Anda di halaman 1dari 27

SOSIALISASI BAHAN PANGAN LOKAL DI SMPN 4 JEMBER

LAPORAN PRAKTIKUM

Oleh:
Kelompok D
Avinda Nur Rahmawati

(141710101004)

Danang Dwi Cahyo

(141710101019)

Rizka Dwi Khairunnisa

(141710101103)

Khafidatul Janah

(141710101118)

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan jaman yang semakin canggih dan juga modern dapat
mempengaruhi sikap dan juga pola pikir dari masyarakat terutama dalam hal
memenuhi setiap kebutuhannya. Salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi adalah
memenuhi nutrisi dan gizi dalam tubuhnya. Dapat diketahui bahwa semakin lama
penduduk Indonesia semakin banyak dan padat. Bahkan pulau-pulau yang
dulunya masih memiliki penduduk yang sedikit kini sudah semakin padat. Hal ini
menyebabkan meningkatnya pola konsumsi masyarakat terhadap bahan pangan
khususnya beras. Dimana beras merupakan salah satu bahan pangan yang
umumnya dikonsumsi oleh masyarakat bahkan yang di daerah tersebut bukan
penghasil beras.
Indonesia merupakan salah negara yang memiliki tingkat impor beras cukup
tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat konsumsi beras semakin hari semakin
meningkat yang disebabkan karena kurang adanya sosialisasi tentang diversifikasi
pangan atau peralihan beras dengan bahan pangan lain. Selain itu kurang sadarnya
masyarakat bahwa terdapat banyak bahan pangan yang nilai gizi bahkan
nutrisinya yang sama dengan beras. Sehingga akan dapat mengurangi tingkat
impor beras Indonesia dari negara lain. Salah satu contoh diversifikasi pangan
adalah dengan memanfaatkan bahan pangan lokal yang banyak ditemui di daerahdaerah yang ada di Indonesia seperti singkong.
Singkong merupakan salah satu jenis umbi-umbian yang banyak ditemui
diberbagai daerah, hal ini dikarenakan tanaman singkong dapat tumbuh dengan
baik dalam segala jenis kondisi. Pada umumnya umbi singkong dikonsumsi oleh
kalangan orang tua, kebanyakan anak pada usia dini enggan untuk mengkonsumsi
berbagai jenis olahan dari singkong. Oleh karena itu dilakukan sosialisasi ini
untuk meningkatkan konsumsi pangan lokal khususnya singkong pada kalangan
siswa siswi SMP. Selain itu sosialisasi ini juga bertujuan untuk memberikan
pengenalan dan juga pengarahan sejak dini tentang potensi pangan lokal yang
dimiliki Indonesia demi kemakmuran dan kesejahteraan bangsa.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari sosialisasi pangan lokal ini adalah sebagai berikut :
1. Memperkenalkan kepada masyarakat khususnya siswa dan siswi SMP
tentang produk pangan lokal yang kini sudah mulai ditinggal
2. Melakukan sosialiasi tentang diversifikasi pangan lokal khususnya
singkong
3. Memperkenalkan berbagai jenis olahan pangan lokal dari singkong
1.3 Manfaat
Manfaat dari sosialisasi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Dapat memberikan pengetahuan tentang pangan lokal yang ada
disekitar kita.
2. Dapat mengimplementasikan materi pengolahan pangan lokal kepada
masyarakat khususnya siswa siswi SMP.

BAB 2. REVIEW LITERATUR


2.1 Pangan Lokal

Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 2004, pangan adalah


segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun
yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi
konsumsi manusia. Termasuk didalamnya adalah tambahan pangan
bahan baku pangan, dan bahan

pangan,

lain yang digunakan dalam penyiapan,

pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman. Pengertian pangan


merupakan kebutuhan dasar manusia. Tersedianya pangan yang cukup, aman,
bermutu, bergizi, sehat serta halal merupakan syarat utama guna mewujudkan
masyarakat yang bermartabat serta sumberdaya yang berkualitas. Pangan juga
merupakan hak asasi setiap individu untuk memperolehnya dengan jumlah yang
cukup dan aman serta terjangkau. Oleh karena itu, upaya pemantapan ketahanan
pangan

harus

terus

dikembangkan dengan

memperhatikan sumberdaya,

kelembagaan dan budaya lokal.


Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan, pangan
adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian,
perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah
maupun yang tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan/ minuman bagi
konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan
bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau
pembuatan makanan dan minuman.
Definisi pangan lokal juga merujuk pada UU No. 18 tahun 2012 adalah
makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat sesuai dengan potensi dan
kearifan lokal. Pangan lokal merupakan produk pangan yang telah lama
diproduksi, berkembang dan dikonsumsi di suatu daerah yang umunya diolah dari
bahan baku lokal, teknologi lokal, serta pengetahuan lokal pula. Sehingga produk
pangan lokal berkaitan dengan budaya lokal, karena itu sering kali produk
menggunakan nama daerah. Contohnya: Gudeg Jogja, Dodol Garut, Jenang
Kudus, Soto Betawi, Talas Bogor dan lainnya (Undang-Undang, 2012).
2.2 Ketahanan Pangan
Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan, pasal 1 angka
17 menyatakan bahwa Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan

bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik
jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau (Maleha dan Susanto,
2006).
Ketahanan pangan nasional merupakan kemampuan suatu bangsa untuk
menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan dalam jumlah yang cukup,
mutu yang layak, aman, dan juga halal, yang didasarkan pada optimalisasi
pemanfaatan dan berbasis pada keragaman sumber daya domestik. Salah satu
indikator untuk mengukur ketahanan pangan adalah ketergantungan ketersediaan
pangan nasional terhadap impor (Badan Litbang, 2005).
2.3 Kemandirian Pangan
Kemandirian pangan merupakan kondisi dinamis karena sifatnya lebih
menekankan pada aspek perdangan atau komersialisasi: kemandirian lebih
menuntut daya saing tinggi karena produk yang dihasilkan pada skema proporsi
ekspor, sedangkan swasembada lebih tertuju pada skema subtitusi impor. Ruang
lingkup dari kemandirian pangan adalah nasional atau wilayah dengan sasaran
komoditas pangan dengan strategi yang diterapkan adalah peningkatan daya saing
atau dapat dikatakan promosi ekspor (Hariadi, 2010).
Upaya atau harapan yang ditargetkan adalah peningkatan produksi pangan
yang berdaya saing pangan sehingga hasil yang akan didapatkan ketersediaan
pangan oleh produk domestik yang didapatkan dari hasil petani sebagai stake
holder dalam negeri sedangkan impor hanya digunakan sebagai pelengkap
(Hariadi, 2010).
2.4 Diversifikasi Pangan
Diversifikasi pangan atau Penganekaragaman Pangan menurut UU No. 18
Tahun 2012 adalah upaya peningkatan ketersediaan dan konsumsi pangan yang
beragam, bergizi seimbang, dan berbasis pada potensi sumber daya lokal.
Sedangkan Jafar (2012) menjelaskan , diversifikasi pangan diartikan sebagai
pengurangan konsumsi beras yang dikompensasi oleh penambahan konsumsi
bahan pangan non-beras diiringi dengan ditambahnya makanan pendamping.
Diversifikasi konsumsi pangan juga dapat didefinisikan sebagai jumlah jenis
makanan yang dikonsumsi, sehingga semakin banyak jenis makanan yang

dikonsumsi akan semakin beranekaragam. Dimensi diversifikasi konsumsi pangan


tidak hanya terbatas pada pangan pokok tetapi juga pangan jenis lainnya, karena
konteks diversifikasi tersebut adalah meningkatkan mutu gizi masyarakat secara
kualitas dan kuantitas, sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia.
Menurut Ariani (2010), untuk mengembangkan diversifikasi pangan perlu
dilakukan upaya melalui:
1. Pengembangan dan pembangunan agroindustri bahan pangan non-beras,
agar konsumen dapat mengkonsumsi secara langsung. Agroindustri
komoditas pangan non-beras tersebut sebaiknya dibangun di daerah-daerah
pedesaan, dengan harapan akan dapat menciptakan kesempatan kerja bagi
masyarakat desa dan dapat meningkatkan kualitas hidup dan mutu gizi
masyarakat. Meningkatnya daya beli masyarakat akan berpengaruh
terhadap makin beragamnya jenis pangan yang dikonsumsi, makin banyak
pangan yang mengandung nilai gizi tinggi dikonsumsi dan cenderung
makin berkurangnya proporsi pendapatan yang dipergunakan untuk pangan.
Diversifikasi

pangan

dapat

berjalan

baik

bila

dikaitkan

dengan

pembangunan agroindustri, khususnya yang berlokasi di pedesaan.


2. Kampanye intensif tentang diversifikasi pangan disertai dengan penyediaan
dan kemudahan untuk mendapatkan bahan pangan non-beras yang siap
dikonsumsi tersebut di pasaran, harganya terjangkau dan dapat bersaing
dengan harga beras serta adanya kesinambungan dalam penyediaannya.
3. Peningkatan produksi pangan non-beras perlu lebih ditingkatkan lagi, tetapi
tidak mengganggu kemantapan produksi beras.

2.5 Singkong
Singkong berasal dari benua Amerika, tepatnya Brasil dan Paraguay.
Penyebarannya hampir ke seluruh negara termasuk Indonesia. . Singkong ditanam
di wilayah Indonesia sekitar tahun 1810 yang diperkenalkan oleh orang Portugis
dari Brazil. Singkong merupakan tanaman yang penting bagi negara beriklim

tropis seperti Nigeria, Brazil, Thailand, dan juga Indonesia. Keempat Negara
tersebut merupakan negara penghasil singkong terbesar di dunia (Soelistijono,
2006).
Adapun klasifikasi singkong (Euphorbiaceae) sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi

: Spermatophyta

Sub divisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Ordo

: Euphorbiales

Famili

: Euphorbiaceae

Genus

: Manihot

Spesies

: Manihot esculenta

Ubi kayu (Manihot utilissima) termasuk tumbuhan berbatang pohon lunak


atau getas (mudah patah). Ubi kayu berbatang bulat dan bergerigi yang terjadi dari
bekas pangkal tangkai daun, bagian tengahnya bergabus dan termasuk tumbuhan
yang tinggi. Ubi kayu bisa mencapai ketinggian 1 4 meter. Daun ubi kayu
memiliki tangkai panjang dan helaian daunnya menyerupai telapak tangan dan
tiap tangkai mempunyai daun sekitar 3-8 lembar. Tangkai daun tersebut berwarna
kuning, hijau atau merah (Iptek, 2009).
Tanaman Singkong (Manihot esculenta) merupakan tanaman yang memilki
kandungan gizi yang cukup lengkap. Kandungan zat dalam tanaman Singkong
ialah karbohidrat, fosfor, kalsium, vitamin C, protein, zat besi dan vitamin B1.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemanfaatan tanaman
Singkong berkembang sebagai bahan baku industri pangan dan sebagai
pengobatan herbal. Secara umum, Singkong merupakan jenis tanaman yang
mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku
industri pangan (Salim, 2011).
Singkong memiliki kandungan nutrisi yang berbeda pada setiap bagiannya.
Komposisi kimia singkong pada beberapa bagianbagiannya dapat dilihat pada
Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Kimia Singkong Pada Beberapa Bagiannya


Berdasarkan Bahan Kering.
Kandungan kimia

Daun (%)

Batang

(%)
Protein kasar
23,2
10,9
Serat kasar
21,9
22,6
Ekstrak eter
4,8
9,7
Abu
7,8
8,9
Ekstrak tanpa N
42,2
47,9
Ca
0,972
0,321
P
0,576
0,341
Mg
0,451
0,452
Energi metabolis
2590
2670
Sumber: Devendra (1977) dalam Hasrianti (2012).

Umbi

Kulit umbi

(%)
1,7
3,2
0,8
2,2
92,1
0,091
0,121
0,012
1560

(%)
4,8
21,2
1,22
4,2
68
0,36
0,112
0,227
2960

Menurut Hutagalung (2004), singkong memiliki banyak manfaat untuk


kesehatan. Hal ini dikarenakan kandung-kandungan nutrisi yang diperlukan oleh
tubuh manusia. Berikut ini merupakan manfaat dari singkong:
1. Sebagai sumber serat
Singkong mengandung banyak serat yang dapat menurunkan kadar
trigleserida yang menurunkan resiko penyakit jantung, stroke, kanker usus
dan mengendalikan penyakit diabetes.
2. Sebagai sumber karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama yang berfungsi sebagai sumber
tenaga untuk melakukan berbagai aktifitas. Karbohidrat pada singkong lebih
tinggi dari pada kentang.
3. Sebagai sumber protein tinggi
Singkong memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan
dengan pisang dan kentang, serta lemak yang rendah jika dibandingkan
dengan sereal dan kacang-kacangan.
4. Sebagai sumber vitamin K
Vitamin K bermanfaat unutuk membangun masa tulang agar terhindar dari
osteoporosis
5. Sebagai sumber vitamin B kompleks
Singkong memiliki sumber vitamin B komplek dan beberapa vitamin
lainnya seperti ribofkavon, folates, thiamin, asam pentotenat dan piridoksin
yang baik bagi tubuh. Kandungan riboflavin pada singkong membantu

memproduksi sel darah merah yang berfungsi untung menguarangi


penyakait anemia.
6. Sebagai sumber mineral penting
Sumber mineral yang terdapat pada singkong antara lain seng, magnesium,
mangan, tembaga, besi, dan kalium. Selian itu dengan mengkonsumsi
singkong juga berfungsi untuk mengontrol kolesterol jahat dalam darah
(LDL) (Andarina,2002).
7. Agar sistem pencernaan sehat
Serat yang terdapat pada singkong tidak larut dalam air, sehingga
mempermudah dalam proses baung air besar serat mampu menyerap dan
membuang toksin dalam usus agar sistem pencernaan tetap sehat.
2.6 Jajanan Olahan Berbasis Singkong
1. Sawut
Sawut merupakan makanan khas dari jawa tengah, yang terbuat dari
singkong parut serta memiliki rasa yang manis. Proses pembuatannya singkong
dikupas kemudian diserut kasar. Setelah itu dilakukan pengukusan dengan
ditambahkan serutan gula merah. Setelah matang kemudian diangkat dan
disajikan dengan parutan kelapa.

2. Tiwul
Tiwul merupakan makanan yang tebuat dari singkong yang dikeringkan
atau gaplek yang berasal dari Yogyakarta. Cara pembuatannya adalah singkong
yang sudah dikeringkan (gaplek) ditumbuk sampai jadi seperti tepung, kemudian
bubuk singkong dikukus dengan ditambahkan gula merah secukupnya. Pengkusan
dilakukan sampai tiwul benar-benar matang, setelah itu diangkat dan disajikan
dengan parutan kelapa.
3. Jemblem
Jemblem (misro) merupakan makanan khas dari Jawa Barat yang terbuat
dari parutan singkong dengan gula merah sebagai isiannya. Cara pembuatan
jemblem yaitu singkong yang telah dikupas diparut, kemudian ditambahkan
garam, vanili dan sedikit kelapa parut. Setelah itu adonan singkong dibentuk

lonjong atau bulat dan diisi dengan gula merah. Selanjutnya singkong digoreng
dalam minyak panas sampai warnanya beruabah menjadi kecoklatan.
4. Tape
Tape singkong merupakan salah satu panga lokal khas dari daerah
Bondowoso, Jawa Timur. cara membuatnya hampir sama dalam pembuatan tape
ketan, yaitu singkong yang telah dikupas dikukus sampai matang, kemudian
didinginkan. Setelah itu singkong yang telah dingin ditaburi dengan ragi lalu
disimpan selama 2-3 hari dalam besek yang telah dilapisi daun pisang.
5. Gethuk
Getuk merupakan makanan khas kota Magelang yang memiliki tekstur
yang lembut dan juga rasa yang manis. Cara membuatnya yaitu, singkong yang
telah dikupas dikukus sampai matang. Ketika singkong masih dalam keadaan
panas singkong ditumbuk serta ditambahakan dengan gula merah untuk
menambahkan rasa manis. Setelah halus getuk siap dinikmati dengan taburan
kelapa parut diatasnya.
6. Gatot
Gatot merupakan makanan khas dari Yogyakarta yang mirip dengan tiwul
dalam pembuatnnya. Cara pembuatannya adalah singkong yang telah dikeringkan
menjadi gaplek kemudian dicuci dan di kukus sampai matang. Setelah itu gatot
diangkat adn didinginkan. Umunya di aderah Yogyakarta dikonsumsi sebagai
pengganti nasi, namun pada jaman sekarang ini gatot sering dinikmati sebagai
jajanan lokal.
7. Lemet
Lemet merupakan jajanan khas Jawa Timur yang terbuat dari singkong
parut dan memiliki rasa yang manis. Cara pembuatan lemet yaitu, singkong yang
telah dikupas dan dicuci bersih diparut. Kemudian parutan singkong ditambahkan
gula merah, garam serta bubuk vanili. Adonan singkong selanjutnya dibungkus
dengan daun pisang dan dikukus sampai matang. Setelah itu lemet didinginkan
dan siap dinikmati secara langsung maupun dengan penambahan parutan kelapa.
8. Klanthing

Klanting merupakan makan yang terbaut dari singkong parut dengan rasa
yang manis dan juga tekstur yang kenyal. Klanting berasal dari jajanan khas Jawa
Tengah. Cara membuatnya yaitu, singkong diparut kemudian ditambahkan dengan
garam dan juga gula kristal putih untuk lebih menarik klanting juga bisa
ditambahkan dengan pewarna makanan sesuai dengan selera. Setelah itu adonan
singkong ditambahkan dengan tepung tapioka supaya teksturnya kenyal, lalu
dikukus sampai matang. Klanting yang telah matang didinginkan dan disiap
dinikmati dengan tambahan parutan kelapa.

BAB 3. METODOLOGI SOSIALISASI


3.1 Waktu dan Tempat
Waktu sosialisasi pangan lokal berbasis singkong yaitu pada hari Kamis,
03 Maret 2016 pada pukul 11.45-13.00 WIB dan bertempat di SNPN 4 Jember,
Jln. Nusa Indah No.14 Jember. Sasaran sosialisasi pangan lokal Potensi
Singkong Si Akar Ajaib sebagai Pangan Lokal yang Kaya Manfaat adalah siswasiswi SMPN 4 Jember yang bertujuan untuk mengenalkan serta menumbuhkan
kecintaan pada pangan lokal Indonesia.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1

Alat

Alat-alat yang digunakan dalam sosialisasi adalah viewer, kursi, meja,


sound, laptop, poster, alat tulis, dan kuisioner dan doorprize.
3.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam sosialisasi adalah sawut dan bendol
(klanting).
3.3 Metode Sosialisasi
Metode yang digunakan dalam sosialisasi Singkong Si Aamnesia (Akar
Ajaib Milik Indonesia) adalah dengan pembukaan, ice breaking, penyampaian
materi, tanya jawab (Diskusi), pembagian produk dan pengisian kuisioner,
games,pembagian doorprize dan penutup.
3.3.1

Pembukaan
Pembukaan diawali dengan sambutan kepada ibu guru dan siswa siswi

SMPN 4 Jember sekaligus melakukan perkenalan anggota dan memaparkan


tujuan sosialisasi
3.3.2 Penyampaian Materi
Tema sosialisasi pangan lokal kepada siswa-siswi SMPN 4 Jember adalah
Potensi Singkong Si Akar Ajaib sebagai Pangan Lokal yang Kaya Manfaat.
Penyampaian materi meliputi pemberian materi mengenai pangan lokal,
ketahanan pangan, kemandirian pangan, diversifikasi pangan, potensi pangan
lokal di Indonesia, ragam pangan lokal di Indonesia, dan manfaat serta potensi
pangan singkong sebagai pangan lokal di Indonesia. Penyampaian materi ini
dilakukan dengan metode presentasi di depan peserta sosialisasi menggunakan
sarana viewer.
3.3.3 Tanya Jawab (Diskusi)
Forum tanya jawab pada sosialisasi Potensi Singkong Si Akar Ajaib
sebagai Pangan Lokal yang Kaya Manfaat adalah dengan memberikan
pertanyaan kepada pemateri mengenai pangan lokal di negara Indonesia. Peserta
yang mengajukan pertanyaan diberikan doorprize oleh penyaji.
3.3.4 Pembagian Produk
Pembagian produk pada sosialisasi Potensi Singkong Si Akar Ajaib
sebagai Pangan Lokal yang Kaya Manfaat dilakukan setelah sesi tanya jawab

(diskusi) selesai. Produk yang dibagikan merupakan salah satu pengaplikasikan


diversifikasi singkong sebagai potensi pangan lokal di Indonesia yaitu sawut dan
bendol (klanting).
3.3.5 Kuisioner
Kuisioner

adalah

suatu

teknik

pengumpulan

informasi

yang

memungkinkan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman materi oleh peserta.


Kuisioner sosialisasi Potensi Singkong Si Akar Ajaib sebagai Pangan Lokal yang
Kaya Manfaat diberikan kepada peserta sosialisasi dengan menjawab pertanyaan
seputar sosialisasi yang dilakukan. Dengan adanya kuisioner, diharapkan dapat
membantu mengenai seberapa besar materi yang dapat diterima oleh peserta serta
kritik dan saran yang membangun dalam sosialisasi pangan lokal tersebut.
3.3.6

Games
Games yang dilakukan pada sosialisasi Potensi Singkong Si Akar Ajaib

sebagai Pangan Lokal yang Kaya Manfaat yaitu games Dengar gak sih?.
Games ini dilakukan oleh 3 orang siswa/siswi, dengan teknis pemandu games
memberitahukan nama makanan olahan berbahan baku singkong kepada orang
pertama, setelah itu orang pertama menyampaikan diskripsi tentang makanan
olahan berbahan baku singkong tersebut kepada orang kedua tanpa menyebutkan
nama makanannya. Selanjutnya orang kedua bertugas menyampaikan deskripsi
dari orang pertama kepada orang ketiga. Orang ketiga inilah yang bertugas
menjawab nama makanan olahan berbahan baku singkong tersebut dengan benar
dan cepat. Masing-masing tim diberikan waktu bermain selama 2 (dua) menit.
Tim yang berhasil menebak nama makanan olahan berbahan baku singkong paling
banyak adalah pemenangnya.
3.3.7

Pembagian Doorprize
Doorprize atau hadiah pada sosialisasi Potensi Singkong Si Akar Ajaib

sebagai Pangan Lokal yang Kaya Manfaat diberikan kepada siswa/siswi yang
telah mengajukan pertanyaan pada sesi diskusi dan siswa/siswi yang
memenangkan games.
3.3.8

Penutup

Penutupan sosialisasi Potensi Singkong Si Akar Ajaib sebagai Pangan


Lokal yang Kaya Manfaat dilakukan dengan sesi foto bersama dengan siswasiswi SMPN 4 Jember dan Waka Kurikulum.

BAB 4. PEMBAHASAN
Sosialisasi pangan lokal dengan tema Potensi Singkong Si Akar Ajaib
sebagai Pangan Lokal yang Kaya Manfaat telah dilakukan oleh kelompok D
kelas THP-A di SMPN 4 Jember pada hari Kamis, 03 Maret 2016 pukul 11.4513.10 WIB. Sosialisasi ini diberikan kepada siswa/siswi kelas 8 (Delapan) dengan
jumlah siswa/siswi sebanyak 35 orang. Sosialisasi ini dilakukan untuk memenuhi
tugas kuliah serta bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa/siswi
SMPN 4 Jember mengenai potensi singkong sebagai pangan lokal Indonesia yang
memiliki banyak manfaat. Pada Sosialisasi ini terdapat beberapa tahap dan metode
yang dilakukan.
Berikut adalah tahapan sosialisasi yang telah dilakukan:
1. Pembukaan
Pembukaan sosialisasi pangan lokal di kelas 8 (Delapan) B SMP Negeri 4
Jember dilakukan dengan memperkenalkan diri masing-masing anggota
kelompok, selain menyebutkan nama para anggota kelompok juga menyebutkan
kota asal masing-masing sehingga dapat menumbuhkan keakraban dengan para
siswa. Setelah memperkenalkan diri, moderator acara juga memperkenalkan
Fakultas Teknologi Hasil Pertanian jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas
Jember kepada para siswa. Proses perkenalan mendapatkan respon yang sangat
baik dari para siswa, hal ini dibuktikan dengan antusias para siswa ketika
menerima kedatangan dari kelompok D.
Kegiatan pembukaan sosialisasi dilanjutkan dengan penjelaskan oleh
moderator acara mengenai tujuan dilakukannya kegiatan sosialisasi tersebut
sehingga nantinya peserta sosialisasi dapat mengetahui output dari sosialisasi
tersebut. Pembukaan acara ini dilakukan selama 10 menit.
2. Ice Breaking
Ice Breaking dilakukan dengan tujuan untuk mencairkan suasana dan
menambah kefokusan dari para siswa sehingga nantinya para siswa dapat
memperhatikan dengan baik jalannya sosialisasi. Ice Breaking dipilih karena
sosialisasi yang dilakukan pada para siswa kelas 8 B SMP Negeri Jember

berlangsung pada pukul 11.45-13.10 WIB. Ice Breaking dilakukan dengan


meminta para siswa untuk menirukan ucapan moderator acara dengan penuh
semangat. Ketika moderator acara mengucapkan Selamat Siang maka para
siswa harus menjawab dengan Baik, sehat, semangat, mantap dengan
memperagakan beberapa gerakan. Proses ice breaking ini mendapat respon yang
sangat positif dari para siswa sehingga suasana kelas menjadi meriah dan
menyenangkan.
3. Penyampaian Materi
Penyampaian materi dilakukan dengan menjelaskan secara singkat apa
yang dimaksud dengan pangan, pangan lokal dan diversifikasi pangan. Selain itu
pemateri juga memaparkan sejarah singkat mengenai singkong, jenis singkong,
manfaat serta kandungan gizi yang dimiliki oleh singkong dan makanan olahan
yang berbahan baku dari singkong seperti sawut, tiwul, gatot, klanting, tape, prol
tape, dll. Pada setiap slide yang dipaparkan selalu ditambahkan dengan gambargambar pangan lokal untuk mempermudah para siswa mengerti dan memahami
secara langsung mana yang termasuk pangan lokal. Selain itu pemateri juga
menampilkan beberapa games dibeberapa slide, yaitu dengan meminta para siswa
menebak nama makanan olahan dari singkong yang terdapat pada slide. Metode
pemaparan seperti itu dilakukan agar para siswa lebih mudah untuk mengerti
makanan-makanan lolal yang ada disekeliling mereka. Dengan cara pemaparan
yang seperti itu para siswa lebih semangat untuk menjawab dan menambah rasa
penasaran mereka terhadap pangan lokal.
4. Tanya Jawab (Diskusi)
Pokok bahasan yang didiskusikan dalam sesi diskusi adalah mengenai
pangan lokal dengan estimasi waktu selama 15 menit. Peserta sosialisasi Potensi
Singkong Si Akar Ajaib sebagai Pangan Lokal yang Kaya Manfaat sangat
antusias dalam proses tanya jawab. Dalam proses tanya jawab (diskusi), terdapat
peserta yang mengajukan pertanyaan sebanyak 4 orang dari jumlah peserta 35
orang. Berdasarkan sesi tanya jawab (diskusi), terdapat beberapa pertanyaan yang
diajukan selama sosialisasi. Berikut adalah beberapa pertanyaan yang diajukan
oleh para siswa:

a. Mengapa beras yang dibuat dari MOCAF dinamakan Beras Cerdas?


Jawab : Dinamakan beras cerdas karena memiliki konsep (1) cerdas dalam
bahan baku, beras ini dikonstruksikan dari MOCAF dan dapat disesuaikan
dengan target konsumen. (2) cerdas dalam prses, diproses dengan teknologi
yang mudah dan murah sehingga dapat dproduksi dengan peralatan yang bias
dibuat oleh putra Indonesia.(3) cerdas dalam cara masak, dapat dimasak
dengan cara sederhana. (4) cerdas dalam pemanfaatan

bagi kesehatan.

Dengan bahan baku yang cerdas, cocok untuk ibu hamil, anak rawan gizi,
penderita diabet dan sebagainya dan (5) scerdas dalam pebangunan nutrisi,
ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
b. Apakah ketika kita sudah mengkonsumsi nasi dengan porsi yang banyak
kita masih boleh mengkonsumsi singkong? Jika boleh apakah hal tersebut
tidak menyebabkan kelebihan Karbohidrat?
Jawab : Segala sesuatu yang yang dikonsumsi secara berlebihan tidak baik
untuk dilakukan. Alangkah baiknya pengonmsumsian pangan pokok diganti
dengan singkong selain sebagai bahan pangan pokok alternative pengganti
beras juga mengandung lebih banyak serat apabila dibandingkan dengan nasi.
c. Adakah produk lain yang telah diciptakan oleh Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian selain Beras Cerdas?
Jawab : Ada , yaikni MOCAF (Modified Cassava Flour)
d. Siapakah nama penemu singkong yang membawa singkong ke Indonesia?
Jawab : Adanya penyebaran singkong sampai ke Indonesia sejak zaman pra
sejarah. Dimana nenek moyang sudah mengonsumsi singkong dan umbiumbian lainnya sebagai makanan pokok sehari-hari. Namun, belom diketahui
secara pasti nama penemu ataupun pengomsumsi singkong pertama kali di
Indonesia.
5. Pembagian produk
Makanan yang pemateri bagikan kepada para siswa tidak jauh dari materi
yang disampaikan yaitu sawut dan bendol (kanting). Makanan ini dipilih karena
umumnya para siswa masih sangat awam dengan makanan tersebut. Ketika para
siswa menikmati makanan yang telah diberikan, pemateri juga memberikan

kuisioner kepada para siswa tentang review materi yang telah pemateri sampaikan
serta pesan dan kesan mereka setelah menerima sosialisasi dari pemateri
(Kelompok D).
6. Pengisian Kuisioner
Menurut Mardalis, (2008) Kuisioner adalah teknik pengumpulan data
melalui formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis
pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau
tanggapan dan informasi yang diperlukan. Kuisioner yang dibagiakan pada saat
sosialisasi pangan lokal dengan tema Potensi Singkong Si Akar Ajaib sebagai
Pangan Lokal yang Kaya Manfaat bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
pemahaman yang berhasil diterima oleh para peserta setelah penyampaian materi.
Data pertanyaan kuisioner dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Data pertanyaan kuisioner pada sosialisasi pangan lokal
Pernyataan
Pemahaman pangan lokal
Pengetahuan tentang pengertian pangan lokal
Pemahaman tentang makanan olahan berbahan baku

Persentase (%)
100
100
100

singkong
Ketertarikan untuk mengkonsumsi pangan lokal
100
Tabel 1. menunjukkan data hasil kuesioner dalam sosialisasi pangan lokal
dengan tema Potensi Singkong Si Akar Ajaib sebagai Pangan Lokal yang Kaya
Manfaat. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa pemahaman para
siswa tentang pangan lokal mencapai 100% secara keseluruhan. Hal ini
menunjukkan bahwa para siswa memperhatikan dengan seksama materi yang
disampaikan oleh pemateri. Selain itu, berdasarkan kesan yang ditulis oleh para
siswa dapat diketahui bahwa dengan adanya sosialisasi ini para siswa lebih
tertarik untuk mengkonsumsi pangan lokal. Selain menuliskan kesan terhadap
pangan lokal, para siswa juga diminta untuk menuliskan pesan kepada para
pemateri tentang sosialisasi yang telah dilakukan. Berdasarkan pesan tersebut
dapat diketahui bahwa para siswa sangat senang dengan adanya sosialisasi
tersebut dan mudah memahami materi yang disampaikan.
7. Games

Penyampaian materi yang cukup lama yaitu 30 sampai 45 menit akan


menyebabkan kebosanan bagi peserta sosialisai. Oleh karena itu dilakuka games
(permainan) agar tidak bosan sehingga peserta sosialisai tetap dapat
berkonsentrasi terhadap materi yang disampaikan. Games dilakukan dengan cara
mendiskripsikan suatu produk olahan dari singkong, selain dapat menghilangkan
kebosanan juga dapat menambah wawasan tentang produk olahan dari singkong.
Games yang dilakukan pada sosialisasi Potensi Singkong Si Akar Ajaib
sebagai Pangan Lokal yang Kaya Manfaat yaitu games Dengar gak sih?.
Games ini dilakukan oleh 3 orang siswa/siswi, dengan teknis pemandu games
memberitahukan nama makanan olahan berbahan baku singkong kepada orang
pertama, setelah itu orang pertama menyampaikan diskripsi tentang makanan
olahan berbahan baku singkong tersebut kepada orang kedua tanpa menyebutkan
nama makanannya. Selanjutnya orang kedua bertugas menyampaikan deskripsi
dari orang pertama kepada orang ketiga. Orang ketiga inilah yang bertugas
menjawab nama makanan olahan berbahan baku singkong tersebut dengan benar
dan cepat. Masing-masing tim diberikan waktu bermain selama 2 (dua) menit.
Tim yang berhasil menebak nama makanan olahan berbahan baku singkong paling
banyak adalah pemenangnya.
8. Pembagian doorprize
Doorprize atau hadiah pada sosialisasi Potensi Singkong Si Akar Ajaib
sebagai Pangan Lokal yang Kaya Manfaat diberikan kepada siswa/siswi yang
telah mengajukan pertanyaan pada sesi diskusi dan siswa/siswi yang
memenangkan games. Suasana kelas menjadi sangat meriah ketika para pemenang
diberi hadiah oleh pemandu games.
9. Penutup
Penutupan acara sosialisasi Potensi Singkong Si Akar Ajaib sebagai
Pangan Lokal yang Kaya Manfaat dilakukan dengan kegiatan foto bersama. Foto
bersama ini dilakukan untuk keperluan dokumentasi kegiatan sosialisasi dan
sebagai tanda ucapan terimakasih kepada para SMP Negeri 4 Jember yang telah
mengikuti serangkaian acara sosialisasi dengan sangat baik. Selain foto bersama
dengan para siswa, pemateri juga melakukan foto bersama dengan Waka

Kurikulum di SMP Negeri 4 Jember sekaligus dilanjutkan dengan penyerahan


vandel dan ucapan terimakasih.

BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Istilah pangan lokal dan diversifikasi pangan masih awam di kalangan siswasiswi SMPN 4 Jember
2. Mayoritas siswa-siswi SMPN 4 Jember telah mengetahui nama dari makanan
olahan yang berbahan baku singkong
3. Siswa-siswi SMPN 4 Jember sangat tertarik untuk mulai mengkonsumsi
pangan lokal berbasis singkong setelah mendapatkan sosialisasi.
5.2 Saran
Perlu pengenalan lebih dini mengenai pangan lokal dan diversifikasi
pangan agar para penerus bangsa bisa menghargai keanekaragaman sumber daya
alam Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Tabel 3. Pembagian Tugas


Tanggal
19 Februari 2016

20 Februari 2016

21 Februari 2016

22 Februari 2016

23 Februari 2015

23 Februari 2016

24 Februari 2016

25 Februari 2016

Penanggung
Keterangan
Jawab
Pencarian
ide Semua
- Tempat sosialisasi
- Memilih
subjek
dan
tempat anggota
sosialisasi
sosialisasi
Kegiatan

Penentuan Tema Rizka


Dwi - Tema terpilih adalah
sosialisai
Khairunnisa
Potensi Singkong Si
Akar Ajaib sebagai
Pangan Lokal yang
Kaya Manfaat
Pembuatan
Danang Dwi - Pembuatan
poster
Desain
poster Cahyo
dengan
tema

sosialisasi dan
Potensi Singkong Si
Vandel
Akar Ajaib sebagai
Pangan Lokal yang
Kaya Manfaat
Pembuatan
Rizka
Dwi - BAB
1
yakni
proposal
Khairunnisa,
pendahuluan hingga
Khafidatul
BAB 3 metodologi
janah
dan
sosialisasi
Avinda Nur - Study literatur
Rahmawati
Survei ke SMPN Rizka
Dwi - Mendapat persetujuan
4 Jember
Khairunnisa
dari
Waka
dan
Kurikulum SMPN 4
Khafidatul
Jember
janah
Pembuatan PPT Semua
- PPT dari BAB 1
konsep
Anggota
sampai dengan BAB
sosialisasi
3
Presentasi
Semua
- Mempresentasikan
Proposal, tema anggota
Konsep sosialisasi
- Mempresentasikan
dan
simulasi
alur
(rundown)
sosialisasi
selama
sosialisasi
berlangsung
Perbaikan poster Danang Dwi - Perbaikan
sesuai

Cahyo
27 Februari 2016

Perbaikan
sosialisai

PPT

1 Maret 2016

Persiapan
bahan-bahan
untuk sosialisasi

2 Maret 2016

Penyerahan
surat
ijin
sosialisasi
ke
SMPN 4 Jember

3 Maret 2016

Sosialisasi
Pengolahan
Pangan Lokal di
SMPN 4 Jember

5 Maret 2015

Pembuatan PPT
dan
laporan
sosialisasi

dengan saran yang


telah diberikan
Khafidatul - Penyesuaian
materi
Janah
dan
yang disampaikan
Avinda Nur
Rahmawati
Semua
- Pencetakan vandel dan
Anggota
poster
- Pembelian
bahanbahan
untuk
prototipe
dan
doorprize
Rizka
Dwi - Penentuan kelas yang
Khairunnisa
akan disosialisasi
dan
Khafidatul
janah
Semua
- Sosialisasi Pengolahan
Anggota
pangan
lokal
berbasis singkong
jam 11.45 13.10
WIB
Semua
- Pembuatan PPT dan
anggota
laporan sosialisasi di
SMPN 4 Jember

Anda mungkin juga menyukai