PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui definisi dari pertanian perkotaan
Untuk mengembangkan daya kreativitas praktikan tentang pertanian
perkotaan
Untuk mengetahui cara pengaplikasian pertanian perkotaan
Untuk mengembangkan inovasi baru tentang pertanian perkotaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan
Buku
Pelaksanaan
model-model
dari
UrbanFarming
tahun
2012
Kota
UrbanFarming.
Model-model
urban
Farmingtersebut yaitu :
1.Memanfaatkan lahan tidur danlahan kritis,
2.Memanfaatkan Ruang Terbuka Hijau(Privat dan Publik),
3.Mengoptimalkan kebun sekitarrumah,
4.Menggunakan ruang (vertikultur).
penanamannya
dilakukan
dengan
menggunakan
sistem
bertingkat(Sanjaya,2011).
Menurut Lakitan (1995) Vertikultur adalah sistem tanam di dalam pot yang
disusun/dirakit horisontal dan vertikal atau bertingkat.
Menurut Sanjaya (2011) tujuan vertikultur adalah untuk memanfaatkan
lahan yang sempit secara optimal.
Menurut Ashari (1995) tujuan penerapan vertikultur adalah:
a. Memanfaatkan lahan sempit yang tidak produktif menjadi lahan sempit
yang produktif dengan aplikasi vertikultur.
b. Menghemat pengeluaran rumah tangga jika penanamannya hanya untuk
konsumsi sendiri dan bisa menambah pendapatan keluarga karena hasil panen
dapat dijual.
c. Menambah nilai keindahan atau estetika lahan pekarangan
Sistem bertanam secara vertikultur sekilas memang terlihat rumit, tetapi
sebenarnya sangat mudah dilakukan dan tingkat kesulitan bertanam secara
vertikultur
tergantung
kepada
model
dan
sistem
tambahan
yang
dipergunakan(Sanjaya,2011).
Jenis-jenis tanaman yang dibudidayakan biasanya adalah tanaman memiliki
nilai ekonomi tinggi, berumur pendek atau tanaman semusim khususnya sayuran
dan tidak memiliki sistem perakaran yang tidak terlalu luas(Sanjaya,2011).
2.2.2
: Plantae
Divisi
: Spermathophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Brassicales
Famili
: Brassicaceae
Genus
: Brassica
Spesies
: Brassica chinensis
konsumen
merupakan
faktor
penentu
perusahaan
untuk
10
11
BAB III
METODOLOGI
Menyiapkan alat dan bahan yaitu : botol air mineral 1500ml, tali tambar, bambu, paku, palu, gunting d
Membuat pola segi empat pada botol air mineral kemudian gunting pola tersebut
Memasang tali tampar pada sisi ujung botol dan merangkainya menjadi lima susun
enggali tanah pada setiap sudut lahan, kemudian menancapkan bambu kedalam lubang tersebut sam
kit bambu bagian atas dengan cara menali bambu atas dengan bambu yang sudah ditancapkan meng
akitan bambu selesai, kemudia memasang rangkaian botol air mineral dengan cara menali rangkaian
ap akhir yaitu membuat rak dari bambu-bambu yang telah dipotongi dan merakitnya dengan pola sepe
12
14
15
Setelah itu, kami melakukan manajemen harga, yaitu penentuan harga untuk
produk Pakcoy Putih kami. Kami menentukan harga berdasarkan HPP produk dan
juga pertimbangan harga pasaran, dan tetap mengambil keuntungan. Oleh karena
produk yang kami jual terbatas dan tidak berkelanjutan, dan juga hanya dijual oleh
satu pihak tanpa berpindah tangan melaui agen atau distributor dll, maka harga yang
kami tawarkan adalah harga tunggal, tidak ada harga promosi, harga agen/reseller,
dan harga eceran. Kami menetapkan satu harga untuk produk kami.
Setelah menentukan harga, kami melakukan distribusi produk kami. Teknik
distribusi yang kami lakukan adalah distribusi dan penjualan langsung ke konsumen.
Kami menawarkan dan menjajakan langsung produk kami kepada target pasar di
sekitar lingkungan Universitas Brawijaya. Ada juga anggota kelompok kami yang
menjual produk kami kepada teman, saudara, atau keluarga yang tinggal di Malang.
Promosi yang kami lakukan untuk menjual produk kami adalah dengan
menekankan bahwa produk kami adalah 100% organic, sehingga minat konsumen
untuk membeli semakin besar meskipun dengan harga yang sedikit lebih mahal dari
harga pasaran. Promosi dilakukan langsung oleh kami pada saat menjajakan produk,
tanpa membuat iklan atau melakukan promo untuk produk kami. Distribusi produk
berjalan lancar, produk kami cukup menarik minat konsumen dan habis terjual dalam
waktu lumayan singkat.
3.4 Teknik perhitungan Biaya
Teknik Perhitungan biaya yang digunakan adalah menggunakan rumus
TC =TFC +TVC , yaitu Total Cost atau Total Biaya didapat dari Total Biaya Tetap
16
Kemudian, setelah diketahui biaya variable input produksi dan total upah
tenaga kerja, maka total biaya variabelnya bisa didapatkan.
3.5 Teknik Perhitungan Penerimaan
Penerimaan usaha tani merupakan jumlah nominal uang yang diperoleh dari
hasil penjualan output usahatani. Perhitungan penerimaan usaha tani diperoleh dari
perkalian antara harga jual output per unit dikalikan dengan jumlah output terjual.
PHI = TR-TC Menjumlahkan semua biaya yang dikeluarkan yaitu biaya variabel dan biaya tetap
3.6 Teknik Perhitungan Pendapatan
Selanjutnya mengitung penerimaan dengan cara mengalikan harga produk dengan jumlah produk yang ter
17
n menghitung pendapatan dengan cara mengurangi total biaya yang dikeluarkan dengan penerimaan
Keterangan:
BEP = Break Even Point (Titik Impas)
Q
= Quantities (Produksi)
= Harga Produk
Keterangan:
BEP = Break Even Point (Titik Impas)
TR = Total Revenue (Penerimaan)
18
= penerimaan
= biaya
PQ
= harga output
= output
BAB IV
PEMBAHASAN
19
20
Dalam suatu usaha tani, aspek pemasaran meliputi produk, harga, tempat, dan
promosi. Hal tersebut sama dengan konsep 4P (product, price, place, promotion).
Aspek pemasaran produk ini meliputi:
a. Produk (Product)
Produk yang kita tawarkan adalah sayur pakchoy putih organic. Sayur ini
memiliki keunggulan dibandingkan sayur pakchoy yang biasa kita jumpai di
pasaran yang pada dasarnya adalah bukan sayur organic. Sayur di kemas dengan
rapi dan bersih. Sayur dibersihkan terlebih dahulu kemudian di wrapping. Sayur
di kemas dengan plastic wrapping dan sterofoam. Setiap satu pack berisi 2 sayur
pakchoy dengan berat rata-rata 60 kg/pack.
b. Harga Produk (Price)
Harga dari setiap satu pack sayur pakchoy yang telah di wrapping adalah Rp
7000. Harga tersebut diperoleh berdasarkan perhitungan yang telah kami
lakukan. Harga tersebut sudah cukup pantas untuk ukuran sayuran yang organic.
c. Tempat Pemasaran (Place)
Kami tidak memiliki tempat khusus memasarkan produk kami ini. Jadi kami
langsung menawarkan kepada konsumen dengan media komunikasi, kemudian
ketika konsumen berminat membeli, sepakat dengan harga yang kami tawarkan,
dengan lansung kami menjumpai pembeli dan melangsungkan transaksi.
d. Promosi (Promotion)
Salah satu tahap yang tidak kalah pentingnya adalah promosi. Promosi yang
kami lakukan sama halnya dengan promosi produk-produk lainnya yaitu dengan
tujuan agar konsumen mengetahui spesifikasi produk ini dan dapat menarik
minat konsumen untuk membeli.
Dengan mempertimbangkan keempat aspek pemasaran diatas, kami berhasil
menjual seluruh produk kami kepada para konsumen yang tetarik, yang terdiri dari
mahasiswa, dan masyarakat diluar dari lingkungan kampus sesuai dengan target pasar
yang telah kami tetapkan diawal.
4.3 Hasil Perhitungan Pendapatan
4.3.1 Biaya Variabel
Keterangan
21
Jumlah
Unit
Satuan
Harga/Unit
(Rp)
Biaya (Rp)
Media pembenihan
Benih pakchoi putih
0,67
0,14
Sak
Pak
5.000
20.000
3.333
2.857
0,07
pick up
50.000
1.190
0,01
Liter
0,02
Liter
50
Kg
10
Buah
20
Buah
1
Gulung
Total (Rp)
50.000
50.000
450
200
500
10.000
500
1.000
22.500
2.000
10.000
10.000
53.381
Tenaga
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Kerja
Orang
Hari
Jam/Hari
Laki-laki
a. Pembuatan
3
2
1,5
kerangka
3
3
0,17
b. Perawatan
Tenaga Kerja
Perempuan
11
3
0,33
a. Tanam
11
3
0,17
b. Perawatan
Total Upah Tenaga Kerja (Rp)
Total Biaya Variabel (Rp)
4.3.2
Keterangan
Tray
Gembor
Selang
Tanah
Kerangka
22
HOK
Upah/HOK
(Rp)
1,125
33.750
0,188
5.625
1,375
0,688
34.375
17.188
90.938
144.318
Biaya Tetap
Jumlah
Unit
Harga
Awal/Unit
(Rp)
Harga
Akhir/Unit
(Rp)
Tahun
Ekonomis
1
3
1
15.000
45.000
80.000
0
2.000
0
3
5
10
155.000
10.000
Biaya (Rp)
1.250
6.450
2.000
37.500
12.083
59.283
4.3.4
= 30 kemasan
= Rp 7.000
23
Pendapatan ()
= TR TC
= Rp 210.000 Rp 203.602
= Rp 6.398
Setelah total penerimaan dan total biaya dihitung, diperoleh
pendapatan sebesar Rp 6.398 untuk usahatani pakchoy putih kami.
4.3.6
Kelayakan Usaha
BEP Unit
TFC
TVC
P
Q
BEPunit =
59.283
144.318
7000
30
BEP rupiah
FC
VC
1
P
BEP Rp =
59.283
144.318
1
210.000
= Rp 189.543.
R/C Ratio
R/C Ratio =
=
24
TR
TC
210.000
203.602
59.283
70004810,6
= 27,077
= 1,03
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh hasil total
biaya sebesar Rp 203.602 dan total penerimaan Rp 210.000. BEP unit
yang diperoleh sebesar 27,077 yang artinya usahatani kami akan
mencapai titik impas pada produksi 27,077. Selain itu, juga diperoleh
hasil BEP Rp sebesar Rp 189.543, yang artinya saat mencapai titik
impas, usahatani kami akan memperoleh penerimaan sebesar Rp
189.543. Hasil BEP Rp tersebut lebih kecil dari total penerimaan
sehingga usahatani yang kami jalankan memperoleh keuntungan dan
layak untuk dikembangkan. Dari perhitungan R/C ratio diperoleh hasil
sebesar 1,03, artinya jika biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 1, maka
usahatani kami akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,03. Karena
hasil R/C ratio lebih besar dari 0, maka usahatani kami layak untuk
dikembangkan.
tani, kami menemukan musuh alami dari kutu daun (aphids sp) yaitu laba-laba.
4.6 Solusi
25
minggu 1 kali
26
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan jika usaha tani Pakchoy
putih yang diusahakan dengan teknik vertikultur dengan media bamboo dan botol air
mineral memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan. hal ini terlihat dari hasil
analisis Break Even Point (BEP) dan analisis R/C ratio. BEP pada usaha tani pakchoy
putih adalah sebesar Rp. Rp 189.543. nilai BEP sebesar tersebut didapat dari data
total penjualan sebesar Rp. 210.000 dan biaya variabel sebesar Rp. 144.38 serta
biaya tetap sebesar Rp. 59.283. dengan nilai BEP yang lebih kecil dibanding dengan
total penerimaan, maka usaha tani akan memperoleh keuntungan dan layak untuk
dikembangkan. selain nilai BEP yang menunjukkan jika usaha tani ini layak
27
dikembangkan, analisis R/C ratio juga menunjukkan hal yang sama. R/C ratio
menunjukkan angka 1.03, dengan R/C ratio yang lebih besar dari nol maka usaha tani
pakchoy putih ini sangat layak untuk dikembangkan dan dilanjutkan.
Layaknya usaha tani Pakchoy putih untuk dikembangkan tidak terlepas dari
teknik pemasaran yang dilakukan. Pemasaran pakchoy putih ini menekankan kualitas
produk yang baik dan organic serta pengemasan dengan wrapping sehingga added
value dari pakchoy putih ini tinggi dan cara promosi yang tepat, sehingga semua
produk yang dipasarkan dapat terjual seluruhnya yang mengakibatkan total
penerimaan menjadi tinggi.
Usaha tani ini juga mengalami masalah berupa serangan hama seperti kutu
daun, belalang dan ulat daun. Untuk mengatasi masalah ini dilakukan dengan cara
menyemprotkan agrens hayati berupa BB (Beauveria bassiana) dan larutan
Trichoderma spp.
5.2 Saran
Saran untuk praktikan, sebaiknya lebih di seriuskan dalam hal penyiraman dan
pemantauan rutin, jika mendapat jadwal piket menyiram, harapannya adalah tidak
hanya menyiram tanaman pakchoynya saja, tapi juga menge-check apakah ada gulma
atau tidak, kalau ada maka disiangi. Begitu juga dengan hama, apabila terlihat aphid
ataupun ulat, maka langsung di basmi.
Untuk asisten dan dosen, harapan kedepannya adalah bisa menyediakan lahan
yang dekat dengan kampus dan layak, juga menyediakan air untuk penyiraman serta
menyediakan berbagai peralatan untuk mengolah lahan. Kami juga berharap untuk
praktikum yang akan datang, agar satu asisten dan asisten yang lain memiliki
keputusan yang sama, sehingga tidak membingungkan praktikan ketika melaksanakan
praktik lapang.
28
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Rahardjo, 2006. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Graha Ilmu:
Yogyakarta.
Ashari, S., 1995. Hortikultura. Aspek Budaya. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta
Hernanto, Fadholi. 1988. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya: Jakarta.
Joko, Sartono. 2011.Pengendalian Ulat Daun Sawi ( Crocidolomia binotalis Zell.)
dengan Insektisida Organik. Jurnal Inovasi Pertanian Vol.10 : No.1: hal 6780.
Lakitan, B,. 1995. Hortikultura. Teori, Budaya, dan Pasca Panen. PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Maulidah, Silvana. 2011. Pengantar Usaha Tani : Kelayakan Usaha Tani. Modul 13
Praktikum Usaha Tani. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang.
29
Pono,
Muhammad.
2011.
Pemasaran
dalam
Agribisnis.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/201/BAB
%20II.pdf?sequence=6. [online]. Diakses pada 23 November 2014.
Rifai, M., Mujim, S., dan Aeny, T.N., 1996. Pengaruh Lama Investasi Trichoderma
viride Terhadap Intensitas Serangan Pythium sp. Pada Kedelai. Jurnal
Penelitian Pertama VII :8:20-25.
Sanjaya,
Alit
Adi
2011.
Vertikultur.
Syamsudin.
2005.
Pemasaran
Usaha.
[online]
http://repository.widyatama.ac.id/bitstream/handle/10364/925/bab2a.pdf?
sequence=2. Diakses pada 23 November 2014.
Tarigan, Bobby. 2010. Analisis Hubungan. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/136302T%2028239-Analisis%20hubungan-Literatur.pdf. [online]. Diakses pada 23
November 2014.
30
LAMPIRAN
31
32
33