Anda di halaman 1dari 12

RUANG LINGKUP

DAN SEJARAH USAHATANI


Ir. Agustina Shinta, MP
Lab of Agribusiness Analysis and Management,
Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya
Email: shint4_71ub@yahoo.com

MODUL
1. Definisi ilmu usahatani 4. Kaitan usahatani dengan
2. Usahatani sebagai Sistem sektor agribisnis

1
3. Sejarah Perkembangan 5. Klasifikasi usahatani
usahatani di Indonesia

1. DEFINISI USAHATANI
Ilmu usahatani adalah ilmu terapan yang membahas atau

SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT


mempelajari bagaimana menggunakan sumberdaya secara
efisien pada suatu usaha pertanian agar diperoleh hasil
maksimal.

Pertanian rakyat yang merupakan usahatani adalah sebagai


istilah dari perkataan farm dalam bahasa Inggris. Dr. Mosher
memberikan definisi farm sebagai suatu tempat atau sebagian
dari permukaan bumi di mana pertanian diselenggarakan oleh
seorang petani tertentu, apakah ia seorang pemilik, penyakap
(SPEED)

atau manajer yang digaji. Usahatani adalah himpunan dari


sumber-sumber alam yang terdapat pada tempat itu yang
diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah dan air,
perbaikan- perbaikan yang dilakukan atas tanah itu, sinar
matahari, bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah itu
dan sebagainya (Mosher, 1968)

Usahatani kecil diusahakan oleh petani kecil yang


mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Berusahatani dalam lingkungan tekanan penduduk lokal
yang meningkat
2. Mempunyai sumberdaya terbatas sehingga menciptakan
tingkat hidup yang rendah
Ilmu Usaha Tani Brawijaya University 2012

3. Bergantung seluruhnya atau sebagian kepada produksi yang subsisten


4. Kurang memperoleh pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelayanan
lainnya

Di Indonesia, batasan petani kecil (Soekartawi, 1986) telah disepakati pada


seminar petani kecil di Jakarta pada tahun 1979, menetapkan bahwa petani kecil
adalah :
a. Petani yang pendapatannya rendah, yaitu kurang dari setara 240 kg beras per
kapita per tahun
b. Petani yang memiliki lahan sempit, yaitu lebih kecil dari 0,25 ha lahan sawah di
Jawa atau 0,5 ha di luar Jawa. Bila petani tersebut juga memiliki lahan tegal
maka luasnya 0,5 ha di Jawa dan 1,0 ha di luar Jawa.
c. Petani yang kekurangan modal dalam memiliki tabungan yang terbatas.
d. Petani yang memiliki pengetahuan terbatas dan kurang dinamis.

Dari segi otonomi, ciri yang sangat penting pada petani kecil adalah
terbatasnya sumberdaya dasar tempat ia berusahatani. Pada umumnya mereka
hanya menguasai sebidang lahan kecil, disertai dengan ketidakpastian dalam
pengelolaannya. Lahannya sering tidak subur dan terpencar-pencar dalam beberapa
petak. Mereka sering terjerat hutang dan tidak terjangkau oleh lembaga kredit dan
sarana produksi. Bersamaan dengan itu, mereka menghadapi pasar dan harga yang
tidak stabil, mereka tidak cukup informasi dan modal.

Walaupun petani-petani keecil mempunyai ciri yang sama yaitu memiliki


sumberdaya terbatas dan pendapatan yang rendah, namun cara kerjanya tidak
sama. Karena itu petani kecil tidak dapat dipandang sebagai kelompok yang serba
sama, walaupun mereka berada di suatu wilayah kecil. Jelas bahwa hal ini diperlukan
penelitian-penelitian mengenai usahatani di bebagai daerah dengan berbagai
karakteristik petani, iklim, sosial, budaya yang berbeda, sehingga diperoleh
perumusan masalah yang dapat digunakan untuk merumuskan suatu kebijakan.

Dengan melihat ciri-ciri petani kecil di atas, mempelajari usahatani merupakan


salah satu cara untuk melihat, menafsirkan, menganalisa, memikirkan dan berbuat
sesuatu (penyuluhan, penelitian, kunjungan, kebijakan dll) tentang situasi keluarga
tani dan penduduk desa yang lain sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan

Page 2 of 12
Ilmu Usaha Tani Brawijaya University 2012
petani dan keluarganya.

Kesulitan utama dalam menganalisis perekonomian rumah tangga tani di


negara berkembang seperti Indonesia karena ;
- Sifat dwifungsinya : produksi dan konsumsi yang kadang tidak terpisahkan
- Kuatnya peranan desa sebagai unit organisasi sosial dan perekonomian

Bila ingin melihat potret atau kegiatan usahatani, kita akan melihat :
a. adanya lahan
b. adanya bangunan yang berupa rumah petani, gudang, kandang, lantai jemur
c. adanya alat-alat pertanian
d. adanya kegiatan petani yang menetapkan rencana , mengawasi jalannya
usahatani dan menikmati hasil usahataninya.

Di Indonesia, mengenal istilah perekebunan yang sebenarnya merupakan usahatani yang


dilaksanakan secara komersial, tujuannya adalah mendapatkan keuntungan secara terus menerus. Tetapi
ada perbedaan pokok antara keduanya, antara lain:
No Ciri Usahatani Perkebunan
1 Lahan Sempit Luas
2 Status lahan Milik, sewa Hak guna usaha
Swasta, seluruhnya tenaga
Oleh petani sendiri dan
3 Pengelolaan upahan sebagai karyawan,
Secara sederhana
dan agak rumuit
Campuran , monokultur, Tanaman perdagangan,
4 Jenis tanaman
Pangan Monokultur
5 Tehnologi Sederhana Modern
Selalu mengikuti
6 Cara budidaya Tradisional
Perkembangan tehnologi
7 Cara permodalan Padat karya Padat modal

2. USAHATANI SEBAGAI SUATU SISTEM

Ilmu usahatani merupakan upaya penelaahan tritunggal yaitu manusia


(petani), lahan dan tanaman/hewan, maka ilmu ini menyangkut aspek manusia
(sosial), lahan (kimia, fisika) serta tanaman/hewan (aspek budidaya). Menurut
Timmer (1947) mengatakan bahwa ilmu usahatani itu merupakan penghubung

Page 3 of 12
Ilmu Usaha Tani Brawijaya University 2012
antara ilmu teknik pertanian dengan sosial–ekonomi pertanian.

Dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini:

Ilmu Sosial
dan
Ilmu Ilmu Teknik
Usahatani Pertanian
Ekonomi

Ilmu
Sosiologi
Manusia
petani
Ilmu Tanah,
pemupukan,
Lahan klimatologi,
pengairan dan
lain-lain

Ilmu Tataniaga
Ilmu Ekonomi Tanaman
Pertanian /ternak/
Pembiayaan ikan Ilmu organisasi
usahatani
Ilmu hama
penyakit

Gambar 1 . Hubungan Ilmu Usahatani dengan ilmu yang lainnya

Dalam analisis ilmiah konvensional, usahatani dibagi dalam berbagai macam


disiplin dan dipandang dengan sudut profesional dari ahli agronomi, nutrisi, ternak,
ekonomi, sosial dan lain-lain. Sebaliknya, petani justru tidak memiliki bidang
keahlian khusus, mereka menganggap usahatani sebagai suatu keselurahan , jika
kita ingin memahami bagaimana usahatani berfungsi dan bagaimana keputusan
usahatani diambil, kita harus melihat usahatani sebagai suatu sistem. Usahatani
bukanlah sekadar kumpulan tanaman, hewan, peralatan, tenaga kerja, namun
merupakan suatu jalinan yang kompleks dengan pengaruh-pengaruh lingkungan dan
input-input yang harus dikelola petani sesuai dengan kemampuannya.

3. SEJARAH PERKEMBANGAN USAHATANI DI


INDONESIA
Pertanian telah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan
manusia. Awalnya pertanian dilakukan hanya semata untuk dapat bertahan hidup.
Page 4 of 12
Ilmu Usaha Tani Brawijaya University 2012
Untuk memenuhi keperluan hidup, masyarakat menanam apa saja yang diperlukan,
awalnya adalah umbi-umbian. Masyarakat berfikir sederhana bagaimana
mempersiapkan lahan, alat-alat, hewan dan sebagainya. Dari pengalaman bercocok
tanam tersebut, nantinya akan muncul kelompok manusia yang melanjutkan
pekerjaan yang berhubunagan dengan bercocok tanam dan yang merasa tidak
berbakat mereka akan memelihara dan menggembalakan ternak.

Kelompok masyarakat yang suka bercocok tanam akan mencari lahan yang
gampang ditanami sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Begitu juga kelompok
masyarakat yang memelihara ternak. Sebelumnya mereka menanam gandum yang
mudah hidup. Padilah yang sejenis paling cocok bagi mereka, karena padi dapat
tumbuh baik di lahan kering maupun tergenang air.

Di Jawa, sejak VOC menguasai di Batavia, mulailah dilakukan penjualan atau


pemberian tanah yang luas oleh VOC kepada pihak-pihak yang berjasa kepada
Belanda. Pada pemerintahan Belanda, kebijakan pertanian bukan untuk tujuan
memajukan pertanian di Indonesia, melainkan hanya untuk memperoleh
keuntungan sebesar-besarnya bagi VOC. VOC menentukan perdagangan monopoli,
hanya dengan VOC-lah rakyat boleh berdagang. Apalagi pada saat ada gerakan
tanaman kopi paksa oleh VOC terhadap penduduk, di Jawa Barat hingga tahun 1921

Pada zaman cultursteelsel yang diciptakan Van Den Bosch, memperbaiki sewa
tanah atau landrente yang dibentuk oleh Raffles (pada saat tanam paksa).
Berdasarkan culturstelseel tersebut para petani tidak diminta 1/5 hasil bumi yang
mereka peroleh, melainkan para petani harus menanami 1/5 dari tanah mereka
dengan jenis-jenis tanaman menurut kehendak pemerintah. Pada saat itu komoditi
yang memiliki harga tinggi di pasar dunia adalah tebu. Para petani diwajibkan
mencurahkan tenaga kerjanya lebih banyak kepada tanaman wajib daripada
tanaman mereka sendiri. Akibat peraturan yang ketat banyak para petani yang
mengungsi ke daerah memasuki hutan dan mereka membuka tanah untuk dijadikan
sawah.

Sebenarnya Undang-undang Pokok Agraria mengenai pembagian tanah telah


muncul sejak 1870, namun kenyataanya tanam paksa baru berakhir tahun 1921,
itupun tanah masih dikuasai oleh orang-orang Eropa, namun dengan menanam
tanaman bebas mereka mengusahakan pertanian di Indonesia di atas tanah yang
luas, menggunakan modal besar dan usahanya ditetapkan di bawah pimpinan yang
ahli dengan menikmati lindungan dari pemerintah Hindia Belanda. Maka tidaklah

Page 5 of 12
Ilmu Usaha Tani Brawijaya University 2012
mengherankan, bahwa perusahaan perkebunan ini memperoleh keuntungan yang
luar biasa besarnya. Petani-petani Indonesia hanyalah buruh dengan upah yang
sangat rendah. Hal berlangsung terus hingga zaman penjajahan berakhir.

Setelah Indonesia merdeka, maka kebijakan pemerintah terhadap pertanian


tidak banyak mengalami perubahan. Pemerintah tetap mencurahkan perhatian
khusus pada produksi padi dengan berbagai peraturan seperti wajib jual padi
kepada pemerintah. Namun masih banyak tanah yang dikuasai oleh penguasa dan
pemilik modal besar, sehingga petani penggarap atau petani bagi hasil tidak dengan
mudah menentukan tanaman yang akan ditanam dan budidaya terhadap
tanamannya pun tak berkembang. Setelah swasembada beras hingga tahun 1990
an, baru ada perubahan kebijakan dari beras ke pangan.

Pada permulaan tahun 1970-an pemerintah Indonesia meluncurkan suatu


program pembangunan pertanian yang dikenal secara luas dengan program
Revolusi Hijau yang dimasyarakat petani dikenal dengan program BIMAS. Tujuan
utama dari program tersebut adalah meningkatkan produktivitas sektor pertanian.
Revolusi Hijau memakan waktu lebih dari 20 tahun telah berhasil mengubah sikap
para petani khususnya para petani sub sektor pangan, dari anti teknologi ke sikap
yang mau memanfaatkan teknologi pertanian modern. Perubahan sikap petani
sangat berpengaruh terhadap kenaikan produktivitas sub sektor pangan sehingga
Indonesia mampu mencapai swasembada pangan. Namun kerugian yang
ditimbulkan Revolusi Hijau pun tidak sedikit, diantaranya adalah membuat petani
bodoh. Banyak pengetahuan lokal yang menyangkut pertanian telah banyak
dilupakan. Para petani tergantung pada paket-paket teknoloogi pertanian produk
industri.

Pada tahun 1998 usaha tani di Indonesia mengalami keterpurukan karena


adanya krisis multi-dimensi. Pada waktu itu telah terjadi perubahan yang mendadak
bahkan kacau balau dalam pertanian kita. Kredit pertanian dicabut, suku bunga
kredit membumbung tinggi sehingga tidak ada kredit yang tersedia ke pertanian.
Karena desakan IMF waktu itu, subsidi pertanian (pupuk, benih, dll) juga dicabut
dan tarif impor komoditi khususnya pangan dipatok maksimum 5%. Infrastruktur
pertanian pedesaan khususnya irigasi banyak yang rusak karena biaya
pemeliharaan tidak ada. Penyuluh pertanian juga kacau balau karena terlalu
mendadak didaerahkan. Tidak hanya itu, akibat kerusuhan, jaringan distribusi
bahan pangan dan sarana produksi pertanian lumpuh, antrian beras dan minyak
goreng terjadi dimana-mana. Itulah kondisi pertanian dan pangan yang kita hadapi
Page 6 of 12
Ilmu Usaha Tani Brawijaya University 2012
saat itu. Akibat perubahan mendadak tersebut pelaku agribisnis khususnya para
petani mengalami kegamangan dan kekacauan. Kredit untuk petani tidak ada, harga
pupuk melambung baik karena depresiasi rupiah maupun karena pencabutan
subsidi. Itulah sebabnya mengapa pada saat krisis pada tahun 1998-1999 booming
agribisnis tidak berlangsung lama meskipun depresiasi rupiah cukup memberi
insentif untuk eksport. Perubahan mendadak waktu itu, tidak memberi waktu bagi
para petani untuk menyesuaikan diri. Sehingga PDB pertanian mengalami
pertumbuhan rendah sebesar 0,88 persen (terendah sepanjang sejarah) (Saragih,
2004).

4. KAITAN USAHATANI DAN AGRIBISNIS

Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau
keseluruhan dari mata rantai pengadaan saprodi, produksi, pengolahan hasil dan
pemasaran dihasilkan usahataniatau Tata
hasilniaga
olahannya
Penunjang :
Dalam negeri
Luar negeri

Distribusi

Penyimpanan

Lembaga Pengolahan
Penunjang :

Bank
Koperasi
Usahatani :
Lembaga
Skala besar
Pendidikan
Skala kecil
Angkutan
Pasar
Pasca Panen Pangan Sayuran Bunga Perkebunan Ternak Ikan
dll

Pengadaan dan Penyaluran Saprodi

- Bibit Pupuk - Pestisida Mesin Bahan Kredit Dll.


pertanian bakar
- Benih - Obat-obatan

Page 7 of 12
Ilmu Usaha Tani Brawijaya University 2012

5. KLASIFIKASI USAHATANI
a. Pola usahatani
Terdapat dua macam pola usahatani, yaitu lahan basah atau sawah ,lahan
kering. Ada beberapa sawah yang irigasinya dipengaruhi oleh sifat
pengairannya, yaitu:
Sawah dengan pengairan tehnis
Sawah dengan pengairan setengah tehnis
Sawah dengan pengairan sederhana
Sawah dengan pengairan tadah hujan
Sawah pasang surut, umumnya di muara sungai

b. Tipe usahatani
Tipe usahatani menunjukkan klasifikasi tanaman yang didasarkan pada
macam dan cara penyusunan tanaman yang diusahakan.
1. Macam tipe usahatani :
Usahatani padi
Usahatani palawija (serealia, umbi-umbian, jagung)

2. Cara penyusunan tanaman:


Usahatani Monokultur: satu jenis tanaman sayuran yang ditanam pada suatu
lahan. Pola ini tidak memperkenankan adanya jenis tanaman lain pada lahan
yang sama. Jadi bila menanam cabai, hanya cabai saja yang ditanam di
lahan tersebut. Pola tanam monokultur banyak dilakukan petani sayuran
yang memiliki lahan khusus. Jarang yang melakukannya di lahan yang
sempit. Pola tanam ini memang sudah sangat mengacu ke arah
komersialisasi tanaman. Jadi perawatan tanaman pada lahan diperhatikan
dengan sungguh-sungguh (Nazaruddin, 1994)

Penataan tanaman secara tunggal (monokultur), di atas tanah tertentu


dan dalam waktu tertentu (sepanjang umur tanaman) hanya ditanami satu
jenis tanaman. Setelah dilakukan pemanenan atas tanaman itu, maka tanah
yang bersangkutan itu kemudian ditanami lagi dengan jenis tanaman yang
sama dan atau dengan jenis-jenis tanaman lain. Atau dengan kata lain : di
atas tanah itu dilakukan penataan pertanaman secara bergiliran
urutan/rotasi (Tohir, 1983).

Page 8 of 12
Ilmu Usaha Tani Brawijaya University 2012
Menurut Makeham dan Malcolm, 1990 , monokultur adalah
mengusahakan tanaman tunggal pada suatu waktu di atas sebidang lahan.
Definisi lain adalah “Penanaman berulang-ulang untuk tanaman yang sama
pada lahan yang sama”

Usahatani Campuran/tumpangsari
Pola tanam tumpangsari merupakan penanaman campuran dari dua
atau lebih jenis sayuran dalam suatu luasan lahan. Jenis sayuran yang
digabung bisa banyak variasinya. Pola tanam ini sebagai upaya
memanfaatkan lahan semaksimal mungkin.Tumpangsari juga dapat
dilakukan di ladang-ladang padi atau jagung, maupun pematang sawah. Pola
tanam tumpangsari bisa diterapkan untuk tanaman semusim yang umurnya
tidak jauh berbeda dengan tanaman berumur panjang yang nantinya
menjadi tanaman pokok (Nazarudin, 1994).

Pola tanam tumpang sari akan berhasil guna dan berdaya guna
apabila beberapa prinsip tidak ditinggalkan. Menurut Suryanto (1990) dan
Tono (1991) bahwa prinsip tumpangsari lebih banyak menyangkut tanaman
diantaranya :
- Tanaman yang ditanam secara tumpangsari, dua tanaman atau lebih
mempunyai umur yang tidak sama
- Apabila tanaman yang ditumpangsarikan mempunyai umur yang hampir
sama, sebaiknya fase pertumbuhannya berbeda.
- Terdapat perbedaan kebutuhan terhadap air, cahaya dan unsur hara.
- Tanaman mempunyai perbedaan perakaran.

Pola tanam tumpangsari memberikan berbagai keuntungan, baik


ditinjau dari aspek ekonomis, maupun lingkungan agronomis. Menurut
Santoso (1990), beberapa keuntungan dari tumpangsari adalah sebagai
berikut :
- Mengurangi resiko kerugian yang disebabkan fluktuasi harga pertanian
- Menekan biaya operasional seperti tenaga kerja dan pemeliharaan
tanaman.
- Meningkatkan produktifitas tanah sekaligus memperbaiki sifat tanah.

Usahatani bergilir/tumpang gilir

Page 9 of 12
Ilmu Usaha Tani Brawijaya University 2012

b. Struktur usahatani
Struktur usahatani menunjukkan bagaimana suatu komoditi diusahakan.
Cara pengusahaan dapat dilakukan secara khusus (1 lokasi), tidak khusus
(berganti-ganti lahan atau varietas tanaman) dan campuran (2 jenis atau lebih
varietas tanaman, misal tumpangsari dan tumpang gilir). Ada pula yang disebut
dengan “Mix Farming” yaitu manakala pilihannya antara dua komoditi yang
berbeda polanya, misalnya hortikultura dan sapi perah.

Pemilihan khusus atau tidak khusus ditentukan oleh :


Kondisi lahan
Musim/iklim setempat
Pengairan
Kemiringan lahan
Kedalaman lahan

Pemilihan khusus dilakukan berdasarkan keadaan tanah yang menyangkut


kelangsungan produksi dan pertimbangan keuntungan. Pemilihan tidak khusus
dilakukan oleh petani karena dipaksa oleh keadaan lahan yang dimiliki, misalnya
bila petani memiliki sawah, tanah kering dan kolam, maka pilihan komoditi yang
terbaik adalah yang menyebabkan kenaikan produk dari yang satu diikuti oleh
kenaikan produk cabang usaha yang lain.

c. Corak usahatani
Corak usahatani berdasarkan tingkatan hasil pengelolaan usahatani yang
ditentukan oleh berbagai ukuran/kriteria, antara lain :
Nilai umum, sikap dan motivasi
Tujuan produksi
Pengambilan keputusan
Tingkat teknologi
Derajat komersialisasi dari produksi usahatani
Derajat komersialisasi dari input usahatani
Proporsi penggunaan faktor produksi dan tingkat keuntungan
Pendayagunaan lembaga pelayanan pertanian setempat
Tersedianya sumber yang sudah digunakan dalam usahatani
Tingkat dan keadaan sumbangan pertanian dalam keseluruhan tingkat
ekonomi
Page 10 of 12
Ilmu Usaha Tani Brawijaya University 2012

d. Bentuk usahatani
Bentuk usahatanidi bedakan atas penguasaan faktor produksi oleh petani,
yaitu :
Perorangan
Faktor produksi dimiliki atau dikuasai oleh seseorang, maka hasilnya
juga akan ditentukan oleh seseorang

Kooperatif
Faktor produksi dimiliki secara bersama, maka hasilnya digunakan dibagi
berdasar kontribusi dari pencurahan faktor yang lain. Dari hasil usahatani
kooperatif tersebut disisihkan atas dasar musyawarah per anggotanya
untuk keperluan pemeliharaan dan pengembanga faktor yang dikuasai
bersama serta kegiatan sosial dari kelompok kegiatan itu antara lain :
pemilikan bersama alat pertanian, pemasaran hasil dan lain-lain

REFERENSI
Anonymous, 1992. Profil Propinsi Republik Indonesia Di Aceh. Jakarta

--------------, 1992. Profil Propinsi Republik Indonesia: Lampung. PT Intermasa :


Jakarta

--------------, 1992. Profil Propinsi Republik Indonesia: Maluku. PT Intermasa. Jakarta

Anwar Adiwilaga, 1982, Ilmu Usahatani, Penerbit Alumni, Bandung

Blogspot. 2001. Sejarah Kerajaan Lombok (online). (Available on-line with updates at
http://www.kompas.com/menelusuri SisaMajapahitDiLombok.htm)

Rudini, 1992. Profil Propinsi Republik Indonesia Sulawesi Tengah. Yayasan Bhakti
Wawasan Nusantara. PT. Inter Masa. Jakarta.

--------, 1992. Profil Propinsi Republik Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta. Yayasan
Bhakti Wawasan Nusantara. . PT. Inter Masa. Jakarta.

Saragih Bungaran, 2004. Kuliah Tamu Perkembangan Mutakhir Pertanian Indonesia dan
Agenda Pembangunan Ke Depan. Universitas Brawijaya. Malang

Page 11 of 12
Ilmu Usaha Tani Brawijaya University 2012

PROPAGASI
TUGAS PEMBELAJARAN MODUL 1
1. Carilah literatur mengenai definisi ilmu usahatani
2. Uraikan dengan jelas mengenai Tri Tunggal Usahatani
3. Dari definisi tersebut, coba susunlah diagram yang menggambarkan usahatani
sebagai suatu sistem
4. Ceritakan sejarah perkembangan usahatani di Indonesia mulai dari jaman
penjajahan hingga sekarang.

Page 12 of 12

Anda mungkin juga menyukai