Anda di halaman 1dari 12

20 DESEMBER 2018

PENDAHULUAN

Pengertian :

• Menurut Hadisapoetro (1985), pertanian diartikan sebagai


setiap campur tangan tenaga manusia dalam perkembangan
tanam-tanaman maupun hewan agar diperoleh manfaat yang
lebih baik daripada tanpa campur tangan tenaga manusia.
Secara alami, tanaman dan hewan telah berkembang biak
dengan sendirinya di hutan.

• Manusia tinggal mengambil sesuatu yang dihasilkan tanaman,


misalnya buah-buahan, daun-daunan (sayuran), batang, dan
umbi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sebagai bahan
makan utama (primer).

• Demikian juga perkembangan hewan di hutan, manusia tinggal


mengambilnya dengan cara berburu untuk dimanfaatkan
sebagai bahan makan sekundair.

• Dalam tahap ini belum dikenal “pertanian”.


• Kemudian manusia mulai mencoba menanam tanaman dan
menangkap hewan untuk dipelihara di rumahnya.

• Adanya campur tangan manusia ini akan meningkatkan manfaat


kepada manusia. Perkembangan inilah yang kemudian disebut dengan
pertanian.

• Mosher (1966) memberi definisi pertanian sebagai sejenis proses


produksi yang khas yang didasarkan proses pertumbuhan tanaman
dan hewan yang dilakukan oleh petani dalam suatu usahatani sebagai
suatu perusahaan. Dengan demikian unsur pertanian terdiri dari
proses produksi, petani, usahatani, dan usahatani sebagai
perusahaan.

• Proses Produksi : tumbuhan mengambil zat hara yang ada di dalam


tanah melalui akar-akarnya. Zat ini dibawa ke daun dan dengan
bantuan sinar matahari, zat tersebut diubah menjadi buah-buahan,
biji-bijia dan hasil lain dalam proses yang disebut photosinthesa. Hasil
tumbuhan ini kemudian dimakan oleh hewan dan manusia.

• Bahan makan dari tanaman ini disebut bahan makan primer, karena
itu tanaman juga disebut pabrik makanan primer. Hewan dan ternak
dengan makan tumbuh-tumbuhan dapat menghasilkan daging, telor,
susu dan hasil ternak lain yang dikonsumsi oleh manusia. Karena itu
hewan disebut bahan makan sekunder.
• Petani: Proses produksi tersebut bisa berlangsung tanpa campur
tangan manusia seperti dapat kita lihat pada tumbuhan liar yang
dengan demikian belum disebut pertanian.
– Dengan turut campur tangannya manusia dalam
perkembangan tumbuhan dan hewan, maka pertumbuhan
tersebut menjadi lebih sesuai dengan kemauan dan kebutuhan
manusia, dan dengan demikian disebut pertanian. Manusia
yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan hewan
tersebut disebut petani.
• Usahatani: Proses produksi tanaman dan hewan yang dikelola
oleh petani tersebut dapat berlangsung apabila terdapat lahan
yang luas. Lahan tersebut dinamakan usahatani.
• Usahatani sebagai perusahaan : Petani dalam mengelola atau
mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan hewan tersebut
menggunakan prinsip perusahaan. Artinya dia
mempertimbangkan berbagai kombinasi input yang diberikan agar
bisa menghasilkan output sesuai dengan tujuan secara efisien dan
efektif.
• Pengertian pertanian yang lebih modern lagi adalah agribisnis.
• Agribisnis adalah bisnis (usaha komersial) di bidang pertanian
dalam arti luas (mulai dari pengadaan dan distribusi sarana
produksi pertanian dan alat-alat serta mesin pertanian, usaha tani,
pengolahan hasil pertanian menjadi bahan setengah jadi maupun
barang jadi, pemasaran hasil-hasil pertanian dan olahannya, serta
kegiatan penunjang seperti perkreditan, asuransi, dan konsultansi)

• Bidang Agribisnis membentuk suatu sistem yang terdiri dari


subsistem-subsistem. Agribisnis bisa terdiri dari :
– 2 subsistem : on-farm (usahatani) dan off-farm (luar
usahatani), atau
– 3 subsistem : input, usahatani, dan output, atau
– 4 subsistem : input, usahatani, pengolahan hasil pertanian,
dan
pemasaran, atau
– 5 subsistem : input pertanian, usahatani, pengolahan hasil
pertanian, pemasaran input, hasil pertanian
atau hasil olahannya, serta subsistem penunjang
• Jadi perbedaan antara agribisnis dan pertanian setidaknya ada
dua, yaitu ditinjau dari segi wawasan usaha dan dari bidang yang
tercakup :

– Jika agribisnis wawasan usahanya adalah komersial, maka


pertanian wawasannya ada yang subsisten, hobi, di samping ada
yang komersial, serta campuran antara dua wawasan tersebut

– dari segi bidang, agribisnis lebih luas daripada pertanian, karena


mencakup subsistem pertanian di samping subsistem yang lain.

• Agribisnis merupakan landasan dalam paradigma pembangunan


ekonomi pedesaan yang dipergunakan dalam membangun desa
mandiri pangan.

• Paket kebijakan komprehensif dan terpadu ini meliputi 7 program


utama antara lain Pembangunan Kelembagaan Petani,
Pengembangan Sistem Inovasi Pertanian, Pengembangan
Kelembagaan Petani, Optimasi Sumberdaya Berkelanjutan,
Konsolidasi Vertikal Agribisnis, Pemacuan Investasi dan Kebijakan
Insentif
Gambar : Bagian-Bagian Agribisnis
1. Input pertanian:
a. alsintan/alat mesin pertanian (traktor, sprayer, bajak, garu,
cangkul, sabit, dll),
b. Saprotan/sarana produksi pertanian: bibit, pupuk (organik
dan anorganik), pestisida(insectisida,pestisida, mitisida,
herbisida), zat pengatur tumbuh, dll.
2. usaha pertanian:
a. tanaman pangan (padi, palawija), hortikultura (sayur dan
buah), bunga,
b. Perkebunan (tebu, kelapa sawit, karet, kopi, coklat, teh, dll);
c. peternakan (sapi, kerbau, kambing, unggas, dll.) d.kehutanan
(jati, meranti, pinus, sengon, dll),e. perikanan (ikan tawar,
ikan laut, dll.)
3. pengolahan (pabrik tepung, pabrik krept/karet, dll.) dan
manufacturing pertanian (pabrik ban, tekstil, roti, catering, dll.)
4. pemasaran (pedagang pengumpul, pedagang besar, pengecer,
broker, dll.)
5. penunjang (lembaga keuangan, asuransi, konsultasi, pelatihan,
transportasi, dll.)
PERANAN PERTANIAN DALAM
PEREKONOMIAN INDONESIA
1 Luas lahan pertanian
• Sebagian besar lahan di Indonesia digunakan untuk pertanian baik
pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, dan
kehutanan. Oleh karena itu Indonesia dikenal sebagai negara agraris.
2 Jumlah penduduk di sektor pertanian
• Sebagian besar penduduk bekerja di sektor pertanian : 45 % (2006),
menurun menjadi 42% (2016)
– Saat krisis (1999) meningkat menjadi 50 %. Tahun 2012 turun
kembali menjadi 47%.
– Serapan tenaga kerja pertanian : 34 juta (1985) , 42 juta (1992),
turun menjadi 40 juta (2003), dan turun lagi menjadi 37,5 juta
(2014). Namun masa krisis tahun 2008 naik lagi menjadi 64,4 juta
orang.
3. Pendapatan nasional
• Sumbangan sektor pertanian terhadap pendapatan nasional sekitar
16,9% tahun 2018 (sekitar Rp 167 trilyun).
• Secara absolut peranan tersebut mengalami kenaikan tetapi secara
relatif mengalami penurunan.
• Pada awal Pelita I PDB dari sektor pertanian Rp 24,9 trilyun (37,9 %).
Pada tahun 2016, pertanian memberikan 14% pendapatan nasional.
4 Produksi pangan domestik
• Pertanian menghasilkan bahan kebutuhan pokok (pangan,
sandang, dan papan). Sebagai penghasil pangan, pertanian belum
ada yang menggantikan sehingga dalam keadaan darurat atau
perang, peranan pertanian sangat strategis.

5 Penghasil devisa
• Komoditi-komoditi perkebunan, kehutanan, perikanan dan
sebagian tanaman pangan dan peternakan merupakan komoditas
ekspor penghasil devisa. Nilai ekspor pertanian tahun 2014
sebesar US$ 2,5 miliar meningkat menjadi US$ 7,1 miliar.

6 Mempunyai efek multiplier yang besar

7 Memberi pasokan kepada industri pertanian

8 Sebagai pasar industri


Perubahan dalam pendekatan kebijakan pembangunan pertanian yang
dilakukan oleh PEMERINTAH antara lain :

1. Perubahan penekatan perencanaan dari dominasi perencanaan


terpusat menjadi lebih terdesentralisasi, dalam upaya menjamin
pembangunan partisipasif, optimasi pemanfaatan sumberdaya yang
beragam dan mencapai pembangunan daerah yang lebih merata.

2. Perubahan orientasi pembangunan dari pendekatan peningkatan


produksi menjadi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.

3. Perubahan dari penekanan pada upaya menghasilkan produk


tanaman primer mengarah pada produk-produk olahan yang dapat
menciptakan nilai tambah bagi masyarakat pedesaan, melalui
pengembangan agribisnis di pedesaan.

4. Perubahan dari pemanfaatan teknologi padat karya untuk


menciptakan kesempatan kerja mengarah pada penerapan teknologi
padat modal ddan mekanisasi pertanian dalam upaya untuk
mencapai efisiensi usaha dan daya saing komoditas.

5. Perubahan dari dominasi peran pemerintah dalam pelaksanaan


pembangunan menjadi pada semakin besarnya peran masyarakat
dan swasta mulai dari perencanaan sampai pada implementasinya.
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
EKONOMI PEDESAAN

 Infrastruktur ekonomi yang memadai merupakan prakondisi bagi


tumbuh kembangnya kegiatan agribisnis dan perekonomian
secara umum di pedesaan

 Infrastruktur esensial bagi agribisnis dan perekonomian pedesaan


secara umum mencakup sistim pengairan, pasar komoditas
pertanian, jalan raya, kelistrikan dan jaringan telekomunikasi.

 Infrastruktur merupakan barang publik atau semi publik, sehingga


pembangunannya harus diselenggarakan oleh pemerintah atau
oleh pemerintah bersama-sama dengan masyarakat (swasta)

 Pembangunan infrastruktur merupakan tanggungjawab pemerintah


yang paling strategis dalam operasionalisasi paradigma Pembangunan
Ekonomi Pedesaan Berlandaskan Agribisnis (PEPEBA) dalam
membangun desa mandiri pangan

Anda mungkin juga menyukai