Anda di halaman 1dari 16

DIVERSIFIKASI PANGAN

(Penganekaragaman Konsumsi
Pangan)
Penganekaragaman Pangan merupakan upaya
utk mewujudkan pola konsumsi pangan
beragam, bergizi seimbang, aman dan halal dlm
jumlah dan komposisi yg cukup guna
memenuhi kebutuhan gizi utk mendukung
hidup sehat, aktif dan produktif.

Indikator utk mengukur tingkat keaneka


ragaman dan keseimbangan konsumsi pangan
yaitu skor Pola Pangan Harapan (PPH).
Sejarah penganeka-ragaman pangan,
• Th 1950-an telah dilakukan usaha melalui Panitia Perbaikan
Makanan Rakyat;
• Th 1963 dikembangkan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga,
• 1974 dikeluarkan Inpres 14/1974 tentang Perbaikan Menu
Makanan Rakyat (PMMR), kemudian disempurnakan dg
Inpres 20/1979,
• Pada Pelita VI dikembangkan Program Diversifikasi Pangan
dan Gizi (DPG).
• Per. Pres No. 22 Thn 2009 tentang Kebijakan Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis
Sumberdaya Lokal
LATAR BELAKANG DIVERSIFIKSI PANGAN:
• Pengembangan keaneka-ragaman pangan
merupakan komponen utama ketahanan
pangan.
• Proses penganeka-ragaman pangan telah
terjadi di masy, namun tingkat keaneka-
ragaman pangan yg diharapkan masih belum
tercapai.
• Kondisi ketersediaan pangan terfokus pd
beras, meskipun beras bukan satu-satunya
jenis pangan, masih banyak pangan lain :
jagung, singkong, umbi-umbian dll.
• Kemampuan produksi beras lebih kecil
dibandingkan konsumsi beras.
• Konsumsi beras mencapai 44 % dr total rata-
rata konsumsi pangan (1987), menurun
menjadi 42 % (1996) tetapi meningkat lagi
menjadi 45,5 % (1999).
• Jika dilihat porsinya dlm konsumsi pangan
sumber karbohidrat, pd thn 1999 beras
memberi kontribusi 86,3 %.
2 DIMENSI POKOK PENGANEKA RAGAMAN
PANGAN :
• Keaneka-ragaman dalam pola menu, keaneka-
ragaman bahan makanan yg dikonsumsi shg
memenuhi kebutuhan gizi bermutu dan
seimbang (karbohidrat, protein, vitamin, dll);
• Keaneka-ragaman sumber bahan pangan utk
masing-masing jenis gizi yg dibutuhkan
(protein diperoleh dari hewan, ikan,
tumbuhan; dst).
KEANEKA- RAGAMAN POLA MAKAN
DIPENGARNHI OLEH :
• Tingkat pendapatan,
• Pendidikan dan pengetahuan,
• Ketersediaan dan keterjangkauan.
• Pengaruh lintas budaya terutama akibat
globalisasi.

Tingkat keaneka-ragaman pangan akan


berbeda menurut kelompok masy.
Kebijakan yg tidak sejalan dgn pola pangan
beragam , yaitu
– Dukungan yg besar thd beras, secara langsung
mendukung pola makan berbasis nasi.
– Dukungan tsb memposisikan beras sbg komoditas
politik , timbul kemakmuran, alat pembayaran gaji
PNS/TNI/Polri, indikator keberhasilan pembangunan
daerah.

– Akibatnya konsumsi beras rata-rata penduduk


Indonesia tertinggi di dunia dan citra produk pangan
selain beras menjadi lebih rendah.
2 upaya utk mengurangi ketergantungan pd
beras :
1. Mengurangi konsumsi beras
2. Meningkatkan produksi seperti intensifikasi,
ekstensifikasi, dan diversifikasi.

• Intensifikasi : meningkatkan hasil pertanian dgn


panca usaha tani yaitu teknik pengolahan lahan
pertanian, pengaturan irigasi, pemupukan,
pemberantasan hama dan penggunaan bibit unggul.
• Ekstensifikasi : meningkatkan hasil pertanian dengan
cara memperluas lahan pertanian.
• Diversifikasi : penganekargaman hasil pertanian.
Peluang dan Tantangan :
1. Pertumbuhan penduduk 1,49 % / th, artinya
pertambahan 3 juta konsumen baru. Saat yg
sama sekitar 100.000 ha / th lahan pertanian
terkonversi utk non-pertanian.
Meningkatnya kompetisi penggunaan air
antara keperluan rumah tangga dan industri
dengan pertanian.
Kondisi ini peluang utk mengembangkan pola
konsumsi beraneka-ragam.
2. Keragaman sosial ekonomi bangsa menjadi
peluang dan potensi untuk mengembangkan
pangan yg beragam.

3. Globalisasi membawa pengaruh budaya


pangan baru: mie, fast food, dll.
Namun sebagian besar pola pangan tsb
berbasis bahan baku impor dan kurang
menyerap potensi alam Indonesia.
4. Pengembangan industri pangan dalam
penganeka-ragaman pangan. Pelibatan
industri pangan dan petani merupakan
langkah strategis yg perlu dikembangkan.
5. Pengembangan pangan lokal / tradisional
beserta olahannya. Masih memiliki kelemahan
yaitu :
• pasar yg terbatas,
• kualitas yg relatif rendah,
• tidak tahan lama dan
• Penampilan kurang menarik karena kemasan
sederhana dan tidak informatif
Contoh makanan tradisional
Ciamis Nice
Menu dessert olahan ganyong ini digemari karena penampilannya unik
dan menarik. Menu terdiri dari buah lokal segar, dipadukan denga
goyobod ganyong dan es krim ganyong

Anda mungkin juga menyukai