Anda di halaman 1dari 7

1.

PENDAHULUAN
Bahan tanam adalah bagian tanaman yang digunakan untuk memulai/ mengawali
budidaya tanaman. Secara agronomis, bahan tanam dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu
benih dan bibit.
Benih adalah bahan tanam berupa biji, merupakan hasil pengabungan dua gamet yang
terjadi setelah polinasi. Polinasi adalah perpindahan polen dari anther ke stigma. Biji terdiri
dari 3 bagian, yakni kulit biji, endosperm dan embrio. Perbanyakan tanaman yang berasal
dari biji disebut perbanyakan generatif. Keuntungan bahan tanam generatif antara lain,
mudah untuk penanaman, tidak memerlukan wadah/ tempat yang besar sehingga mudah
didistribusikan, dapat disimpan dalam jangka waktu tertentu.
Benih juga mudah
dikembangkan menjadi individu baru yang unggul, misal benih hibrida. Kelemahan
perbanyakan generatif adalah biji sebagai penggabungan dari dua gamet bisa mempunyai
sifat yang tidak sama dengan induknya.
Perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan yang menggunakan organ vegetatif
tanaman, misal stek batang, stek daun, stek akar, cangkok, okulasi, grafting, dan kultur
jaringan. Keuntungan penggunaan organ vegetatif sebagai bahan tanam adalah tanaman baru
mempunyai sifat yang sama dengan induknya. Pada perbanyakan cangkok, budding dan
grafting, tanaman bisa langsung memasuki fase reproduktif karena tidak memerlukan fase
vegetatif. Kelemahan metode perbanyakan vegetative adalah memerlukan tempat/ wadah
yang besar sehingga agak sulit dalam distribusi bibit.
2. MATERI
a. Bahan tanam
Bahan Tanam Adalah bahan yang digunakan untuk memulai kehidupan baru dari suatu tanaan
tertentu, bahan tanam dapat berupa benih, bibit dan biji.
(Danoesastro,1984)
b. Pengertian biji, bibit, dan benih

Menurut Wirawan dan Wahyuni (2002) menyajikan pengertian biji, benih, dan bibit sebagai
berikut :
Biji : salah satu bagian tanaman yang berfungsi sebagai unit penyebaran (dispersal
unit) perbanyakan tanaman secara alamiah
Bibit : benih yang telah berkecambah Pembibitan/pesemaian menurut Sunaryono &
Rismunandar, 1984 ialah menabur atau menyebartumbuhkan atau menanam biji/benih
pada suatu tempat khusus yang memenuhi persyaratan-persyaratan untuk tumbuhnya
biji atau benih hingga diperoleh perkecambahan atau pertunasan (bibit) yang cepat
dan baikPengertian bahan tanam
Benih : biji tanaman yang telah mengalami perlakuan sehingga dapat dijadikan sarana
dalam memperbanyak tanaman
Benih menurut Undang undang RI No.12 Tahun 1992 tentang sistem budidaya tanaman
ketentuan umum Pasal 1 (a) 4 mengatakan : Benih tanaman yang selanjutnya disebut benih
adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak/atau
mengembangbiakkan tanaman. Benih tanaman yaitu biji, bibit, stek, entres dan planlet.

c. PerbanyakanVegetatifdanGeneratif
Perbanyakanvegetatifdimanamengambil bahan tanam dari organ tubuh tanaman induk
yang merupakan hasil pertumbuhan tanaman (bagian generatif) dan sifat dari keturunannya
pasti sama dengan induknya.
Perbanyakan generatif, mengacu pada suatu pengertian perkawinan antara 2 tanaman
induk yang terpilih melalui organ bunga pada salah satu induk, kemudian terjadi penyerbukan
dan menjadi buah dengan kandungan biji di dalamnya.
d. Macam- macam Perkembangbiakan Vegetatif
1. Perbanyakan vegetatif alami
Stolon
Batang yang menebal dan tumbuh secara horizontal sepanjang atau tumbuh di
bawah permukaan tanah dan pada intervaltertentu memunculkan tunas ke
permukaan tanah. Contoh : Strawberry, kayu apuh, arbei, semanggi, pegagan.

Corm
Pangkal batang yang membengkok dan memadat serta mengandung cadangan
makanan. Pada dasarnya cormus terdapat lubang tempat tumbuhnya akar
sedangkan di bagian atas (ujung) terdapat mata tunas.Contoh: gladiol, bunga
coklat.
Bulb (Umbi lapis)
Bahan tanaman yang terdiri dari suatu batang dan pipih
yang pendek berbentuk cawan dikelilingi sisik yang
merupakan struktur seperti daun berdaging, sisik ini
menutupi tunas (titik tumbuh).Contoh: bawang, tulip.
Tuber (Umbi batang)
Batang yang mempunyai daging tebal yang terdapat di dalam tanah yang
mengandungbeberapa mata tunas.Contoh: kentang, talas.
Rhizome
Akar rimpang yang memiliki mata tunas baru dan tiap mata tunas akan
membengkok sebagai cadangan energy.Contohnya: jahe, kunyit.
Anakan
Hasil pembiakan vegetative induk yang berkembang sendiri yang tumbuh di dekat
tanaman induk.Contoh: sansiviera, bambu air.
(Puspitta,2011)

2. Perbanyakan vegetative buatan

Tanpa perbaikan sifat


Setek (cutting)

Setek diartikan sebagai suatu perlakuan pemisahan/pemotongan beberapa bagian


tanaman, seperti daun, tunas,batang, agar bagian-bagian tanaman tersebut
membentuk ajar atau tanaman baru.
Cangkok
Cangkok adalah suatu cara perbanyakan vegetative tanaman dengan membiarkan
suatu bagian tanaman menumbuhkan akar sewaktu bagian tersebut masih
tersambung dengan tanaman induk. Suatu bagian batang (biasanya ujung) dikerat
kulitnya hingga terlihat kayu. Bagian yang terbuka ini lalu dibungkus dengan
bahan yang dapat menyimpan air dan kemudian dibebat dengan bahan kedap air.
Setelah beberapa minggu kar telah terbentuk dan anakan dipisah dari pohon induk.
Dengan perbaikan sifat
Okulasi
Okulasi adalah menempelkan mata tunas tanaman lain kepada batang muda dan
dari varietas yang sama, atau antara varietas dalam spesies. Macam okulasi, yaitu :
Okulasi bentuk batang, kotak, atau persegi, okulasi bentuk T, kulasi bentuk
miring.

Grafting (sambung tunas)


Seni menyambung dua jaringan tanaman hidup sedemikian rupa sehingga
keduanya bergabung dan tumbuh serta berkembang sebagai salah stu tanaman
gabungan. Macam grafting, yaitu : side graft, cleft graft, wdge, notch or saw-kerf
graft, bark graft, approach graft, dan top working.

(Dosen pemuliaan tanaman,2012)


e. Keuntungan Perbanyakan Vegetatif dan Generatif
Cara pebanyakan tanaman buah dapat di golongkan menjadi dua bagian yaitu
perbanyakan generatif dan perbanyakan vegetatif.
Perbanyakan generatif (biji)
Keuntungan :
Sistemperakaranlebihkuat
Lebihmudah di perbanyak
Jangkawaktuberbuahlebih panjang
Kelemahan :
Waktuuntukmulaiberbuah lebih lama
Sifatturunantidaksama dengan induk
Ada banyakjenistanamanproduksibenihnyasedikitataubenihnyasulituntukberkecambah
PerbanyakanVegetatif
Keuntungan :
lebihcepatberbuah
sifatturunansesuaidenganinduk
dapatdigabungsifat-sifat yang diinginkan
Kelemahan :
perakarankurangbaik
lebihsulit di kerjakankarenamembutuhkankeahliantertentu
jangkawaktuberubahmenjadi pendek
(Tugino,2012)

f. Faktor yang Mempengaruhi Perbanyakan Vegetatif


Faktor Ekstern:
Faktor Suhu / Temperatur Lingkungan
Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang, reproduksi
dan juga kelangsungan hidup dari tanaman.Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22
derajat celcius - 37 derajat celcius. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal
tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti.
Faktor Kelembaban / Kelembapan Udara
Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan.
Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan
air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel
yang lebih cepat.
Faktor Cahaya Matahari
Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis
(khususnya tumbuhan hijau).Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman
itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi).Pada kecambah,
justru sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan.
jamur dan bakteri (biasanya sangat peka terhadap keadaan yang lembab, bahan tanam yang
terlukai sangat rawan terhadap serangan jamur dan bakteri sehingga menyebabkan
kebusukan)
Faktor Intern
Faktor Hormon
Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses perkembangan dan
pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu perpanjangan sel, hormon giberelin
untukpemanjangan dan pembelahan sel, hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel
dan hormon etilen untuk mempercepat buah menjadi matang.
( Vega,2011)

g. Macam- macam Tipe Perkecambahan

Perkecambahan Hipogeal
Perkecambahan Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil sehingga
menyebabkan plumula keluar dan menembus pada bijinya yang nantinya akan muncul di atas
tanah, sedangkan kotiledonnya masih tetap berada di dalam tanah.

Perkecambahan Epigeal
Perkecambahan Epigeal adalah pertumbuhan memanjang yang mengakibatkan
kotiledon dan plumula sampai keluar ke permukaan tanah, sehingga kotiledon terdapat di atas
tanah.

(Lestari. 2009)
h. Pengertian Perkecambahandan Proses Pemecahan Dormansi secara Alami dan

Kimia
Perkecambahan (Ing. germination) merupakan tahap awal perkembangan suatu
tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula
berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia
berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah.
(Li et al,2007)
Dormansi adalah suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami organisme hidup atau
bagiannya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung pertumbuhan
normal. Dengan demikian, dormansi merupakan suatu reaksi atas keadaan fisik atau
lingkungan tertentu.
Pemicu dormansi dapat bersifat mekanis, keadaan fisik lingkungan, atau kimiawi.
Selain itu, dormansi dapat dipandang sebagai salah satu keuntungan biologis dari benih
dalam mengadaptasikan siklus pertumbuhan tanaman terhadap keadaan lingkungannya, baik
musim maupun variasi-variasi yang kebetulan terjadi. Bila suatu benih berada dalam suatu

keadaan dimana pertumbuhan tidak terjadi walaupun kondisi lingkungan mendukung untuk
terjadinya perkecambahan, itu juga berarti benih dalam keadaan dorman.
Sebagian besar benih menunjukkan perilaku ini. Penanaman benih secara normal tidak
menghasilkan perkecambahan atau hanya sedikit perkecambahan. Perlakuan tertentu perlu
dilakukan untuk mematahkan dormansi sehingga benih menjadi tanggap terhadap kondisi
yang kondusif bagi pertumbuhan. Bagian tumbuhan yang lainnya yang juga diketahui
berperilaku dorman adalah kuncup. Ciri-ciri benih yang mengalami dormansi ditandai oleh
rendahnya/tidak adanya proses imbibisi air, proses respirasi tertekan/terhambat, rendahnya
proses mobilisasi cadangan makanan, dam rendahnya proses metabolisme cadangan
makanan.
Dormansi biji terbagi menjadi dua yaitu dormansi fisik dan fisiologis. Dormansi fisik
disebabkan oleh impermeabilitas kulit biji terhadap air, resistensi mekanis kulit biji terhadap
pertumbuhan embrio dan adanya zat penghambat. Sedangkan dormansi fisiologi merupakan
keadaan dimana embrio yang belum sempurna pertumbuhannya atau belum matang. Maka
dari itu, untuk mematahkan dormansi benih dapat dilakukan beberapa teknik untuk
pematahan yaitu dengan menggunakan air panas, perlakuan mekanis (skarifikasi) maupun
perlakuan kimia.
(Lestari, 2009)

DAFTAR PUSTAKA
Wirawan, B dan S. Wahyuni. 2002. Memproduksi Benih Bersertifikat. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Puspitta. 2011. Perbanyakan Vegatatif (Online) .blog.ub.ac.id/puspitt/2011/03/12/
perbanyakan-vegetatif/ . Diakses 23 April 2013
Dosen Pemuliaan Tanaman.2012. Modul 7 Perbanyakan Vegetatif (Online)
labpemuliaantanaman.staff.ub.ac.id/files/2012/04/modul7-perbanyakan-vegetatif.pdf. Diakses
13 April 2013
Tugino.2012. Perkembangbiakan Tumbuhan Secara Vegetatif ~ Media Belajar (Online)
http://mastugino.blogspot.com/2012/07/perkembangbiakan-vegetatif.html . Diakses 13
April 2013
Vega. 2011. Perbanyakan Vegetatif | veganojustice (Online) http://veganojustice.
wordpress.com/2011/07/18/perbanyakan-vegetatif/ . Diakses 12 April 2013
Lestari, Sri Endang & Indun kistinah. 2009. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya.
Jakarta: Esis
Li et al. 2007. Repression of AUXIN RESPONSE FACTOR10 by microRNA 160 is critical
for seed germination and post-germination stages. The Plant Journal 52:133-146.

Anda mungkin juga menyukai