RISMAN
I. PENDAHULUAN
1.1. PENGERTIAN
• Menurut Hadisapoetro (1975), pertanian diartikan sebagai
setiap campur tangan tenaga manusia dalam perkembangan
tanam-tanaman maupun hewan agar diperoleh manfaat yang
lebih baik daripada tanpa campur tangan tenaga manusia.
Secara alami, tanaman dan hewan telah berkembang biak
dengan sendirinya di hutan.
• Manusia tinggal mengambil sesuatu yang dihasilkan tanaman,
misalnya buah-buahan, daun-daunan (sayuran), batang, dan
umbi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sebagai bahan
makan utama (primer).
• Demikian juga perkembangan hewan di hutan, manusia tinggal
mengambilnya dengan cara berburu untuk dimanfaatkan
sebagai bahan makan sekundair.
• Dalam tahap ini belum dikenal “pertanian”.
• Kemudian manusia mulai mencoba menanam tanaman dan
menangkap hewan untuk dipelihara di rumahnya.
• Adanya campur tangan manusia ini akan meningkatkan manfaat
kepada manusia. Perkembangan inilah yang kemudian disebut
dengan pertanian.
4.3. Efisiensi
• Efisiensi produksi berarti maksimisasi perbandingan
output dan input. Efisiensi teknis, output dan input diukur dengan
unit fisik. Ini terjadi pada Average Product (AP) maksimum. Pada
saat itu AP=MP (Marginal Product.) Efisiensi harga/ alokatif berarti
dicapai pada keuntungan maksimum. Ini dicapai pada saat nilai
produksi marginal (MVP) = harga input (v) atau MP = v/p, dimana
p = harga output.
4.4. Optimasi
• Jika diketahui fungsi produksi dan harga, maka dapat
dicari tingkat input dan produksi optimal, artinya yang
menghasilkan keuntungan maksimal.
– =py-vx
– maximum, bila d/dx = 0,
– dan d(d/dx)/dx < 0
–
– Contoh : fungsi produksi: y= 10X-X2 dan Y= 10X0,5, harga y (p)=
Rp 10/unit dan harga X (v)= Rp 6/unit. Berapa produksi
maksimal, input optimal, produksi optimal, dan laba maksimal ?
5.3. Modal
• Modal adalah barang atau uang yang bersama dengan faktor
produksi lain (tanah dan tenaga kerja) menghasilkan barang baru.
• Macam modal
1. berdasar bisa dilihat tidaknya : tangible dan non tangible,
misalnya human investment
2. dari sumbernya : equity capital dan debt capital
3. dari manfaat: private capital (hanya memberi manfaat
kepada investor) ,dan social capital (memberi
manfaat banyak
orang) misalnya jalan dan irigasi.
5.4. Manajemen
• Manajemen adalah ilmu dan seni untuk mengelola
(merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan dan
mengendalikan) suatu usaha guna memperoleh keuntungan.
• Menurut Dun & street, 88% kegagalan bisnis disebabkan oleh
manajemen yang tidak efektif.
5.5. Masalah tanah garapan
• Hubungan petani dengan lahannya
Bentuk hubungan antara petani dengan lahan garapan dapat
digolongkan menjadi 3 macam: petani pemilik penggarap, petani
penyewa, dan petani penyakap.
• Pengaruh status petani terhadap kinerja usahatani
– latar belakang petani:
petani pemilik penggarap adalah petani tradisional. Penyakap
juga merupakan petani tradisional yang kurang mampu, sudah
terbiasa menggarap lahan untuk usahatani tetapi mungkin
kurang profesional. Petani penyewa umumnya lebih
profesional, karena sudah memperhitungkan untung rugi.
– jangka waktu / time horizon :
petani pemilik penggarap jangka waktunya tak terbatas,
sedang penyewa terbatas pada kontrak sewa menyewa.
Penyakap waktunya tidak ditentukan tetapi mudah dihentikan
penggarapannya.
– kinerja usahatani : kendala /insentif ekonomi
• Penyewa mengeluarkan uang lebih banyak. Ini bisa
membatasi bisa tidak, tergantung kemampuan dan
tersedianya kredit. Untuk penyakapan tergantung
perjanjian bagi hasil dan pembebanan biaya.
• Menurut UUPBH 1960 hasil dan biaya dibagi dua, tetapi
prakteknya tidak demikian. Dalam praktek ada yang
hasilnya dibagi dua, biayanya seluruhnya ditanggung
penyakap.
• Masalah bunga
– Pertanian mempunyai karakteristik tertentu sehingga
perkreditan pertanian memerlukan bunga yang murah, ada
grace periode, waktu panjang, kelonggaran atau asuransi,
bimbingan atau pendampingan, dll.
– Bunga kredit dipengaruhi: biaya administrasi, biaya modal,
inflasi, resiko, dan jangka waktu pengembalian.
• Mengapa petani perlu kredit…. ?
– untuk membiayai usahataninya
– untuk membiayai pemasaran
– pembiayaan konsumsi
– pembiayaan kegiatan social
VI. PERMINTAAN DAN PENAWARAN
HASIL PERTANIAN
6.1. Permintaan hasil pertanian
• Permintaan hasil pertanian merupakan hubungan antara
jumlah barang hasil pertanian yang akan dan mau dibeli oleh
konsumen dan harga hasil pertanian tersebut
• Permintaan hasil pertanian dapat dinyatakan sebagai kurva,
persamaan, atau tabel permintaan
• Fungsi permintaan adalah suatu fungsi yang menggambarkan
hubungan antara jumlah barang yang mau dan mampu dibeli
konsumen dengan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
hasil pertanian tersebut.
– dalam persamaan matematika :
Q = f(P, Ps, Pk, I, T, S)
P= harga, Ps = harga barang substitusi, Pk = harga barang
komplementer, I = pendapatan konsumen, T = selera dan cita rasa
konsumen, S = musiman
• Harga barang mempengaruhi jumlah permintaan, untuk hampir
semua barang (barang inferior, normal dan mewah, selain giffen
goods, hubungan antara harga barang dan jumlah permintaan
digambarkan mengikuti hukum permintaan, yaitu bila harga
barang naik, maka jumlah permintaannya berkurang dan
sebaliknya bila harga menurun, maka permintaan barang tersebut
akan naik
• Pada giffen goods berlaku sebaliknya, yaitu: bila harga barang
naik maka jumlah permintannya akan naik dan bila harga barang
turun, maka jumlah permintaannya akan turun. Contoh :
barang/jasa yang informasinya kurang jelas seperti film di bioskop
dan barang yang rendah nilai sosialnya misalnya gaplek.
• Harga barang substitusi mempengaruhi jumlah permintaan
barang, bila harga barang substitusi naik maka jumlah permintaan
barang akan naik.
– Hal ini disebabkan karena konsumen akan mengganti
konsumsinya pada barang lain yang lebih murah, atau paling tidak
mengurangi konsumsi barang yang harganya naik dan menambah
konsumsi barang yang harganya turun.
• Harga barang komplementer. Bila harga barang komplementer
naik maka jumlah permintaan barang akan mengalami
penurunan, karena konsumsi barang yang kita bicarakan
dikonsumsi konsumen bersama-sama dengan barang
komplementer, sehingga penurunan konsumsi barang
komplementer juga berakibat sama dengan barang tersebut.
• Teknologi
Bila tersedia teknologi yang semakin maju, akan meningkatkan
jumlah penawaran. Didalam pertanian teknologi bisa berupa
teknologi fisik/mekanis, kimia, biologi, dll.
• Musim
Pengaruh musim terhadap penawaran sudah jelas, bila sedang
musim maka akan tersedia banyak barang yang ditawarkan.
6.3. Keseimbangan pasar dan perubahan harga
• Keseimbangan pasar terjadi bila jumlah permintaan sama
dengan jumlah penawaran. Dalam keseimbangan terdapat harga dan
jumlah barang keseimbangan. Keseimbangan harga dan jumlah
barang akan berubah bila kurva penawaran dan permintaan berubah.
8.1. Pengertian
• Kebijakan pertanian sering disebut pula politik pertanian
merupakan salah satu kegiatan pemerintah untuk masyarakat
yang ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup, kesempatan
ekonomi petani dan kehidupan pedesaan.
5. Pajak ekspor
• Pajak ekspor selain juga mendatangkan pendapatan bagi
pemerintah juga berfungsi untuk melindungi industri dalam negeri
yang menggunakan bahan baku produk tersebut. dengan adanya
pajak ekspor, maka harga produk dalam negeri menjadi lebih
murah, sehinga menguntungkan pengguna bahan baku tersebut.
• 6. Pembatasan produksi
• 7. Pembayaran langsung
8.3. Kebijakan struktural
• Kebijakan struktural berupa kebijakan pertanahan, pola
dan tata tanam serta kebijakan tentang infrastruktur. Kebijakan
pertanahan bertujuan untuk menata luas pengusahaan dan
pemilikan lahan. Kebijakan ini bisa berupa agrarian reform yang
meliputi:
• 1. perubahan sistem pemilikan dan penguasaan tanah
• 2. perubahan dalam sistem penggunaan tanah
• 3. perubahan tentang hukum agraria nasional
• Menurut Mosher (1969), struktur pedesaan yang modern terdiri
dari:
• 1. tersedianya pasar tempat menjual hasil produksi dan
membeli sarana produksi dan peralatan pertanian.
• 2. jalan-jalan desa yang cukup memadai
• 3. tempat-tempat percobaan guna melakukan verifikasi
lokal
• 4. Perangkat penyuluhan, tempat petani belajar dan
bertanya tentang teknologi baru
• 5. fasilitas perkreditan guna menunjang penggunaan
teknologi baru.
8.4. Kebijakan pemasaran
• kebijakan pemasaran menitik beratkan pada pengaturan
sistem pemasaran beserta lembaga-lembaganya, sehingga
tercipta sistem pemasaran yang efisien dan efektif agar petani
mempunyai daya saing yang tinggi.
IX. PEMBANGUNAN PERTANIAN
• Perubahan dalam pendekatan kebijakan pembangunan pertanian
yang dilakukan oleh Kabinet Persatuan Nasional:
1. Perubahan penekatan perencanaan dari dominasi perencanaan
terpusat menjadi lebih terdesentralisasi, dalam upaya menjamin
pembangunan partisipasif, optimasi pemanfaatan sumberdaya yang
beragam dan mencapai pembangunan daerah yang lebih merata.
2. Perubahan orientasi pembangunan dari pendekatan peningkatan
produksi menjadi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.
3. Perubahan dari penekanan pada upaya menghasilkan produk
tanaman primer mengarah pada produk-produk olahan yang dapat
menciptakan nilai tambah bagi masyarakat pedesaan, melalui
pengembangan agribisnis di pedesaan.
4. Perubahan dari pemanfaatan teknologi padat karya untuk
menciptakan kesempatan kerja mengarah pada penerapan teknologi
padat modal ddan mekanisasi pertanian dalam upaya untuk
mencapai efisiensi usaha dan daya saing komoditas.
5. Perubahan dari dominasi peran pemerintah dalam pelaksanaan
pembangunan menjadi pada semakin besarnya peran masyarakat
dan swasta mulai dari perencanaan sampai pada implementasinya.
X. KOPERASI PERTANIAN
• Koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak
sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi
yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama
berdasar atas azas kekeluargaan.
• Macam-macam koperasi:
-koperasi produksi
-koperasi pemasaran
-koperasi simpan pinjam
Sejarah koperasi dunia.
• Jejak-jejak organisasi yang menyerupai koperasi pernah ada di
Mesir kuno kira-kira 3000 tahun SM.ada bekas ide koperasi
kebudayaan di Yunani, Romawi dan China. Koperasi pengusaha
tani pertama yang dilaporkan adalah koperasi para peternak sapi
perahan di Swiss, yang membuat keju secara koperatif pada abad
ke 13. orang-orang amerika berpengalaman dalam membentuk
koperasi. Benyamin Franklin membentuk gabungan asuransi
bersama (koperasi) pada tahun 1752. menjelang tahun 1800-an
hampir sebanyak 1000 koperasi usahatani terutama koperasi
peternak perahan di Amerika Serikat.
• Banyak orang mengakui bahwa koperasi resmi pertama pada
jaman modern adalah ’perkumpulan para pelopor keadilan
Rochdale’ di Inggris tahun 1844. pada awalnya anggotanya
berjumlah 28 yang berusaha dalam pembelian perbekalan untuk
bisnis mereka. Walaupun perkumpulan tersebut bukan yang
pertama, tetapi prinsip-prinsip dasarnya telah berlaku sebagai
model bagi perkembangan sejumlah besar koperasi modern.
• Prinsip-prinsip Rochdale
1. modal harus disediakan sendiri dan modal tersebut mendapat
suku bunga yang tetap.
2. koperasi hanya menyediakan bahan makanan yang paling pokok
dan yang dapat diperoleh kepada para anggota.
3. timbangan dan ukuran penuh harus diberikan.
4. harga pasar harus dibayar langsung, tidak ada kredit yang
diberikan atau diminta.
5. laba harus dibagi menurut perbandingan jumlah pembelian yang
dilakukan oleh setiap anggota.
6. prinsipnya setiap anggota mempunyai 1 suara yang menentukan
dan harus ada persamaan bagi semua jenis kelamin dalam
keanggotaan.
7. manajemen harus dikelola oleh para pejabat dan komite/panitia
yang dipilih secara berkala.
8. persentase tertentu dari sisa hasil usaha harus disediakan bagi
pendidikan
9. perhitungan (laporan) keuangan dan neraca harus sering
disajikan kepada para anggota.