot benih yg terlalu heterogen , contoh kirim tidak mewakili lotnya,walaupun
metode pengambilan contohnya sesuai dgn pedoman contoh tsb dpt ditolak
u/ diuji
Kategori heterogenitas lot benih :
Heterogenitas yg dapat diterima (in-range heterogenity)
Page 21
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
Heterogenitasbenih dlm lot benih tidak beraturan ,tetapi distribusi komponen
benih merata (KM,DB),walaupun dr wadah yg berbeda dalam lot benih yg sama
Heterogenitas yg tidak dapat diterima (off-range heterogenity)
− Terjadi karena distribusi yg tidak merata dari karakteristik benih yg melebihi
batas toleransi yg dapat diterima mis:
− Adanya wadah yg secara ekstrim berbeda mutunya
− Pencampuran dr 2 lot benih yg berbeda mutunya dan pencampurannya tdk
efektif
Prosedur Pelaksanaan
2 (dua) prosedur :
1. Pengujian nilai H mencari nilai H untuk menentukan heterogenitas in-
range atau heterogenitas off-range
2. Pengujian nilai R mencari nilai R untuk mengecek kebenaran
heterogenitas off-range
1. Pengujian nilai H
a.
Pengambilan Contoh benih
Pengambilan contoh hrs mewakili lotnya/wadah
•
Beratsetiap wadah ± ½ contoh kirim
•
Jumlah wadah yang diambil contoh benihnya sesuai dgn ketentuan dalam tabel
•
intensitas pengambilan contoh untuk kriteria nilai H pada heterogenitas
Tabel intensitas pengambilan contoh untuk kriteria nilai H pada heterogenitas
Page 22
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
10 10 1,55 1,69 1,97 3,10
x́ =
∑X
N
x́ ( 100− x́ )
W =
n
V = N ( ∑ x 2 )−¿ ¿
Page 23
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
f : Unsur variasi teoritis yang dilipatgandakan untukmenghasilkan variasi
yang dapat diterima
∑ : Jumlah keseluruhan nilai
Pengujian mutu benih khusus tujuannya untuk menilai suatu lot benih lebih spesifik, atau untuk
mengatasi permasalahan yang muncul dilapangan, atau atas permintaan pengirim benih/ produsen.
2. Pengujian vigor
4. Pengujian viabilitas
Tujuan : Untuk menentukan berat perseribu butir dari suatu contoh kirim.
Prosedur Kerja :
1. Ambil 100 butir benih dari fraksi benih murni sebanyak 8 ulangan.
Page 24
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
2. Timbang masing-masing ulangan dalam gram dengan ketelitian seperti menimbang kemurnian.
3. Hitung varians (ragam), standar deviasi dan koefisien variasi dengan menggunakan rumus yang
telah ditetapkan.
Penetapan berat 1000 butir boleh dihitung apabila : koefisien varians untuk benih rumput-rumputan
yang lengket ≤ 6 dan untuk benih lainnya ≤ 4. Apabila koefisien varians melebihi dari limit yang
ditentukan seperti tersebut diatas, maka timbang 8 ulang lagi lalu hitung standar deviasi dari 16
ulangan, apabila masih melampaui limit buang ulangan yang menyimpang dari rata-rata.
Pelaporan :
Berdasarkan berat 100 butir dari 8 ulangan atau lebih, maka berat 1000 butir adalah 10 ( x̄ ),
2. Pengujian Vigor
Tujuan : Untuk mengetahui kamampuan benih tumbuh dilapangan dalam keadaan sub optimum.
Prosedur Kerja
- Tabur 400 benih dalam beberapa ulangan tergantung dari jenis benih dan luasan substrat
yang digunakan.
- Evaluasi/pengamatan
Pengamatan dilakukan yaitu antara pengamatan pertama dan pengamatan terakhir dengan
Page 25
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
- Tabur 400 butir benih dalam beberapa ulangan tergantung dari jenis benih dan luasan
- Evaluasi/pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap hari dengan menghitung jumlah kecambah yang normal.
- Pelaporan
3. Pengujian Heterogenitas
Pengujian Nilai H
Pengambilan contoh untuk pengujian heterogenitas berdasarkan ketentuan dan pedoman yang
berlaku
- Memisahkan menjadi 2 fraksi yaitu benih murni dan selain benih murni
- Melakukan pengamatan
- Mencatat jumlah kecambah normal, abnormal, benih segar tidak tumbuh dan mati.
d. Pelaporan
Page 26
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
Membuat laporan pelaksanaan kegiatan dan menghitung nilai H.
Tujuan :
2. Sangat berguna bagi benih-benih yang memerlukan jangka waktu lama untuk perkecambahannya
3. Dalam kasus pengujian daya kecambah, digunakan untuk menilai viabilitas biji segar tidak tumbuh
pada akhir masa pengujian , bila persentase biji segar tidak tumbuh ≥ 5% (terutama untuk benih
Prosedur Kerja :
1. Melunakkan benih dengan cara dilembabkan diantara kertas media yang basah selama 5 – 15
2. Membuat larutan TZ, dengan konsentrasi 1% untuk biji benih besar dan 0,5% untuk biji benih
3. Benih yang telah diletakkan/direndam kemudian diberi perlakuan pendahuluan seperti ditusuk,
diiris, di kupas. Pada saat perlakuan pendahuluan benih harus dijaga jangan sampai kering.
Kertas alas untuk melakukan hal tersebut harus basah dan benih yang telah diperlakukan
4. Setelah benih diperlakukan, dilakukan proses pewarnaan dengan cara benih ditiriskan dengan
saringan teh, rendam kembali dengan larutan Tetrazolium sampai terendam seluruhnya, kemudian
diletakkan di oven dengan suhu 300C. Lamanya proses pewarnaan tergantung jenis benihnya.
Page 27
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
5. Setelah proses pewarnaan benih harus segera diamati. Buang larutan Tetrazolium dan tiriskan
benih menggunakan saringan teh. Benih di cuci dengan air mengalir sampai bersih (bebas dari
larutan Tetrazolium), kemudian benih direndam dalam air bersih. Benih diamati pola
Pelaporan hasil : rata-rata persentase hasil pengujian ditulis dengan angka bulat (tanpa
Tujuan : Untuk mengetahui status (keadaan) kesehatan dari suatu kelompok benih . Informasi
Langkah-langkah Kerja :
1. Contoh Kerja :
a. Contoh kerja yang diperlukan sama dengan berat contoh kirim untuk pengujian mutu benih
2. Contoh kerja diambil sama dengan pengambilan contoh kerja kemurnian/daya kecambah.
3. Metode Pengujian
Dalam metode ini contoh benih diperiksa langsung dengan atau tanpa bantuan alat
Prosedur kerja :
1) Ambil 3 – 5 lembar kertas blotter/filter dan celupkan dalam air/aquades steril (kelembaban
2) Tabur benih yang akan diuji pada cawan petri diatas (a), jumlah benih tiap cawan petri
dapat 10, 25, atau 50 butir. Hal ini bergantung dari ukuran benih dan cawan petri yang
digunakan.
Page 28
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
3) Cawan petri (2) diinkubasikan dibawah sinar NUV ( Near Ultra Violet), Cold day light atau
neon biasa (TL) sebesar 40 watt yang dipasang sejajar, selama 7 – 8 hari, 12 jam gelap,
4) Setelah inkubasi selesai, amati jenis jamur yang tumbuh dibawah mikroskop stereo. Bila
kurang jelas identifikasinya, maka dapat di bantu dengan menggunakan mikroskop kompon.
Hal ini biasanya diperlukan sekali bagi analis pemula atau bila mengidentifikasi 2 jenis
jamur yang sifatnya hampir sama dibawah mikroskop stereo, namun sedikit/sangat berbeda
5) Membuat laporan hasil pengamatan dengan mencantumkan nama patogen dan persentasi
infeksi
Prosedur Kerja :
5) Masukkan sampel uji kedalam saringan fenwick larutkan dengan air yang mengalir
dan aduk hingga partikel tanah halus larut dan terbawa sampai saringan
penampungan.
6) Ambil partikel halus yang terapung, dan masukkan ke dalam wadah atau kertas
tissue.
Page 29
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
Page 30
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
SOAL PENGUJIAN LABORATORIES
Page 31
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
a. Mendapatkan informasi/ keterangan yang akurat tentang mutu suatu
kelompok benih yang digunakan untuk keperluan penanaman.
b. Mendapatkan informasi/ keterangan yang diperlukan oleh
produsen/penangkar,dan pedagang.
c. Pengecekan mutu dalam rangka pengawasan peredaran benih
d. Mendapatkan informasi/ keterangan yang akurat tentang mutu suatu
kelompok benih guna keperluan perdagangan dan pemakai benih dan
dapat pula digunakan untuk pengawasan peredaran benih,
Page 32
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
DATA DAYA BERKECAMBAH PADI
Kelompok I :
Page 33
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
U.04 1 64 25 2 5 0 4 KNO3 3%
2 69 20 3 5 0 3 24 jam
3 68 22 4 4 0 4
4 66 24 3 3 0 4
Kelompok II :
Page 34
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
2 44 48 4 2 0 2 48jam
3 45 46 5 1 0 5
4 41 50 3 2 0 4
Kelompok III :
Page 35
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
U.16 1 35 46 12 0 1 6
2 37 48 9 0 0 6
3 39 42 9 0 1 9
4 36 44 11 0 1 8
Kelompok IV :
Page 36
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
2 40 44 8 0 0 8
3 40 42 7 0 1 11
4 41 40 8 0 1 12
Kelompok V:
Page 37
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
2 73 18 2 5 0 2
3 75 17 2 5 0 1
4 76 17 4 7 0 3
Page 38
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
U.5 I 50,7332 55,6121 54,9828
II 47,3214 52,3093 51,6616
Page 39
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
U.11 I 49,9630 54,9644 54,3106
II 48,5509 53,5525 52,8959
Page 40
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
U.17 I 50,4482 55,3300 54,6994
II 48.9894 53,9021 53,2621
Page 41
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
U.23 I 45,8328 50.8322 50,4615
II 51,7585 56,7597 56,3832
Page 42
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
U.29 I 48,7273 53,5308 53,1626
II 51,5299 56,5020 56,1136
Page 43
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
HASIL ANALISIS KEMURNIAN FISIK
BENIH JAGUNG
KELOMPOK II
Page 44
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
HASIL ANALISIS KEMURNIAN FISIK
BENIH KEDELAI
KELOMPOK III
Page 45
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
HASIL ANALISIS KEMURNIAN FISIK
BENIH KEDELAI
KELOMPOK IV
Page 46
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
HASIL ANALISIS KEMURNIAN FISIK
BENIH KETIMUN
KELOMPOK V
Page 47
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
SOAL EVALUASI AKHIR
Page 48
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
b) Pengujian Daya Berkecambah,Penetapan Kadar Air Benih dan Analisis Kemurnian
c) Pengujian Vigor,Penetapan Heterogenitas,Penetapan berat 1000 butir,dan
pengujian kesehatan benih
d) Pernyataan diatas semuanya benar
Page 49
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS