Anda di halaman 1dari 61

MANA

JE ME N G
IZI DAR
URAT

PELAYANAN GIZI
DALAM KEADAAN DARURAT
DAN BENCANA

Oleh: BUDIMAN
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
Nama : Budiman
Pendidikan :
 1984 : BSc. Akademi Gizi Depkes RI
Jakarta
 1989 : SKM UNDIP Semarang (Jur. Gizi)
 1999 : MKes UI Depok (Jur. Gizi Kes)
Pengalaman Kerja:
 1985-1986 : Dinkes Kab Subang
 1986-1990 : Dinkes Kab Karawang
 1990-2010 : Dinkes Prov. Jabar
 2010-Skr : BPBD Jabar (Kepala Seksi
Kedaruratan)
KEBIJAKAN
PENANGGULANGAN BENCANA
PROVINSI JAWA BARAT
LANDASAN HUKUM BPBD PROV. JABAR
1. UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana ;
2. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Badan Nasional Penanggulangan Bencana;
3. Permendagri nomor 46 tahun 2008 tentang Pedoman
Organisasi Tingkat Kerja BPBD;
4. Peraturan Kepala BNPB Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Pedoman Pembentukan BPBD;
5. Perda Nomor 9 Tahun 2009 tentang Organisasi Tata
Kerja BPBD Jawa Barat;
6. Perda Nomor 2 Tahun 2010 ttg Penyelenggaraan PB.
UCS BPBD JABAR
VISI DAN MISI BPBD PROV.
JABAR
VISI :
“TERWUJUDNYA PENANGGULANGAN BENCANA DI PROVINSI JAWA
BARATYANG CEPAT, TEPAT DAN PROFESIONAL”

MISI:
1.TERWUJUDNYA PENANGGULANGAN BENCANA YANG TERENCANA,
TERPADU DAN TER KOORDINASI
2.TERCIPTANYA JEJARING KOMUNIKASI DAN INFORMASI
3.TERSEDIANYA MASYARAKAT TANGGAP BENCANA BERBASIS
PENGURANGAN RISIKO BENCANA
FUNGSI BPBD
1. PENGKOORDINASIAN dengan OPD lainnya, instansi
terkait yang ada di daerah, lembaga usaha dan atai pihak
lainnya yang diperlukan pada tahap PRA BENCANA dan
PASCA BENCANA
2. PENGKOMANDOAN dilaksanakan melalui pengerahan
SDM, peralatan, logistik dari OPD lainnya, instansi terkait
yang ada di daerah serta langkah – langkah lainnya yang
diperlukan dalam rangka PENANGANAN DARURAT
BENCANA
3. PELAKSANAAN dilaksanakan secara terkoordinasi
terintegrasi dengan OPD lainnya, instansi terkait yang ada
di daerah dengan memperhatikan kebijakan
penyelenggaraan penanganan bencana dan ketentuan
perundang - undangan
UU N0. 24 Thn. 2007

Rangkaian peristiwa yang menyebabkan


korban jiwa,
kerusakan/hilangnya harta benda,
merusak lingkungan, mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat
Potensi Bencana
di Provinsi Jawa Barat

1. GEMPA BUMI
2. LETUSAN GUNUNG MERAPI
3. LONGSOR
4. BANJIR
5. KEKERINGAN
6. KEBAKARAN KOTA
7. KEBAKARAN HUTAN
8. ANGIN PUTING BELIUNG
9. TSUNAMI
Tanggap
Darurat
Kesiapsiagaan

Rehabilitasi/
Saat Pemulihan
Bencana

Pra Paska
Bencana Bencana

Mitigasi

Rekonstruksi

Pencegahan
YAN KES RHA
GA DAR
Laporan Tanggap
Kejadian Darurat
Bencana

Saat
Sampai Bencana

kapan ?

Sampai
SAR & 3 T

SELESAI
PENCEGAHAN DAN MITIGASI :
PRA BENCANA
1.Penyusunan Peraturan dan mekanisme KESIAPSIAGAAN :
2.Pembuatan peta rawan bencana dan pemetaan masalah 1.Pengaktipan pos – pos siaga bencana dengan unsur
3.Pembuatan pedoman / standar/ prosedur pendukungnya
4.Pembuatan brosur/laflet/poster 2.Pelatihan siaga/simulasi/gladi/teknis bagi setiap sektor
5.Penelitian/pengkajian karakteristik bencana PB
6.Pengkajian / analisis resiko bencana 3.Inventarisasi sumber daya pendukung kedaruratan
7.Internalisasi PB dalam kurikulum pendidikan umum dan 4.Penyiapan dukungan dan mobilitas sumber daya dan
khusus logistik
8.Pembentukan organisasi atau satuan gugus tugas 5.Penyiapan sistem informasi dan komunikasiyang cepat
bencana dan terpadu
9.Perkuatan unit – unit sosial dalam masyarakat seperti 6.Mobilisasi sumber daya (SDM, Prasarana dan Peralatan)
forum
10.Pengutamaan PB dalam perencanaan pembangunan
11.Pembuatan dan penempatan tanda peringatan di daerah
rawan bencana
12.Pengawasan dalam segala hal yang berkaitan dengan
pencegahan bencana
13.Pemindahan penduduk ke daerah yang lebih aman
14.Perencanaan essembly area jika terjadi bencana
15.LATSAR kebencanaan bagi aparatur dan masyarakat
16.Penyuluhan dan peningkatan kewaspadaan masyarakat
17.Pembuatan bangunan struktur
SAAT TERJADI BENCANA
1. Kaji cepat & tepat terhadap lokasi, kerusakan, kerugian
dan sumber daya
2. Penentuan status keadaan darurat bencana
3. Peyelamatan dan evakuasi masyarakat yang terkena
bencana
4. Pemenuhan kebutuhan dasar
5. Perlindungan terhadap kelompok rentan
6. Pemulihan dengan segera prasarana dan saran vital
PASKA BENCANA
1. Perbaikan lingkungan daerah bencana
2. Perbaikan sarana dan prasarana umum
3. Pemberian bantuan stimulan perbaikan rumah rusak
4. Pemulihan sosial psikologis
5. Pelayanan kesehatan
6. Rekonsiliasi dan resolusi konflik
7. Pemulihan sosial, ekonomi dan budaya
8. Pemulihan keamanan dan ketertiban
9. Pemulihan fungsi pemerintah
10. Pemulihan fungsi pelayanan publik
11. Pembangunan kembali prasaranan dan sarana
12. Pembangunan kembali prasarana sosial masyarakat
13. Pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat
14. Penerapan rancang bangun yang tepat
15. Partisipasi lembaga usaha dan lembaga kemasyarakatan serta masyarakat
16. Peningkatan kondisi sosial, ekonomi , budaya
17. Peningkatan fungsi pelayanan publik dan pelayanan utama masyarakat
• Bencana Alam dan Becana Sosial yang terjadi
dibeberapa daerah dalam beberapa tahun terkahir
menimbulkan banyak masalah dalam hidup dan
kehidupan masyarakat
• Salah satu dari masalah tersebut adalah dalam
bidang kesehatan
• Sebagai akibat terganggunya kehidupan perekonomian
serta munculnya banyak stresor di masyarakat
menyebabkan timbulnya masalah gangguan gizi
• Menyadari bahwa timbulnya gangguan ini dapat
mengancam derajat kesehatan masyarakat, upaya apa
yang dapat dilakukan untuk penanggulangannya?
ndi si
Ko
U R A T
DAR
kejadian tak terduga  KORBAN
kesulitan mendapatkan
makanan, air bersih 
memburuknya keadaan gizi dan
kesehatan  pengamatan terus
menerus  intervensi

OPTIMALISASI (cepat tepat)


TANTANGA
ma t an N tangga
pe nyela p darura
t

HAN STATU
U T U S GIZI
bayi KEB TERPA
GIZI NTAU Ibu hamil

DARURA
K
baduta G T URU
TE IZI I B NI
R BU I Z GA Ibu menyusui
C R G N
EG U US A
S RT
A K KA TE
balita H
lansia
Kondisi dalam situasi darurat
(terutama pada awal kegiatan)
 Panik
Panik  penyelamatan
penyelamatan diri
diri
 Air
Air bersih
bersih dan
dan bahan
bahan bakar
bakar terbatas
terbatas
 Bantuan
Bantuan makanan
makanan terlambat
terlambat
 Bantuan
Bantuan makanan
makanan kurang
kurang tepat
tepat

Masalah
Masalah kesehatan
kesehatan dan
dan gizi
gizi ::
 Kesakitan
Kesakitan bertambah  diare,
bertambah  diare, ispa
ispa
 Ibu
Ibu berhenti
berhenti menyusui  bayi
menyusui  bayi mudah
mudah sakit
sakit
 Status
Status gizi
gizi memburuk
memburuk
18
Penanganan Gizi Darurat
Perhatian
!!!!
, KOORDINASI
SIAPA BERBUAT APA
TAHAP PENANGANAN
RINCIAN KEGIATAN  
ISI R A NS UM
IZ IBURUK
TINDA K LA N JU T KA S U S
ayi
G
 
DONASI  makanan b
  Pe
Ko orrd
oo dinator Umum:K
um Keeppa alla
a Wila
ilay
ya
ahh
laksanaan di dapur
Ko ordinator : Aparat
umum
Dinas Sosial setemp
at
  Sektor Kesehatan
  Menyediakan tenaga
Menyusun menu 21 gizi

Menga wasi penyelenu untuk kelompok rawan


00 Kal dan 50 g prote
Menyusun men in
ggaraan akanan se
persiapan sampai dm jak dari
Mendi  
stribusikan dan men is tr ib u si
gawasi bantuan baha
makanan n
 
Penanganan Gizi Dalam Situasi Darurat

1. Tahapan Penanganan Gizi


2. Penanganan gizi khusus untuk bayi dan
anak dibawah 2 tahun  infant and
Young Child Feeding

Penanganan Gizi Darurat 20


MENCEGAH MEMBURUKNYA DAN
MENINGKATKAN STATUS GIZI MASYARAKAT DI
TEMPAT PENGUNGSI

• TERPANTAUNYA STATUS GIZI


• TERSELENGGARANYA PELAYANAN
GIZI
• TERCIPTANYA KOORDINASI
(LINTAS PROGRAM/SEKTOR)
1. PROFESIONALISME TENAGA LAPANGAN
2. INTERVENSI GIZI BERDASARKAN TINGKAT KEDARURATAN
3. SURVEILANS GIZI
4. KOORDINASI LINTAS PROGRAM/SEKTOR
5. PEMBERDAYAAN PENGUNGSI
6. KOORDINASI DENGAN PELAYANAN KESEHATAN LOKAL

SELURUH MASYARAKAT PENGUNGSI (TERUTAMA


BALITA, BUMIL, BUTEKI, USILA)
TAHAPAN PENANGANAN GIZI

Penyelam
atan (fas
n ( fase 1) maks 5 e 2) maks
2
ata mggu
Penyelam Pengung
si > 5
hari m a kan lebih hr di lok
  rinci me a s i  pe
 b lm ada lingk b nurut go mberian
k a s i-
Pen g u ng s i b a ru tiba di lo
renca n a p e m  
berian
antuan b
ahan ma
kanan
l umur, s
ex,
da ta r in c i
y i d an baduta
m a k an an sama 
ui da n da pa
b
t
a
M P-ASI  dKeg : pengumpulan
tetap disus asar, str dan pen
k ebutuha
ategi int golahan
ya tidak ervensi, data
k a n s u p a n pangan merenca
erian ma menyedia
pur umum
untuk su na
plementa kan
keg : pemb a
lapar, pend
ataan, u p a y a d
  kan pake
t ransum si gizi,

ke- 20)
 
Tanggap darurat (paling lama hari

 
Penanganan gizi sesuai tingkat
   prevalensi
kedaruratan berdasarkan
status gizi
Melakukan penyuluhan   gizi
Memantau status gizi pengungsi
Interv
ensi
terhad
BALIT ap
A gizi
kuran
g

 
>15% atau Ransum
10-14,9% dgn faktor
pemburuk
 
PMT darurat balita, bumil, buteki, lansia
PMT terapi anak balita gizi buruk
 
 >10-14,9% atau
PMT darurat terbatas balita, bumil,
buteki, dan lansia kurang gizi  5-9,9% dgn faktor
pemburuk
PMT terapi anak balita gizi buruk
 
 
  
Penanganan gizi kurang melalui
< 10% tanpa faktor pemburuk
atau < 5% dgn faktor
pelayanan kesehatan setempat
  pemburuk
Faktor Pemburuk (Aggravating Factors)

Rata-rata asupan Energi pengungsi <2100 Kal/hari


Angka kematian kasar >1/10000/hari
Angka kematian balita >2/10000/hari
Terdapat KLB campak atau pertusis
Peningkatan kasus ISPA dan diare

Penanganan Gizi Darurat 25


FASE I : PEMBERIAN MAKANAN JADI, PENDATAAN AWAL, DAPUR
UMUM
FASE II : SURVEILANS, MENENTUKAN STRATEGI INTERVENSI,
MERENCANAKAN KEBUTUHAN PANGAN, MENYEDIAKAN
RANSUM

• SURVEILANS
• MENYELENGGARAKAN PMT SESUAI DENGAN KETENTUAN
• PENYULUHAN
• PEMANTAUAN
• MODIFIKASI INTERVENSI SESUAI TINGKAT KEDARURATAN
BENTUK BANTUAN

1. Memberikan makanan (wet ration) yang


dimasak di dapur umum, dan langsung
dimakan. Setiap sasaran harus datang,
setiap kali makan, setiap hari.

2. Memberikan bahan pangan mentah untuk


dibawa pulang (dry ration), dimasak dan
dimakan dirumah. Bahan pangan biasanya
diberikan sekali untuk satu minggu.
Pemberian Makanan Tambahan
(PMT) pada pengungsi

• PMT Darurat
• PMT Darurat Terbatas
• PMT Terapi
PRINSIP PENANGGULANGAN
• Menentukan kebutuhan pangan, sesuai
standar kecukupan gizi
• Diusahakan untuk menggunakan
bahan pangan setempat.
• Sistem distribusi melibatkan keluarga
untuk menyiapkan makanannya sendiri
• Menjalin koordinasi dengan program
dan sektor
• Melibatkan secara aktif tenaga Ahli Gizi
Program Pangan Umum
Darurat
• Setiap orang (tidak membedakan umur, sex) menerima
jumlah yang sama (2100 Kkal/hari).
• Diberikan dalam bahan pangan dengan nilai gizi
seimbang dan dapat diterima oleh anak dan kelompok
resiko lain.
• Diusahakan memberikan bahan pangan sesuai dengan
kebiasaan
• Terdiri dari 17% lemak dan 10-12% protein (dari total
enersi).
• Harus memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral.

Untuk perencanaan dipakai sekurang-kurangnya 2100 Kkal/orang/hari


Contoh RANSUM , tahap penyelamatan Fase I

Bahan Makanan Kebutuhan per org Ukuran RT


per hr
Biskuit 100 10 – 12 bh
Mie Instan 320 3 gls ( 4 bks)
Sereal (Instan) 50 5 sdm (2 sachet)
Blendeed food 50 10 sdm
Susu u/ Balita 40 8 sdm
Energi (Kkal) 2.138
Protein (gr) 53
Lemak (gr) 40
Catatan:
• Ransum hanya merupakan perencanaan , pembagian ttgt kebut kelg
• Perkiraan balita sebesar 10%, sehingga perlu susu dan blended food dalam ransum
• Setiap perhitungan perlu ditambah 10%
• Diperkirakan pada tahap ini adalah 5 hari
• Cara perhitungan: TOTAL BHN MAKANAN = KEBUTUHAN /ORG/HARI X
JML.PENGUNGSI X JML HARI + 10%
Contoh Ransum (lebih dari 5 hari)

Bahan makanan jumlah per orang per hari (gram)

Tipe.1 Tipe.2 Tipe.3 Tipe.4 Tipe.5


Sereal (beras, terigu, jagung, 400 420 350 420 450
bulgur)
Kacang-kacangan 60 50 100 60 50
Minyak goreng 25 25 25 30 25
Ikan/Daging kaleng - 20 - 30 -
Gula 15 - 20 20 20
Garam beryodium 5 5 5 5 5
Buah2an dan Sayuran - - - - 100
Blended Food (MP–ASI) 50 40 50 - -
Bumbu - - - - 5
Energi (Kkal) 2113 2106 2087 2092 2116
Protein (gr) 58 60 72 45 51
Lemak (gr) 43 47 43 38 41

Catatan :
Tipe 1 s/d 5 merupakan alternatif, disesuaikan dengan ketersediaan
setempat
PMT DARURAT
• Setiap orang (tidak membedakan umur, sex) menerima
jumlah yang sama (2100 Kal/hari).
• Diberikan dalam bentuk bahan pangan yang dapat diterima
oleh anak dan kelompok resiko lain, dan sesuai dengan
kebiasaan
• Terdiri dari 17% lemak dan 10-12% protein (dari total
energi).
• Harus memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral.

Untuk perencanaan dipakai sekurang-


kurangnya 2100 Kal/orang/hari
Penanganan Gizi Darurat 33
PMT DARURAT TERBATAS
• Bertujuan menurunkan prevalensi
Gizi Kurang dan kematian pada balita
dan kelompok risiko lain.

• Memberikan makanan tambahan


kepada kelompok kurang gizi.

• Perlu dilakukan identifikasi kelompok


risiko dan status gizi.
PMT DARURAT TERBATAS

• Bertujuan menurunkan prevalensi gizi kurang


dan kematian balita dan kelompok risiko tinggi.

• Memberikan makanan tambahan kepada


penderita kurang gizi dan kelompok risiko tinggi

Perlu pengukuran status gizi dan identifikasi


kelompok risiko tinggi
Penanganan Gizi Darurat 35
PMT TERAPI

• Bertujuan menurunkan kejadian kematian bayi dan


balita akibat gizi buruk.
• Dilakukan di rumah sakit, klinik, feeding center, atau
pusat pelayanan kesehatan yang secara khusus
disiapkan.
• Merupakan bagian dari tatalaksana gizi buruk.

Penanganan Gizi Darurat 36


CONTOH BANTUAN PMT DARURAT

Jumlah/orang/hari (gram)
Bahan makanan
Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3 Tipe 4 Tipe 5
Sereal (beras, terigu, jagung, bulgur) 400 420 350 420 450

Kacang-kacangan 60 50 100 60 50
Minyak goreng 25 25 25 30 25
Ikan/Daging dalam kaleng - 20 - 30 -
Gula 15 - 20 20 20
Garam beryodium 5 5 5 5 5
Buah2an dan Sayuran - - - - 100
Blended Food (MP–ASI) 50 40 50 - -
Bumbu - - - - 5

Penanganan Gizi Darurat 37


CONTOH PMT DARURAT TERBATAS UNTUK
ANAK BALITA
Bahan Makanan Jumlah per orang per hari (gram)
Ransum I Ransum II Ransum III
Blended Food Fortified 100 - -
Sereal - 125 60
Skim Milk - - 45
Biji-bijian - 30 -
Minyak 30 20 30
Gula 20 - 15
Garam - 5 -
Energi (kkal) 725 700 700
Protein (% Energi) 10 11 12,5

Penanganan Gizi Darurat 38


PEMBERIAN
MAKANAN BAYI
DAN ANAK

Penanganan Gizi Darurat 39


• Bayi dan Baduta merupakan salah satu
kelompok rawan dan memerlukan
penanganan khusus.

perlu PMBA yg optimal


dalam situasi darurat

 Bayi dan Baduta tetap diberikan ASI dan MP-ASI.


 Susu formula hanya digunakan untuk kepentingan yg
sangat terbatas.
 Pengawasan pada penerimaan donasi.
Penanganan Gizi Darurat 40
PRINSIP UTAMA PEMBERIAN MAKANAN BAYI DAN ANAK
DALAM SITUASI DARURAT
1. Perlu Tim PMBA dalam situasi darurat yg sekurang-kurangnya terdiri
dari :
 ahli gizi,
 konselor menyusui/petugas terlatih,
 tenaga surveilans.
Dalam pelaksanaanya dpt melibatkan LSM, organisasi profesi, atau
organisasi kemasyarakatan.

2. PMBA diintegrasikan pada pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan


anak
3. Penyelenggaraan Rapid assessment harus mencakup kajian PMBA
meliputi kebutuhan ibu, bayi dan anak termasuk yatim piatu yg
perlu diatasi pada fase awal dan fase lanjutan kedaruratan.
Penanganan Gizi Darurat 41
LANJUTAN PRINSIP UTAMA......

4. Menyusui menjadi lebih penting karena terbatasnya sarana pada


situasi darurat untuk penyiapan susu formula seperti air bersih,
bahan bakar dan kesinambungan ketersediaan susu formula yg
memadai
5. Pemerintah menyediakan anggaran untuk : penyediaan susu
formula bagi bayi dan anak yg benar-benar memerlukan,
6. Penggunaan susu formula dibawah pengawasan ketat petugas
kesehatan.
7. Memperhatikan prinsip penerimaan Donasi

Penanganan Gizi Darurat 42


PENERIMAAN DONASI
 Bantuan susu formula, botol dan dot dlm situasi darurat se dpt
mungkin DITOLAK.
 Dinas Kesehatan bertanggung jawab untuk menerima atau
menolak donasi susu formula.
 Bila menerima donasi susu formula, Dinkes setempat
bertanggung jawab atas distribusi dan penggunaannya.
 Susu formula dan bantuan pangan lain harus diberi label
yang mudah dibaca dan dimengerti, dgn masa kadaluarsa ≥ 6
bulan sejak diterima di lokasi bencana.

Penanganan Gizi Darurat 43


Prinsip Pemberian Susu Formula

1. Jika relaktasi tidak memungkinkan


2. Hanya diberikan kpd bayi piatu, bayi dgn indikasi medis.
3. Harus dibawah pengawasan ketat petugas kesehatan
4. Konseling pemberian susu formula yg aman dan praktek
pemberian makanan bayi yg tepat bagi ibu dan pengasuh
5. Susu kental manis dan susu cair tdk boleh diberikan
kepada bayi berumur <12 bln.
6. Pemberian susu formula hendaknya menggunakan cangkir
atau gelas.

Penanganan Gizi Darurat 44


Pemberian makanan bagi anak 6-23 bulan

 Pada situasi darurat, anak usia 6-24 bulan harus mendapatkan


MP-ASI untuk mencegah terjadinya kurang gizi.

 Jenis MP-ASI
 MP-ASI pabrikan  praktis, mutu gizi terjamin, mudah
disimpan
 MP-ASI lokal  menu lebih bervariasi namun kurang praktis,
mikronutrien kurang, tidak tahan lama.

 Jika air bersih dan bahan bakar sulit  MP-ASI sebaiknya dalam
bentuk biskuit dan sediakan air minum dalam kemasan.

Penanganan Gizi Darurat 45


KAPAN PEMBERIAN MAKANAN DAPAT DIHENTIKAN ?
TERGANTUNG EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS

PMT DARURAT
PMT DARURAT TERBATAS
PMT TERAPI

PMT DARURAT TERBATAS


PMT TERAPI

PMT TERAPI
DI DAERAH PENGUNGSIAN
TUJUAN SURVEILANS GIZI DARURAT
Menyediakan informasi yang diperlukan bagi perencanaan
pengadaan bahan makanan bagi pengungsi
Menyediakan informasi yang diperlukan bagi penentuan
dan perencanaan intervensi sesuai dengan kondisi
pengungsi
Memberikan informasi tentang perkembangan keadaan gizi
dan pertumbuhan balita dari waktu ke waktu secara teratur
Memberikan informasi yang diperlukan untuk evaluasi
efektivitas intervensi dan masih perlu atau tidaknya program
intervensi dilanjutkan
Penanganan Gizi Darurat 48
Tujuan Surveilens Gizi di Daerah Pengungsi
1. Memperoleh gambaran keadaan gizi, masalah
dan besaran, serta perkembangannya secara
terus menerus dan teratur
2. Mengetahui kelompok risiko tinggi (“at-risk”)
3. Mempelajari kemungkinan berbagai faktor
penyebab (misal: sanitasi, infeksi, perilaku,
ketahanan pangan)
4. Perencanaan tindakan pencegahan dan
penaggulangan
5. Menilai efektivitas program untuk “re-planning”
atau untuk “termination”
1. Melakukan survei gizi secara cepat
(“Rapid Nutrition Assessment” )
2. Mengukur “antropometri” sebagai indikator status
gizi, dan informasi ketahanan pangan
3. Mengumpulkan informasi faktor penyebab
(morbiditas dan mortalitas) untuk mengetahui
kelompok “at-risk”
4. Memantau secara teratur untuk mengetahui per-
kembangan keadaan gizi
PENILAIAN STATUS GIZI

Penilaian status gizi dapat dilakukan melalui metoda :


1. Antropometrik  mengukur bagian tubuh
2. Klinis
3. Biokimia/Subklinis
4. Tingkat konsumsi

Dalam kegiatan penilaian status gizi anak balita di daerah pengungsian,


dilakukan melalui antropometri dengan menggunakan parameter BB dan
TB. Indeks yang digunakan bisa BB/U atau BB/TB.
Penapisan status gizi ibu hamil dapat menggunakan Pita LILA.

Penanganan Gizi Darurat 51


PELAKSANAAN
ANTROPOMETRI
TAHAPAN SURVEILANS
1) Registrasi pengungsi
2) Pengumpulan Data Dasar Gizi
3) Penapisan Status Gizi/ screening
4) Pemantauan dan Evaluasi

Penanganan Gizi Darurat 53


Penentuan Siapa yang
jenis Inter-
Kebutuhan bahan perlu inter-
Perkembangan Status Gizi : Apakah intervensi perlu dilanju
makanan vensi vensi atau distop, atau perlu diubah jenisnya?

Registrasi: Monitoring ketersediaan pangan keluarga dan


KK, Jml. Aggota KK, Skrining bila Status Gizi balita dgn indikator BB/TB,
Jenis kelamin, Umur, diperlukan monitoring pertumbuhan balita (KMS),
(Balita,Bumil, Buteki,
Usila),Persediaan dan Evaluasi perkembangan keadaan gizi
Pangan Keluarga
Penilaian status
gizi balita (BB/TB) Rehabilitasi
 Data dasar

Tanggap darurat
Penyelamatan Data dasar status
penyakit
Keadaan
darurat Mengusahakan
Mengusahakan
bantuan
bantuandari
dari
INFORMASI
INFORMASITENTANG
TENTANG
KETERSEDIAAN
tingkat
tingkatlebih
lebih
KETERSEDIAANBAHAN
BAHAN atas
MAKANAN
MAKANAN(STOK)
(STOK) atasatau
ataudari
dari
sumber
sumberlain
lain

Memenuhi Tidak
Memenuhi Tidakada
ada

+
Kebutuhan
Kebutuhan atau
atau
sehari-hari
sehari-hari STOK
masyarakat STOK Kurang
Kurang
masyarakat Cadangan
Cadangan
setempat
setempat
Cukup
Cukupuntuk
untuk
suplai
suplai
sementara
sementara
PERSIAPAN SURVEILANS
Petugas pelaksana adalah tenaga gizi (minimal ada 3
orang) agar surveilans dapat segera terlaksana, bekerja
secara tim dengan surveilans penyakit dan tenaga
lainnya.
Persiapkan alat identifikasi, pengumpulan data,
pemantauan dan evaluasi (Formulir, alat ukur
antropometri, KMS, jika memungkinkan adanya software)
Melakukan kajian data surveilans gizi 
mengintegrasikan dengan informasi dari surveilans
lainnya.

Penanganan Gizi Darurat 56


PENGOLAHAN & ANALISIS STATUS GIZI

Pengolahan data antropometri dpt menggunakan “software”


tergantung kebiasaan setempat.
Hasil pengolahan data tsb diharapkan dapat menggambarkan
kondisi masalah yaitu prevalensi :
 Gizi Buruk  Sangat Kurus
 Gizi Kurang  Kurus
 Gizi Baik (Normal) atau
 Gizi Lebih (Gemuk)

Penanganan Gizi Darurat 57


KURANG GIZI
PENYEBAB
ASUPAN ZAT PENYAKIT LANGSUNG
GIZI INFEKSI

Ketersedia-
Ketersedia- Perawatan
Perawatan Pelayanan PENYEBAB
Pelayanan
an
anPangan
Pangan Anak
Anakdan
dan Kesehatan TAK
Kesehatan
RT
RT Ibu
Ibuhamil
hamil LANGSUNG

KEMISKINAN, TKT. PENDIDIKAN RENDAH, MASALAH


KETERSEDIAAN PANGAN DI MASY. MENURUN, UTAMA
DAN SEMPITNYA LAPANGAN KERJA

MASALAH
KRISIS EKONOMI DAN POLITIK
DASAR
PENGUNGSI TIBA DI LOKASI
(SURVEILANS: REGISTRASI PENGUNGSI FASE I TAHAP
Dapur umurm PENYELAMATAN
FASE I TAHAP PENYELAMATAN DIMULAI
merujuk Depsos
(DAPUR UMUM DIDIRIKAN)
MAKSIMUM 5 HARI

FASE II TAHAP PENYELAMATAN DIMULAI FASE II TAHAP


DAPUR UMUM DIHENTIKAN, DIGANTI RANSUM PENYELAMATAN
(SURVEILANS: PENGUMPULAN DATA DASAR GIZI)
Ransum: 2100 Kkal, 40 gram lemak, MAKSIMUM 14 HARI
50 gr protein
DATA DASAR STATUS GIZI DAN PENYAKIT TAHAP TANGGAP
PENGUNGSI SELESAI DIANALISIS DARURAT

PREVALENSI PREVALENSI PREVALENSI


GK>=15%; ATAU GK:10-14.9%; ATAU GK: 5-9.9%; ATAU
GK: 10-14.9% DISERTAI GK: 5-9.9% DISERTAI GK<5% DISERTAI
TAHAPAN/PROSES
FAKTOR PEMBURUK FAKTOR PEMBURUK FAKTOR PEMBURUK PENANGANAN
GIZI DARURAT;
SURVEILANS: SURVEILANS: SURVEILANS;
PENAPISAN GIZI BURUK PENAPISAN GIZI KRG & BRK PENGORGANISASIAN

DARURAT: PERLU DIPERHATIKAN NORMAL – TIDAK PERLU


-RANSUM -PMT DARURAT INTERVENSI KHUSUS
-PMT DARURAT TERBATAS (MELALUI PELAYANAN Lihat contoh pada lampiran
-PMT TERAPI -PMT TERAPI RUTIN) buku pedoman

SURVEILANS: PEMANTAUAN DAN EVALUASI


Kesimpulan surveilens gizi
Apabila prevalensi gizi kurang 15 % atau
lebih, atau
10% tetapi ditemukan faktor pemicu1),
maka disebut keadaan gizi darurat (serious
nutritional emergency) dan memerlukan
tindakan emergency.

1).
Crude Mortality Rate > 10,000/hari
Epidemik campak
Prevalensi ISPA, diare tinggi

Anda mungkin juga menyukai