Hortikultura
Perempelan atau pemangkasan adalah penghilangan beberapa bagian tanaman. Biasanya
bagian yang dipangkas adalah bagian tanaman yang sudah tidak produktif lagi. Hal ini biasa
dilakukan untuk memperindah bentuk tanaman. Namun dalam petanian hortikultura,
perempelan dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas dengan merangsang pembentukan
bunga dan buah.
Tujuan dari pemangkasan adalah untuk membentuk tanaman dengan cara mengontrol atau
mengarahkan pertumbuhan tanaman, untuk menjaga kesehatan tanaman, atau untuk
meningkatkan hasil atau kualitas buah atau bunga yang dihasilkan.
Hal ini lebih sering dilakukan oleh penggiat tanaman hias. Tanaman bonsai misalnya. Dengan
melakukan perempelan, bonsai dapat diatur bentuknya sesuai keinginan. Namun bukan
berarti pengontrolan pertumbuhan tanaman hanya berlaku pada tanaman hias. Dalam budi
daya anggur misalnya, perempelan dilakukan agar tanaman tumbuh memanjang dan tidak
menghasilkan tunas cabang primer.
Menjaga Kesehatan Tanaman
Perempelan juga dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan tanaman. Hal ini biasa dilakukan
pada bagian tanaman yang sudah tertular penyakit. Contohnya pada tanaman cabai yang
terkena jamur atau bakteri yang menyerang daun sehingga terdapat bercak berwarna coklat.
Pada serangan awal, sebaiknya dilakukan perempelan pada daun yang terkena bakter/jamur
agar penyakit tidak menyebar, bahkan ke tanaman lain.
Hal ini disebabkan oleh peranan biologis tumbuhan. Pada fase generatif tanaman, perlakuan
perempelan menunjukkan paling berperan dalam pertumbuhan. Pada sebuah penelitian
tentang perempelan cabaii merah besar, Perlakuan perempelan interval 15 hari menunjukkan
hasil yang lebih baik.
Secara biologis, hal ini disebabkan karena dengan luka yang cukup lebar maka nutrisi yang
dibawa oleh jaringan xilem menuju keluar terhambat pada luka perempelan, begitu juga
dengan nutrisi yang dibawa oleh jaringan floem menuju ke dalam juga terhambat. Dengan
terjadinya peristiwa ini maka nutrisi yang dibawa oleh jaringan xilem dan floem tadi akan
berada pada luar luka perempelan dan membentuk tunas-tunas baru yang menghasilkan
bunga dan buah.
Pada dasarnya merusak jaringan xilem dan floem pada batang akan menghambat distribusi
hasil fotosintesis berupa karbohidrat dari daun ke akar. Sehingga hasil fotosintesis akan
menumpuk pada baguan atas tanaman. Kadar karbohidrat yang telah mencapai titik jenuh di
bagian daun ditambah rasio nitrogen dan karbohidrat 2 : 3 dan hormon auksin yang
diproduksi di bagian pucuk tanaman akan merangsang pembentukan bunga. Inilah yang
menyebabkan produksi tanaman holtikultura tinggi.
Dengan begitu banyaknya manfaat perempelan, tetap saja pasti ada risiko yang malah bisa
menimbulkan penyakit pada tanaman. Maka dari itu perempelan harus dilakukan secara hati-
hati, karena bisa memicu terjangkitnya penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan jamur
melalui bagian yang terluka.
Waktu
Waktu perempelan sebaiknya dilakukan pada sore hari, yaitu pada waktu yang tidak terlalu
panas dan tidak terlalu dingin untuk menghindari infeksi jamur dan bakteri.
Hal yang harus diperhatikan selanjutnya adalah bagian yang dipangkas. Bagian yang harus
dipangkas adalah cabang yang tidak produktif lagi, daun-daun tua dan tunas-tunas liar. Untuk
tanaman cabai merah besar contohnya, biasanya hanya disisakan empat lembar daun di
masing-masing pucuk produktif.
Alat yang steril
Jika perempelan menggunakan gunting pangkas ataupun pisau, pastikan gunting/pisau bersih
dan tidak berkarat. Ini dilakukan untuk mencegah penyakit.
Aplikasi cat, ter atau parafin dilakukan untuk menutup luka bekas perempelan untuk
menghindari serangan hama dan penyakit.
Perempelan tanaman biasanya dilakukan secara rutin sesuai kebutuhan. Beberapa tanaman
yang butuh perempelan secaran rutin seperti apel, jeruk, cabai, anggur, melon dll.
Referensi:
http://digilib.unikal.ac.id/index.php?p=fstream&fi...
http://student-research.umm.ac.id/index.php/dept_o...