Anda di halaman 1dari 49

PENGUJIAN MUTU BENIH DI LABORATORIUM

0leh : Sri Pandam Padminingsih,SP


PBT Madya
PENDAHULUAN :

Benih merupakan awal kehidupan untuk masa depan, peranannya dalam budidaya tidak digantikan

oleh karena itu mutlak harus ada, Benih merupakan salah satu factor yang menetukan keberhasilan

budidaya tanaman ,yang perannya tidak dapat digantikan dengan faktor lain, karena benih sebagai bahan

tanaman dan sebagai pembawa potensi genetik terutama untuk varietas-varietas unggul.

Kebutuhan benih sepanjang masa sehingga mutu harus terjamin sampai ketangan petani. Bermutu

berarti benih tersebut harus asli yang berarti mencerminkan karakteristik varietas yang diwakliinya sesuai

deskripsi; hidup, dapat tumbuh bila ditanam; sehat, agar tidak menyebarkan penyakit terbawa benih. Oleh

karena benih - benih yang dijual kepasaran haruslah benih unggul besertifikat agar petani menanam benih

yang bermutu untuk meminimalkan kerugian baik waktu, tenaga dan biaya. Untuk mengetahui apakan benih

yang diproduksi / akan ditanam bermutu ,dapat dipredikasi melalui pengujian mutu.

Pengujian mutu benih merupakan pengujian dilaboratorium yang sangat penting dalam proses

produksi, karena mutu suatu calon benih atau benih yang beredar dipasaran dapat diketahui.

TUJUAN PENGUJIAN :

Mendapatkan informasi/ keterangan yang akurat tentang mutu dari suatu lot/kelompok benih

yang digunakan untuk keperluan penanaman. Informasi/ keterangan tersebut diperlukan baik oleh

produsen/penangkar, pedagang, maupun pemakai benih.Selain itu dapat pula digunakan untuk

pengecekan mutu dalam rangka pengawasan peredaran benih.

PRINSIP PENGUJIAN :

• Mengevaluasi mutu fisik, fisiologis dan genetis dengan menggunakan metode ilmiah yang hasilnya

dapat dipertanggung jawabkan (memiliki reproducibility tinggi).

Page 1
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
JENIS PENGUJIAN / ANALISA :

I. Pengujian Standar terdiri dari

1. Penetapan kadar air.

2. Analisis Kemurnian

3. Pengujian daya berkecambah

II. Pengujian Khusus terdiri dari :

1. Pengujian heterogenitas

2. Penetapan berat 1000 butir

3. Pengujian viabilitas

4. Pengujian kesehatan benih

5. Pengujian kebenaran varietas

1. PENETAPAN KADAR AIR

I. Pendahuluan

A. Tujuan

Untuk mengetahui kadar air benih dengan menggunakan metode yang sesuai bagi keperluan

pengujian.

B. Definisi

Kadar air benih ialah berat air yang hilang karena pemanasan, atau air yang dapat

dikumpulkan karena destilasi (dengan cara yang ditetapkan) yang dinyatakan dalam persen terhadap

berat asli contoh benih.

C. Prinsip Umum

Page 2
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
Metode yang ditetapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan penguapan air sebanyak

mungkin tetapi dapat menekan terjadinya oksidasi, dekomposisi, maupun hilangnya zat-zat yang

mudah menguap.

D. Metode

Metode yang biasa digunakan pada penetapan kadar air ada 2 yaitu :

1. Metode oven

a. Suhu rendah konstan

− Menggunakan suhu (103±2)ºC selama (17±1) jam.

− Digunakan pada benih sayuran dan benih dengan kandungan minyak/protein tinggi.

b. Suhu tinggi konstan

− Menggunakan suhu (130 – 133)ºC selama 4 jam untuk benih jagung, 2 jam untuk

serealia lainnya, dan 1 jam untuk jenis tanaman lainnya.

− Digunakan pada benih dengan karbohidrat tinggi.

2. Metode cepat (menggunakan moisture tester)

a. Mengukur sifat fisika benih

b. Benih tidak perlu dihancurkan atau diiris seperti halnya pada metode langsung.

II. Peralatan

A. Metode oven

Page 3
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
Alat yang digunakan pada metode ini yaitu oven, desikator, grinder, cawan/wadah ,

timbangan analitik, saringan (dengan ukuran lubang 0,50 mm; 1,00 mm; dan 4,00 mm), dan sarung

tangan tahan panas/penjepit asbes.

B. Metode cepat

Alat yang biasa digunakan pada metode ini yaitu moisture meter seperti Dole 400, tecator,

supermatic, Kett, dll. Alat harus dudah dikalibrasi

III. Prosedur

A. Metode Langsung

1. Contoh kirim harus dalam wadah kedap udara dan dalam keadaan tertutup.

2. Contoh kerja terdiri dari 2 ulangan dan pengambilannya secara terpisah.

3. Panaskan cawan dan tutup dalam oven selam 1 jam dengan suhu 130ºC, kemudian

didinginkan dalam desikator.

4. Siapkan benih yang akan diukur kadar airnya. Benih yang berukuran besar harus

digiling/dipotong/diiris terlebih dahulu (kecuali untuk benih dengan kadar minyak atau iodium

yang tinggi)

5. Timbang wadah (cawan+tutup) sebelum digunakan (M1).

6. Penimbangan dilakukan dalam satuan gram dengan ketelitian 3 desimal.

7. Masukkan contoh kerja utuh atau yang telah digiling/diiris dengan berat sesuai ukuran wadah

yaitu :

a. < 8 cm : 4-5 gram

b. > 8 cm : 10 gram

8. Masukkan contoh kerja ke dalam cawan dan timbang beserta tutupnya (M 2).

Page 4
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
9. Masukkan wadah yang berisi contoh kerja ke dalam oven (tutup cawan dibuka) pada suhu

dan waktu sesuai dengan aturan.

10. Setelah selesai cawan ditutup dan dikeluarkan dari oven, kemudian didinginkan di dalam

desikator selama 30-45 menit.

11. Timbang cawan beserta isi dan tutup (M3).

12. Untuk benih dengan kadar air > 17% atau > 10% benih untuk kedelai dan >13% untuk benih

padi, dilakukan pengeringan pendahuluan.

B. Metode cepat

1. Sebelum dilakukan penetapan kadar air, contoh kirim dihomogenkan.

2. Pengukuran dilakukan dengan 2 ulangan (duplo)untuk setiap contoh benih

3. Nilai kadar air benih merupakan nilai rata-rata dari dua kali pengukuran dengan syarat beda

dari 2 kali pengukuran tidak lebih sari 0,2%. Jika >0,2% maka pengukuran harus diulang

dengan contoh kerja baru.

4. Prosedur penggunaan moisture meter sesuai dengan jenis dan tipe alat yang digunakan

(sebelum digunakan moisture meter harus dikalibrasi terlebih dahulu).

IV. Perhitungan

A. Rumus perhitungan kadar air tanpa pengeringan pendahuluan


M2 – M 3
% KA = x 100%
M2 – M 1
Keterangan :

M1 : berat wadah (gr)


M2 : berat wadah + contoh kerja basah (gr)
M3 : berat wadah + contoh kerja kering (gr)
Toleransi tidak lebih dari 0,2% (kecuali untuk benih pohon 0,3 – 2,5%)

Page 5
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
B. Rumus perhitungan kadar air dengan pengeringan pendahuluan

S1 x S 2
% KA = S1 + S2 -
100
Keterangan :
S1 : kadar air pada pengeringan I
S2 : Kadar air pada pengeringan II

V. Pelaporan Hasil

− Kadar air benih dinyatakan dalam persentase dengan 1 angka desimal baik penetapan dengan

metode oven maupun dengan moisture meter.

− Metode pengukuran dicantumkan dalam keterangan.

− Pada pengukuran dengan moisture meter, jenis dan tipe alat yang digunakan harus dicantumkan

dalam keterangan.

Tabel 1. Contoh benih yang harus dihancurkan

No. Nama Ilmiah Nama Indonesia


1. Arachis hypogaea Kacang tanah

2. Glycine max Kedelai

3. Ricinus communis Jarak

4. Oryza sativa Padi

5. Pisum sativum Kacang kapri

6. Phaseolus spp Kacang hijau, buncis

Page 6
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
7. Triticum spp Gandum

8. Vigna spp Kacang panjang

9. Zea mays Jagung

Tabel 2. Contoh benih yang menggunakan metode oven suhu rendah konstan (103 ± 2)ºC

No. Nama Ilmiah Nama Indonesia Lama Pengeringan


1. Arachis hypogaea Kacang tanah (17±1) jam

2. Brassica spp Kubis, kol, sawi, petsai (17±1) jam

3. Capsicum spp Cabe (17±1) jam

4. Raphanus sativus Lobak (17±1) jam

5. Glycine max Kedelai (17±1) jam

6. Solanum melongena Terong (17±1) jam

7 (17±1) jam

Tabel 3. Contoh benih yang menggunakan metode oven suhu tinggi konstan (130 - 133)ºC

No. Nama Ilmiah Nama Indonesia Lama Pengeringan


1. Citrulus lanatus Semangka 1 jam

2. Cucumis spp Mentimun 1 jam

3. Oryza sativa Padi 2 jam

4. Zea mays Jagung 4 jam

2.ANALISIS KEMURNIAN

Page 7
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
I. Pendahuluan

A. Tujuan

1. Untuk menentukan komponen benih berdasarkan persentase berat komponen dalam contoh

benih yang mencerminkan komposisi benih dalam lot.

2. Mengidentifikasi benih tanaman lain dan kotoran dalam contoh benih.

B. Prinsip Umum

Secara umum prinsip kerja dari analisis kemurnian ialah memisahkan contoh benih dalam tiga

komponen yaitu komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih. Selanjutnya ketiga

komponen tersebut dihitung persentasenya masing-masing terhadap berat contoh kerja.

C. Definisi

Adapun definisi dari masing-masing komponen yang dipisahkan pada analisis kemurnian yaitu

1. Benih Murni

- Benih yang sesuai dengan pernyataan pengiriman atau secara dominan ditemukan di dalam

contoh (termasuk benih-benih varietas lain dalam jenis tanaman tersebut).

- Benih utuh, benih muda, berukuran dibawah normal, mengkerut, dan benih sedikit rusak.

- Benih yang mulai berkecambah atau terserang penyakit selama masih dapat dikenali sesuai

dengan jenisnya (kecuali jika berubah menjadi sclerotia, smut balls, atau nematoda galls).

- Pecahan benih dengan ukuran > ½ ukuran semula (pengecualian untuk beberapa familia).

2.Benih Tanaman Lain

- Benih tanaman selain yang dimaksudkan oleh pengirim.

- Penentuan benih tanaman lain sebagai kotoran benih sama seperti penentuan benih murni.

3.Kotoran Benih

Page 8
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
- Benih yang terlihat jelas bukan benih sejati.

- Benih familia Leguminoceae (Fabaceae), Brassicaceae (Crusiferae), Cupressaceae, Pinaceae,

Taxaceae, dan Taxodiaceae yang terkelupas kulit bijinya.


- Kotiledon familia Leguminoceae (Fabaceae) yang terpisah dengan atau tanpa radikal.

- Pecahan benih dengan ukuran ≤ ½ ukuran awal.

- Benih rusak tanpa lembaga.

- Gabah hampa, floret (helai bunga berisi biji pada Compositae) steril yang tidak berisi benih.

- Sekam, kulit biji, lemma, palea, potongan batang/ranting/tangkai, daun, rambut, sklerotia,

smut galls, bunga, tanah, pasir batu


II. Alat, Bahan, dan Cara Kerja

A. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada analisis kemurnian yaitu mechanical divider (pembagi

mekanik), meja kemurnian, pinset, spatula, magnifier lamp, lup, timbangan analitik, plastik klip,

spidol, koleksi benih, contoh kerja.

B. Cara Kerja

1. Pengambilan Contoh Kerja

- Contoh kerja yang diambil setara dengan 2.500 butir (berat minimum contoh kerja

analisis kemurnian dapat dilihat pada tabel .......... ISTA 2005).

- Gunakan cara pembagian menggunakan metode dan alat yang telah ditetapkan.

- Alat dan metode yang biasa dipakai yaitu soil divider, conical divider, centrifugal divider,

rotary divider, modifikasi cara parohan, dan metode sendok (metode sendok hanya

digunakan untuk benih singel ukuran kecil atau untuk pengujian kesehatan benih).

- Timbang contoh kerja dalam satuan gram dengan tingkat ketelitian sebagai berikut :

Page 9
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
Berat Contoh Kerja (gr) Jumlah Desimal
< 1,000 4

1,000 – 9,999 3

10,00 – 99,99 2

100,0 – 999,9 1

> 1000 0

2. Pemisahan komponen

- Lakukan pemisahan komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih

sesuai kategorinya masing-masing.

- Timbang masing-masing komponen yang telah dipisahkan.

III. Perhitungan

- Jumlahkan berat ketiga komponen yang ditemukan. Bandingkan dengan berat contoh kerja semula.

Jika terdapat kehilangan berat > 5% dari berat contoh kerja awal maka harus dilakukan

pengulangan analisis dengan contoh kerja baru.

CK – (BM + BTL + KB)


% KBC = x 100%
CK
- Buat persentase masing-masing komponen dalam 1 desimal.

BM
% BM = x 100%
(BM + BTL + KB)
BTL

Page 10
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
% BTL = x 100%
(BM + BTL + KB)

KB
% KB = x 100%
(BM + BTL + KB)
Keterangan :
BM = Benih Murni
BTL = Benih Tanaman Lain
KB = Kotoran Benih
CK = Contoh Kerja
KBC = Kehilangan Berat Benih selama analisis

- Jika jumlah ketiga fraksi tidak sama dengan 100,0% (99,9% maupun 100,1%) maka dapat

ditambahkan atau dikurangkan 0,1% pada fraksi terbesar (biasanya pada fraksi benih murni).

Apabila lebih dari 0,1% maka perlu dilakukan pengecekan terhadap kesalahan.

IV. Pelaporan Hasil

- Persentase setiap fraksi dalam satu desimal.

- Fraksi yang < 0,05% ditulis trace (berarti ada tapi jumlahnya sedikit).

- Bila hasil analisis nol ditulis 0,0% (kolom-kolom pada kartu analisis tidak boleh dibiarkan kosong).

3.PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH

I. Pendahuluan.

A. Tujuan

Page 11
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
Pengujian daya berkecambah bertujuan untuk menentukan potensi kecambah maksimum dari suatu

lot benih, yang dapat digunakan untuk membandingkan mutu benih dari lot yang berbeda, dan

untuk menduga daya tumbuh di lapang, sehingga dapat diperkirakan kebutuhan benih pada waktu

tanam.

Pengujian daya tumbuh di lapang biasanya tidak memberikan hasil yang memuaskan karena tidak

dapat diulang dengan hasil yang akurat. Oleh karena itu, metode pengujian di laboratorium telah

dikembangkan dimana kondisi lingkungan dikendalikan sedemikian rupa untuk mendapatkan tingkat

perkecambahan yang optimal pada lot benih jenis tanaman tertentu.

B. Faktor –faktor yang mempengaruhi perkecambahan

1. Lingkungan :

 Air (Kelembaban)

Air sangat dibutuhkan untuk menjaga kelembaban. Kelembaban harus dipertahankan

selama jangka waktu pengujian, karena air merupakan salah satu faktor yang mutlak

diperlukan dan dapat digantikan oleh faktor lain, dan tahap pertama dalam proses

perkecambahan adalah imbibisi.

 Udara

Udara yang mengandung 20% O 2, 0,03% CO2 dan 80%N, kecuali untuk benih tanaman

air

 Suhu

Setiap spesies menghendaki suhu optimal yang berbeda, oleh karena itu suhu saat

pengujian daya berkecambah perlu diperhatikan.

 Cahaya

Page 12
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
Tidak setiap benih memerlukan cahaya untuk perkecambahannya, hanya spesies-spesies

tertentu.

2. Faktor lain :

 Kekurangan unsur

 Cuaca saat perkembangan biji

 Biji belum masak sempurna

 Kerusakan mekanik

 Rusak karena panas saat prosesing

 Karena pestisida

 Karena serangga

 Penyakit yang terbawa benih

 Viabilitas

 Dormansi

C. Definisi

i) Perkecambahan

Yang dimaksud perkecambahan dilaboratorium adalah proses perkembangan struktur esensial

kecambah melalui tahapan-tahapan dimana struktur esensial menunjukkan kemapuan untuk

berkembang secara normal dalam kondisi lingkungan yang sesuai.

ii) Persentase daya berkecambah

Proporsi berdasarkan jumlah (dinyatakan dalam persentase) yang menghasilkan kecambah

normal dalam kondisi yang sesuai dalam periode tertentu.

iii) Struktur esensial kecambah

Struktur esensial kecambah yang akan berkembang menjadi tanaman normal meliputi: sistem

perakaran, tunas, kotiledon, titik tumbuh, dan koleoptil (Poceae/Gramineae).

Page 13
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
iv) Kecambah normal

Kecambah normal memperlihatkan potensi untuk berkembang lebih lanjut menjadi tanaman

yang normal dalam kondisi yang optimum( kelembaban, suhu dan cahaya yang sesuai).

Untuk dapat diklasifikasikan sebagai kecambah normal, kecambah harus memenuhi salah satu

kategori berikut :

v) Kecambah sempurna

(1) Kecambah yang semua struktur esensialnya berkembang dengan baik, lengkap, proposional

(seimbang ) dan sehat.

(2) Kecambah dengan kerusakkan ringan

Kecambah yang memperlihatkan terjadinya kerusakkan ringan tertentu pada struktur

esensialnya dengan kerusakkan yang dapat diperbaiki sehingga kecambah berkembang

normal dan seoimbang, sebagaimana kecambah normal pada pengujian yang sama.

(3) Kecambah dengan infeksi sekunder

Kecambah yang termasuk criteria 1 dan 2 diatas, tetapi kecambah ini terserang cendawan

atau bakteri yang bukan berasal dari benih tersebut.

vi) Kecambah abnormal

Kecambah tidak memperlihatkan potensi untuk berkembang menjadi tanaman normal, jika

ditumbuhkan dimedia yang berkualitas baik dan dibawah kondisi perkecambahan yang sesuai.

vii) unit benih berkecambah banyak (multi germ seed unit)

Satu unit benih yang dapat yang dapat menghasilkan lebih dari satu kecambah.

viii) Benih-benih tidak berkecambah

Page 14
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
Benih-benih yang tidak berkecambah sampai akhir periode pengujian dalam kondisi yang

optimum diklasifikasikan menjadi :

- Benih keras

Benih yang tetap keras sampai akhir periode pengujian yang telah ditetapkan, jika

diakibaykan oleh kekerasan atau kekedapan kulitnya hingga tidak mampu berimbibisi

(menyerap air).

Benih keras merupakan salah satu bentuk dormansi, misalnya benih dari Fabaceae

(Leguminoceae)

- Benih segar

Benih-benih yang tidak dapat berkecambah dalam kondisi perkecambahan yang optimum,

mampu berimbibisi dan masih bersih, kuat serta memiliki potensi untuk berkembang

menjadi kecambah normal.

- Benih mati

Benih yang pada akhir pengujian tidak termasuk benih keras atau segar, biasanya ditandai

dengan benih busuk, lunak, berubah warna atau bercendawan dtidak menunjukkan tanda-

tanda perkembangan kecambah.

II. Prinsip

Pengujian daya berkecambah harus dilakukan pada benih murni yang berasaldari fraksi benih murni

pada analisis kemurnian.

III. Bahan dan Alat

Page 15
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
A. Bahan

Benih memerlukan persyaratan/kondisi lingkungan tertentu untuk dapat tumbuh mernjadi kecambah

normal.Persyaratan tumbuh adalah substrat/media tumbuh. Bahan yang diperlukan disesuaikan

dengan macam komoditi metode yang digunakan . Bahan yang dapat digunakan sebagai

substrat/media tumbuh adalah kertas (kertas saring,blotter atau towel) dan pasir, tanah atau

kompos buatan tidak direkomendasikan.

B. Peralatan

Peralatan yang digunakan untuk pengujian daya berkecambah adalah

1. Alat penghitung

2. Alat pengecambah benih yaitu germinator cabinet atau germinator listrik atau ruang

perkecambahan( germinator room)

3. Pinset

4. Meja daya berkecambah

C. Pelaksanaan pengujian

1. Contoh kerja

Empat ratus (400) butir benih diambil secara acak dari fraksi benih murn. Jika sebelumnya

tidak dilakukan analisis kemurnian, maka 400 butir benih diambil secara acak dari contoh kirim

dan benih yang terambil tersebut harus sesuai dengan klasifikasi benih murni.

2. Metode tanam

Benih ditabur 4 ulangan masing- masing 100 butir. Jika ukuran substrat tidak mencukupi maka

jumlah 100 butir (perulangan) dapat ditabur dalam beberapa sub ulangan, masing-masing 50

butir atau 25 butir.

Page 16
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
Untuk tiap komoditi membutuhkan persyaratan perkecambahan atau perlakuan lainnya seperti

ditetapkan pada tabel 1.

Metode tanam menggunakan media kertas sbb:

- Pada Kertas/PK ( Top of paper)

- Antara kertas/AK (Between paper)

- Antar kertas kipas (Pleated paper)

Metode tanam menggunakan media pasir sbb:

- Pada Pasir( Top of sand/TS)

- Dalam pasir (in Sand/S)

IV. Periode pengujian

Periode pengujian untuk tiap-tiap jenis benih seperti te rcantum pada tabel 1. Waktu yang digunakan

untuk pematahan dormansi sebelum pengujian tidak termasuk dalam periode pengujian.

V. Pengujian Ulang

Pengujian ulang harus dilakukan apabila :

1. Terdapat kesalahan dalam penilaian atau pengujian tidak cocok bagi benih yang bersangkutan

2. Jika benih masih dorman (masih terdapat banyak biji keras dan biji segar pada akhir

perhitungan). Pengujian ulang dilakukan dengan didahului pematahan dormansi yang cocok.

3. Sulit mengevalusi kecambah normal.

4. Serangan penyakit yang tidak diketahui (terdapat banyak infeksi sekunder).

5. Adanya fitotoxisitas.

6. Perbedaan antar ulangan (ulangan tertinggi dan terendah) melebihi batas maksimum toleransi

V. Evaluasi kecambah

a. Penggolongan dalam evaluasi bibit

Page 17
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
 Spescies tanaman

 Berdasarkan struktur morfologi

A. Tanaman pertanian dan hortikultura

B. Tanaman pohon/keras : tanaman tahunan dan berkayu.

 Sistematika taxonomi

1. Monokotil : Padi, Jagung, Sorgum

2. Dikotil : Kedelai, Kc Tanah, Kubis.

3. Conifer : Pinus, Cemara.

 Model perkecambahan

1. Epigeal (kotiledon diatas tanah) : Legume

2. Hipogeal (kotiledon didalam tanah) : Pisum sp

 Sifat pertumbuhan batang/tunas pucuk

1. Epikotil tidak memanjang ( kubis, cabe, kapas)

2. Epikotil memanjang ( legume, timun, kc tanah )

3. Tidak ada pemanjangan batang, tunas pucuk terbungkus oleh seludang/koleoptil

(padi, jagung)

4. Hipokotil berumbi (Cylamen)

 Pertumbuhan sistem perakaran

1. Akar primer sangat penting

2. Akar sekunder diperhitungkan dalam penilaian

b. Evaluasi kecambah

Evaluasi kecambah dilaksanakan terhadap kecambah yang tumbuh denagn kondisi optimum di

laboratorium. Kecamabah yang dievaluasi terbagi dalam 5 (lima) katagori yaitu , Kecambah

normal, Kecambah abnormal, Benih keras, Biji segar, Biji mati.

Page 18
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
c. Pedoman evaluasi kecambah

1. Kotiledon, daun – daun primer rusak → gunakan rumus 50 %.

Rumus 50% tidak berlaku bila sekitar tunas/ tunas itu sendiri mengalami nekrotik

2. Nekrotik pada kotiledon

− Bila nekrotik dekat dengan tunas dan menyebabkan gangguan transformasi makanan →

abnormal.

− Tunas (terminal bud) nekrotik → abnormal

3. Kecambah pecah

− Berlaku juga untuk akar

− Pada kasus jaringan rusak, pecah berat, kecambah dikatakan normal bila pada bagian

yang rusak tadi jaringan dapat tumbuh kembali dan pertumbuhan kecambah tidak

berbalik arah

− Bila akar, hipokotil, atau epikotil pecah dan mencapai lingkaran kedua atau ketiga →

abnormal

Cara melihat : hipokotil/epikotil/akar dipotong melintang

4. Kecambah melingkar (loops) dan spiral/melilit

- Hipokotil membentuk huruf U tertutup → abnormal

- Hipokotil, epikotil, atau mesokotil dengan spiral yang memutar-mutar > ½ panjangnya

→ abnormal

5. Kecambah akar sekunder dapat mengganti akar primer

- Akar sekunder sebagai pengganti akar primer tumbuh baik dan cukup banyak →

normal

(Phaseolus, Pisum, Poaceae, Cucurbitaceae, dan Malvaceae)

Page 19
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
6. Geotrop negatif

- Bila pada pengujian banyak kecambah yang akarnya menunjukkan geotropisme negatif,

maka perlu diulang dengan media pasir / tanah.

- Akar yang menunjukkan geotropisme negatif → kecambah abnormal

7. Multigerm Seed Unit( Apiaceae, Beta vulgaris ).

- Kecambah dikatakan normal apabila salah satu kecambah yang muncul menunjukkan

kecambah normal.

VI. Perhitungan

a. Hasil dihitung dari rata-rata 4 ulangan (@100 butir).

b. Persentase diambil yang mendekati angka bulat, ≥ 0,5 dibulatkan ke atas.

c. Jumlah persentase kecambah normal, abnormal, biji keras, biji segar, dan biji mati harus 100%.

VII. Pelaporan Hasil

a. Semua komponen dilaporkan dalam bentuk persen

b. Bulatkan keatas komponen dengan desimal terbesar

c. Jika terdapat komponen yang besar desimalnya sama, maka :

- kecambah abnormal dibulatkan terlebih dahulu daripada biji keras

- biji keras dibulatkan terlebih dahulu daripada biji segar tidak tumbuh

biji segar tidak tumbuh dibulatkan terlebih dahulu daripada biji mati

Page 20
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
PENETAPAN HETEROGENITAS LOT BENIH

Tujuan :

 Untuk mengetahui heterogenitas suatu lot benih yang membuat lot benih secara
teknis tidak dapat diterima untuk diambil contohnya
Catatan :
Tujuan pengambilan contoh benih untuk mendapatkan contoh dalam jumlah yang
sesuai untuk pengujian dan mempunyai komponen yang sama dengan lot benihnya
Prinsip :
 Suatu lot benih tidak mungkin benar-benar homogen,walaupun hati2 dalam
pencampurannya.
 Pada saat pengemasan dan transportasi terjadi pemisahan – pemisahan dr suatu
wadah
 Kehomogenan tdk mungkin sempurna dgn pencampuran yg baik dpt tercapai
 Lot benih yg terlalu heterogen , contoh kirim tidak mewakili lotnya,walaupun
metode pengambilan contohnya sesuai dgn pedoman contoh tsb dpt ditolak
u/ diuji
Kategori heterogenitas lot benih :
 Heterogenitas yg dapat diterima (in-range heterogenity)

Page 21
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
Heterogenitasbenih dlm lot benih tidak beraturan ,tetapi distribusi komponen
benih merata (KM,DB),walaupun dr wadah yg berbeda dalam lot benih yg sama
 Heterogenitas yg tidak dapat diterima (off-range heterogenity)
− Terjadi karena distribusi yg tidak merata dari karakteristik benih yg melebihi
batas toleransi yg dapat diterima mis:
− Adanya wadah yg secara ekstrim berbeda mutunya
− Pencampuran dr 2 lot benih yg berbeda mutunya dan pencampurannya tdk
efektif
Prosedur Pelaksanaan
2 (dua) prosedur :
1. Pengujian nilai H mencari nilai H untuk menentukan heterogenitas in-
range atau heterogenitas off-range
2. Pengujian nilai R mencari nilai R untuk mengecek kebenaran
heterogenitas off-range

1. Pengujian nilai H
a.
Pengambilan Contoh benih
Pengambilan contoh hrs mewakili lotnya/wadah

Beratsetiap wadah ± ½ contoh kirim

Jumlah wadah yang diambil contoh benihnya sesuai dgn ketentuan dalam tabel

intensitas pengambilan contoh untuk kriteria nilai H pada heterogenitas
Tabel intensitas pengambilan contoh untuk kriteria nilai H pada heterogenitas

∑ Wadah ∑ Wadah yg Kriteria nilai H untuk Kriteria nilai H untuk


dlm lot diambil Analisis kemurnian, penetapan benih lain
benih contoh daya berkecambah berdasarkan jumlah
benihnya

Non chaffy Chaffy Non chaffy Chaffy


seed seed seed seed
5 5 2,55 2,78 3,25 5.10

6 6 2,22 2,42 2,83 4.44

7 7 1,98 2,17 2.52 3,98

8 8 1,80 1,97 2.30 3.61

9 9 1,66 1,81 2.11 3.32

Page 22
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
10 10 1,55 1,69 1,97 3,10

11-15 11 1,45 1,58 1.85 2.90

16-25 15 1,19 1,31 1.51 2.40

26-35 17 1,10 1,2 1.40 2.20

36-49 18 1.07 1,16 1.36 2.13

> 50 20 0,99 1,09 1.26 2.00


Pelaksanaan Pengujian :
1. Dasar Penetapan Analisis Kemurnian
a) Menghitung contoh kerja kurang lebih 1000 butir
b) Memisahkan menjadi 2fraksi : Benih Murni (BM) dan selain BM
c) Menimbang kedua fraksi dan buat persentasenya
2. Dasar Penetapan daya berkecambah
a) Menabur benih sebanyak 100 butir/wadah
b) Meletakkan dlm germinator
c) Melakukan pengamatan (N,ABN, Benih segar, Mati),buat persentasenya
3. Dasar Penetapan benih lain berdasarkan jumlah
Menghitung contoh kerja kurang lebih 10000 butir.
RUMUS HETEROGENITAS :

x́ =
∑X
N

x́ ( 100− x́ )
W =
n

V = N ( ∑ x 2 )−¿ ¿

dimana nilai H : Nilai Heterogenitas


V
H= –f
W
Nilai H negative dilaporkan sebagai O (zero)
Dengan V : Ragam actual
W : Ragam
N : Jumlah wadah
X : Persentase berat fraksi penciri
x́ : rata-rata berat fraksi penciri
n : jumlah contoh kerja

Page 23
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
f : Unsur variasi teoritis yang dilipatgandakan untukmenghasilkan variasi
yang dapat diterima
∑ : Jumlah keseluruhan nilai

PENGUJIAN MUTU BENIH KHUSUS

Pengujian mutu benih khusus tujuannya untuk menilai suatu lot benih lebih spesifik, atau untuk

mengatasi permasalahan yang muncul dilapangan, atau atas permintaan pengirim benih/ produsen.

Pengujian mutu benih khusus meliputi:

1. Penetapan berat 1000 butir

2. Pengujian vigor

3. Penetapan heterogenitas kelompok/lot benih

4. Pengujian viabilitas

5. Pengujian kesehatan benih

1. Penetapan Berat 1000 Butir

Tujuan : Untuk menentukan berat perseribu butir dari suatu contoh kirim.

Prosedur Kerja :

1. Ambil 100 butir benih dari fraksi benih murni sebanyak 8 ulangan.

Page 24
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
2. Timbang masing-masing ulangan dalam gram dengan ketelitian seperti menimbang kemurnian.

3. Hitung varians (ragam), standar deviasi dan koefisien variasi dengan menggunakan rumus yang

telah ditetapkan.

Penetapan berat 1000 butir boleh dihitung apabila : koefisien varians untuk benih rumput-rumputan

yang lengket ≤ 6 dan untuk benih lainnya ≤ 4. Apabila koefisien varians melebihi dari limit yang

ditentukan seperti tersebut diatas, maka timbang 8 ulang lagi lalu hitung standar deviasi dari 16

ulangan, apabila masih melampaui limit buang ulangan yang menyimpang dari rata-rata.

Pelaporan :

Berdasarkan berat 100 butir dari 8 ulangan atau lebih, maka berat 1000 butir adalah 10 ( x̄ ),

dilaporkan dengan ketelitian yang sama dengan contoh kerja kemurnian.

2. Pengujian Vigor

Tujuan : Untuk mengetahui kamampuan benih tumbuh dilapangan dalam keadaan sub optimum.

Prosedur Kerja

Uji vigor dilakukan dengan 2 metode yaitu :

a. Metode Pengelompokan Kecambah

- Tabur 400 benih dalam beberapa ulangan tergantung dari jenis benih dan luasan substrat

yang digunakan.

- Simpan dalam germinator selama periode perkecambahan

- Evaluasi/pengamatan

Pengamatan dilakukan yaitu antara pengamatan pertama dan pengamatan terakhir dengan

memisahkan kecambah normal kuat dan kecambah normal kurang kuat.

- Menghitung presentase kecambah normal kuat

b. Metode Kecepatan Berkecambah

Page 25
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
- Tabur 400 butir benih dalam beberapa ulangan tergantung dari jenis benih dan luasan

substrat yang digunakan.

- Simpan dalam germinator selama periode perkecambahan

- Evaluasi/pengamatan

Pengamatan dilakukan setiap hari dengan menghitung jumlah kecambah yang normal.

- Pelaporan

Pelaporan dibuat dengan menghitung persentase kecambah vigor (normal kuat)

3. Pengujian Heterogenitas

Tujuan : Untuk mengetahui heterogenitas suatu lot (Kelompok) benih

Pengujian Nilai H

a. Pengambilan Contoh Benih

Pengambilan contoh untuk pengujian heterogenitas berdasarkan ketentuan dan pedoman yang

berlaku

b. Pengujian berdasarkan kemurnian

- Menghitung contoh kerja kurang lebih 1000 butir

- Memisahkan menjadi 2 fraksi yaitu benih murni dan selain benih murni

- Menimbang kedua fraksi dan buat presentasinya.

- Dihitung dengan menggunakan rumus heterogenitas

c. Pengujian dengan Berdasarkan Daya Kecambah

- Menabur benih sebanyak 100 butir dari tiap wadah

- Meletakkan dalam germinator

- Melakukan pengamatan

- Mencatat jumlah kecambah normal, abnormal, benih segar tidak tumbuh dan mati.

d. Pelaporan

Page 26
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
Membuat laporan pelaksanaan kegiatan dan menghitung nilai H.

4. Pengujian Viabilitas Benih secara Biokemis (TZ test)

Tujuan :

1. Untuk mengetahui viabilitas (daya hidup) benih secara cepat.

2. Sangat berguna bagi benih-benih yang memerlukan jangka waktu lama untuk perkecambahannya

atau bagi benih-benih yang mempunyai masa dorman sangat panjang.

3. Dalam kasus pengujian daya kecambah, digunakan untuk menilai viabilitas biji segar tidak tumbuh

pada akhir masa pengujian , bila persentase biji segar tidak tumbuh ≥ 5% (terutama untuk benih

padi yang mempunyai sifat dorman)

Prosedur Kerja :

1. Melunakkan benih dengan cara dilembabkan diantara kertas media yang basah selama 5 – 15

jam atau direndam dalam air selama 2 – 4 jam.

2. Membuat larutan TZ, dengan konsentrasi 1% untuk biji benih besar dan 0,5% untuk biji benih

kecil dengan PH larutan 7,0.

3. Benih yang telah diletakkan/direndam kemudian diberi perlakuan pendahuluan seperti ditusuk,

diiris, di kupas. Pada saat perlakuan pendahuluan benih harus dijaga jangan sampai kering.

Kertas alas untuk melakukan hal tersebut harus basah dan benih yang telah diperlakukan

direndam dalam air.

4. Setelah benih diperlakukan, dilakukan proses pewarnaan dengan cara benih ditiriskan dengan

saringan teh, rendam kembali dengan larutan Tetrazolium sampai terendam seluruhnya, kemudian

diletakkan di oven dengan suhu 300C. Lamanya proses pewarnaan tergantung jenis benihnya.

Page 27
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
5. Setelah proses pewarnaan benih harus segera diamati. Buang larutan Tetrazolium dan tiriskan

benih menggunakan saringan teh. Benih di cuci dengan air mengalir sampai bersih (bebas dari

larutan Tetrazolium), kemudian benih direndam dalam air bersih. Benih diamati pola

pewarnaannya satu-persatu dengan kaca pembesar.

Pelaporan hasil : rata-rata persentase hasil pengujian ditulis dengan angka bulat (tanpa

desimal). Toleransi antar ulangan sama dengan uji daya kecambah.

5. Pengujian Kesehatan Benih

Tujuan : Untuk mengetahui status (keadaan) kesehatan dari suatu kelompok benih . Informasi

tersebut dapat digunakan sebagai pembanding antara kelompok benih.

Langkah-langkah Kerja :

1. Contoh Kerja :

a. Contoh kerja yang diperlukan sama dengan berat contoh kirim untuk pengujian mutu benih

standar. Kecuali untuk hal-hal khusus.

2. Contoh kerja diambil sama dengan pengambilan contoh kerja kemurnian/daya kecambah.

3. Metode Pengujian

a. Pemeriksaan tanpa inkubasi yaitu pemeriksaan langsung terhadap benih kering

Dalam metode ini contoh benih diperiksa langsung dengan atau tanpa bantuan alat

pembesar, maupun mikroskop stereo.

b. Pemeriksaan setelah inkubasi yaitu inkubasi pada blotter/filter (kertas saring)

Prosedur kerja :

1) Ambil 3 – 5 lembar kertas blotter/filter dan celupkan dalam air/aquades steril (kelembaban

± 70 %), kemudian letakkan dalam cawan petri.

2) Tabur benih yang akan diuji pada cawan petri diatas (a), jumlah benih tiap cawan petri

dapat 10, 25, atau 50 butir. Hal ini bergantung dari ukuran benih dan cawan petri yang

digunakan.

Page 28
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
3) Cawan petri (2) diinkubasikan dibawah sinar NUV ( Near Ultra Violet), Cold day light atau

neon biasa (TL) sebesar 40 watt yang dipasang sejajar, selama 7 – 8 hari, 12 jam gelap,

12 jam terang secara bergantian.

4) Setelah inkubasi selesai, amati jenis jamur yang tumbuh dibawah mikroskop stereo. Bila

kurang jelas identifikasinya, maka dapat di bantu dengan menggunakan mikroskop kompon.

Hal ini biasanya diperlukan sekali bagi analis pemula atau bila mengidentifikasi 2 jenis

jamur yang sifatnya hampir sama dibawah mikroskop stereo, namun sedikit/sangat berbeda

bila dilihat dengan mikroskop kompon.

5) Membuat laporan hasil pengamatan dengan mencantumkan nama patogen dan persentasi

infeksi

c. Pengujian Nematoda Sista Kuning

Prosedur Kerja :

1) Pengambilan sampel tanah

2) Sampel tanah dibersihkan dan dikeringkan

3) Timbang sampel uji masing-masing 100 gram untuk 4 ulangan

4) Siapkan saringan fenwick dekat air kran yang mengalir.

5) Masukkan sampel uji kedalam saringan fenwick larutkan dengan air yang mengalir

dan aduk hingga partikel tanah halus larut dan terbawa sampai saringan

penampungan.

6) Ambil partikel halus yang terapung, dan masukkan ke dalam wadah atau kertas

tissue.

7) Hitung jumlah sista dalam setiap ulangan menggunakan mikroskop stereo.

Page 29
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
Page 30
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
SOAL PENGUJIAN LABORATORIES

Pilihlah kalimat yang paling benar dari soal dibawah ini


1. Penetapan Kadar air benih adalah menghitung :
a. Menghitung berat uap air yang hilang karena pemanasan
b. Menghitung berat uap air yang hilang karena pengeringan
c. Menghitung berat uap air yang hilang karena pemanasan( dengan cara yang
ditetapkan ) yang dinyatakan dalam persen terhadap berat asli contoh kerja
d. Menghitung berat uap air yang hilang karena pengeringan sesuai dengan aturan
yang ditetapkan ) yang dinyatakan dalam persentase terhadap berat awal contoh
kerja
2. Pada dasarnya Analisis kemurnian benih adalah :
a. Menentukan persentase komposisi contoh yang diuji untuk menentukan
komposisi lot benih
b. Mengidentifikasi berbagai species benih dan kotoran benih dalam contoh benih
c. Memisahkan contoh benih dalam 3 komponen
d. Memisahkan contoh benih dalam 3 komponen yaitu komponen benih
murni,benih tanaman lain dan kotoran benih,kemudian dipersentasekan
berdasarkan beratnya.
3. Pengujian Daya Berkecambah dilaboratorium tujuannya untuk :
a. Untuk mendapat gambaran gambaran pertumbuhan dari benih yang diuji yang
mendekati kenyataan dilapangan
b. Untuk menetukan potensi kecambah maximum dari sutu lot benih
c. Untuk membandingkan mutu benih dari lot yang berbeda
d. Untuk menetukan potensi kecambah maximum dari sutu lot benih,yang dapat
digunakan untuk membandingkan mutu benih dari lot yang berbeda dan untuk
menduga mutu benih sebagai bahan tanam
4. Pengujian Benih secara laboratories bertujuan untuk

Page 31
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
a. Mendapatkan informasi/ keterangan yang akurat tentang mutu suatu
kelompok benih yang digunakan untuk keperluan penanaman.
b. Mendapatkan informasi/ keterangan yang diperlukan oleh
produsen/penangkar,dan pedagang.
c. Pengecekan mutu dalam rangka pengawasan peredaran benih
d. Mendapatkan informasi/ keterangan yang akurat tentang mutu suatu
kelompok benih guna keperluan perdagangan dan pemakai benih dan
dapat pula digunakan untuk pengawasan peredaran benih,

Page 32
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
DATA DAYA BERKECAMBAH PADI

Kelompok I :

No Ulangan Evaluasi I Evaluasi Terakhir Ket


lab N N AB BSTT BK BM Direndam
U.01 1 70 16 6 5 0 3 KNO3 3%
2 68 12 12 3 0 5 24 jam
3 71 15 13 1 0 0
4 69 17 8 4 0 2

No Ulangan Evaluasi I Evaluasi Terakhir Ket


lab N N AB BSTT BK BM Direndam
U.02 1 71 17 3 6 0 3 KNO3 3%
2 73 18 2 5 0 2 24 jam
3 75 17 2 5 0 1
4 76 17 4 7 0 3

No Ulangan Evaluasi I Evaluasi Terakhir Ket


lab N N AB BSTT BK BM Direndam
U.03 1 69 20 2 7 0 0 KNO3 3%
2 71 18 3 4 0 1 24 jam
3 74 16 4 6 0 1
4 74 19 2 3 0 2

No Ulangan Evaluasi I Evaluasi Terakhir Ket


lab N N AB BSTT BK BM Direndam

Page 33
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
U.04 1 64 25 2 5 0 4 KNO3 3%
2 69 20 3 5 0 3 24 jam
3 68 22 4 4 0 4
4 66 24 3 3 0 4

No Ulangan Evaluasi I Evaluasi Terakhir Ket


lab N N AB BSTT BK BM Direndam
U.05 1 74 15 2 7 0 2 KNO3 3%
2 73 16 2 6 0 3 24 jam
3 76 14 3 6 0 3
4 74 16 2 5 0 3

No Ulangan Evaluasi I Evaluasi Terakhir Ket


lab N N AB BSTT BK BM Direndam
U.06 1 73 20 1 4 0 2 KNO3 3%
2 67 21 2 8 0 2 24 jam
3 67 22 2 5 0 2
4 67 20 3 7 0 3

DATA DAYA BERKECAMBAH PADI

Kelompok II :

No Ulangan Evaluasi I Evaluasi Terakhir Ket


lab N N AB BSTT BK BM Direndam
U.07 1 67 30 2 8 0 3 KNO3 3%
2 67 32 2 5 0 4 24 jam
3 65 35 2 5 0 3
4 64 33 2 8 0 3

No Ulangan Evaluasi I Evaluasi Terakhir Ket


lab N N AB BSTT BK BM Direndam
U.08 1 61 27 5 2 0 5 KNO3 3%
2 64 28 3 0 0 5 48jam
3 67 25 4 0 0 4
4 60 27 3 3 0 7

No Ulangan Evaluasi I Evaluasi Terakhir Ket


lab N N AB BSTT BK BM Direndam
U.09 1 50 42 4 1 0 3 KNO3 3%
2 52 40 3 2 0 3 48 jam
3 47 42 4 1 0 6
4 50 41 2 2 0 5

No Ulangan Evaluasi I Evaluasi Terakhir Ket


lab N N AB BSTT BK BM Direndam
U.10 1 42 50 3 2 0 3 KNO3 3%

Page 34
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
2 44 48 4 2 0 2 48jam
3 45 46 5 1 0 5
4 41 50 3 2 0 4

No Ulangan Evaluasi I Evaluasi Terakhir Ket


lab N N AB BSTT BK BM Direndam
U.11 1 45 45 4 2 0 4 KNO3 3%
2 42 47 5 3 0 3 48jam
3 48 44 2 4 0 2
4 44 44 6 2 0 4

No Ulangan Evaluasi I Evaluasi Terakhir Ket


lab N N AB BSTT BK BM Direndam
U.12 1 74 14 5 2 0 5 KNO3 3%
2 74 15 5 3 0 3 48jam
3 77 12 5 2 0 1
4 79 10 5 3 0 3

DATA DAYA BERKECAMBAH KEDELAI

Kelompok III :

No Ulangan Evaluasi I Evaluasi Terakhir Ket


lab N N AB BSTT BK BM
U.13 1 35 47 3 0 2 13
2 32 45 3 0 2 18
3 37 44 4 0 1 14
4 36 46 3 0 3 12

No Ulangan Evaluasi I Evaluasi Terakhir Ket


lab N N AB BSTT BK BM
U.14 1 43 37 4 0 2 14
2 42 36 4 0 2 16
3 40 37 5 0 2 16
4 42 38 6 0 2 12

No Ulangan Evaluasi I Evaluasi Terakhir Ket


lab N N AB BSTT BK BM
U.15 1 45 38 11 0 1 5
2 42 41 12 0 1 4
3 44 38 9 0 1 8
4 42 37 13 0 1 7

No Ulangan Evaluasi I Evaluasi Terakhir Ket


lab N N AB BSTT BK BM

Page 35
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
U.16 1 35 46 12 0 1 6
2 37 48 9 0 0 6
3 39 42 9 0 1 9
4 36 44 11 0 1 8

No Ulangan Evaluasi I Evaluasi Terakhir Ket


lab N N AB BSTT BK BM
U.17 1 37 45 10 0 0 8
2 39 48 4 0 1 8
3 40 41 11 0 1 7
4 38 50 8 0 0 4

No Ulangan Evaluasi I Evaluasi Terakhir Ket


lab N N AB BSTT BK BM
U.18 1 40 40 9 0 0 11
2 44 40 8 0 0 8
3 42 40 11 0 1 7
4 40 41 12 0 1 8

DATA DAYA BERKECAMBAH KEDELAI

Kelompok IV :

No Ulangan Evaluasi I Evaluasi Terakhir Ket


lab N N AB BSTT BK BM
U.19 1 50 37 7 0 0 6
2 52 32 10 0 0 8
3 53 33 9 0 0 8
4 54 30 10 0 0 7

No Ulangan Evaluasi I Evaluasi Terakhir Ket


lab N N AB BSTT BK BM
U.20 1 56 25 10 0 0 9
2 53 23 7 0 0 7
3 55 24 11 0 0 10
4 47 25 9 0 0 9

No Ulangan Evaluasi I Evaluasi Terakhir Ket


lab N N AB BSTT BK BM
U.21 1 37 50 9 0 0 10
2 32 52 7 0 0 7
3 33 53 10 0 0 11
4 30 54 9 0 0 9

No Ulangan Evaluasi I Evaluasi Terakhir Ket


lab N N AB BSTT BK BM
U.22 1 40 40 11 0 0 9

Page 36
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
2 40 44 8 0 0 8
3 40 42 7 0 1 11
4 41 40 8 0 1 12

No Ulangan Evaluasi I Evaluasi Terakhir Ket


lab N N AB BSTT BK BM
U.23 1 35 25 5 0 1 34
2 36 24 7 0 1 32
3 38 24 4 0 1 33
4 35 26 4 0 1 35

No Ulangan Evaluasi I Evaluasi Terakhir Ket


lab N N AB BSTT BK BM
U.24 1 55 16 5 0 2 22
2 57 17 5 0 1 21
3 56 15 5 0 0 24
4 56 16 5 0 0 23
DATA DAYA BERKECAMBAH KETIMUN

Kelompok V:

No Ulangan Evaluasi I Evaluasi Terakhir Ket


lab N N AB BSTT BK BM
U.25 1 74 14 5 2 0 5
2 74 15 5 3 0 3
3 77 12 5 2 0 1
4 79 10 5 3 0 3

No Ulangan Evaluasi I Evaluasi Terakhir Ket


lab N N AB BSTT BK BM
U.26 1 70 16 6 5 0 3
2 68 12 12 3 0 5
3 71 15 13 1 0 0
4 69 17 8 4 0 2

No Ulangan Evaluasi I Evaluasi Terakhir Ket


lab N N AB BSTT BK BM
U.27 1 67 30 2 8 0 3
2 67 32 2 5 0 4
3 65 35 2 5 0 3
4 64 33 2 8 0 3

No Ulangan Evaluasi I Evaluasi Terakhir Ket


lab N N AB BSTT BK BM
U.28 1 71 17 3 6 0 3

Page 37
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
2 73 18 2 5 0 2
3 75 17 2 5 0 1
4 76 17 4 7 0 3

No Ulangan Evaluasi I Evaluasi Terakhir Ket


lab N N AB BSTT BK BM
U.29 1 64 25 2 5 0 4
2 69 20 3 5 0 3
3 68 22 4 4 0 4
4 66 24 3 3 0 4

No Ulangan Evaluasi I Evaluasi Terakhir Ket


lab N N AB BSTT BK BM
U.30 1 73 20 1 4 0 2
2 67 21 2 8 0 2
3 67 22 2 5 0 2
4 67 20 3 7 0 3
DATA KADAR AIR OVEN PADI
DIOVEN 130 0 C SELAMA 2JAM
KELOMPOK I

No Ul M.1 M.2 M.3


Sample Berat cawan kosong Berat cawan isi Berat Cawan isi
(sblm dioven) (sesudah dioven)
U.1 I 47.5038 52,4800 51,8360
II 51.7321 56,7442 56,0931

U.2 I 49.5089 54,5100 53,8627


II 45,7831 50,7828 50,1326

U.3 I 51,9901 56,8892 56,2526


II 51,5710 56,5746 55,9293

U.4 I 52,7888 57,7700 57,1218


II 52,2214 57,2335 56,5769

Page 38
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
U.5 I 50,7332 55,6121 54,9828
II 47,3214 52,3093 51,6616

U.6 I 48,5862 53,5803 52,9249


II 44,4456 49,4363 48,7869

DATA KADAR AIR OVEN PADI


DIOVEN 130 0 C SELAMA 2JAM
KELOMPOK II

No Ul M.1 M.2 M.3


Sample Berat cawan kosong Berat cawan isi Berat Cawan isi
(sblm dioven) (sesudah dioven)
U.7 I 44,4782 49,4539 48,8120
II 50,9451 55,9326 55,2875

U.8 I 46,1599 51,0597 50,4227


II 51,6978 56,7170 56,0643

U.9 I 49,7882 54,6676 54,0344


II ,51,2384 56,2596 55,6130

U.10 I 49,7822 54,6676 54.0344


II 51,2384 56,2596 55,6130

Page 39
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
U.11 I 49,9630 54,9644 54,3106
II 48,5509 53,5525 52,8959

U.12 I 49,4844 54,3851 53,7473


II 52,9176 57,8417 57,2020

DATA KADAR AIR OVEN KEDELAI


DIOVEN 105 0 C SELAMA 17 JAM
KELOMPOK III

No Ul M.1 M.2 M.3


Sample Berat cawan kosong Berat cawan isi Berat Cawan isi
(sblm dioven) (sesudah dioven)
U.13 I 45,8330 50,6209 49,9888
II 51,7582 56,6031 55,9727

U14 I 45,4547 50,3041 49,6752


II 53,0157 57,9168 57,2785

U.15 I 44,2710 50,3041 49,6752


II 47,7482 57,9168 57,2785

U.16 I 48,3923 53,3395 52,6871


II 57,8234 58,6855 58,0393

Page 40
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
U.17 I 50,4482 55,3300 54,6994
II 48.9894 53,9021 53,2621

U.18 I 45,1931 49,8995 49,2689


II 48.9894 53,9021 53,2621

DATA KADAR AIR OVEN KEDELAI


DIOVEN 105 0 C SELAMA 17 JAM
KELOMPOK IV

No Ul M.1 M.2 M.3


Sample Berat cawan kosong Berat cawan isi Berat Cawan isi
(sblm dioven) (sesudah dioven)
U.19 I 48,7278 53,7299 53,0661
II 51,5301 56,5312 55,8625

U.20 I 51,6112 56,5894 55,9283


II 50,1827 55,0589 54,4178

U.21 I 49,9632 54,9531 54,5687


II 48,5507 53,6628 53,2681

U.22 I 49,4888 54,3507 53,9800


II 52,9170 57,8381 57,4533

Page 41
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
U.23 I 45,8328 50.8322 50,4615
II 51,7585 56,7597 56,3832

U.24 I 45,4596 50,1516 49,7971


II 53,0154 57,7335 57,4533

DATA KADAR AIR OVEN KETIMUN


DIOVEN 130 0 C SELAMA 1 JAM
KELOMPOK V

No Ul M.1 M.2 M.3


Sample Berat cawan kosong Berat cawan isi Berat Cawan isi
(sblm dioven) (sesudah dioven)
U.25 I 44,2703 49,3159 48,6835
II 47,7474 52,7595 52,3736

U.26 I 48,3918 53,3980 53,0225


II 53,8230 58,7441 58,3656

U.27 I 50,4499 55,2423 55,1053


II 48,9885 53,5987 53,5975

U.28 I 45,1930 50,1074 49,7360


II 46,3547 51,2748 50,8949

Page 42
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
U.29 I 48,7273 53,5308 53,1626
II 51,5299 56,5020 56,1136

U.30 I 51,6107 56,5308 56,2163


II 50,1825 59,0566 58,6754

HASIL ANALISIS KEMURNIAN FISIK


BENIH JAGUNG
KELOMPOK I

No.Lab BCK Awal BCK Akhir BM BTL KB


U.31 900 897,69 0,0 2,20

U.32 900 897,93 0,0 2,00

U.33 900 898,29 0,0 1,50

U.34 900 897,70 0,0 2,10

U.35 900 897,80 0,0 2,09

U.36 900 898,96 0,0 0,90

Page 43
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
HASIL ANALISIS KEMURNIAN FISIK
BENIH JAGUNG
KELOMPOK II

No.Lab BCK Awal BCK Akhir BM BTL KB


U.31 900 898,39 0,0 1,45

U.32 900 898,37 0,0 1,73

U.33 900 898,25 0,0 1,75

U.34 900 898,58 0,0 1,00

U.35 900 897,76 0,0 1,22

U.36 900 896,89 0,0 1,10

Page 44
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
HASIL ANALISIS KEMURNIAN FISIK
BENIH KEDELAI
KELOMPOK III

No.Lab BCK Awal BCK Akhir BM BTL KB


U.37 500 498,39 0,0 1,45

U.38 500 498,37 0,0 1,73

U.39 500 498,25 0,0 1,75

U.40 500 498,58 0,0 1,00

U.41 500 497,76 0,0 1,22

U.42 500 496,89 0,0 1,10

Page 45
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
HASIL ANALISIS KEMURNIAN FISIK
BENIH KEDELAI
KELOMPOK IV

No.Lab BCK Awal BCK Akhir BM BTL KB


U.43 500 497,69 0,0 2,20

U.44 500 497,93 0,0 2,00

U.45 500 498,29 0,0 1,50

U.46 500 497,70 0,0 2,10

U.47 500 497,80 0,0 2,09

U.48 500 498,96 0,0 0,90

Page 46
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
HASIL ANALISIS KEMURNIAN FISIK
BENIH KETIMUN
KELOMPOK V

No.Lab BCK Awal BCK Akhir BM BTL KB


U.49 70,01 69,91 0,0 0,07

U.50 70,02 69,90 0,0 0,09

U.51 70,02 69,91 0,0 0,08

U.53 70,01 69,91 0,0 0,09

U.54 70,00 69,899 0,0 0,10

U.55 70,04 69,88 0,0 0,16

Page 47
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
SOAL EVALUASI AKHIR

1. Pentingnya pengujian mutu benih secara laboratories adalah untuk :


a) Mendapatkan informasi yang akurat tentang mutu dari suatu lot benih
b) Keperluan sertifikasi dan pelabelan dan pengecekan mutu dalam rangka
pengawasan pemasaran
c) Pelayanan
d) Pernyataan diatas semuanya benar

2. Pengujian Mutu Benih yang dilaksanakan dilaboratorium adalah :


a) Pengujian Mutu benih standar dan pengujian khusus

Page 48
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS
b) Pengujian Daya Berkecambah,Penetapan Kadar Air Benih dan Analisis Kemurnian
c) Pengujian Vigor,Penetapan Heterogenitas,Penetapan berat 1000 butir,dan
pengujian kesehatan benih
d) Pernyataan diatas semuanya benar

3. Metode Penetapan Kadar air benih yang dilaksanakan dilaboratorium ialah :


a) Menggunakan Oven dan Alat Moisturetester
b) Metode langsung dan tidak langsung
c) Metode langsung suhu rendah konstan dan suhu tinggi konstan
d) Pernyataan diatas semuanya benar

4. Pengujian Daya berkecambah dilaksanakan dengan cara


a) Contoh kerja diambil secara acak sebanyak 400 butir dari benih murni
b) Ditabur atau ditanam sebanyak 400 butir 4 ulangan atau lebih tergantung besar
kecilnya benih
c) Metode UAK, UDK, Lipat ( kipas) tergantung komoditi yang diuji.
d) Pernyataan diatas semuanya benar

****************** SELAMAT BEKERJA ******************

Page 49
Pelatihan Sertifikasi dan Analis Benih Personil SHS

Anda mungkin juga menyukai