LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh:
Kelompok D
Avinda Nur Rahmawati
(141710101004)
(141710101019)
(141710101103)
Khafidatul Janah
(141710101118)
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan jaman yang semakin canggih dan juga modern dapat
mempengaruhi sikap dan juga pola pikir dari masyarakat terutama dalam hal
memenuhi setiap kebutuhannya. Salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi adalah
memenuhi nutrisi dan gizi dalam tubuhnya. Dapat diketahui bahwa semakin lama
penduduk Indonesia semakin banyak dan padat. Bahkan pulau-pulau yang
dulunya masih memiliki penduduk yang sedikit kini sudah semakin padat. Hal ini
menyebabkan meningkatnya pola konsumsi masyarakat terhadap bahan pangan
khususnya beras. Dimana beras merupakan salah satu bahan pangan yang
umumnya dikonsumsi oleh masyarakat bahkan yang di daerah tersebut bukan
penghasil beras.
Indonesia merupakan salah negara yang memiliki tingkat impor beras cukup
tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat konsumsi beras semakin hari semakin
meningkat yang disebabkan karena kurang adanya sosialisasi tentang diversifikasi
pangan atau peralihan beras dengan bahan pangan lain. Selain itu kurang sadarnya
masyarakat bahwa terdapat banyak bahan pangan yang nilai gizi bahkan
nutrisinya yang sama dengan beras. Sehingga akan dapat mengurangi tingkat
impor beras Indonesia dari negara lain. Salah satu contoh diversifikasi pangan
adalah dengan memanfaatkan bahan pangan lokal yang banyak ditemui di daerahdaerah yang ada di Indonesia seperti singkong.
Singkong merupakan salah satu jenis umbi-umbian yang banyak ditemui
diberbagai daerah, hal ini dikarenakan tanaman singkong dapat tumbuh dengan
baik dalam segala jenis kondisi. Pada umumnya umbi singkong dikonsumsi oleh
kalangan orang tua, kebanyakan anak pada usia dini enggan untuk mengkonsumsi
berbagai jenis olahan dari singkong. Oleh karena itu dilakukan sosialisasi ini
untuk meningkatkan konsumsi pangan lokal khususnya singkong pada kalangan
siswa siswi SMP. Selain itu sosialisasi ini juga bertujuan untuk memberikan
pengenalan dan juga pengarahan sejak dini tentang potensi pangan lokal yang
dimiliki Indonesia demi kemakmuran dan kesejahteraan bangsa.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari sosialisasi pangan lokal ini adalah sebagai berikut :
1. Memperkenalkan kepada masyarakat khususnya siswa dan siswi SMP
tentang produk pangan lokal yang kini sudah mulai ditinggal
2. Melakukan sosialiasi tentang diversifikasi pangan lokal khususnya
singkong
3. Memperkenalkan berbagai jenis olahan pangan lokal dari singkong
1.3 Manfaat
Manfaat dari sosialisasi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Dapat memberikan pengetahuan tentang pangan lokal yang ada
disekitar kita.
2. Dapat mengimplementasikan materi pengolahan pangan lokal kepada
masyarakat khususnya siswa siswi SMP.
pangan,
harus
terus
dikembangkan dengan
memperhatikan sumberdaya,
bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik
jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau (Maleha dan Susanto,
2006).
Ketahanan pangan nasional merupakan kemampuan suatu bangsa untuk
menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan dalam jumlah yang cukup,
mutu yang layak, aman, dan juga halal, yang didasarkan pada optimalisasi
pemanfaatan dan berbasis pada keragaman sumber daya domestik. Salah satu
indikator untuk mengukur ketahanan pangan adalah ketergantungan ketersediaan
pangan nasional terhadap impor (Badan Litbang, 2005).
2.3 Kemandirian Pangan
Kemandirian pangan merupakan kondisi dinamis karena sifatnya lebih
menekankan pada aspek perdangan atau komersialisasi: kemandirian lebih
menuntut daya saing tinggi karena produk yang dihasilkan pada skema proporsi
ekspor, sedangkan swasembada lebih tertuju pada skema subtitusi impor. Ruang
lingkup dari kemandirian pangan adalah nasional atau wilayah dengan sasaran
komoditas pangan dengan strategi yang diterapkan adalah peningkatan daya saing
atau dapat dikatakan promosi ekspor (Hariadi, 2010).
Upaya atau harapan yang ditargetkan adalah peningkatan produksi pangan
yang berdaya saing pangan sehingga hasil yang akan didapatkan ketersediaan
pangan oleh produk domestik yang didapatkan dari hasil petani sebagai stake
holder dalam negeri sedangkan impor hanya digunakan sebagai pelengkap
(Hariadi, 2010).
2.4 Diversifikasi Pangan
Diversifikasi pangan atau Penganekaragaman Pangan menurut UU No. 18
Tahun 2012 adalah upaya peningkatan ketersediaan dan konsumsi pangan yang
beragam, bergizi seimbang, dan berbasis pada potensi sumber daya lokal.
Sedangkan Jafar (2012) menjelaskan , diversifikasi pangan diartikan sebagai
pengurangan konsumsi beras yang dikompensasi oleh penambahan konsumsi
bahan pangan non-beras diiringi dengan ditambahnya makanan pendamping.
Diversifikasi konsumsi pangan juga dapat didefinisikan sebagai jumlah jenis
makanan yang dikonsumsi, sehingga semakin banyak jenis makanan yang
pangan
dapat
berjalan
baik
bila
dikaitkan
dengan
2.5 Singkong
Singkong berasal dari benua Amerika, tepatnya Brasil dan Paraguay.
Penyebarannya hampir ke seluruh negara termasuk Indonesia. . Singkong ditanam
di wilayah Indonesia sekitar tahun 1810 yang diperkenalkan oleh orang Portugis
dari Brazil. Singkong merupakan tanaman yang penting bagi negara beriklim
tropis seperti Nigeria, Brazil, Thailand, dan juga Indonesia. Keempat Negara
tersebut merupakan negara penghasil singkong terbesar di dunia (Soelistijono,
2006).
Adapun klasifikasi singkong (Euphorbiaceae) sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Euphorbiales
Famili
: Euphorbiaceae
Genus
: Manihot
Spesies
: Manihot esculenta
Daun (%)
Batang
(%)
Protein kasar
23,2
10,9
Serat kasar
21,9
22,6
Ekstrak eter
4,8
9,7
Abu
7,8
8,9
Ekstrak tanpa N
42,2
47,9
Ca
0,972
0,321
P
0,576
0,341
Mg
0,451
0,452
Energi metabolis
2590
2670
Sumber: Devendra (1977) dalam Hasrianti (2012).
Umbi
Kulit umbi
(%)
1,7
3,2
0,8
2,2
92,1
0,091
0,121
0,012
1560
(%)
4,8
21,2
1,22
4,2
68
0,36
0,112
0,227
2960
2. Tiwul
Tiwul merupakan makanan yang tebuat dari singkong yang dikeringkan
atau gaplek yang berasal dari Yogyakarta. Cara pembuatannya adalah singkong
yang sudah dikeringkan (gaplek) ditumbuk sampai jadi seperti tepung, kemudian
bubuk singkong dikukus dengan ditambahkan gula merah secukupnya. Pengkusan
dilakukan sampai tiwul benar-benar matang, setelah itu diangkat dan disajikan
dengan parutan kelapa.
3. Jemblem
Jemblem (misro) merupakan makanan khas dari Jawa Barat yang terbuat
dari parutan singkong dengan gula merah sebagai isiannya. Cara pembuatan
jemblem yaitu singkong yang telah dikupas diparut, kemudian ditambahkan
garam, vanili dan sedikit kelapa parut. Setelah itu adonan singkong dibentuk
lonjong atau bulat dan diisi dengan gula merah. Selanjutnya singkong digoreng
dalam minyak panas sampai warnanya beruabah menjadi kecoklatan.
4. Tape
Tape singkong merupakan salah satu panga lokal khas dari daerah
Bondowoso, Jawa Timur. cara membuatnya hampir sama dalam pembuatan tape
ketan, yaitu singkong yang telah dikupas dikukus sampai matang, kemudian
didinginkan. Setelah itu singkong yang telah dingin ditaburi dengan ragi lalu
disimpan selama 2-3 hari dalam besek yang telah dilapisi daun pisang.
5. Gethuk
Getuk merupakan makanan khas kota Magelang yang memiliki tekstur
yang lembut dan juga rasa yang manis. Cara membuatnya yaitu, singkong yang
telah dikupas dikukus sampai matang. Ketika singkong masih dalam keadaan
panas singkong ditumbuk serta ditambahakan dengan gula merah untuk
menambahkan rasa manis. Setelah halus getuk siap dinikmati dengan taburan
kelapa parut diatasnya.
6. Gatot
Gatot merupakan makanan khas dari Yogyakarta yang mirip dengan tiwul
dalam pembuatnnya. Cara pembuatannya adalah singkong yang telah dikeringkan
menjadi gaplek kemudian dicuci dan di kukus sampai matang. Setelah itu gatot
diangkat adn didinginkan. Umunya di aderah Yogyakarta dikonsumsi sebagai
pengganti nasi, namun pada jaman sekarang ini gatot sering dinikmati sebagai
jajanan lokal.
7. Lemet
Lemet merupakan jajanan khas Jawa Timur yang terbuat dari singkong
parut dan memiliki rasa yang manis. Cara pembuatan lemet yaitu, singkong yang
telah dikupas dan dicuci bersih diparut. Kemudian parutan singkong ditambahkan
gula merah, garam serta bubuk vanili. Adonan singkong selanjutnya dibungkus
dengan daun pisang dan dikukus sampai matang. Setelah itu lemet didinginkan
dan siap dinikmati secara langsung maupun dengan penambahan parutan kelapa.
8. Klanthing
Klanting merupakan makan yang terbaut dari singkong parut dengan rasa
yang manis dan juga tekstur yang kenyal. Klanting berasal dari jajanan khas Jawa
Tengah. Cara membuatnya yaitu, singkong diparut kemudian ditambahkan dengan
garam dan juga gula kristal putih untuk lebih menarik klanting juga bisa
ditambahkan dengan pewarna makanan sesuai dengan selera. Setelah itu adonan
singkong ditambahkan dengan tepung tapioka supaya teksturnya kenyal, lalu
dikukus sampai matang. Klanting yang telah matang didinginkan dan disiap
dinikmati dengan tambahan parutan kelapa.
Alat
Pembukaan
Pembukaan diawali dengan sambutan kepada ibu guru dan siswa siswi
adalah
suatu
teknik
pengumpulan
informasi
yang
Games
Games yang dilakukan pada sosialisasi Potensi Singkong Si Akar Ajaib
sebagai Pangan Lokal yang Kaya Manfaat yaitu games Dengar gak sih?.
Games ini dilakukan oleh 3 orang siswa/siswi, dengan teknis pemandu games
memberitahukan nama makanan olahan berbahan baku singkong kepada orang
pertama, setelah itu orang pertama menyampaikan diskripsi tentang makanan
olahan berbahan baku singkong tersebut kepada orang kedua tanpa menyebutkan
nama makanannya. Selanjutnya orang kedua bertugas menyampaikan deskripsi
dari orang pertama kepada orang ketiga. Orang ketiga inilah yang bertugas
menjawab nama makanan olahan berbahan baku singkong tersebut dengan benar
dan cepat. Masing-masing tim diberikan waktu bermain selama 2 (dua) menit.
Tim yang berhasil menebak nama makanan olahan berbahan baku singkong paling
banyak adalah pemenangnya.
3.3.7
Pembagian Doorprize
Doorprize atau hadiah pada sosialisasi Potensi Singkong Si Akar Ajaib
sebagai Pangan Lokal yang Kaya Manfaat diberikan kepada siswa/siswi yang
telah mengajukan pertanyaan pada sesi diskusi dan siswa/siswi yang
memenangkan games.
3.3.8
Penutup
BAB 4. PEMBAHASAN
Sosialisasi pangan lokal dengan tema Potensi Singkong Si Akar Ajaib
sebagai Pangan Lokal yang Kaya Manfaat telah dilakukan oleh kelompok D
kelas THP-A di SMPN 4 Jember pada hari Kamis, 03 Maret 2016 pukul 11.4513.10 WIB. Sosialisasi ini diberikan kepada siswa/siswi kelas 8 (Delapan) dengan
jumlah siswa/siswi sebanyak 35 orang. Sosialisasi ini dilakukan untuk memenuhi
tugas kuliah serta bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa/siswi
SMPN 4 Jember mengenai potensi singkong sebagai pangan lokal Indonesia yang
memiliki banyak manfaat. Pada Sosialisasi ini terdapat beberapa tahap dan metode
yang dilakukan.
Berikut adalah tahapan sosialisasi yang telah dilakukan:
1. Pembukaan
Pembukaan sosialisasi pangan lokal di kelas 8 (Delapan) B SMP Negeri 4
Jember dilakukan dengan memperkenalkan diri masing-masing anggota
kelompok, selain menyebutkan nama para anggota kelompok juga menyebutkan
kota asal masing-masing sehingga dapat menumbuhkan keakraban dengan para
siswa. Setelah memperkenalkan diri, moderator acara juga memperkenalkan
Fakultas Teknologi Hasil Pertanian jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas
Jember kepada para siswa. Proses perkenalan mendapatkan respon yang sangat
baik dari para siswa, hal ini dibuktikan dengan antusias para siswa ketika
menerima kedatangan dari kelompok D.
Kegiatan pembukaan sosialisasi dilanjutkan dengan penjelaskan oleh
moderator acara mengenai tujuan dilakukannya kegiatan sosialisasi tersebut
sehingga nantinya peserta sosialisasi dapat mengetahui output dari sosialisasi
tersebut. Pembukaan acara ini dilakukan selama 10 menit.
2. Ice Breaking
Ice Breaking dilakukan dengan tujuan untuk mencairkan suasana dan
menambah kefokusan dari para siswa sehingga nantinya para siswa dapat
memperhatikan dengan baik jalannya sosialisasi. Ice Breaking dipilih karena
sosialisasi yang dilakukan pada para siswa kelas 8 B SMP Negeri Jember
bagi kesehatan.
Dengan bahan baku yang cerdas, cocok untuk ibu hamil, anak rawan gizi,
penderita diabet dan sebagainya dan (5) scerdas dalam pebangunan nutrisi,
ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
b. Apakah ketika kita sudah mengkonsumsi nasi dengan porsi yang banyak
kita masih boleh mengkonsumsi singkong? Jika boleh apakah hal tersebut
tidak menyebabkan kelebihan Karbohidrat?
Jawab : Segala sesuatu yang yang dikonsumsi secara berlebihan tidak baik
untuk dilakukan. Alangkah baiknya pengonmsumsian pangan pokok diganti
dengan singkong selain sebagai bahan pangan pokok alternative pengganti
beras juga mengandung lebih banyak serat apabila dibandingkan dengan nasi.
c. Adakah produk lain yang telah diciptakan oleh Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian selain Beras Cerdas?
Jawab : Ada , yaikni MOCAF (Modified Cassava Flour)
d. Siapakah nama penemu singkong yang membawa singkong ke Indonesia?
Jawab : Adanya penyebaran singkong sampai ke Indonesia sejak zaman pra
sejarah. Dimana nenek moyang sudah mengonsumsi singkong dan umbiumbian lainnya sebagai makanan pokok sehari-hari. Namun, belom diketahui
secara pasti nama penemu ataupun pengomsumsi singkong pertama kali di
Indonesia.
5. Pembagian produk
Makanan yang pemateri bagikan kepada para siswa tidak jauh dari materi
yang disampaikan yaitu sawut dan bendol (kanting). Makanan ini dipilih karena
umumnya para siswa masih sangat awam dengan makanan tersebut. Ketika para
siswa menikmati makanan yang telah diberikan, pemateri juga memberikan
kuisioner kepada para siswa tentang review materi yang telah pemateri sampaikan
serta pesan dan kesan mereka setelah menerima sosialisasi dari pemateri
(Kelompok D).
6. Pengisian Kuisioner
Menurut Mardalis, (2008) Kuisioner adalah teknik pengumpulan data
melalui formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis
pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau
tanggapan dan informasi yang diperlukan. Kuisioner yang dibagiakan pada saat
sosialisasi pangan lokal dengan tema Potensi Singkong Si Akar Ajaib sebagai
Pangan Lokal yang Kaya Manfaat bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
pemahaman yang berhasil diterima oleh para peserta setelah penyampaian materi.
Data pertanyaan kuisioner dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Data pertanyaan kuisioner pada sosialisasi pangan lokal
Pernyataan
Pemahaman pangan lokal
Pengetahuan tentang pengertian pangan lokal
Pemahaman tentang makanan olahan berbahan baku
Persentase (%)
100
100
100
singkong
Ketertarikan untuk mengkonsumsi pangan lokal
100
Tabel 1. menunjukkan data hasil kuesioner dalam sosialisasi pangan lokal
dengan tema Potensi Singkong Si Akar Ajaib sebagai Pangan Lokal yang Kaya
Manfaat. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa pemahaman para
siswa tentang pangan lokal mencapai 100% secara keseluruhan. Hal ini
menunjukkan bahwa para siswa memperhatikan dengan seksama materi yang
disampaikan oleh pemateri. Selain itu, berdasarkan kesan yang ditulis oleh para
siswa dapat diketahui bahwa dengan adanya sosialisasi ini para siswa lebih
tertarik untuk mengkonsumsi pangan lokal. Selain menuliskan kesan terhadap
pangan lokal, para siswa juga diminta untuk menuliskan pesan kepada para
pemateri tentang sosialisasi yang telah dilakukan. Berdasarkan pesan tersebut
dapat diketahui bahwa para siswa sangat senang dengan adanya sosialisasi
tersebut dan mudah memahami materi yang disampaikan.
7. Games
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Istilah pangan lokal dan diversifikasi pangan masih awam di kalangan siswasiswi SMPN 4 Jember
2. Mayoritas siswa-siswi SMPN 4 Jember telah mengetahui nama dari makanan
olahan yang berbahan baku singkong
3. Siswa-siswi SMPN 4 Jember sangat tertarik untuk mulai mengkonsumsi
pangan lokal berbasis singkong setelah mendapatkan sosialisasi.
5.2 Saran
Perlu pengenalan lebih dini mengenai pangan lokal dan diversifikasi
pangan agar para penerus bangsa bisa menghargai keanekaragaman sumber daya
alam Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
20 Februari 2016
21 Februari 2016
22 Februari 2016
23 Februari 2015
23 Februari 2016
24 Februari 2016
25 Februari 2016
Penanggung
Keterangan
Jawab
Pencarian
ide Semua
- Tempat sosialisasi
- Memilih
subjek
dan
tempat anggota
sosialisasi
sosialisasi
Kegiatan
sosialisasi dan
Potensi Singkong Si
Vandel
Akar Ajaib sebagai
Pangan Lokal yang
Kaya Manfaat
Pembuatan
Rizka
Dwi - BAB
1
yakni
proposal
Khairunnisa,
pendahuluan hingga
Khafidatul
BAB 3 metodologi
janah
dan
sosialisasi
Avinda Nur - Study literatur
Rahmawati
Survei ke SMPN Rizka
Dwi - Mendapat persetujuan
4 Jember
Khairunnisa
dari
Waka
dan
Kurikulum SMPN 4
Khafidatul
Jember
janah
Pembuatan PPT Semua
- PPT dari BAB 1
konsep
Anggota
sampai dengan BAB
sosialisasi
3
Presentasi
Semua
- Mempresentasikan
Proposal, tema anggota
Konsep sosialisasi
- Mempresentasikan
dan
simulasi
alur
(rundown)
sosialisasi
selama
sosialisasi
berlangsung
Perbaikan poster Danang Dwi - Perbaikan
sesuai
Cahyo
27 Februari 2016
Perbaikan
sosialisai
PPT
1 Maret 2016
Persiapan
bahan-bahan
untuk sosialisasi
2 Maret 2016
Penyerahan
surat
ijin
sosialisasi
ke
SMPN 4 Jember
3 Maret 2016
Sosialisasi
Pengolahan
Pangan Lokal di
SMPN 4 Jember
5 Maret 2015
Pembuatan PPT
dan
laporan
sosialisasi