Anda di halaman 1dari 7

Kemiri (Aleurites moluccana (L.) Wild.

), adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan


sebagai sumber minyak dan rempah-rempah. Tumbuhan ini masih sekerabat
dengan singkong dan termasuk dalam suku Euphorbiaceae. Dalam perdagangan antarnegara
dikenal sebagai candleberry, Indian walnut, serta candlenut. Pohonnya disebut
sebagai varnish tree atau kukui nut tree. Minyak yang diekstrak dari bijinya berguna dalam
industri untuk digunakan sebagai bahan campuran cat.
Tidak diketahui dengan tepat asal-usulnya, tumbuhan ini menyebar luas mulai
dari India dan Cina, melewati Asia Tenggara dan Nusantara, hingga Polinesia dan Selandia
Baru.[1] Di Indonesia, kemiri dikenal dengan banyak nama. Di antaranya, kembiri, gambiri,
hambiri (Bat.); damiu (Selayar) kemili (Gayo); kemiling (Lamp.); buah kareh (buah
keras, Mink.; Nias); kaminting (Bjn, Day.). Juga muncang (Sd.); dèrèkan, pidekan,
kêmiri (Jw.); kamèrè, komèrè, mèrè (Md.); kumbè (''Belitung''); pelleng (Bugis) dan lain-lain.
[2]

Kemiri sekarang tersebar luas di daerah-daerah tropis. Tanaman ini adalah tumbuhan resmi
negara bagian Hawaii.

Pengenalan[sunting | sunting sumber]

Pohon kemiri. Bunga kemiri.


Pohon besar dengan tinggi mencapai 40 m dan gemang hingga 1,5 m. Pepagan abu-abu,
sedikit kasar berlentisel. Daun muda, ranting, dan karangan bunga dihiasi dengan rambut
bintang yang rapat, pendek, dan berwarna perak mentega yang seolah-olah bertabur tepung.
Dari kejauhan tajuk pohon ini tampak keputihan atau keperakan.[1][3]
Daun tunggal, berseling, hijau tua, bertangkai panjang hingga 30 cm, dengan sepasang
kelenjar di ujung tangkai. Helai daun hampir bundar, bundar telur, bundar seperti telur atau
berbentuk seperti segitiga, berdiameter hingga 30 cm, dengan pangkal berbentuk seperti
jantung, bertulang daun menjari hanya pada awalnya, bertaju 3-5 bentuk segitiga di ujungnya.
[1][3]

Perbungaan dalam malai thyrsoid yang terletak terminal atau di ketiak ujung, panjang 10–
20 cm. Bunga-bunga berkelamin tunggal, putih, bertangkai pendek. Bunga-bunga betina
berada di ujung malai payung tambahan; bunga-bunga jantan yang lebih kecil dan mekar
lebih dahulu berada di sekelilingnya, berjumlah lebih banyak. Kelopak bertaju 2-3; mahkota
bentuk lanset, bertaju-5, panjang 6–7 mm pada bunga jantan, dan 9–10 mm pada bunga
betina. Buah batu agak bulat telur gepeng, 5–6 cm × 4–7 cm, hijau zaitun di luar dengan
rambut beledu, berdaging keputihan, tidak memecah, berbiji-2 atau 1. Biji bertempurung
keras dan tebal, agak gepeng, hingga 3 cm × 3 cm; dengan keping biji keputihan, kaya akan
minyak.[1]

Kegunaan[sunting | sunting sumber]


Biji[sunting | sunting sumber]

Buah kemiri.
Kemiri terutama ditanam untuk bijinya; yang setelah diolah sering digunakan dalam masakan
Indonesia dan masakan Malaysia. Di Pulau Jawa, kemiri juga dijadikan sebagai saus kental
yang dimakan dengan sayuran dan nasi. Kemiri memiliki kesamaan dalam rasa dan tekstur
dengan macadamia yang juga memiliki kandungan minyak yang hampir sama. Kemiri juga
dibakar dan dicampur dengan pasta dan garam untuk membuat bumbu masak
khas Hawaii yang disebut inamona. Inamona adalah bumbu masak utama untuk
membuat poke tradisional Hawaii.
Inti biji kemiri mengandung 60–66% minyak.[2] Di Hawaii, pada masa kuno, kemiri (di sana
disebut kukui) dibakar untuk menghasilkan cahaya. Kemiri disusun berbaris memanjang pada
sehelai daun palem, dinyalakan salah satu ujungnya, dan akan terbakar satu demi satu setiap
15 menit atau lebih. Ini juga berguna sebagai alat pengukur waktu. Misalnya, seseorang bisa
meminta orang lain untuk kembali ke rumah sebelum kemiri kedua habis terbakar. Di Tonga,
sampai sekarang, kemiri yang sudah matang (dinamai tuitui) dijadikan pasta (tukilamulamu),
dan digunakan sebagai sabun dan shampoo. Biji kemiri memiliki minyak yang dapat dipakai
sebagai bahan bakar untuk menyalakan lampu pelita di malam hari.[4]
Penanaman kemiri modern kebanyakan hanya untuk memperoleh minyaknya. Dalam setiap
penanaman, masing-masing pohon akan menghasilkan sekitar 30–80 kg kacang kemiri, dan
sekitar 15 sampai 20% dari berat tersebut merupakan minyak yang didapat. Kebanyakan
minyak yang dihasilkan digunakan secara lokal, tidak diperdagangkan secara internasional.
Minyak kemiri terutama mengandung asam oleostearat[butuh rujukan]. Minyak yang lekas mengering
ini biasa digunakan untuk mengawetkan kayu, sebagai pernis atau cat, melapis kertas agar
anti-air, bahan sabun, bahan campuran isolasi, pengganti karet, dan lain-lain. Minyak kemiri
sebagai bahan bakar berkualitas lebih rendah daripada minyak tung, minyak serupa yang
dihasilkan oleh buah tung (Vernicia fordii (sin. Aleurites fordii) dari Cina dan Aleurites
montana).[5]
Kayu[sunting | sunting sumber]
Biji kemiri yang dihanyutkan air laut.
Meskipun dapat menghasilkan kayu yang berukuran besar, kayu kemiri dianggap terlalu
ringan dan tidak awet sebagai kayu bangunan.[2] Kayu ini berwarna keputihan dan amat ringan
(BJ 0.35), serta amat mudah diserang jamur atau serangga. Kayu kemiri yang melapuk sering
ditumbuhi jamur kuping (Auricularia).[6]
Kayu kemiri dapat digunakan untuk membuat furnitur, peralatan kecil, korek api, dan juga
untuk pulp.[1] Di Jakarta, dulu, kayu kemiri sering juga digunakan untuk membuat perabotan
rumah tangga.[2] Di Hawaii, kayu kemiri kadang-kadang digunakan untuk
membuat sampan sederhana; atau paling-paling untuk kayu bakar yang bermutu rendah.
[6]
Di Lombok, kayu kemiri juga diolah menjadi papan dan kerajinan tangan.
Lain-lain[sunting | sunting sumber]

Biji kemiri yang sudah dikupas dari cangkangnya.


Beberapa bagian dari tanaman ini sudah digunakan dalam obat-obatan tradisional di daerah-
daerah pedalaman. Minyaknya digunakan sebagai bahan tambahan dalam perawatan rambut
(untuk menyuburkan rambut).[7] Bijinya dapat digunakan sebagai pencahar. Di Jepang, kulit
kayunya telah digunakan untuk tumor. Di Sumatra, bijinya dibakar dengan arang, lalu
dioleskan di sekitar pusar untuk menyembuhkan diare. Di Jawa, kulit batangnya digunakan
untuk mengobati diare atau disentri.
Kemiri juga sering ditanam sebagai pohon serbaguna, untuk menghijaukan lahan, sebagai
peneduh di pekarangan, dan juga untuk pohon hias.[5] Di Jawa, biji kemiri biasa dijadikan
sebagai bahan permainan untuk diadu kekerasan tempurungnya.
Dalam penulisan lontar, biji kemiri yang telah dibakar digunakan untuk menghitamkan
tulisan pada lembaran-lembaran lontar.
Kemiri yang didistribusikan dapat tumbuh baik selama karakteristik ekosistem dan fisika-
kimia memenuhi syarat pertumbuhannya. Meliputi iklim lembap tropical (1200 m di atas
permukaan laut) hingga dekat dengan ekuator ( 2000 m di atas permukaan laut); curah hujan
berkisar antara 640– 4290 mm per tahun dengan toleransi suhu maksimum 26-30 °C dan
suhu minimum 18-28 °C. Kemiri juga sering ditemukan pada konstruksi tanah datar, lereng,
dan selokan curam. Jenis tanah termasuk geluh (komposisi pasir, debu, lempung), lempung,
pasir dan tanah gamping selama tingkat keasaman antara ph 5-8[8]
Perlu diketahui terdapat beberapa varietas tanaman kemiri yang terdistribusi di
dunia; Aleurites moluccana berasal dari semenanjung Malaya, Aleurites fordi berasal dari
China Tengah, A. trisperma berasal dari Philipina, A. Montana daerah Indocina dan China
selatan serta A. cordata berasal dari Jepang. Sifat dari jenis jenis tanaman kemiri tersebut
berbeda satu sama lain mencakup ketinggian pohon, tekstur daging buah, dan kualitas minyak
yang dihasilkan[8]
Teradapat 2 varietas kemiri yang paling terkenal jika dilihat dari produknya yakni Aleurites
moluccana (L) Wild sebagai sumber kayu, konsumsi dan minyak untuk obat obatan (produk
primer) dan Aleurites Reutealis trisperma (Blaco) Airy Shaw sebagai minyak ekstraksi
kemiri (produk primer) dan biodiesel minyak kemiri (sebagai produk sekunder).[9]

Proses Produksi Olahan Tanaman Kemiri di


Indonesia[sunting | sunting sumber]
Oleh karena itu, di berbagai negara termasuk Indonesia mulai banyak dikembangkan
budidaya beragam varietas kemiri tetapi, prinsip dasar budidaya tetap sama. Terdapat 3
persiapan yang harus diperhatikan;
Ketersediaan Bibit Tanaman[sunting | sunting sumber]
Bibit tanaman dapat diperoleh secara generatif dan vegetatif;
Secara generatif benih diambil dari buah yang sudah masak, yang ditandai dengan warna
coklat dan jatuh sendiri dari pohon, kira kira 1-8 hari. Cara praktis mengetahui kualitas benih
yang baik dilakukan dengan merendamnya ke dalam air. Benih yang baik akan tenggelam
sedangkan akan terapung jika sudah rusak atau dengan menjemur selama 1-2 hari jika,
menghasilkan minyak artinya benih sudah rusak [8]
Tahap selanjutnya adalah pengecambahan benih. Dapat dilakukan dengan 2 cara; di atas
bendengan atau di dalam kantong plastik yang telah diisi campuran tanah dan air. Inkubasi
selama 22-30 hari disusul dengan seleksi kecambah. Persemaian ke-2 dimulai ketika
menanamkan kecambah tersebut pada lubang tunggal sedalam 10 cm. Dirawat dengan
menyiram air rutin setiap 2 hari sekali selama 7-10 bulan serta diberikan paparan matahari
secara bertahap. Akhirnya akan diperoleh tanaman kecil/bibit yang siap ditanam ke
lapangan [8]
Secara vegetatif maksudnya melalui cangkok atau sambungan. Cangkok dilakukan pada
bagian cabang kemiri. Proses tersebut membutuhkan waktu 8 bulan hingga tumbuh akar baru
pada calon bibit. Berbeda dengan tahap sambungan, indukan bibit berasal dari 2 individu
berbeda. Umumnya potongan pertama dari bagian tengah batang sampai akar sedangkan
potongan kedua dari bagian tengah batang hingga ke atas. Tujuannya untuk mempertahankan
kedua sifat induk yang diinginkan[8]
Proses Penanaman di Lapangan[sunting | sunting sumber]
Sebaiknya bibit kenali tidak langsung ditanam ke lapangan karena persentase
keberhasilannya kecil (57%), lebih baik dilakukan penyemaian terlebih dahulu. Proses
penyemaian melibatkan; a)persiapan lahan yang bebas dengan gulma, b) mengatur jarak
tanam. Kepurusan ini disesuaikan dengan tujuan budidaya jika, bertujuan menghasilkan biji
makan jarak tanam 10 x 10 meter sedangkan untuk menghasilkan kayu, jarak tanam 4x4
meter. c)pengajiran dan pembuatan lubang untuk mencegah acidity dari tanah [8]
Proses penanam dimulai dengan melepas kantong plastik “bibit” kemudian benamkan dalam
lubang tanah yang telah dibuat, usahakan posisi akar menyebar dengan rata. Setelah ini
adalah tahap pemeliharaan kemiri yang mencakup penyiangan, penyiraman, pemupukan, dan
pemangkasan [8]
Pola Vegetasi Tanaman Lainnya[sunting | sunting sumber]
Poin ini berlaku jika dalam lahan budidaya kemiri digabungkan dengan vegetasi lainnya [8]
Tahap pemanenan kemiri dapat dilakukan setelah kemiri menghasilkan buah yakni umur
pada umur 3-4 tahun. Dalam satu tahun dapat dilakukan 2 - 3 kali. Untuk tujuan konsumsi,
buah dipanen pada tingkat kemasakan 75% tetapi untuk tujuan benih buah yang dipanen
haruslah yang sudah jatuh sendiri ke tanah. Jumlah panen tergantung umur tanaman dan
pertumbuhannya. Seperti, pada umur 6 tahun mampu menghasilkan 25 kg biji kupasan, umur
11 -20 tahun stabil menghasilkan 35–50 kg biji kupasan /pohon/tahun dan umur di atas 50
tahun mampu menghasilkan 2 ton biji atau 0,5 ton biji kupasan[8]
Terdapat beberapa tahapan dalam proses pengolahan biji kemiri hingga menjadi minyak
kemiri. Biji yang masih memiliki tempurung direbus kemudian dikeringkan dan disimpan.
Beberapa hari selanjutnya dipisahkan berdasarkan kualitas bentuk dan ukuran biji. Proses ini
akan berdampak perbedaan harga akhir produk. Selanjutnya biji dengan tempurung disangrai
dan dipecahkan bagian tempurung. Hasilnya tempurung dibuang sedangkan daging biji
dikeringkan. Setelah dikeringkan, terdapat proses sortasi kedua, yang memisahkan antara
daging biji utuh, daging biji pecah dan daging biji afkir. Untuk daging biji yang utuh dapat
langsung dikemas untuk dipasarkan menjadi salah satu bahan makanan. Untuk daging biji
yang tidak utuh akan dilakukan serangkaian tahap ekstraksi dengan suhu tinggi maupun
pelarut kimiawi tertentu menjadi minyak kemiri (Produk primer) yang selanjutnya disimpan
dan dipasarkan [8]
Produk sekunder kemiri berasal dari minyak kasarnya yang berpotensi sebagai bahan baku
biodiesel pengganti solar. Proses produksi biodesel minyak kemiri telah dilakukan oleh PT
Bahtera Hijau Lestari Indonesia [10] dan Litbang Indonesia [9] dengan tahapan pada literatur
berikut [1]
Trend jalur perdanganan kemiri di Indonesia cukup luas. Kebanyakan penjualan/pembelian
kemiri dilakukan oleh kelompok petani atau koperasi bukan oleh individu petani. Sebagai
contoh, terdapat beberapa produsen besar kemiri Indonesia seperti timor leste, Aceh, Medan,
makasar dan sebagainya, sedangkan konsumen sebagaian besar berada di Jawa Barat.[11]
Skema Jalur Perdagangan dapat dicek pada sumber berikut Manap, N., Sidharta, M., &
Parera, A. 2009. Journal Of NTT Studies. Commodity Chain Assessment: Case Of Candlenut
In Transboundary Timor And Indonesia. Vol 1(2) page 147-158.[11]

Produk Primer Kemiri[sunting | sunting sumber]


Produk utama kemiri adalah minyak hasil ekstraksi daging biji kemiri.[12] Minyak kemiri
banyak dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan. Hal ini didasarkan pada karakter kimianya
yang mampu mengobati khusunya inflamasi. Kulit yang terluka akan sembuh dengan cepat
jika menggunakan protectant atau barrier seperti minyak kemiri yang mampu mencegah
infeksi berkelanjutan. Minyak dengan polysaturated oil seperti minyak ini mampu melalukan
air dari kulit atau sifat transepidemal yang berakibat menginduksi proses penyembuhan.
Pemanfaatan minyak kemiri pada bahan kosmetik juga didasarkan pada karakter
minyak polysaturated yang meningkatkan kelembapan kulit[13]
Kualitas Produk Primer[sunting | sunting sumber]
Produk andalan tanaman kemiri adalah minyak ekstraksi kemiri. Dari 1 biji kemiri dapat
diperoleh minyak dengan kandungan 39,3% asam lemak tak jenuh dan kandungan nutrisi
lainnya.[14] Produk primer kemiri adalah minyak kemiri yang dijadikan bahan untuk
melembabkan kulit kering, normal, hingga kulit bayi yang sensitif serta penggunaan untuk
konsumsi[13]

Karakteristik Dasar Minyak Kemiri [13]

No Parameter Nilai

Komposisi Asam Lemak (%)

1` Asam Stearat 9

2 Asam Palmitat 10

3 Asam Oleat 12

4 Asam Linoleat 19

5 Asam alfa-eleostearic 50

Sifat Fisiko Kimia

1. Densitas (25 °C) 0.85

2 Bilangan Iod 160

3 Bilangan Asam 1.7

4 Bilangan Penyabunan 192-200

5 Titik Leleh 2-4 °C

-6,5 °C
6 Titik Beku

Anda mungkin juga menyukai