Anda di halaman 1dari 13

KULIAH LAPANGAN DI DESA JAGOLANO

KECAMATAN RANTAU PANJANG


KABUPATEN OGAN ILIR

Nama :Adelia Triandini


NIM :05011282126057
Kelas :Agribisnis B Indralaya

Mata Kuliah :Ilmu Usahatani


Dosen Pengampuh : Eka Mulyana, S.P., M.Si

FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
PROGRAM STUDI
AGRIBISNIS UNIVERSITAS
SRIWIJAYA TAHUN 2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman padi (Oryza sativa L) merupakan komoditas tanaman pangan utama


di Indonesia karena sebagian besar penduduk Indonesia makanan pokoknya
adalah beras.Tanaman padi juga merupakan salah satu bahan pangan yang
memegang peranan cukup penting bagi perekonomian yaitu sebagai bahan untuk
mencukupi kebutuhan pokok masyarakat maupun sebagai mata pencaharian.
Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi yang penghasil tanaman padi di
Indonesia. Peran sektor pertanian merupakan dasar bagi kelangsungan dalam
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.Indonesia merupakan Negara agraris
yang sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah bercocok tanam.

Desa Jagolano kecamatan Rantau Panjang memiliki lahan sawah seluas 216 ha
terdiri dari tiga tipe lahan yaitu lahan lebak dangkal,lahan lebak tengahan,dan
lahan lebak dalam. Pada lahan lebak dangkal memili luas 97ha,lahan lebak
tengahan seluas 76 ha dan lahan lebak dalam memili luas 43 ha.Mayoritas
usahatani didesa jagolano adalah budidaya padi dan juga ada usaha sampingan
yaitu budidaya tanaman sayur seperti kacang panjan,oyong,timun,cabe.Mayoritas
pendapatan masyarakat di desa Jagolano hampir 85% dibidang pertanian.Pada
bulan maret masyarakat akan menanam dilahan lebak dangkal,di bulan april ke
lebak tengahan dan pada bulan mei ke juni dilahan lebak dalam

1.2 Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah dari laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah masyarakat di Desa Jogolano memiliki lahan/usaha di bidang
pertanian?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi usahatani di Desa Jagolano baik inernal
maupun eksternal?
3. Apakah seluruh kegiatan usahatani dilakukan bersama anggota keluarga dan
bagaimana sistem pembayarannya?
4. Bagaimana masyarakat di Desa Jagolano mendapatkan modal dan peralatan
untuk usahataninya?
5. Jenis pupuk dan harga pupuk yang digunakan petani di Desa Jagolano?
6. Bagaimana manajemen dalam mencatat keuangan dan perhitungan dalam
usahatani tersebut?
7. Apakah ada kendala yang dialami ketika melakukan usahatani di Desa
Jagolano?
8. Bagaimana pengolahan pasca panen dari hasil produk pertanian tersebut?
9. Bagaimana proses atau alur pemasran hasil produk pertanian tersebut?
10. Apakah ada bantuan dari pemerintah atau dinas pertanian terkait usahatani
yang dijalankan oleh masyarakat di Desa Jagolano?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah masyarakat di Desa Jagolano memiliki usaha
dibidang pertanian.
2. Untuk mengetahui faktor apa sajan yang mempengaruhi usahat atani di Desa
Jgolano.
3. Untuk mengetahui apakah kegiatan usahatani masyarakat Desa Jagolanu
dilakukan bersama anggota keluarga dan bagaimana sistem pembayarannya.
4. Untuk mengetahui bagaimana petani di Desa Jagolano mendapatkan modal
dan peralatan yang dibutuhkan untuk usahataninya.
5. Untuk mengetahui jenis pupuk dan harga yang digunakan petani di Desa
Jagolano.
6. Untuk mengetahui manajemen keuangan dalam usahatani di Desa Jagolano.
7. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dialami petani di Desa Jagolano.
8. Untuk mengetahui pengolahan pasca panen produk pertanian di Desa Jagolano
9. Untuk mengetahui alur pemasan produk pertanian tersebut.
10. Untuk mengetahui bantuan apa yang diberikan pemerintah kepada petani di
Desa Jagolano.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lahan Sawah


Lahan sawah merupakan penggunaan lahan yang banyak mengalami
konversi, terutama di sekitar pusat pembangunan perkotaan dan permukiman.
Pada umumnya konversi lahan sawah bersifat tidak dapat balik (irreversible)
karena berubah menjadi lahan perumahan, perkotaan, dan kawasan industry
(Setyorini et al., 2010). Perkembangan kepemilikan dan penguasaan lahan di
pedesaan, khususnya di wilayah agroekosistem lahan pertanian bergerak dinamis
serta ada kecenderungan ke arah kepemilikan yang semakin sempit, terutama di
desa-desa yang dominan padi sawah (Firmansyah, 2016; Pasandaran dan
Suherman, 2017). Pasandaran dan Suherman (2017) juga menyatakan bahwa
dengan semakin sempitnya kepemilikan lahan pertanian meningkatkan penduduk
pedesaan yang tidak memiliki lahan garapan, banyaknya jumlah buruh tani,
banyaknya penduduk miskin, dan semakin sulitnya menopang ketahanan pangan
keluarga. Dalam persoalan lahan, sistem waris tidak bisa dibendung, dan transaksi
jual-beli lahan tidak bisa dicegah (Firmansyah, 2016).

Sawah adalah tanah yang digarap dan diairi untuk tempat menanam
padi.Untuk keperluan ini, sawah harus mampu menyangga genangan air karena
padimemerlukan penggenangan pada periode tertentu dalam
pertumbuhannya.Untuk mengairi sawah digunakan sistem irigasi dari mata air,
sungai atau airhujan. Sawah yang terakhir dikenal sebagai sawah tadah hujan,
sementara yanglainnya adalah sawah irigasi. Padi yang ditanam di sawah dikenal
sebagai padilahan basah ( lowland rice ). Pada lahan yang berkemiringan tinggi,
sawahdicetak berteras atau lebih dikenal terasiring atau sengkedan
untukmenghindari erosi dan menahan air. Sawah berteras banyak terdapat di
lereng bukit atau gunung di Jawa dan Bali (Anonim, 2014).

2.2 Padi Sawah


Padi (Oryza sativa L) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting
dalam peradaban. Sejak lahir peradaban manusia, pertanian memainkan peran
sebagai suatu kegiatan yang sangat esensial dalam menopang hidup dan
kehidupan manusia. Sektor ini merupakan satu-satunya sektor yang sangat
bergantung pada sumber daya lahan, air, iklim dan ekosistem disekitarnya.
Mengingat keadaan iklim, struktur tanah dan air di setiap daerah berbeda maka
jenis tanaman padi di setiap daerah umumnya berbeda. Perbedaan tersebut
umumnya terletak pada usia tanaman, jumlah hasil mutu beras, dan ketahanan
terhadap hama dan penyakit. Tanaman padi pada umumnya berumur 100 – 110
hari setelah tanam tergantung pada varietas yang akan ditanam dan produktivitas
hasil mencapai 6 – 7,8 ton perhektar (Suryana, 2003. Dalam Abdul 2016).

Padi dalam bahasa latin Oryza Sativa L, merupakan suatu jenis tanaman
pangan yang dapat tumbuh di sawah dan bernilai ekonomi terhadap peningkatan
pendapatan petani. Terdapat tiga subspecies padi yaitu Indica yang berhari pendek
dan tumbuh terutama di wilayah tropik hangat dan lembab, Jeponica yang
beberapa kultivar diantaranya berhari pendek, tetapi kebanyak berhari netral dan
tumbuh diluar wilayah tropis, dan javonica yang berhari netral dan tumbuh di
wilayah iklim ekuator di Indonesia (Rasda, 2007:17).Ciri khusus budidaya padi
sawah adalah adanya penggenangan selama pertumbuhan tanaman. Budidaya padi
sawah dilakukan pada tanah yang berstruktur lumpur. Oleh sebab itu, tanah yang
ideal untuk sawah harus memiliki kandungan liat minimal 20 persen (Purwono
dan Purnamawati 2007 : 17).

2.3 Kelompok Tani


Menurut Wahyuni (2007:93) mengatakan bahwa Kelompok tani adalah
kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepen-
tingan,kondisi lingkungan (sosial-ekonomi-sumberdaya), dan keakraban untuk
meningkatkan dan mengembangkan usahaanggota. Kelompok tani adalah
organisasi nonformal yang dikembangkan dari, oleh, dan untuk petani dengan
karakteristik saling mengenal, akrab, dan saling percaya, dan memiliki pembagian
tugas atas kesepakatan bersama. Kelompok tani juga merupakan wadah belajar
mengajar, wahana bekerjasama yang untuk mencapai skala ekonomi dari segi
kuantitas, kualitas, maupun kontinuitas.
Kelompok tani merupakan kelembagaan tani yang langsung mengorganisir
para petani dalam mengembangkan usahataninya. Kelompok tani merupakan
organisasi yang dapat dikatakan berfungsi danada secara nyata, disamping
berfungsi sebagai wahana penyuluhan dan penggera kegiatan anggotanya.
Beberapa kelompok tani juga mempunyai kegiatan lain, seperti gotong royong,
usaha simpan pinjam dan arisan kerjauntuk kegiatan usahatani (Hermanto,
2007).Dibentuknya kelompok tani adalah untuk meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan petani dan keluarganya sebagai pendekatan
kelompok, agar lebih berperan dalam pembangunan. Aktifitas usahatani yang
lebih baik dapat dilihat dari adanya peningkatan dalam produktivitas usahatani
yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan petani

2.4 Usahatani
Menurut Soekartawi (1995) usahatani merupakan ilmu yang mempelajari
bagaimana seorang petani mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif
dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.
Ditinjau dari beberapa pengertian di atas tentunya ilmu usahatani sangat penting
dalam ilmu pertanian. Dan untuk memaksimalkan dalam pengelolaan usahatani
itu sendiri diperlukan unsur-unsur pokok yang merupakan faktor – faktor utama
dalam usahatani.

Sementara menurut Shinta dalam Mosher (2012:13) Usahatani merupakan


pertanian rakyat dari perkataan farm dalam bahasa Inggris. Mosher memberikan
definisi farm sebagai suatu tempat atau sebagian dari permukaan bumi di mana
pertanian diselenggarakan oleh seorang petani tertentu, apakah ia seorang pemilik,
penyakap atau manajer yang digaji. Atau usahatani adalah himpunan dari sumber-
sumber alam yang terdapat pada tempat itu yang diperlukan untuk produksi
pertanian seperti tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang dilakukan atas tanah itu,
sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah itu dan
sebagainya .
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL

No Kel/Responden : Kel.9 Hari/Tanggal : Sabtu/4-3-2023


Desa/Kelurahan :Jagolano No Telp/Hp : -
Kecamatan :Rantau Panjang Nama Anggota: -Adelia
Triandini Kabupaten :Ogan Ilir -M.Alvin
-Shafira Junisar

IDENTITAS KELUARGA PETANI

Jenis Pendidikan Status/Pekerj


No Nama Umur Agama
Kelamin Terakhir aan
1. Amril 55 Laki-laki SMP Islam Petani
2. Mila Karmila 45 Perempuan SMA Islam Petani
3. Dinda Sari 17 Perempuan Masih Sekolah Islam Pelajar
4. Fiki Alfarido 8 Laki-Laki Masih Sekolah Islam Pelajar

Pertanyaan:
1. Apakah bapak/ibu memiliki lahan atau usaha dibidang pertanian sendiri?
 Punya.Ibu Mila dan Bapak Amril memiliki lahan pertanian kurang lebih
seluas 2 Ha.
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi usahatani di Desa Jagolango baik internal
maupun ekternal?
 Faktor eksternal yang mempengaruhi salah satunya sulit mencari petani/buruh
upah untuk membantu proses usahatani yang dijalankan oleh Ibu Mila dan
Bapak Amril,sedangkan faktor internal yang dialami oleh Bapak Amril adalah
sulitnya untuk mendapatkan alat pertanian yang menunjang keberlangsungan
usaha yang dijalani oleh Bapak Amril.
3. Dalam pengelolaan usaha tani, apakah seluruh kegiatan pekerjaan dilakukan
sendiri beserta anggota keluarga, jika tidak bagaimana sistem pembayarannya dan
bagaimana perannya masing-masing tenaga kerja tersebut?
 Ibu Mila dan Bapak Amril tidak dibantu anak-anaknya dalam proses
usahatani yang dijalaninya,dikarenakan anak dari Bapak Amril dan Ibu Mila
masih dalam menjalankan pendidikan.Sistem upah yang digunakan Ibu Mila
dan Bapak Amril yaitu upah harian dengan nominal Rp50.000 perhari.
4. Apa saja modal dan peralatan yang dibutuhkan dalam usahatani dan bagaimana
cara memperoleh nya (seperti pupuk benih, tenaga kerja, pestisida dan lain-lain)?
 Pupuk dan pestisida yang digunakan didapat dan dibeli di toko
pertanian.Kalau benih biasanya bapak Amril menyimpan hasil panen yang
sudah-sudah jadi diambil dari sana untuk benih.
5. Jenis pupuk apa yang digunakan harga, intensitas pemupukannya?
 Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk urea dan NPK yang dibeli per Kg
ada juga yang dibeli perkarung,yang dimana 1 Kg pupuk urea dijual dengan
harga Rp10.000 dan pupuk urea perkarung sekitar Rp.480.000.Untuk pupuk
NPK harga perkilo Rp.21.000 dan yang karung Rp.850.000.Intensitas pupuk
yang digunakan kurang lebih satu karung untuk 1 Ha lahan persawahan.
6. Bagaimana manajemen dalam hal pencatatan keuangan dan perhitungan dalam
usahatani tersebut?
 Ibu Mila dan Bapak Amril mempunyai catatan keuangan yang tertulis,tetapi
hanya menuliskan pengeluaran awal dan pendapatan akhir saja,tidak
dituliskan secara rinci dari seluruh pengeluaran untuk usahataninya.
7. Kendala apa saja yang di alami ketika melakukan usahatani di Desa Jagolano?
 Kendala yang dihadapi oleh bapak Amril masih sulitnya untuk mendapatkan
alat pertanian yang menunjang keberlangsungan usahatani yang dijalan
kannya dan juga di Desa Jaglano penanaman padi masih menggandalkan
cuaca jadi kalau tidak hujan maka akan kekeringan dan bila hujan terus
menurus bakal tenggelam,mengingat juga lahan persawahan di Desa Jagolano
adalah lahan rawa lebak.
8. Bagaimana pengolahan pasca panen dari hasil produk pertanian tersebut?
 Pengolahan hasil panen yang dilakukan Ibu Mila yaitu di giling dipabrik
untuk dirubah menjadi beras dan ada juga yang hanya dijemur hingga kering
kemudian disimpan untuk menjadi benih padi untuk penanaman selanjutnya.
9. Bagaimana proses atau alur pemasaran hasil produk pertanian tersebut?
 Padi yang sudah dipanen langsung dijual ke tengkulak keadaan dalam
keadaan basah di jual dengan harga Rp5.000 per Kg.Ibu Mila tidak menjual
semuanya kepada tengkulak dalam keadaan basah, ada juga padi yang dijual
dalam keadaan kering yang dijual dengan harga Rp6.000 sampai Rp8.000 per
Kg.
10. Adakah bantuan dari pemerintah atau dinas pertanian terkait dengan usaha tani
di Desa Jagolano ini, jika ada dalam bentuk apa?
 Belum ada bantuan dari pemerintah dan dinas pertanian.

3.2 PEMBAHASAN

Desa Jagolano kecamatan Rantau Panjang Kabupaten Ogan Ilir,memiliki


lahan sawah seluas 216 ha terdiri dari tiga tipe lahan yaitu lahan lebak
dangkal,lahan lebak tengahan,dan lahan lebak dalam.Mayoritas usahatani didesa
jagolano adalah budidaya tanaman padi.Di Desa Jagolano terdapat 10 kelompok
tani terdiri dari 1 kelompok wanita tani dan 9 kelompok tani dewasa.Anggota
setiap kelompok berkisar antara 20-25 orang.Tujuan dari dibentuknya kelompok
tani adalah untuk meningkatkan dan mengem-bangkan kemampuan petani dan
keluarganya sebagai pendekatan kelompok, agar lebih berperan dalam
peningkatan produksi dan pendapatan bagi anggotanya.Motivasi petani yang ingin
bergabung pada kelompok tani di Desa Jagolano ini dilihat dari adanya daya tarik
petani,dengan adanya kelompok tani ini diharapkan membuat perubahan untuk
kemajuan pertanian di Desa Jagolano sendiri,dan juga petani di Desa Jagolano
berharap untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah seperti pupuk subsidi.

Dari hasil survei yang telah kami lakukan dengan responden keluarga petani
yaitu keluaga Bapak Amril dan Ibu mila,Bapak Amril sendiri mempunyai lahan
pertanian seluas 2 Ha yang dimanfaatkannya untuk budidaya padi.Dalam
menjalankan kegiatan usahatani ada faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan
usahatani yang Bapak Amril jalani yaitu masih sulit untuk mencari buruh upah
dan alat pertanian yang memadai.Dikarenakan di Desa Jagolano sendiri banyak
orang yang mengolah lahan sendiri dan menyebabkan sulit untuk mencari buruh
upah yang membantu giatan budidaya padi,selain itu juga di Drsa Jagolano sendiri
teknologinya masih sangat minim hanya ada traktor saja jadi saat panen petani di
Desa Jagolano masih melakukannya secara manual jika mempunyai uang maka
petani bisa menyewa alat untuk memanen padi perhari.
Kendala yang dihadapi oleh bapak Amril masih sulit untuk mendapatkan alat
pertanian yang menunjang keberlangsungan usahatani yang dijalankannya.Bapak
Amril juga mengeluarkan modal sendiri tanpa pinjaman dari bank atau pihak
manapun,perlengkapan pertaniannya juga membeli dengan uang sendiri seperti,
pupuk,pestisida,bibit,dll,kecuali alat pertanian masih menyewa.

Pengolahan hasil panen yang dilakukan petani di Desa Jagolano yaitu di giling
dipabrik untuk dirubah menjadi beras dan ada juga yang hanya dijemur hingga
kering kemudian disimpan untuk menjadi benih padi untuk penanaman
selanjutnya.Pemasaran petani di Desa Jagolano rata-rata dijual kepada
tengkulak.Proses pemasaran yang dilakukan Bapak Amril sendiri yaitu padi yang
sudah dipanen langsung dijual ke tengkulak dalam keadaan basah di jual dengan
harga Rp5.000 per Kg.Ada juga padi yang dijual dalam keadaan kering yang
dijual dengan harga Rp6.000 sampai Rp8.000 per Kg.

Sampai saat ini pemerintah belum banyak membantu untuk kemajuan


pertanian di Desa Jagolano masih sangat sedikit petani di Desa Jagolano
mendapatkan bantuan dan jika tidak tergabung ke dalam kelompok tani maka
tidak mendapatkan bantuan berupa,bibit,pestisida,pupuk,dan alat pertanian.Di
Desa jagolano juga tersedia satu kios pertanian berkaitan dengan budidaya
produksi.Untuk bantuan yang didapatkan petani di Desa Jagolano sendiri ada dari
dinas pertanian sekitar 7 traktor untuk menunjang keberlangsungan usahatani
yang dijalankan petani di Desa Jagolano,selain itu masih belum ada lagi bantuan
alat pertanian untuk petani di Desa Jagolano.
BAB IV

PENUTU

4.1 Kesimpulan

Pada Desa Jagolano kecamatan Rantau Panjang tedapat 10 kelompok tani,


1 kelompok wanita tani dan 9 kelopok tani dewasa.Desa Jagolano terdapat lahan
sawah seluas 216 Ha.Terdiri dari lahan lebak dangkal memili luas 97ha,lahan
lebak tengahan seluas 76 ha dan lahan lebak dalam memili luas 43 ha.Pendapatan
masyarakat di desa Jgolano hampir 85% dibidang pertanian.Pemasaran yang
dilakukan oleh petani di Desa Jagolano kebanyakan menjual kepada tengkulak
ada yang padi yang masih basah dan ada juga yang padi sudah kering tentunya
padi yang sudah kering harganya lebih tinggi.Kendala yang dihadapi oleh petani
di Desa Jagolano masih sulit mendapatkan bantuan seperti modal,alat
pertanian,bibit,dan lain sebagainya.

4.2 Saran

1. Bagi Petani
Walaupun Desa Jagolano adalah daerah rawa lebak akan tetapi daerah ini
juga berpotensi untuk pengembangan usahatani padi sawah karena diapit oleh
perairan.Sehingga petani diharapkan lebih intensif dalam mempelajari tentang
proses budidaya padi sawah sehingga dapat meningkatkan hasil produksi.

2. Bagi Pemerintah
Diharapkan kepada pemerintah sebaiknya melakukan program pembinaan
kelompok tani tentang bagaimana pemeliharaan budidaya padi yang baik dengan
tetap menjaga kelestarian lingkungan serta ekosistem yang ada, kemudian
pemberian bantuan seperti alat pertanian,pupuk, bibit serta bantuan-bantuan yang
lain harus tetap di perhatikan.
DAFTAR PUSTAKA

Ilyas,E.S(2018).Peranan kelompok tani terhadap peningkatan produksi padi sawah


di Desa Kanjilo Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa.

Matanari,D.Salmiah.dan Emalisa.Peranan Kelompok Tani Terhadap Peningkatan


Produksi Padi Sawah (oriza sativa) di Desa Hutagugung Kecamatan
Sumbul Kabupaten Dairi.

Purwono dan Heni Purnamawati. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan


Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta

Rasda, M. 2007. Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Peningkatan Produksi Padi


di Kabupaten Barru.Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Hasan-
uddin. Makassar.

Shinta, Agustina dalam Mosher. 2012. Ilmu Usahatani. UB Press. Malang.

Wahyuni. 2007. Integritas Kelembagaan Petani Gapoktan dan P3A. Pusat


Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian : Bogor.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai