Anda di halaman 1dari 3

Membuat Kelengkeng Berbuah Sepanjang Tahun

Buah kelengkeng merupakan buah manis yang menjadi favorit masyarakat. Kelengkeng baik
untuk dikonsumsi langsung ataupun diolah menjadi makanan lain. Pada sejarahnya tanaman
kelengkeng merupakan tanaman yang tumbuh liar tanpa melalui budidaya. Akan tetapi
seiring meningkatnya pamor dari buah kelengkeng, maka meningkat pula para
pembudidayanya.

Tanaman kelengkeng sendiri memiliki pohon yang tidak terlalu tinggi dan besar. Buah dari
tanaman ini berwarna cokelat tua jika sudah matang dan dagingnya berwarna putih. Rasa
buahnya sangat manis dan daging buahnya sangat tebal. Sayangnya, seperti kebanyakan buah
di daerah tropis buah kelengkeng ini juga termasuk buah musiman dan tidak setiap saat
mampu berbunga dan berbuah.

Namun sekarang seiring dengan majunya teknologi pertanian dengan teknik off-season
tanaman kelengkeng dapat berbunga setiap saat.

Tanaman kelengkeng (Dimocarpus longan) adalah tanaman dataran tinggi yang memerlukan
suhu rendah. Di dataran rendah tanaman ini tetap bisa tumbuh namun akan sulit untuk
menghasilkan buah (mandul).

Namun pada tahun 2000 ditemukan varietas kelengkeng yang dapat ditanam di daerah
dataran rendah yang bersuhu panas bernama Diamond River. Saat ini varietas ini sudah
banyak dibudidayakan di Indonesia.
Pada tahun 1998 para ahli menemukan cara induksi pembungaan tanaman kelengkeng
dengan aplikasi KClO3. Dengan memberikan senyawa ini pohon kelengkeng terbukti dapat
merangsang pembentukan bunga. Diketahui ada tiga cara untuk mengaplikasikan KClO3
pada kelengkeng. Berikut penjelasannya.

1. Ditabur ke tanah

KClO3 dapat diberikan pada pohon kelengkeng dengan menaburkannya di bawah kanopi
atau sekitar perakaran pohon. Dosis yang dianjurkan adalah 1-8 gram/m2. Sayarat setelah
menabur senyawa ini ialah pastikan tidak ada hujan setelah perlakuan. Hujan akan
mengakibatkan bahan kimia yang diberikan akan tercuci sebelum terserap tanaman sehingga
tingkat keberhasilan rendah.

2. Disemprotkan ke daun

Perlakuan ini dilakukan seperti memberikan pupuk daun. Dosis yang diberikan pada
penyemprotan daun adalah 2 gram/liter. Syarat keberhasilan metode ini adalah jenis daun
pada saat aplikasi adalah daun tua, jika diberikan pada daun muda maka kemungkinan
berbunga akan rendah. Tanaman bisa diperlakukan lagi setelah 2 masa vegetatif/flush daun.

3. Injeksi batang

Metode ini dilakukan dengan menginjeksi KClO3 ke batang utama atau akar pohon, cara ini
dilakukan pada tanaman kelengkeng yang besar yang tidak memungkinkan disiram atau
disemprot. Dosis yang bisa diberikan untuk metode ini adalah 0,25 gram/cm.

Berdasarkan hasil penelitian perlakuan kimia dengan cara ditabur ke tanah mempunyai
tingkat keberhasilan yang lebih tinggi, sehingga sangat disarankan untuk menggunakan
metode ditabur.

Dalam aplikasi KClO3 ini tiap varietas tanaman kelengkeng memiliki daya respon yang
berbeda-beda. Misalnya jenis Sri Chompo lebih responsif dibanding dengan varietas Edaw.
Sri Chompo hanya memerlikan 1 gram KClO3/m2 untuk proses pembungaan sedangkan
varietas Edaw memerlukan dosis 4 gram KClO3/m2.

Adapun beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menunjang keberhasilan metode ini.
Berikut hal yang perlu dilakukan:

1. Bersihkan tanah dibawah kanopi dari kerikil, sampah dan gulma


2. Lakukan pemangkasan jika kanopi tanaman terlalu rimbun agar sinar matahari masuk dan
sirkulasi udara bagus. Jika ada beberapa ranting yang ujungnya daun muda maka dipangkas
ujung rantingnya.
3. Larutkan bahan kimia dalam air sesuai dosis rekomendasi produk
4. Siramkan larutan tersebut ke bawah kanopi tanaman bagian luar
5. Seminggu setelah perlakuan dilakukan pemupukan menggunakan pupuk NPK dengan
dosis sesuai umur tanaman;

a) Umur 2-3 tahun: 0,2-0,5 kg/pohon


b) Umur 4-5 tahun: 0,5-1,0 kg/pohon
c) Umur 5 tahun ke atas: 1,0-1,5 kg/pohon

6. Lakukan penyiraman secara rutin, media yang kering akan memperlambat kelengkeng
berbunga dan berbuah
Perlakuan tersebut akan mengakibatkan perubahan hormon di ujung ranting sehingga
mengubah dari fase vegetatif ke generatif. Keberhasilan perlakuan akan terlihat 40-60 hari
kemudian yang ditandai dengan munculnya primordia bunga. Jika setelah 60 hari tidak
muncul, maka perlakuan yang dilakukan mengalami kegagalan. Setelah bunga mekar,
selanjutnya akan mengalami perubahan morfologi dan fisiologi pada buah sampai siap panen.

Buah siap dipanen 4-5 bulan setelah bunga mekar tergantung pada varietas. Setelah
pemanenan dilakukan pemupukan dengan pupuk organik dan diberi asam amino. Perlakuan
yang tersebut diatas jika dilakukan dengan benar dan tepat waktu akan mempercepat tanaman
klengkeng berbuah.

Setelah 72 hari dari waktu panen, pohon kelengkeng dapat diinduksi kembali menggunakan
KClO3. Apabila induksi dilakukan kurang dari waktu itu maka panjang malai yang
dihasilkan tidak akan maksimal.

Anggapan bahwa tanaman klengkeng yang tidak mau berbuah adalah jantan tidak benar,
tidak ada tanaman kelengkeng jantan atau betina. Dalam setiap malai bunga tanaman
kelengkeng pasti ada bunga jantan (Male 1) dan betina (Female) serta ada beberapa varietas
yang memiliki bunga hermaprodit (Male 2).

Anda mungkin juga menyukai