Ketahanan pangan adalah keadaan di mana suatu negara atau wilayah dapat mencukupi
kebutuhan pangan bagi seluruh penduduknya dengan kondisi ketersediaan pangan yang cukup,
berkualitas, dan bergizi. Ketahanan pangan dapat tercapai dengan memanfaatan dan pengembangan
sumber daya pangan di wilayah setempat. DI Indonesia, Tanaman Singkong telah menjadi salah satu
tanaman pangan lokal yang strategis dan banyak digemari masyarakat. Tanaman Singkong
merupakan salah solusi bagi Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan lokal.
Singkong memiliki potensi yang besar sebagai sumber pangan lokal. Tanaman singkong
dapat tumbuh dengan baik di berbagai kondisi lahan, termasuk di wilayah dengan tanah yang kurang
subur atau kering. Sehingga investasi pengadaan lahan dan infrastruktur produksi singkong jauh lebih
rendah dibandingkan tanaman lainnya. Dengan produksi nasional mencapai 19 juta ton (2018),
Indonesia menduduki ranking ke-4 produsen singkong dunia. Namun, Indonesia juga harus
melakukan impor singkong dalam bentuk tapioka sebesar 348 ribu ton, atau kira-kira setara
dengan 1,6 juta ton umbi pada tahun 2019. Ini menunjukkan volume perdagangan singkong yang
besar, karena komoditi ini digunakan dalam industri dengan spektrum yang luas sebagai bahan
pangan, pakan, kertas, farmasi dan bahan bioindustri lainnya. Selain itu, produksi singkong relatif
lebih cepat dibandingkan beberapa tanaman pangan lainnya, sehingga dapat memberikan hasil yang
relatif lebih cepat dan memberikan jaminan keberlanjutan pangan di tingkat lokal.
Singkong mengandung nilai gizi yang tinggi dan merupakan sumber karbohidrat yang
penting dalam pola makan manusia. Akar singkong mengandung karbohidrat kompleks,
serat, vitamin B kompleks, serta mineral seperti kalsium, fosfor, dan zat besi. Selain itu,
singkong memiliki indeks glikemik yang lebih rendah, sehingga dapat membantu menjaga
kadar gula darah tetap stabil. Ini adalah kabar baik bagi penderita diabetes atau mereka yang
ingin mengontrol berat badan. Singkong juga mengandung senyawa yang disebut resistan
pati, yang memiliki efek positif pada pengendalian gula darah.
Pemerintah dapat memberikan dukungan dalam bentuk insentif, pelatihan, dan akses
pasar bagi petani dan pelaku usaha di sektor singkong. Pemerintah pula dapat mengawasi dan
menjaga kestabilan harga singkong pada pasar. Lembaga riset dapat berperan dalam
pengembangan teknologi pertanian yang inovatif untuk meningkatkan produktivitas dan
kualitas singkong. Sementara itu, petani dan masyarakat dapat berperan dalam
mengembangkan pasar lokal, meningkatkan kesadaran akan manfaat konsumsi singkong, dan
mempromosikan produk olahan singkong.
Ketahanan pangan singkong merupakan salah satu langkah strategis dalam mencapai
ketahanan pangan lokal maupun nasional. Singkong sebagai tanaman lokal berpotensi besar
dengan menjadi sumber pangan karena biaya perawatan yang rendah serta produksi yang
tinggi, selain itu singkong dapat diolah menjadi produk yang beragam, bergizi dan berdaya
saing tinggi. Pengembangan ketahanan pangan lokal singkong juga memberikan manfaat
ekonomi dan sosial yang signifikan bagi masyarakat lokal. Dengan upaya kolaboratif dari
berbagai pihak, diversifikasi pangan melalui singkong dapat menjadi salah satu solusi dalam
menghadapi tantangan ketahanan pangan di masa depan.
Daftar pustaka :
https://www.distriknews.com/Teks
Argumentasi Terbaru dan Teranyar,
Singkong Sebagai Alternatif Makanan
Pokok Pengganti Nasi
Wahid
- Jumat, 4 Agustus 2023 | 14:00 WIB