(Kode: A. 016400.007.01)
KEMENTERIAN PERTANIAN RI
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN
Jl. Harsono RM No.3 Ragunan Jakarta Selatan
2015
KATA PENGANTAR
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
I JUDUL 1
II KOMPETENSI DASAR 1
III IDIKATOR KOMPETENSI 1
IV LANGKAH KEGIATAN 1
V TEORI FUNGSIONAL 2
VI GAMBAR 3
VII ALAT DAN BAHAN 4
VIII KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA 4
IX EVALUASI/SOAL 5
X KUNCI JAWABAN 6
DAFTAR PUSTAKA 7
V. TEORI FUNGSIONAL
Identifikasi Produk :
Nama Produk : WINGRAN 70 WS
Jenis Produk : Insektisida
Bahan Aktif : Imidakloprid 70 %
Dosis: 2-4 gram/kg
Nama kimia : 1-(6-Chloro-3-Pyridymetyl)-N-nitroiminomidazolidin 2-
ylideneamine
Tidak menutup kemungkinan pestisida dengan merek lain dan bahan aktif
yang lain
VI. GAMBAR :
No Gambar Keterangan
1 Cara coating benih dengan a. Siapkan benih yang siap di
menggunakan pestisida coating
b. Siapkan pestisida sesuai
dengan dosis yang akan
digunakan
c. Masukkan benih yang akan
dilapisi dalam plastik dan
masukkan pestisida sesuai
dosis yang telah diberi air.
d. Tutup atas plastic dengan
tangan dan kocok benih
e. Keluarkan benih dan
keringkan
2 Cara coating benih dengan alat a. Siapkan benih yang siap di
coating coating
b. Siapkan pestisida sesuai
dengan dosis yang akan
digunakan
c. Masukkan benih yang akan
dilapisi dalam alat coating
dan masukkan pestisida
sesuai dosis yang telah
diberi air.
d. Hidupkan alat
e. Keluarkan benih dan
keringkan
IX. EVALUASI :
1. Sebutkan jenis dan dosis bahan perlakuan
benih sesuai jenis tanaman
2. Uraikanlah cara melakukan seed treatment!
3. Apa yang anda lakukan jika benih harus di
coating dengan segera karena permintaaan
pasar, sedangkan alat coating tenaga listrik
anda rusak
DAFTAR PUSTAKA
BAHAN AJAR
PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
INSTRUKTUR PRODUKSI BENIH
KODE PROGRAM PELATIHAN : A.0126201.01.15
(Kode: A. 016400.007.01)
KEMENTERIAN PERTANIAN RI
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN
Jl. Harsono RM No.3 Ragunan Jakarta Selatan
2015
KATA PENGANTAR
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
I JUDUL 1
II KOMPETENSI DASAR 1
III IDIKATOR KOMPETENSI 1
IV LANGKAH KEGIATAN 1
V TEORI FUNGSIONAL 2
VI GAMBAR 7
VII ALAT DAN BAHAN 8
VIII KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA 9
IX EVALUASI/SOAL 10
KUNCI JAWABAN 11
DAFTAR PUSTAKA 13
V. TEORI FUNGSIONAL
Pengemasan Benih
Bahan kemasan yang baik adalah bahan yang memiliki kekuatan dari
tekanan, tahan terhadap kerusakan, dan tidak mudah robek. Sifat lain
yang penting adalah mempunyai daya rekat (seability). Kuat, elastis, muda
diperoleh, murah, dan tahan lama.
Wadah simpan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2 (dua) macam
yakni wadah yang kedap udara dan wadah yang permeable (Widodo,
1991). Wadah kedap adalah wadah yang tidak memungkinkan lagi terjadi
pertukaran udara antara benih yang disimpan dengan lingkungannya,
sedangkan wadah permeabel adalah wadah yang masih memungkinkan
terjadinya pertukaran udara antara benih dengan lingkungannya.
Menurut Siregar (2000), contoh dari wadah yang permeabel adalah
karung goni, kantong kain, karung nilon, keranjang, kotak kayu, kertas,
karton dan papan serat yang tidak dilapisi lilin. Sedangkan wadah yang
tidak permeabel adalah kaleng logam, botol dan gelas.
Alat Pengemas
b. Bahan
1. Benih yang siap dikemas
IX. EVALUASI
1. Sebutkan jenis bahan pengemas benih
2. Uraikanlah cara melakukan pengemasan
benih!
3. Apa yang anda lakukan jika benih padi
harus di sealer dengan segera karena
permintaaan pasar, sedangkan alat sealer
tenaga listrik anda rusak
4. Apa yang harus anda lakukan sehubungan
dengan K3 pengemasan benih
5. Aturan apa yang harus diperhatikan
sebelum pengemasan benih
DAFTAR PUSTAKA
(Kode: A. 016400.007.01)
KEMENTERIAN PERTANIAN RI
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN
Jl. Harsono RM No.3 Ragunan Jakarta Selatan
2015
KATA PENGANTAR
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
I JUDUL 1
II KOMPETENSI DASAR 1
III IDIKATOR KOMPETENSI 1
IV LANGKAH KEGIATAN 1
V TEORI FUNGSIONAL 2
VI GAMBAR 4
VII ALAT DAN BAHAN 8
VIII KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA 8
IX EVALUASI/SOAL 9
KUNCI JAWABAN 10
DAFTAR PUSTAKA 11
V. TEORI FUNGSIONAL
1.Sarana penyimpanan disiapkan sesuai dengan jenis dan volume benih
1.1 Sebelum benih dilakukan penyimpanan perlu diperhatikan antara
lain :
a. Kadar air bahan Kadar Air Bahan Kadar air biji-bjian setelah
panen harus diturunkan sampai berkisar antara 9 sampai
dengan 14%. Kadar air yang tinggi akan memungkinkan
tumbuhnya jamur, sehingga bahan pangan akan berbau apek.
Jika faktor lain (suhu dan kelembaban gudang) tetap maka
semakin rendah kadar air, umur simpan benih akan semakin
panjang.
b. Suhu (temperatur) udara di ruang penyimpanan. Suhu sangat
berpengaruh terhadap umur simpan suatu bahan pangan. Suhu
yang tinggi akan menyebabkan biji-bijian cepat rusak karena
terjadinya kondensasi uap air di dalam ruang penyimpanan. Uap
air yang terkumpul akan mendorong tumbuhnya jamur dan
pembusukan. Suhu yang rendah akan memperpanjang umur
simpan. Untuk itu diperlukan pertukaran udara, yaitu
mengeluarkan udara panas dari dalam gudang dan
menggantinya dengan udara yang dingin, misalnya udara pagi.
Hal ini perlu dilakukan mengingat biji-bijian juga akan melakukan
respirasi yang menghasilkan panas, sehingga suhu udara di
sekitarnya meningkat.
c. Kelembaban udara (Relatif Humidity) di ruang penyimpanan.
Udara yang lembab mengandung uap air yang tinggi, sehingga
sangat berkorelasi terhadap tumbuhnya jamur. Oleh karena itu
perlu adanya penurunan kelembaban udara di ruang
penyimpanan. Hal-hal yang dapat digunakan untuk menurunkan
kelembaban udara adalah dengan melewatkan udara yang akan
masuk ke ruang penyimpanan melalui pengaturan fentilasi
gudang yang baik maka kelembaban udara relatif kering,
sehingga umur simpan benih dan akan lebih panjang.
Berdasarkan pada point 2 dan 3 maka seyogyanya setiap pagi
hari dilakukan pertukaran udara di dalam gudang dengan udara
luar yang dingin, namun telah diturunkan kelembabannya
menggunakan fentilasi gudang.
d. Hama gudang sebelum dilakukan penyimpanan benih, maka
harus dipastikan bahwa gudang terbebas dari hama. Semua
lubang yang memungkinkan hama masuk ke dalam gudang
harus ditutup sehingga tidak terjadi kontaminasi selama
penyimpanan berlangsung. Adanya hama di dalam gudang akan
meningkatkan resiko penularan suatu penyakit yang dibawa oleh
hama tersebut.
1.2 Sarana penyimpanan yang akan digunakan harus di sterilkan
dahulu bisa mengunakan fogging untuk gudang dan fumigasi
untuk kantong plastik sesuai dengan jenis dan volume benih
2. Tempat penyimpanan dikondisikan sesuai dengan persyaratan
penyimpanan dan jenis benih
2.1 Persyaratan penyimpanan apa bila mengunakan gudang bahan
yang disimpan harus bisa di tata dan diatur sedemikian rupa .
Sistem tumpukan dalam gudang sangat diperlukan dalam
rangka perhitungan jumlah tonasi serta dalam rangka
menentukan kekuatan tumpukan yang kaitanya dengan
perhitungan kapasitas gudang.
VI. Gambar
Tata letak tumpukan dalam gudang
2.2. Sistem tumpukan dalam gudang
Sistem tumpukan dalam gudang sangat dipelukan dalam rangka
perhitungan jumlah tonasi benih, serta dalam rangka menentukan
kekuatan tumpukan yang kaitanya dengan perhitungan kapasitas
gudang.
Ada beberapa sistem tumpukan dalam sistem tumpukan benih
yang disimpan dalam gudang yaitu :
- Sistem kunci 5 yakni : jumlah karung yang ditumpuk melintang
ada 2 dan yang membujur ada 3 karung dan ditumpuk keatas
secara berselingan.
- Sisyem kunci 8 yakni : jumlah karung yang tumpuk melintang
ada 3 dan yang membujur ada 5 karung dan ditumpuk keatas
secara berselingan
- Sistem kunci 10 yakni : jumlah karung yang ditumpuk
melintang ada 5 dan yang membujur ada 5 karung dan
ditumpuk secara berselingan
Dengan demikian setiap tumpukan dapat dihitung tonasinya
dengan mengetahui kunci yang digunakan, jumah sapnya, dan
jumlah tumpukan dalam 1 stapel serta jumlah volume benih yang
disimpan sudah ditentukan secara seragam, maka tonasi /
kapasitas gudang dapat dihitung secara tepat dan cepat.
4 Lantai gudang
a. Bahan lantai cor beton cor beton cor beton
bertulang rangka bertulang rangka
b. Daya beban lantai > 3,00 ton/m2 2,50 - 3,00 < 2,50 ton/m2
ton/m2
c. Tinggi lantai dari minimal 0,50 m minimal 0,30 m minimal 0,30 m
No Persyaratan Klasifikasi gudang
A B C
tanah
5 Talang air Baja lembaran Baja lembaran Baja lembaran
lapis seng/ pipa lapis seng/ pipa lapis seng/ pipa
PVC PVC PVC
6 Pintu gudang
a. Bahan pintu plat besi/ kayu plat besi/ kayu plat besi/ kayu
b. Lebar pintu minimal 4,00 m minimal 4,00 m minimal 3,00 m
c. Tinggi pintu minimal 3,50 m minimal 2,25 m minimal 2,25 m
d. Jumlah pintu minimal 2 pintu minimal 2 pintu minimal 1 pintu
e. Panjang kanopi minimal 4,00 m minimal 4,00 m minimal 3,00 m
7 Jarak ventilasi dari
a. Atap 0,75 -1,25 m 0,75 -1,25 m 0,30 –0,50 m
b, Lantai 0,50 m 0,50 m 0,50 m
8 Lebar teritis 0,90 – 1,10 m 0,90 – 1,10 m 0,90 – 1,10 m
Sumber : Sucofindo.1998
3. Teknologi Penyimpanan
Pada umumnya menyimpan benih dengan cara penyimpanan
dengan menggunakan kemasan/wadah seperti, karung plastik, karung
goni, pengki tenggok dan lain-lain. Kehilangan hasil saat penyimpanan
disebabkan oleh kondisi kemasan, tempat penyimpanan, gangguan
hama dan penyakit gudang dan keadaan cuaca setempat, kadar air
benih yang disimpan akan mengikuti kondisi keseimbangan udara
luar. Pada wadah yang kedap udara umumnya kadar air penyimpanan
tidak akan banyak mengalami perubahan, sedangkan pada konsisi
wadah yang tidak kedap udara kadar air benih akan mengikuti
perubahan sesuai dengan kelembaban udara sekitarnya.
Lama penyimpanan akan berpengaruh terhadap kualitas benih yang
dihasilkan. Pada kondisi kadar air tinggi yang akan diikuti dengan
kelembaban yang tinggi, kerusakan benih selama penyimpanan akan
semakin cepat.
NO JAWABAN
1 Sarana yang perlu dipersiapkan dalam penyimpanan sesuai
dengan jenis dan volume benih antara lain :
A..Peralatan dan perlengkapan yang diperlukan :
1. Peralatan
a. Alat tulis
b. Sealer
c. Alat ukur (termometer, hygrometer, timbangan)
2. Perlengkapan :
a. Alat pelindung diri
b. Bahan kemasan
c. Label benih
d. Bahan perlakuan
DAFTAR PUSTAKA