Anda di halaman 1dari 8

NAMA : KRISTIANUS NUNGGU

NPM : 201754211022

JURUSAN : AGROTEKNOLOGI

TUGAS : MERANGKUM BAB 1

RUANG LINGKUP USAHA TANI

A. Definisi Usaha Tani

Menurut Soeharjo dan Patong (1973), Usahatani adalah proses


pengorganisasian faktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, modal dan
pengelolaan yang diusahakan oleh perorangan atau sekumpulan orang untuk
menghasilkan output yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga ataupun orang
lain disamping bermotif mencari keuntungan.

Menurut Suratiyah (2006), usahatani adalah ilmu yang mempelajari segala


sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan manusia dalam melakukan
pertanian.

Timmer (1947) ilmu usahatani merupakan penghubung antara ilmu teknik


pertanian dan ilmu pertanian sosial dengan senantiasa menyelenggarakan dan
memperbaiki keberadaannya didalam ilmu pertanian

B. Tri Tunggal Usaha Tani


Tri tunggal Usaha Tani terbagi menjadi 3 yaitu:
1) Petani
 Petani => Seorang yang bergerak dibidang bisnis pertanian utamanya
dengan cara pegolahan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan
memeliara tanaman.
 Petani => Sebagai Manajer, dimana sebagai pengambil keputusan
bisnis dalam mengelolah usahataninya.
 Petani => Sebagai juru tani yang membedakan kehidupan tumbuhan
dan hewan liar dengan pertanian dan peternakan adalah dengan
adanya pengolahan.
2) Lahan
Lahan adalah Sumber Daya Alam fisik yang mempunyai peranan penting
dalam segala kehidupan manusia karena diperlukan manusia untuk tempat
tinggal dan hidup, kemudian untuk melakukan kegiatan pertanian,
perikanan, peternakan, kehutanan, dan pertambangan, dsb.
3) Tanaman
 Tanaman adalah semua subyek usahatani yang bukan hewan dan di
budidayakan pada suatu ruang atau media yang sesuai untuk usaha itu.
 Perbedaan tanaman dan Tumbuhan : Tanaman yaitu sengaja ditanam
sedangkan tumbuhan adalah sesuatu yang muncul atau muncul dari
permukaan bumi.
 Keaneka Ragaman Tanaman
Keaneka ragaman merupakan faktor paling penting dalam mengurangi
ancaman serangan melalui tumpang sari dan tanaman campur lainnya.

C. Usaha Tani sebagai Suatu Sistem


Ilmu usahatani merupakan upaya penelaahan tritunggal yaitu manusia
(petani), lahan dan tanaman/hewan, maka ilmu ini menyangkut aspek manusia
(sosial), lahan (kimia, fisika) serta tanaman/hewan (aspek budidaya). Menurut
Timmer (1947) mengatakan bahwa ilmu usahatani itu merupakan penghubung
antara ilmu teknik pertanian dengan sosial–ekonomi pertanian.
Dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Ilmu Sosial
Ilmu Ilmu Teknik
dan
Ekonomi Usahatani Pertanian

Ilmu
Sosiologi
Manusia
petani
Ilmu Tanah,
pemupukan,
Lahan klimatologi,
pengairan dan
lain-lain

 Ilmu
Tataniaga Tanaman
 Ilmu /ternak/
Ekonomi ikan Ilmu organisasi
Pertanian
 Pembiayaan Ilmu hama
usahatani penyakit

Gambar 1 . Hubungan Ilmu Usahatani dengan ilmu yang lainnya

Dalam analisis ilmiah konvensional, usahatani dibagi dalam berbagai


macam disiplin dan dipandang dengan sudut profesional dari ahli agronomi,
nutrisi, ternak, ekonomi, sosial dan lain-lain. Sebaliknya, petani justru tidak
memiliki bidang keahlian khusus, mereka menganggap usahatani sebagai suatu
keselurahan , jika kita ingin memahami bagaimana usahatani berfungsi dan
bagaimana keputusan usahatani diambil, kita harus melihat usahatani sebagai
suatu sistem. Usahatani bukanlah sekadar kumpulan tanaman, hewan, peralatan,
tenaga kerja, namun merupakan suatu jalinan yang kompleks dengan pengaruh-
pengaruh lingkungan dan input-input yang harus dikelola petani sesuai dengan
kemampuannya.
D. Klasifikasi Usahatani
1) Pola usahatani

Terdapat dua macam pola usahatani, yaitu lahan basah atau sawah ,lahan
kering. Ada beberapa sawah yang irigasinya dipengaruhi oleh sifat
pengairannya, yaitu :

 Sawah dengan pengairan teknis


 Sawah dengan pengairan setengah tehnis
 Sawah dengan pengairan sederhana
 Sawah dengan pengairan tadah hujan
 Sawah pasang surut, umumnya di muara sungai
2) Tipe usahatani
Tipe usahatani menunjukkan klasifikasi tanaman yang didasarkan pada
macam dan cara penyusunan tanaman yang diusahakan.
a. Macam tipe usahatani :
 Usahatani padi
 Usahatani palawija (serealia, umbi-umbian, jagung)
b. Cara penyusunan tanaman:
 Usahatani Monokultur: Satu jenis tanaman sayuran yang ditanam
pada suatu lahan. Pola ini idak memperkenankan adanya jenis
tanaman lain pada Lahan Yang sama. Pola tanam monokultur banyak
dilakukan Petani sayuran yang memiliki lahan khusus. Jarang yang
melakukannya di lahan yang sempit.
 Pola tanam tumpangsari merupakan penanaman campuran dari dua
atau lebih jenis sayuran dalam suatu luasan lahan
 Usahatani bergilir/tumpang gilir

3) Struktur usahatani
Struktur usahatani menunjukkan bagaimana suatu komoditi diusahakan.
Cara pengusahaan dapat dilakukan secara khusus (1 lokasi), tidak khusus
(berganti-ganti lahan atau varietas tanaman) dan campuran (2 jenis atau lebih
varietas tanaman, misal tumpangsari dan tumpang gilir). Ada pula yang
disebut dengan “Mix Farming” yaitu manakala pilihannya antara dua
komoditi yang berbeda polanya, misalnya hortikultura dan sapi perah.
Pemilihan khusus atau tidak khusus ditentukan oleh :
– Kondisi lahan
– Musim/iklim setempat
– Pengairan
– Kemiringan lahan
– Kedalaman lahan
4) Corak usahatani
Corak usahatani berdasarkan tingkatan hasil pengelolaan usahatani yang
ditentukan oleh berbagai ukuran/kriteria, antara lain :
– Nilai umum, sikap dan motivasi
– Tujuan produksi
– Pengambilan keputusan
– Tingkat teknologi
– Derajat komersialisasi dari produksi usahatani
– Derajat komersialisasi dari input usahatani
– Proporsi penggunaan faktor produksi dan tingkat keuntungan
– Pendayagunaan lembaga pelayanan pertanian setempat
– Tersedianya sumber yang sudah digunakan dalam usahatani
– Tingkat dan keadaan sumbangan pertanian dalam keseluruhan
tingkat ekonomi
5) Bentuk usahatani
Bentuk usahatani di bedakan atas penguasaan faktor produksi oleh petani,
yaitu :
– Perorangan : Faktor produksi dimiliki atau dikuasai oleh seseorang,
maka hasilnya juga akan ditentukan oleh seseorang
– Kooperatif :Faktor produksi dimiliki secara bersama, maka
hasilnya digunakan dibagi berdasar kontribusi dari pencurahan
faktor yang lain.

FAKTOR-FAKTOR USAHA TANI DALAM BENTUK CORAK TANI

Tujuan kegiatan usaha tani berbeda-beda karena pengaruh lingkungan


alam dan kemampuan pengusahanya. Ada petani yang kegiatannya bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yang disebut dengan usaha tani
pencukup kebutuhan keluarga (selfsufficient farm / subsistences farms), dan
adapula kegiatannya yang bertujuan untuk mendapatkan untung sebesar-
besarnya yang disebut dengan usahaani komersial (commercial farm).

Karena cirri dan sifat yang dimilki oleh usahatani komersial & pencukup
kebutuhan keluaraga, beberapa ahli memberikan nama lain kepada kedua
usahatani ini.Usaha tani komersial disebut juga dengan nama usahatani dinamis
& usahatani tidak komersial disebut usahatani statis. Penggolongan tsb
dimaksudkan untuk menggambarkan keadaan saat tertentu , karena setiap
usahatani statis dapat berubah melalui masa peralihan menjadi usaha tani
dinamis.

Para ahli telah banyak menegemukakan pendapatnya untuk membedakan


apakah suatu usahatani tergolong subsisten atau komersil.. Salah satu ukuran itu
adalah tindakan ekonomi petani dalam penggunaan unsure-unsur
produksi.penggunaan usnur produksi misalnya penggunaan tenaga kerja &
pemilihan cabang usaha sering didasarkan pada kebiasaan. Hubungan petani
dengan dunia luar usahataninya merupakan dasar pengukur tingkat
perkembangan usaha tani.

corak usahatani dimaksudkan sebagai tingkatan dari hasil pengelolaan


usahatani yang ditentukan oleh berbagai ukuran,kriteria untuk menentukan
tingkat komerialisasi suatu usahatani. ada 10 kriteria yang umumnya digunakan
yaitu:

 nilai umum, sikap dan motivasi


 tujuan berproduksi
 tingkat teknologi
 derajat komerialisasi
 proporsi dari penggunaan faktor produksi dan tingkat keuntungan
 pemberdayaan lembaga pelayanan pertanian setempat
 ketersediaan sumber yang digunakan dalam usahatani
 tingkat dan keadaan sumbangan pertanian dalam keseluruhan

KEDUDUKAN ILMU USAHA TANI DALAM SISTEM AGRIBISNIS

Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu
atau keseluruhan dari mata rantai pengadaan saprodi, produksi, pengolahan
hasil dan pemasaran dihasilkan usahatani atau hasil olahannya. Apabila
subsistem usahatani dimodernisasi atau dikembangkan, maka akan membentuk
sebuah sistem agribisnis.

Ilmu usahatani merupakan upaya penelaahan tritunggal yaitu manusia


(petani), lahan dan tanaman/hewan, maka ilmu ini menyangkut aspek manusia
(sosial), lahan (kimia, fisika) serta tanaman/hewan (aspek budidaya). Menurut
Timmer (1947) mengatakan bahwa ilmu usahatani itu merupakan penghubung
antara ilmu teknik pertanian dengan sosial–ekonomi pertanian.

Berikut kedudukannya :

1. Subsistem pengadaan dan distribusi input

Melibatkan aktivitas bisnis yg luaskegiatan bisnis penghasil bibit, benih,


pupuk, obat-obatan, peralatan pertanian. Fungsinyamemproduksi dan
memasok kebutuhan input yg digunakan dlm subsistem berikutnya yaitu
subsistem produksi primer Keberadaan dan berkembanganya subsistem ini
tentunya tergantung pada subsistem lainnya, yg merupakan pasar bagi
subsistem ini

2. Subsistem produksi pertanian primer (On-farm)

Fungsi menghasilkan produk-produk pertanian primer yg akan dikonsumsi


secara langsung atau diolah dalam industri pengolahan menjadi produk
setengah jadi atau produk akhir. Usahatani merupakan tempat utama dimana
pemanenan energi matahari dan nutrisi dr alam berlangusng dengan
intensifbercocok tanam, budiaya dan ekstrasi sd perikanan/peternakan
Kegiatan bisnis sektor ini sgt luas dan beragam dalam jenis komoditi, skala
usaha dan teknologi yg digunakan Subsistem ini tergantung pada subsistem
pengadaan & distribusi input sebagai pemasok input dan subsistem hilir yaitu
pengolahan dan pemasaran hasil dr sisi permintaan

3. Subsistem Pengolahan Hasil PertaniaN

Peran penting subsistem ini adalah mengolah basil-hasil pertanian primer


menjadi produk jadi atau setengah jadi Secara ekonomi, sektor ini berperan
penting dalam menciptakan nilai tambah dengan cara mengubah bentuk, mulai
dan yang bersifat sederhana sampai yang kompleks Kegiatan di sektor ini tidak
dapat berkembang jika tidak didukung oleh subsistem produksi primer sebagai
sector pemasok bahan baku. Sektor ini juga tidak dapat berkembang dengan
baik jika tidak tersedia pasar yang dapat menyerap produk-produk olahan yang
dihasilkannya.
4. Subsistem Pemasaran Hasil Pertanian

Susbsistem ini berupa sektor yang juga rnempunyai spektrum bisnis yang
luas. Pelaku bisnis di sektor ini berupa pedagang pengumpul di tingkat desa,
pengumpul di tingkat kecamatan, tengkulák, grosir, dan pengecer Fungsi
penting dan subsistem ini adalah menghubungkan subsistem produksi primer
dan atau pengolahan hasil dengan konsumen akhir, baik di pasar domestik
maupun di pasar ekspor Perkembangan subsistem ini tergantung pada
perkembangan subsistem-subsistem sebelumnya

5. Subsistem Lembaga Penunjang (Supporting System)

Kegiatan agribisnis tidak bergerak di ruang hampa, tetapi akan terkait


dengan lembaga-lembaga lain yang menunjang Agar setiap subsistem yang
diuraikan di atas berjalan dengan baik, diperlukan seperangkat lembaga yang
terkait secara langsung maupun tidak langsung terhadap kegiatan agribisni
Untuk itu diperlukan lembaga-lembaga seperti lembaga penelitian dan
pengembangan, pendidikan, penyuluhan, pelatihan, perbankan, yang
dilengkapi dengan seperangkat kebijakan pemerintah yang menunjang
terselenggaranya agribisnis tersebut.

Anda mungkin juga menyukai