Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KETAHANAN PANGAN

Analisis Diversifikasi Pangan Indonesia

Disusun oleh:
Dennis Arthur Naibaho
3336210032 (B)
Teknik Sipil 2021
Ketahanan Pangan
Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan yang tercermin dari persediaan
pangan yang cukup baik dalam jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.
Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan
perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun
mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan
agama, keyakinan dan budaya masyarakat untuk hidup sehat, aktif dan produktif secara
berkelanjutan. Berdasarkan Undang-undang No.18 Tahun 2012 bahwa dalam rangka mencapai
ketahanan pangan, negara harus mandiri pangan dan berdaulat pangan.
Kemandirian Pangan
Kemandirian pangan yaitu mampu memproduksi pangan yang beraneka ragam dari
dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai tingkat
perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, social, ekonomi dan
kearifan local secara bermartabat.
Kedaulatan Pangan
Kedaulatan pangan yaitu mampu menentukan kebijakan pangannya secara mandiri,
tidak didikte oleh pihak manapun, dan para pelaku usaha pangan mempunyai kebebasan untuk
menetapkan dan melaksanakan usahanya sesuai dengan sumber daya yang dimilikinya.

Empat Pilar Ketahanan Pangan


Perwujudan ketahanan pangan dapat dicapai melalui 4 pilar ketahanan pangan yaitu
ketersediaan pangan, cadangan pangan, penganekaragaman konsumsi/keamanan pangan dan
pencegahan/penanggulangan rawan pangan. Dalam berbagai upaya pemerintah untuk
mewujudkan ketahanan pangan, pemerintah harus memperhatikan 4 pilar ketahanan pangan
tersebut.
Ketersediaan Pangan
Ketersediaan pangan berhubungan dengan suplai pangan melalui produksi, distribusi,
dan pertukaran. Produksi pangan ditentukan berbagai jenis faktor, termasuk kepemilikan
lahan dan penggunaannya, jenis dan manajemen tanah, pemilihan, pemuliaan, dan
manajemen tanaman pertanian, pemuliaan dan manajemen hewan ternak, dan pemanenan.
Akses Pangan
Akses terhadap bahan pangan mengacu pada kemampuan membeli dan besarnya
alokasi bahan pangan, juga faktor selera pada suatu individu dan rumah tangga.
Stabilitas Pangan
Stabilitas pangan mengacu pada kemampuan suatu individu dalam mendapatkan bahan
pangan sepanjang waktu tertentu. Kerawanan pangan dapat berlangsung secara transisi,
musiman, ataupun kronis.
Pemanfaatan Pangan
Ketika bahan pangan sudah didapatkan, maka berbagai faktor yang mempengaruhi
jumlah dan kualitas pangan yang dijangkau oleh anggota keluarga. Bahan pangan yang
dimakan harus aman dan memenihu kebutuhan fisiologis suatu individu. Keamanan pangan
mempengaruhi pemanfaatan pangan dan dapat dipengaruhi oleh cara penyiapan,
pemrosesan, dan kemampuan memasak suatu komunitas atau rumah tangga.
Keragaman Konsumsi Pangan
Dari sisi kualitas, konsumsi pangan penduduk indonesia rata-rata masih rendah
kurang beragam, dan masih didominasi pangan sumber karbohidrat padi-padian. Dari sisi
konsumen, berbagai studi menunjukkan bahwa faktor potensi produksi lokal dan
pendapatan masyarakat sangat berperan penting dalam mepengaruhi tingkat keragaman
konsumsi pangan rumah tangga.
Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik produksi tanaman pangan paling banyak
adalah padi, disusul dengan jagung. Namun pada saat panen raya harga beras justru
meningkat, Hal tersebut disebabkan oleh permintaan masyarakat yang sangat tinggi.
Semakin banyak permintaan artinya semakin tinggi kebutuhan masyarakat atas
komoditas itu sehingga para pelaku penjual meningkatkan harga diatas Harga Eceran
Tertinggi. Hal tersebut semata-mata dilakukan untuk meraup keuntungan sebesar-
besarnya.
Diversifikasi Pangan
Diversifikasi Pangan atau keanekaragaman pangan adalah solusi dari
permasalahan tingginya permintaan atas satu komoditas pangan yang melebihi
kemampuan produksi komoditas tersebut. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 68
Tahun 2002 tentang ketahanan pangan, diversifikasi pangan adalah upaya untuk
mendorong masyarakat memvariasikan makanan pokok, agar tidak terfokus hanya pada
satu tanaman pangan saja, dengan kata lain adalah pengurangan konsumsi beras.
Hal tersebut penting karena konsumsi beras masyarakat indonesia melebihi
kemampuan produksi, sehingga pemerintah harus melakukan impor sehingga harga beras
lokal hancur. Selain itu, kelebihan diversifikasi pangan adalah untuk memenuhi nutrisi
dari sumber gizi yang beragam dan lebih seimbang, sekaligus menggali dan menigkatkan
penyediaan tanaman pangan selain beras. Tanaman pangan yang bisa menggantikan
beras meliputi jagung, ubi, singkong dan hanjeli.
1. Jagung
Jagung adalah tanaman serealia penting di indonesia, selain sebagai tanaman
bahan pokok pengganti beras dalam upaya diversifikasi pangan, jagung juga
merupakan makanan ternak. Tanaman yang bernama latin Zea mays ini memiliki
banyak manfaat bagi tubuh karena kandungan nutrisinya. Kelebihannya
dibandingkan dengan beras adalah jagung kaya akan serat, vitamin, mineral,
hingga anti-oksidan. Sehingga mencegah anemia dan baik untuk pencernaan.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik produksi jagung nasional tahun 2017 mencapai
28,9 juta ton. Sedangkan dalam pemanfaatannya jagung sangat luas dan beragam.
Salah satu cara alternatif pengolahannya adalah menjadikannya menjadi nasi
jagung dengan bantuan mesin extruder.
2. Singkong
Ketela pohon, ubi kayu atau singkong adalah tumbuhan berkayu tahunan
tropika dan sub-tropika dari suku Euphorbiaceae. Ubinya dikenal sebagai makanan
pokok dan daunnya sebagai sayuran. Kandungan gizi singkong kaya akan kalsium
dan vitamin C jika dibandingkan dengan beras. Singkong biasa diolah menjadi
berbagai produk industri, bukan hanya pangan melaikan kosmetik, obat-obatan,
bahan baku kertas dan energi. Adapun sentra produksi singkong di nusantara
adalah jawa, lampung dan nusa tenggara timur. Produksi singkong berdasarkan
data bps menjacapai 24 juta ton pertahun sedangkan produk turunan singkong
sangat beragam dan volume perdagangannya.

3. Hanjeli
Hanjeli atau jeli merupakan sejenis tumbuhan biji-bijian atau serealia tropika
dari suku padi-padian, kandungan hanjeli kaya akan lemak dan protein jika
dibandingkan dengan beras. Pemanfaatan bahan pangan hanjeli sebagai bahan
pangan pokok juga beragam diantaranya sebagau campuran beras, campuran
oatmeal, kue tape dan bubur hanjeli, hanjeli juga dapat digunakan sebagai obat
yang kaya akan khasiat. Penyebaran hanjeli terdapat di sumatera, sulawesi,
kalimantan dan jawa. Didaerah jawa barat hanjeli lokal berkisar antara 20.000-
25.000 ribu per kilogram dari petani setempat.
Semua tanaman pangan alternatif beras dapat dikonsumsi sesuai kebutuhan dan
dapat dimanfaatkan untuk support produk lokal juga mewujudkan kemandirian pangan,
dengan begini rakyat indonesia tidak akan bergantung dengan beras sehingga membuat
negara kita bergantung pada impor lagi.

Anda mungkin juga menyukai