Anda di halaman 1dari 3

PERKEMBANGAN PRODUKSI, KONSUMSI,

PRODUKTIVITAS, HARGA, SERTA LAHAN


PERTANAMAN TANAMAN KENTANG








Oleh :
Esky Wibowo (A1L112008)
Yurri Prayandhika Reinka Krisna (A1L112009)
Pramadi (A1L112010)
Firmansyah Capasaputra (A1L112011)


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2014
I. PENDAHULUAN


Bagi bangsa Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa
pada saat ini, pengadaan pangan merupakan masalah yang sangat serius untuk
ditangani. Ketahanan pangan (food security) sangat erat kaitannya dengan
stabilitas ekonomi, biaya produksi dan stabilitas sosial politik nasional. Ketahanan
pangan tidak hanya menyangkut kuantitas yaitu menyangkut aspek penyediaan
jumlah pangan yang selalu meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk, dan
peningkatan pendapatan, tetapi kualitas dan keanekaragaman bahan pangan juga
harus dipenuhi untuk mengantisipasi perubahan preferensi konsumen yang
semakin peduli pada masalah gaya hidup, kesehatan dan kebugaran.
Usaha agribisnis sayuran / hortikultura merupakan sumber pendapatan
tunai bagi petani dipedesaan sebagai sumber pendapatan keluarga oleh karena
ditunjang oleh potensi lahan dan iklim, potensi sumber daya manusia serta
peluang pasar domestik dan internasional yang sangat besar. Selain sebagai
komoditas unggulan, komoditas sayuran juga berperan sebagai sumber gizi
masyarakat, penghasil devisa negara, penunjang kegiatan agrowisata dan
agroindustri (Soekartawi, 1996).
Secara nasional, produksi sayuran tahun 2003 sebesar 8,6 juta ton
meningkat menjadi 9,6 juta ton pada tahun 2008, yang juga diikuti oleh
peningkatan jumlah tenaga kerja pada level usaha tani dari 2,3 juta orang pada
tahun 2003 menjadi 3,0 juta orang pada tahun 2006. Volume ekspor sayuran pada
tahun 2008 mencapai176.000 ton dengan nilai 171,5 juta US$ (Direktorat jenderal
hortikultura, 2009).
Uraian tersebut di atas menunjukkan bahwa usaha agribisnis sayuran
merupakan sumber pendapatan masyarakat di pedesaan melalui usaha usaha
agribisnis yang luas mulai dari penyedia input produksi, usaha tani, pengolahan
hasil hingga pemasaran, sehingga berpeluang dalam penyerapan tenaga kerja di
pedesaan maupun dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Oleh karena itu pengembangan komoditas sayuran yang berbasis agribisnis sangat
penting dilakukan melalui perubahan kebijakan dan penajaman ke arah
perencanaan pembangunan agribisnis yang menguntungkan, stabil, berkelanjutan,
efisien dan efektif serta berkualitas
Hortikultura merupakan salah satu potensi dalam pembangunan pertanian.
Komoditas tanaman hortikultura yang dihasilkan dikelompokan menjadi empat
kelompok yaitu kelompok sayur sayuran, kelompok buah buahan, kelompok
tanaman biofarmaka, dan kelompok tanaman hias. Tanaman hortikultura mampu
meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan nilai tambah, perluasan
peluang usaha, dan kesempatan kerja pedesaan (Rukmana, 1997).
Kentang (Solanum Tuberosum) merupakan salah satu komoditi pangan
yang penting di dunia. Di Indonesia kentang dikonsumsi sebagai sayur dan
belakangan ini sudah mulai dikonsumsi sebagai makanan alternatif yang disukai
dalam bentuk french fries atau potato chips sebagai makanan ringan. Kentang
merupakan komoditas hortikultura yang paling berpeluang untuk pengembangan
agribisnis dan agroindustri dibandingkan dengan komoditas hortikultura lainnya.
Besarnya peluang ini disebabkan harga kentang relatif stabil, potensi bisnisnya
tinggi, segmen usaha dapat dipilih sesuai dengan modal pasar terjamin dan pasti.
Selain itu kentang memiliki sifat daya simpan lebih lama daripada sayuran lain
seperti bawang merah, kubis, dan buncis.

Anda mungkin juga menyukai