JE ME N G
IZI DAR
URAT
PELAYANAN GIZI
DALAM KEADAAN DARURAT
DAN BENCANA
Oleh: BUDIMAN
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
Nama : Budiman
Pendidikan :
1984 : BSc. Akademi Gizi Depkes RI
Jakarta
1989 : SKM UNDIP Semarang (Jur. Gizi)
1999 : MKes UI Depok (Jur. Gizi Kes)
Pengalaman Kerja:
1985-1986 : Dinkes Kab Subang
1986-1990 : Dinkes Kab Karawang
1990-2010 : Dinkes Prov. Jabar
2010-Skr : BPBD Jabar (Kepala Seksi
Kedaruratan)
KEBIJAKAN
PENANGGULANGAN BENCANA
PROVINSI JAWA BARAT
LANDASAN HUKUM BPBD PROV. JABAR
1. UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana ;
2. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Badan Nasional Penanggulangan Bencana;
3. Permendagri nomor 46 tahun 2008 tentang Pedoman
Organisasi Tingkat Kerja BPBD;
4. Peraturan Kepala BNPB Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Pedoman Pembentukan BPBD;
5. Perda Nomor 9 Tahun 2009 tentang Organisasi Tata
Kerja BPBD Jawa Barat;
6. Perda Nomor 2 Tahun 2010 ttg Penyelenggaraan PB.
UCS BPBD JABAR
VISI DAN MISI BPBD PROV.
JABAR
VISI :
“TERWUJUDNYA PENANGGULANGAN BENCANA DI PROVINSI JAWA
BARATYANG CEPAT, TEPAT DAN PROFESIONAL”
MISI:
1.TERWUJUDNYA PENANGGULANGAN BENCANA YANG TERENCANA,
TERPADU DAN TER KOORDINASI
2.TERCIPTANYA JEJARING KOMUNIKASI DAN INFORMASI
3.TERSEDIANYA MASYARAKAT TANGGAP BENCANA BERBASIS
PENGURANGAN RISIKO BENCANA
FUNGSI BPBD
1. PENGKOORDINASIAN dengan OPD lainnya, instansi
terkait yang ada di daerah, lembaga usaha dan atai pihak
lainnya yang diperlukan pada tahap PRA BENCANA dan
PASCA BENCANA
2. PENGKOMANDOAN dilaksanakan melalui pengerahan
SDM, peralatan, logistik dari OPD lainnya, instansi terkait
yang ada di daerah serta langkah – langkah lainnya yang
diperlukan dalam rangka PENANGANAN DARURAT
BENCANA
3. PELAKSANAAN dilaksanakan secara terkoordinasi
terintegrasi dengan OPD lainnya, instansi terkait yang ada
di daerah dengan memperhatikan kebijakan
penyelenggaraan penanganan bencana dan ketentuan
perundang - undangan
UU N0. 24 Thn. 2007
1. GEMPA BUMI
2. LETUSAN GUNUNG MERAPI
3. LONGSOR
4. BANJIR
5. KEKERINGAN
6. KEBAKARAN KOTA
7. KEBAKARAN HUTAN
8. ANGIN PUTING BELIUNG
9. TSUNAMI
Tanggap
Darurat
Kesiapsiagaan
Rehabilitasi/
Saat Pemulihan
Bencana
Pra Paska
Bencana Bencana
Mitigasi
Rekonstruksi
Pencegahan
YAN KES RHA
GA DAR
Laporan Tanggap
Kejadian Darurat
Bencana
Saat
Sampai Bencana
kapan ?
Sampai
SAR & 3 T
SELESAI
PENCEGAHAN DAN MITIGASI :
PRA BENCANA
1.Penyusunan Peraturan dan mekanisme KESIAPSIAGAAN :
2.Pembuatan peta rawan bencana dan pemetaan masalah 1.Pengaktipan pos – pos siaga bencana dengan unsur
3.Pembuatan pedoman / standar/ prosedur pendukungnya
4.Pembuatan brosur/laflet/poster 2.Pelatihan siaga/simulasi/gladi/teknis bagi setiap sektor
5.Penelitian/pengkajian karakteristik bencana PB
6.Pengkajian / analisis resiko bencana 3.Inventarisasi sumber daya pendukung kedaruratan
7.Internalisasi PB dalam kurikulum pendidikan umum dan 4.Penyiapan dukungan dan mobilitas sumber daya dan
khusus logistik
8.Pembentukan organisasi atau satuan gugus tugas 5.Penyiapan sistem informasi dan komunikasiyang cepat
bencana dan terpadu
9.Perkuatan unit – unit sosial dalam masyarakat seperti 6.Mobilisasi sumber daya (SDM, Prasarana dan Peralatan)
forum
10.Pengutamaan PB dalam perencanaan pembangunan
11.Pembuatan dan penempatan tanda peringatan di daerah
rawan bencana
12.Pengawasan dalam segala hal yang berkaitan dengan
pencegahan bencana
13.Pemindahan penduduk ke daerah yang lebih aman
14.Perencanaan essembly area jika terjadi bencana
15.LATSAR kebencanaan bagi aparatur dan masyarakat
16.Penyuluhan dan peningkatan kewaspadaan masyarakat
17.Pembuatan bangunan struktur
SAAT TERJADI BENCANA
1. Kaji cepat & tepat terhadap lokasi, kerusakan, kerugian
dan sumber daya
2. Penentuan status keadaan darurat bencana
3. Peyelamatan dan evakuasi masyarakat yang terkena
bencana
4. Pemenuhan kebutuhan dasar
5. Perlindungan terhadap kelompok rentan
6. Pemulihan dengan segera prasarana dan saran vital
PASKA BENCANA
1. Perbaikan lingkungan daerah bencana
2. Perbaikan sarana dan prasarana umum
3. Pemberian bantuan stimulan perbaikan rumah rusak
4. Pemulihan sosial psikologis
5. Pelayanan kesehatan
6. Rekonsiliasi dan resolusi konflik
7. Pemulihan sosial, ekonomi dan budaya
8. Pemulihan keamanan dan ketertiban
9. Pemulihan fungsi pemerintah
10. Pemulihan fungsi pelayanan publik
11. Pembangunan kembali prasaranan dan sarana
12. Pembangunan kembali prasarana sosial masyarakat
13. Pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat
14. Penerapan rancang bangun yang tepat
15. Partisipasi lembaga usaha dan lembaga kemasyarakatan serta masyarakat
16. Peningkatan kondisi sosial, ekonomi , budaya
17. Peningkatan fungsi pelayanan publik dan pelayanan utama masyarakat
• Bencana Alam dan Becana Sosial yang terjadi
dibeberapa daerah dalam beberapa tahun terkahir
menimbulkan banyak masalah dalam hidup dan
kehidupan masyarakat
• Salah satu dari masalah tersebut adalah dalam
bidang kesehatan
• Sebagai akibat terganggunya kehidupan perekonomian
serta munculnya banyak stresor di masyarakat
menyebabkan timbulnya masalah gangguan gizi
• Menyadari bahwa timbulnya gangguan ini dapat
mengancam derajat kesehatan masyarakat, upaya apa
yang dapat dilakukan untuk penanggulangannya?
ndi si
Ko
U R A T
DAR
kejadian tak terduga KORBAN
kesulitan mendapatkan
makanan, air bersih
memburuknya keadaan gizi dan
kesehatan pengamatan terus
menerus intervensi
HAN STATU
U T U S GIZI
bayi KEB TERPA
GIZI NTAU Ibu hamil
DARURA
K
baduta G T URU
TE IZI I B NI
R BU I Z GA Ibu menyusui
C R G N
EG U US A
S RT
A K KA TE
balita H
lansia
Kondisi dalam situasi darurat
(terutama pada awal kegiatan)
Panik
Panik penyelamatan
penyelamatan diri
diri
Air
Air bersih
bersih dan
dan bahan
bahan bakar
bakar terbatas
terbatas
Bantuan
Bantuan makanan
makanan terlambat
terlambat
Bantuan
Bantuan makanan
makanan kurang
kurang tepat
tepat
Masalah
Masalah kesehatan
kesehatan dan
dan gizi
gizi ::
Kesakitan
Kesakitan bertambah diare,
bertambah diare, ispa
ispa
Ibu
Ibu berhenti
berhenti menyusui bayi
menyusui bayi mudah
mudah sakit
sakit
Status
Status gizi
gizi memburuk
memburuk
18
Penanganan Gizi Darurat
Perhatian
!!!!
, KOORDINASI
SIAPA BERBUAT APA
TAHAP PENANGANAN
RINCIAN KEGIATAN
ISI R A NS UM
IZ IBURUK
TINDA K LA N JU T KA S U S
ayi
G
DONASI makanan b
Pe
Ko orrd
oo dinator Umum:K
um Keeppa alla
a Wila
ilay
ya
ahh
laksanaan di dapur
Ko ordinator : Aparat
umum
Dinas Sosial setemp
at
Sektor Kesehatan
Menyediakan tenaga
Menyusun menu 21 gizi
Penyelam
atan (fas
n ( fase 1) maks 5 e 2) maks
2
ata mggu
Penyelam Pengung
si > 5
hari m a kan lebih hr di lok
rinci me a s i pe
b lm ada lingk b nurut go mberian
k a s i-
Pen g u ng s i b a ru tiba di lo
renca n a p e m
berian
antuan b
ahan ma
kanan
l umur, s
ex,
da ta r in c i
y i d an baduta
m a k an an sama
ui da n da pa
b
t
a
M P-ASI dKeg : pengumpulan
tetap disus asar, str dan pen
k ebutuha
ategi int golahan
ya tidak ervensi, data
k a n s u p a n pangan merenca
erian ma menyedia
pur umum
untuk su na
plementa kan
keg : pemb a
lapar, pend
ataan, u p a y a d
kan pake
t ransum si gizi,
ke- 20)
Tanggap darurat (paling lama hari
Penanganan gizi sesuai tingkat
prevalensi
kedaruratan berdasarkan
status gizi
Melakukan penyuluhan gizi
Memantau status gizi pengungsi
Interv
ensi
terhad
BALIT ap
A gizi
kuran
g
>15% atau Ransum
10-14,9% dgn faktor
pemburuk
PMT darurat balita, bumil, buteki, lansia
PMT terapi anak balita gizi buruk
>10-14,9% atau
PMT darurat terbatas balita, bumil,
buteki, dan lansia kurang gizi 5-9,9% dgn faktor
pemburuk
PMT terapi anak balita gizi buruk
Penanganan gizi kurang melalui
< 10% tanpa faktor pemburuk
atau < 5% dgn faktor
pelayanan kesehatan setempat
pemburuk
Faktor Pemburuk (Aggravating Factors)
• SURVEILANS
• MENYELENGGARAKAN PMT SESUAI DENGAN KETENTUAN
• PENYULUHAN
• PEMANTAUAN
• MODIFIKASI INTERVENSI SESUAI TINGKAT KEDARURATAN
BENTUK BANTUAN
• PMT Darurat
• PMT Darurat Terbatas
• PMT Terapi
PRINSIP PENANGGULANGAN
• Menentukan kebutuhan pangan, sesuai
standar kecukupan gizi
• Diusahakan untuk menggunakan
bahan pangan setempat.
• Sistem distribusi melibatkan keluarga
untuk menyiapkan makanannya sendiri
• Menjalin koordinasi dengan program
dan sektor
• Melibatkan secara aktif tenaga Ahli Gizi
Program Pangan Umum
Darurat
• Setiap orang (tidak membedakan umur, sex) menerima
jumlah yang sama (2100 Kkal/hari).
• Diberikan dalam bahan pangan dengan nilai gizi
seimbang dan dapat diterima oleh anak dan kelompok
resiko lain.
• Diusahakan memberikan bahan pangan sesuai dengan
kebiasaan
• Terdiri dari 17% lemak dan 10-12% protein (dari total
enersi).
• Harus memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral.
Catatan :
Tipe 1 s/d 5 merupakan alternatif, disesuaikan dengan ketersediaan
setempat
PMT DARURAT
• Setiap orang (tidak membedakan umur, sex) menerima
jumlah yang sama (2100 Kal/hari).
• Diberikan dalam bentuk bahan pangan yang dapat diterima
oleh anak dan kelompok resiko lain, dan sesuai dengan
kebiasaan
• Terdiri dari 17% lemak dan 10-12% protein (dari total
energi).
• Harus memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral.
Jumlah/orang/hari (gram)
Bahan makanan
Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3 Tipe 4 Tipe 5
Sereal (beras, terigu, jagung, bulgur) 400 420 350 420 450
Kacang-kacangan 60 50 100 60 50
Minyak goreng 25 25 25 30 25
Ikan/Daging dalam kaleng - 20 - 30 -
Gula 15 - 20 20 20
Garam beryodium 5 5 5 5 5
Buah2an dan Sayuran - - - - 100
Blended Food (MP–ASI) 50 40 50 - -
Bumbu - - - - 5
Jenis MP-ASI
MP-ASI pabrikan praktis, mutu gizi terjamin, mudah
disimpan
MP-ASI lokal menu lebih bervariasi namun kurang praktis,
mikronutrien kurang, tidak tahan lama.
Jika air bersih dan bahan bakar sulit MP-ASI sebaiknya dalam
bentuk biskuit dan sediakan air minum dalam kemasan.
PMT DARURAT
PMT DARURAT TERBATAS
PMT TERAPI
PMT TERAPI
DI DAERAH PENGUNGSIAN
TUJUAN SURVEILANS GIZI DARURAT
Menyediakan informasi yang diperlukan bagi perencanaan
pengadaan bahan makanan bagi pengungsi
Menyediakan informasi yang diperlukan bagi penentuan
dan perencanaan intervensi sesuai dengan kondisi
pengungsi
Memberikan informasi tentang perkembangan keadaan gizi
dan pertumbuhan balita dari waktu ke waktu secara teratur
Memberikan informasi yang diperlukan untuk evaluasi
efektivitas intervensi dan masih perlu atau tidaknya program
intervensi dilanjutkan
Penanganan Gizi Darurat 48
Tujuan Surveilens Gizi di Daerah Pengungsi
1. Memperoleh gambaran keadaan gizi, masalah
dan besaran, serta perkembangannya secara
terus menerus dan teratur
2. Mengetahui kelompok risiko tinggi (“at-risk”)
3. Mempelajari kemungkinan berbagai faktor
penyebab (misal: sanitasi, infeksi, perilaku,
ketahanan pangan)
4. Perencanaan tindakan pencegahan dan
penaggulangan
5. Menilai efektivitas program untuk “re-planning”
atau untuk “termination”
1. Melakukan survei gizi secara cepat
(“Rapid Nutrition Assessment” )
2. Mengukur “antropometri” sebagai indikator status
gizi, dan informasi ketahanan pangan
3. Mengumpulkan informasi faktor penyebab
(morbiditas dan mortalitas) untuk mengetahui
kelompok “at-risk”
4. Memantau secara teratur untuk mengetahui per-
kembangan keadaan gizi
PENILAIAN STATUS GIZI
Tanggap darurat
Penyelamatan Data dasar status
penyakit
Keadaan
darurat Mengusahakan
Mengusahakan
bantuan
bantuandari
dari
INFORMASI
INFORMASITENTANG
TENTANG
KETERSEDIAAN
tingkat
tingkatlebih
lebih
KETERSEDIAANBAHAN
BAHAN atas
MAKANAN
MAKANAN(STOK)
(STOK) atasatau
ataudari
dari
sumber
sumberlain
lain
Memenuhi Tidak
Memenuhi Tidakada
ada
+
Kebutuhan
Kebutuhan atau
atau
sehari-hari
sehari-hari STOK
masyarakat STOK Kurang
Kurang
masyarakat Cadangan
Cadangan
setempat
setempat
Cukup
Cukupuntuk
untuk
suplai
suplai
sementara
sementara
PERSIAPAN SURVEILANS
Petugas pelaksana adalah tenaga gizi (minimal ada 3
orang) agar surveilans dapat segera terlaksana, bekerja
secara tim dengan surveilans penyakit dan tenaga
lainnya.
Persiapkan alat identifikasi, pengumpulan data,
pemantauan dan evaluasi (Formulir, alat ukur
antropometri, KMS, jika memungkinkan adanya software)
Melakukan kajian data surveilans gizi
mengintegrasikan dengan informasi dari surveilans
lainnya.
Ketersedia-
Ketersedia- Perawatan
Perawatan Pelayanan PENYEBAB
Pelayanan
an
anPangan
Pangan Anak
Anakdan
dan Kesehatan TAK
Kesehatan
RT
RT Ibu
Ibuhamil
hamil LANGSUNG
MASALAH
KRISIS EKONOMI DAN POLITIK
DASAR
PENGUNGSI TIBA DI LOKASI
(SURVEILANS: REGISTRASI PENGUNGSI FASE I TAHAP
Dapur umurm PENYELAMATAN
FASE I TAHAP PENYELAMATAN DIMULAI
merujuk Depsos
(DAPUR UMUM DIDIRIKAN)
MAKSIMUM 5 HARI
1).
Crude Mortality Rate > 10,000/hari
Epidemik campak
Prevalensi ISPA, diare tinggi