FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
PROGRAM STUDI
AGRIBISNIS UNIVERSITAS
SRIWIJAYA TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
Desa Jagolano kecamatan Rantau Panjang memiliki lahan sawah seluas 216 ha
terdiri dari tiga tipe lahan yaitu lahan lebak dangkal,lahan lebak tengahan,dan
lahan lebak dalam. Pada lahan lebak dangkal memili luas 97ha,lahan lebak
tengahan seluas 76 ha dan lahan lebak dalam memili luas 43 ha.Mayoritas
usahatani didesa jagolano adalah budidaya padi dan juga ada usaha sampingan
yaitu budidaya tanaman sayur seperti kacang panjan,oyong,timun,cabe.Mayoritas
pendapatan masyarakat di desa Jagolano hampir 85% dibidang pertanian.Pada
bulan maret masyarakat akan menanam dilahan lebak dangkal,di bulan april ke
lebak tengahan dan pada bulan mei ke juni dilahan lebak dalam
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah masyarakat di Desa Jagolano memiliki usaha
dibidang pertanian.
2. Untuk mengetahui faktor apa sajan yang mempengaruhi usahat atani di Desa
Jgolano.
3. Untuk mengetahui apakah kegiatan usahatani masyarakat Desa Jagolanu
dilakukan bersama anggota keluarga dan bagaimana sistem pembayarannya.
4. Untuk mengetahui bagaimana petani di Desa Jagolano mendapatkan modal
dan peralatan yang dibutuhkan untuk usahataninya.
5. Untuk mengetahui jenis pupuk dan harga yang digunakan petani di Desa
Jagolano.
6. Untuk mengetahui manajemen keuangan dalam usahatani di Desa Jagolano.
7. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dialami petani di Desa Jagolano.
8. Untuk mengetahui pengolahan pasca panen produk pertanian di Desa Jagolano
9. Untuk mengetahui alur pemasan produk pertanian tersebut.
10. Untuk mengetahui bantuan apa yang diberikan pemerintah kepada petani di
Desa Jagolano.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sawah adalah tanah yang digarap dan diairi untuk tempat menanam
padi.Untuk keperluan ini, sawah harus mampu menyangga genangan air karena
padimemerlukan penggenangan pada periode tertentu dalam
pertumbuhannya.Untuk mengairi sawah digunakan sistem irigasi dari mata air,
sungai atau airhujan. Sawah yang terakhir dikenal sebagai sawah tadah hujan,
sementara yanglainnya adalah sawah irigasi. Padi yang ditanam di sawah dikenal
sebagai padilahan basah ( lowland rice ). Pada lahan yang berkemiringan tinggi,
sawahdicetak berteras atau lebih dikenal terasiring atau sengkedan
untukmenghindari erosi dan menahan air. Sawah berteras banyak terdapat di
lereng bukit atau gunung di Jawa dan Bali (Anonim, 2014).
Padi dalam bahasa latin Oryza Sativa L, merupakan suatu jenis tanaman
pangan yang dapat tumbuh di sawah dan bernilai ekonomi terhadap peningkatan
pendapatan petani. Terdapat tiga subspecies padi yaitu Indica yang berhari pendek
dan tumbuh terutama di wilayah tropik hangat dan lembab, Jeponica yang
beberapa kultivar diantaranya berhari pendek, tetapi kebanyak berhari netral dan
tumbuh diluar wilayah tropis, dan javonica yang berhari netral dan tumbuh di
wilayah iklim ekuator di Indonesia (Rasda, 2007:17).Ciri khusus budidaya padi
sawah adalah adanya penggenangan selama pertumbuhan tanaman. Budidaya padi
sawah dilakukan pada tanah yang berstruktur lumpur. Oleh sebab itu, tanah yang
ideal untuk sawah harus memiliki kandungan liat minimal 20 persen (Purwono
dan Purnamawati 2007 : 17).
2.4 Usahatani
Menurut Soekartawi (1995) usahatani merupakan ilmu yang mempelajari
bagaimana seorang petani mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif
dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.
Ditinjau dari beberapa pengertian di atas tentunya ilmu usahatani sangat penting
dalam ilmu pertanian. Dan untuk memaksimalkan dalam pengelolaan usahatani
itu sendiri diperlukan unsur-unsur pokok yang merupakan faktor – faktor utama
dalam usahatani.
3.1 HASIL
Pertanyaan:
1. Apakah bapak/ibu memiliki lahan atau usaha dibidang pertanian sendiri?
Punya.Ibu Mila dan Bapak Amril memiliki lahan pertanian kurang lebih
seluas 2 Ha.
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi usahatani di Desa Jagolango baik internal
maupun ekternal?
Faktor eksternal yang mempengaruhi salah satunya sulit mencari petani/buruh
upah untuk membantu proses usahatani yang dijalankan oleh Ibu Mila dan
Bapak Amril,sedangkan faktor internal yang dialami oleh Bapak Amril adalah
sulitnya untuk mendapatkan alat pertanian yang menunjang keberlangsungan
usaha yang dijalani oleh Bapak Amril.
3. Dalam pengelolaan usaha tani, apakah seluruh kegiatan pekerjaan dilakukan
sendiri beserta anggota keluarga, jika tidak bagaimana sistem pembayarannya dan
bagaimana perannya masing-masing tenaga kerja tersebut?
Ibu Mila dan Bapak Amril tidak dibantu anak-anaknya dalam proses
usahatani yang dijalaninya,dikarenakan anak dari Bapak Amril dan Ibu Mila
masih dalam menjalankan pendidikan.Sistem upah yang digunakan Ibu Mila
dan Bapak Amril yaitu upah harian dengan nominal Rp50.000 perhari.
4. Apa saja modal dan peralatan yang dibutuhkan dalam usahatani dan bagaimana
cara memperoleh nya (seperti pupuk benih, tenaga kerja, pestisida dan lain-lain)?
Pupuk dan pestisida yang digunakan didapat dan dibeli di toko
pertanian.Kalau benih biasanya bapak Amril menyimpan hasil panen yang
sudah-sudah jadi diambil dari sana untuk benih.
5. Jenis pupuk apa yang digunakan harga, intensitas pemupukannya?
Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk urea dan NPK yang dibeli per Kg
ada juga yang dibeli perkarung,yang dimana 1 Kg pupuk urea dijual dengan
harga Rp10.000 dan pupuk urea perkarung sekitar Rp.480.000.Untuk pupuk
NPK harga perkilo Rp.21.000 dan yang karung Rp.850.000.Intensitas pupuk
yang digunakan kurang lebih satu karung untuk 1 Ha lahan persawahan.
6. Bagaimana manajemen dalam hal pencatatan keuangan dan perhitungan dalam
usahatani tersebut?
Ibu Mila dan Bapak Amril mempunyai catatan keuangan yang tertulis,tetapi
hanya menuliskan pengeluaran awal dan pendapatan akhir saja,tidak
dituliskan secara rinci dari seluruh pengeluaran untuk usahataninya.
7. Kendala apa saja yang di alami ketika melakukan usahatani di Desa Jagolano?
Kendala yang dihadapi oleh bapak Amril masih sulitnya untuk mendapatkan
alat pertanian yang menunjang keberlangsungan usahatani yang dijalan
kannya dan juga di Desa Jaglano penanaman padi masih menggandalkan
cuaca jadi kalau tidak hujan maka akan kekeringan dan bila hujan terus
menurus bakal tenggelam,mengingat juga lahan persawahan di Desa Jagolano
adalah lahan rawa lebak.
8. Bagaimana pengolahan pasca panen dari hasil produk pertanian tersebut?
Pengolahan hasil panen yang dilakukan Ibu Mila yaitu di giling dipabrik
untuk dirubah menjadi beras dan ada juga yang hanya dijemur hingga kering
kemudian disimpan untuk menjadi benih padi untuk penanaman selanjutnya.
9. Bagaimana proses atau alur pemasaran hasil produk pertanian tersebut?
Padi yang sudah dipanen langsung dijual ke tengkulak keadaan dalam
keadaan basah di jual dengan harga Rp5.000 per Kg.Ibu Mila tidak menjual
semuanya kepada tengkulak dalam keadaan basah, ada juga padi yang dijual
dalam keadaan kering yang dijual dengan harga Rp6.000 sampai Rp8.000 per
Kg.
10. Adakah bantuan dari pemerintah atau dinas pertanian terkait dengan usaha tani
di Desa Jagolano ini, jika ada dalam bentuk apa?
Belum ada bantuan dari pemerintah dan dinas pertanian.
3.2 PEMBAHASAN
Dari hasil survei yang telah kami lakukan dengan responden keluarga petani
yaitu keluaga Bapak Amril dan Ibu mila,Bapak Amril sendiri mempunyai lahan
pertanian seluas 2 Ha yang dimanfaatkannya untuk budidaya padi.Dalam
menjalankan kegiatan usahatani ada faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan
usahatani yang Bapak Amril jalani yaitu masih sulit untuk mencari buruh upah
dan alat pertanian yang memadai.Dikarenakan di Desa Jagolano sendiri banyak
orang yang mengolah lahan sendiri dan menyebabkan sulit untuk mencari buruh
upah yang membantu giatan budidaya padi,selain itu juga di Drsa Jagolano sendiri
teknologinya masih sangat minim hanya ada traktor saja jadi saat panen petani di
Desa Jagolano masih melakukannya secara manual jika mempunyai uang maka
petani bisa menyewa alat untuk memanen padi perhari.
Kendala yang dihadapi oleh bapak Amril masih sulit untuk mendapatkan alat
pertanian yang menunjang keberlangsungan usahatani yang dijalankannya.Bapak
Amril juga mengeluarkan modal sendiri tanpa pinjaman dari bank atau pihak
manapun,perlengkapan pertaniannya juga membeli dengan uang sendiri seperti,
pupuk,pestisida,bibit,dll,kecuali alat pertanian masih menyewa.
Pengolahan hasil panen yang dilakukan petani di Desa Jagolano yaitu di giling
dipabrik untuk dirubah menjadi beras dan ada juga yang hanya dijemur hingga
kering kemudian disimpan untuk menjadi benih padi untuk penanaman
selanjutnya.Pemasaran petani di Desa Jagolano rata-rata dijual kepada
tengkulak.Proses pemasaran yang dilakukan Bapak Amril sendiri yaitu padi yang
sudah dipanen langsung dijual ke tengkulak dalam keadaan basah di jual dengan
harga Rp5.000 per Kg.Ada juga padi yang dijual dalam keadaan kering yang
dijual dengan harga Rp6.000 sampai Rp8.000 per Kg.
PENUTU
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
1. Bagi Petani
Walaupun Desa Jagolano adalah daerah rawa lebak akan tetapi daerah ini
juga berpotensi untuk pengembangan usahatani padi sawah karena diapit oleh
perairan.Sehingga petani diharapkan lebih intensif dalam mempelajari tentang
proses budidaya padi sawah sehingga dapat meningkatkan hasil produksi.
2. Bagi Pemerintah
Diharapkan kepada pemerintah sebaiknya melakukan program pembinaan
kelompok tani tentang bagaimana pemeliharaan budidaya padi yang baik dengan
tetap menjaga kelestarian lingkungan serta ekosistem yang ada, kemudian
pemberian bantuan seperti alat pertanian,pupuk, bibit serta bantuan-bantuan yang
lain harus tetap di perhatikan.
DAFTAR PUSTAKA