PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pangan adalah kebutuhan mendasar yang sangat penting bagi kehidupan
setiap insan baik secara fisiologi, psikologis, sosial, maupun antropologis. Pangan
pembangunan yang bersifat lintas bidang dan lintas sektor yang saling berkaitan
yang ditujukan untuk mencukupi kebutuhan pangan masyarakat secara adil dan
merata baik dalam jumlah maupun mutu gizinya. Secara khusus pembangunan
pangan adalah upaya pengembangan suatu sistem pangan yang andal, mencakup
distribusi dan pemasaran sampai tingkat rumah tangga. Adapun upaya perbaikan
gizi menekankan pentingnya perbaikan konsumsi pangan rakyat dalam jumlah dan
mutu gizi yang cukup dan seimbang sehingga berdampak pada peningkatan status
dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya bagian dari hak asasi
manusia. Oleh karena itu, industri pangan adalah industri yang akan selalu
tumbuh, paling tidak mengikuti pertumbuhan penduduk. Tidak heran jika industri
makanan utama sehari-hari sesuai dengan potensi sumberdaya dan kearifan lokal.
Sebagai komoditas pangan utama, beras memiliki peran dan posisi yang
waktu-waktu tertentu terjadi excess supply (musim panen) dan excess demand
rendah yang lazim disebut keluarga lapisan masyarakat prasejarah, sampai dengan
Salah satu hal penting dalam sistem distribusi beras nasional adalah
sebagai konsumen dan petani sebagai produsen beras. Pada tingkat yang
diinginkan akan tercapai harga beras yang layak dan mampu dijangkau oleh
kecukupan produksi beras nasional sangat penting sebagai salah satu faktor yang
Kabupaten Kampar
kabupaten kampar, riau, sehingga dapat digunkan sebagai acuan pada penilaian
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monotyledonae
Genus : Oryza
(waterplant). Sebagai tanaman air bukan berarti tanaman padi itu hanya bisa
tumbuh di atas tanah yang terus menerus digenangi air, baik penggenangan itu
megahnya juga tanaman padi itu dapattumbuh di tanah daratan atau tanah kering,
asalkan curah hujan mencukupi kebutuhan tanaman akan air (Siregar, 1981:39).
dengan memotong malai padi satu persatu dengan ani-ani. Dengan cara ini dapat
dipilih padi yang masak dan meninggalkan padi yang belum masak untuk dipanen
kemudian. Waktu panen yang jatuh pada akhir musim hujan memungkinkan butir-
butir padi menjadi agak kering (dengan kadar air 20 sampai 21 persen) sebelum
Karena tangkai malai ini dipotong panjang, maka ia dapat diikat dan dibawa
1982:53-54)
II.2. Beras
Beras juga merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk
Indonesia. Beras memiliki nilai tersendiri bagi orang yang mengkonsumsinya dan
tidak dapat mudah digantikan dengan bahan pangan yang lain. Beras adalah salah
satu bahan makanan yang mengandung gizi dan sebagai sumber tenaga bagi tubuh
manusia. Zat makan yang terkandung dalam beras antara lain: karbohidrat,
protein, lemak, serat kasar, abu dan vitamin. Disamping itu bahan mineral yang
yang sebelumnya bukan sebagai makanan utama, saat ini telah terbiasa dengan
sosial ekonomi masyarakat Indonesia. Posisi komoditas beras bagi sebagian besar
aspek penyediaan menjadi hal yang sangat penting mengingat jumlah penduduk
konsumsi nasi dalam keseharian mereka, begitu juga dengan masyarakat Maluku,
perubahan banyaknya beras yang akan dibeli oleh para konsumen sebagai
pendapatan yang sulit dibedakan. Hal ini harus selalu diingat dalam
ke beras yang harganya lebih murah atau ke bahan makanan lain yang lebih
murah. Pengaruh dari yang kedua berbeda antara produsen beras dengan
dari kenaikan harga beras. Apabila harga barang-barang lain tidak naik, akan
beras yang lebih sedikit daripada sebelumnya, sehingga lebih banyak beras yang
disisihkan untuk konsumsi keluarga mereka. Bagi golongan non produsen, jika
pasar tertentu dan dalam periode tertentu. Hukum permintaan mengatakan bahwa
untuk harga normal ada hubungan terbalik antara harga dan kuantitas, yaitu
apabila harga naik maka kuantitas yang akan ingin dibeli konsumen akan
berkurang. Hukum permintaan hanya berlaku bila kondisi cateris paribus atau
jumlah barang yang dibutuhkan (absolut). Pengertian ini bisa muncul karena
barang atau jasa untuk kelangsungan hidupnya. Akan tetapi menurut ekonomi
mikro dalam perspektif islam yang di tulis oleh Muhammad (2004), permintaan
adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan
tingkat harga tertentu, pada tingkat pendapatan tertentu dalam priode tertentu.
tingkat harga.Kurva permintaan pada umumnya menurun dari kiri atas ke kanan
bawah. Hal ini karena adanya hubungan terbalik antara harga dengan jumlah yang
diminta.
(Gambar 2.1, Kurva Permintaan)
Kurva permintaan akan bergeser ke kanan atau ke kiri, yaitu seperti yang
barang lain, pendapatan para pembeli dan berbagai faktor bukan harga lainnya
diminta adalah berbanding terbalik (negative). Jika harga naik, kuantitas yang
yang diminta cenderung turun apabila harga naik dapat dijelaskan oleh dua
alasan : Pertama adalah efek subtitusi, apabila harga sebuah barang naik, pembeli
akan menggantinya dengan barang serupa lainnya dengan harga yang lebih murah.
Kedua adalah efek pendapatan, apabila harga naik dan pendapatan tetap maka
permintaan turun.
Tabel 1. Kebutuhan Konsumsi Beras Riau Tahun 2016 - 2018
Dari data tabel diatas bisa kita lihat bahwa tiap tahunnya konsumsi beras
kata lain, elastisitas mengukur seberapa besar besar kepekaan atau reaksi
suatu pengertian yang menggambarkan drajat kepekaan atau respon dari jumlah
Pendapatan”.
akibat perubahan harga barang atau dengan kata lain merupakan perbandingan
dari pada presentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan presentase
perubahan dengan harga dipasar, sesuai hukum permintaan, apabila harga naik
maka jumlah barang yang diminta akan mengalami penurunan, dan apabila harga
2. Elastisitas Silang
permintaan terhadap suatu barang apabila terjadi perubahan terhadap harga barang
lain dinamakan elastisitas permintaan silang atau dengan ringkas elastisitas silang.
3. Elastisitas Pendapatan
barang meliputi: harga, harga barang lain, jumlah penduduk, dan tingkat
pendapatan.
untuk dilakukan secara sekaligus, oleh sebab itu dalam membicarakan mengenai
teori permintaan, ahli ekonomi membuat analisis yang lebih sederhana. Didalam
dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri. Oleh sebab itu dalam teori permintaan
Hubungan terbalik ini berarti bila harga suatu barang naik turun, maka
permintaannya akan meliputi harga barang lain. Hubungan ini dikenal dengan
Hukum Permintaan. Sifat hubungan seperti ini disebabkan oleh kenaikan harga
yang menyebabkan para pembeli mencari barang lain yang dapat digunakan
sebagai pengganti.
permintaan barang lain. Keadaan ini terjadi jika kedua barang tersebut mempunyai
akan ada salin gberpengaruh. Yang dimaksud dengan barang yang saling
menggantikan adalah sifat dua barang yang jika salah satunya meningkat,
kuantitas barang lainnya yang diminta akan meningkat, misalnya kopi dengan teh
dengan tahu, dan sebagainya. Gejalanya, bila harga kopi naik biasanya
permintaan teh akan naik. Begitu juga dengan tempe, bila harga tempe naik maka
mempengaruhi atau netral saja (independent). Perubahan harga yang sama dapat
terjadi karena harga komoditi subtitusi naik. Umpamanya barang A dan B adalah
subtitusi, karena harga B naik, maka barang A menjadi relative lebih murah.
permintaan untuk membeli komoditi ke kanan, pada setiap harga akan dibeli
c. Jumlah Penduduk
dengan pertambahan jumlah barang yang dikonsumsi. Hal ini disebabkan karena
konsumsi anak belasan tahun atau anak dibawah umur 9 tahun. Yang pasti
logikanya, bila jumlah penduduk bertambah maka tentu saja permintaan akan
permintaan.
d. Tingkat Pendapatan
Apabila terdapat perkiraan harga suatu barang akan naik dimasa yang akan
barang pada saat yang sekarang. Sehingga permintaan dalam jangka pendek akan
meningkat.
diminta adalah berbanding terbalik (negatif). Jika harga naik, kuantitas yang
diminta turun, hubungan yang demikian disebut “Hukum Permintaan”. Kuantitas
yang diminta cenderung turun apabila harga naik dapat dijelaskan oleh dua
alasan : Pertama adalah efek subsitusi, apabila harga sebuah barang naik, pembeli
akan menggantinya dengan barang serupa lainnya dengan harga yang lebih murah.
Kedua adalah efek pendapatan, apabila harga sebuah barang naik dan pendapatan
tetap maka permintaan turun. Apabila harga sebuah barang naik dua kali lipat,
maka konsumen memiliki pendapatan riil yang lebih sedikit sehingga akan
Kabupaten Pati yang menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square) dengan
bahwa harga beras, harga tepung gandum, harga telur ayam ras, pendapatan
variabel harga tepung gandum dan jumlah penduduk berpengaruh nyata pada
beras pada tingkat kepercayaan 95%. Sedangkan harga telur ayam rastidak
adalah jumlah penduduk yang mempunyai nilai koefisien regresi terbesar yaitu
menunjukkan bahwa jumlah beras yang diminta berubah dengan persentase yang
lebih kecil daripada perubahan harga.Harga tepung gandum memiliki nilai
elastisitas silang positif dan merupakan barang subtitusi bagi beras. Sedangkan
komplementer.
Kabupaten Karawang menggunakan data sekunder yang berupa data time series
harga jagung, jumlah penduduk dan pendapatan per kapita. Dari perhitungan
diperoleh besarnya angka elastisitas harga beras adalah sebesar –0,024 yang
berarti bahwa harga beras bersifat inelastis. Pada penelitian ini elastisitas harga
silang harga jagung adalah sebesar 0,008 %, artinya jika harga jagung naik 1 %,
maka jumlah permintaan beras akan naik sebesar 0,008 %. Nilai elastisitas harga
silang yang positif ini menandakan bahwa jagung merupakan barang subtitusi
untuk beras. Pada penelitian ini nilai elastisitas pendapatan adalah sebesar 0,227
%, artinya jika pendapatan per kapita naik 1 %, maka jumlah permintaan beras
uji F, variabel harga beras, harga jagung, harga daging ayam, pendapatan
perkapita dan jumlah penduduk secara bersama berpengaruh nyata terhadap
permintaan beras. Berdasarkan uji t harga beras dan harga jagung tidak
permintaan beras. Nilai elastisitas harga beras sebesar -0,0143 sehingga beras
barang normal.
terhadap permintaan beras adalah pendapatan perkapita, harga beras, dan harga
kedelai. Sedangkan jumlah penduduk dan harga ketela pohon tidak memberikan
nilai -0,297 yang berarti beras bersifat inelastic. Elastisitas silang harga ketela
pohon 0,053 menunjukkan beras ketela pohon adalah barang substitusi. Variabel
normal.
Menurut Fajar (2010) dalam penelitiannya tentang Faktor-Faktor Yang
daerah sedangkan musim juga berpengaruh signifikan terhadap harga beras karena
jika musim kemarau hasil beras akan lebih baik jika dibandingkan pada musim
jika harga beras tinggi penduduk miskin akan meningkat. Keunikan yang lain
meskipun pemerintah telah menaikkan harga dasar penjualan padi tetap saja
beras karena jika musim kemarau hasil beras akan lebih baik jika dibandingkan
pada musim penghujan. Namun faktor yang paling berpengaruh terhadap harga
mempengaruhi permintaan beras terdiri atas harga beras itu sendiri, harga barang
lain dan jumlah penduduk. Setelah mengetahui faktor – faktor tersebut, diperlukan
penduduk, sedangkan Y adalah variabel terikat nilai permintaan beras itu sendiri
yaitu permintaan beras dalam satu periode dalam tiap tahunnya. Jika diketahui
variabel X merupakan variabel bebas yaitu harga beras, dan jumlah penduduk.
Sedangkan Y adalah variabel terikat nilai permintaan beras itu sendiri yaitu
II.8. Hipotesis
Pengembangan komoditi beras tidak hanya dilihat dari segi produksi saja,
tetapi juga dari segi permintaan. Permintaan pada umumnya dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain harga barang itu sendiri, harga barang lain,
Kabupaten Kampar adalah . Harga Barang itu Sendiri Harga Barang Lain,
Jumlah Penduduk. Tingkat Pendapatan, Selera atau Kebiasaan, dan
Data sekunder, yaitu data yang diperoeh dari instansi atau lembaga
diperoleh dari Badan Pusat Stastik, Dinas pertanian dan Ketahanan Pangan
sebagai berikut :
Ln Qd = Lnbo + b1 Ln X1 + b2 Ln X2 + b3 Ln X3 + b4 Ln X4 +
b5 Ln X5 + b6 Ln X6
Dimana :
Bo = Konstanta
b1 – b6 = Koefisien regresi
b6
Ln Qd = Lnbo + b1 Ln X1 + b2 Ln X2 + b3 Ln X3 + b4 Ln X4
+ b5 Ln X5 + b6 Ln X6
Dimana :
Bo = Konstanta
b1 – b6 = Koefisien regresi
a. Uji R2
b. Uji F
Ho : bi = 0
Ha : bi ≠ 0
c. Uji t
bi
t hitung =
se
se(bi) = √ Varb(bi)
Keterangan :
bi = koefisien regresi ke i
Ho : bi = 0
Ha : bi ¹ 0
Kriteria pengujian:
bi’ = bi (Si/Sy)
keterangan :
3.5.3. Elastisitas
nol.
pokok
Independent.