Anda di halaman 1dari 9

Acara II

Medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang
diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi
media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan
media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga
memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Indra, 2008).
Menurut Pelczar (2008: 139), media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan
yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Pada dasarnya media pertumbuhan dapat dikelompokan menjadi 5
kelompok besar yaitu medium cair, medium kental, medium yang diperkaya, medium kering
dan media sinergik. Medium cair yang sering digunakan diantaranya peptone. Peptone ialah
protein yang terdapat pada daging, air susu, kedelai, putih telur. Medium kental biasa
terdapat unsur agar-agar yang berfungsi untuk memperkental tidak untuk merbuah
kandungan nutrisi media tersebut.
Pelczar, M & Chan. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia. Jakarta. viii + 433
hlm.
Menurut Waluyo (2010), berdasarkan bentuk fisiknya, media pertumbuhan dapat
dikelompokkan menjadi media padat, setengah padat dan cair. Media padat adalah media
yang mengandung 15% agar sehingga mudah mengeras. Media setengah padat yaitu media
yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu
cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar
ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Medium
cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB
(Lactose Broth). berdasarkan tujuan pembuatannya, media dapat dikelompokkan menjadi 6
kelompok.
Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. Erlangga. Jakarta. xx + 349 hlm.
Untuk menumbuhkan mikroba ada berbagai macam medium yang digunakan. Untuk
mudahnya medium mikroba diklasifikasikan berdasarkan sifat, komposisi dan fungsinya.
Berdasarkan sifat fisiknya, medium dibagi menjadi 3, yaitu solid medium, semi solid
medium, dan broth medium. Sedangkan berdasarkan komposisi penyusunnya juga
dibedakan menjadi medium sintetis, medium semi sintetis, medium non-sintetis.
Berdasarkan fungsinya sendiri medium terbagi menjadi medium umum, medium selektif,
medium diferensial, medium uji dan medium diperkaya (Frobisher, 1974.).
Frobisher. 1974. Fundamentals Of Microbiology. Saunders Company, London
Mikrobia dapat tumbuh dengan baik jika dalam suatu media tersebut memenuhi
syarat-syarat antara lain sebagai berikut :
a). Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba;
b). Harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan
kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan;
c). Tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba;
d). Harus berada dalam kondisi steril sebelum digunakan, agar mikroba yang diinginkan
dapat tumbuh baik.
Pertumbuhan bakteri selain memerlukan nutrisi, juga memerlukan pH yang tepat.
Kebanyakan bakteri tidak dapat tumbuh pada kondisi yang terlalu basa, kecuali Vibrio
cholerae yang dapat hidup pada pH lebih dari 8. Suhu juga merupakan variabel yang perlu
dikendalikan. Kelompok terbesar yaitu mesofil, suhu optimum untuk pertumbuhannya 20-
40oC (Volk, 1993).
Volk. 1993. Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga, Jakarta
Menurut Haribi (2008), adapun macam-macam medium pertumbuhan yang digunakan
untuk kultur mikroba berdasarkan bentuk adalah :
1. Media Cair (Liquid Media), yaitu media yang berbentuk cair seperti Nutrient Broth (NB),
Brain Heart Infusion (BHI), Alkali Pepton Water (APW), dll.
2. Semi Solid Media. Media ini digunakan untuk uji motilitas, karena teksturnya yang
setengah padat akan memudahkan pergerakan bakteri. Media ini dibuat di tabung dengan
posisi tegak.
3. Media Padat, yaitu media yang berbentuk padat, media ini dapat berbentuk media
organic, contohnya Blood Agar Plate (BAP), Mac Conkey (MC), Salmonella Shigella Agar
(SSA), Nutrien Agar (NA), dll.

Lebih dari 200 macam media tersedia dan dikenal untuk pembiakan, pemeliharaan dan
identifikasi bakteri, namun demikian tidak semua media dapat mendorong pertumbuhan
bakteri. Ada bakteri tertentu yang memerlukan . media spesifik/khusus untuk
pertumbuhannya . Menurut jenis dan kegunaannya media dapat dikelompokan sebagai
berikut : media dasar, media penyubur, media selektif, media disferensial dan media yang
mengandung karbohidrat .
Jurnal: Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1999. TEKNIK PEMBUATAN KULTUR MEDIA
BAKTERI YUSUF HIDAYAT DAN SUTARMA. Balai Penelitian Veteriner, JI.R.E. Martadinata 30,
Bogor 16114.
Pembuatan medium Potato Dextrose Agar (PDA) secara sederhana adalah sebagai berikut:
kentang sudah ditimbang dan direbus, dengan ukuran kentang 50,31 g dan agar 4,03 g.
Ekstrak kentang dan agar disetir dan diatur suhu dan pHnya. Sebelum dilakukan sterilisasi,
medium berawarna kuning, setelah disterilisasi dalam autoklaf medium berwarna
kecoklatan dan didapat endapan berwarna putih. Setelah didinginkan beberapa saat,
medium dapat ditanami bakteri
(Schegel, 1993).
Schegel, G.H. 1993. General Microbiologi seventh edition. Cambrige University Press: USA
PDA adalah Potato Dektrose Agar yang dapat memnimbang komponen media, dengan
menggunakan timbangan analitis untuk volume yang diinginkan sesuai dengan
komposisinya : kentang 3 gram, pepton 5 gram, agar 15 gram, aquadest 1000ml. Kemudian
dimasukan ke dalam autoklaf bersama alat-alat yang digunakan dalam penanaman lapang.
Setelah itu media dituangkan ke dalam masing-masing cawan petri ( Amelia, 2005).
Amelia, 2005. Isolasi dan Pengujian Aktifitas Enzim Amilase dan Protease Mikroba dari
Terasi Asal Kalimantan Timur. Program Studi Biokima, FMIPA. IPB : Bogor
Pembuatan medium Nutrien Agar (NA) menggunakan bahan utama beef ekstrak 5 g,peptom
3 g dan agar 3 g. Pada awal pengamatan medium Nutrien Agar, sebelum prosessterilisasi
berwarna kuning, setelah sterilisasi warna medium menjadi agak coklat. Padapembuatan
medium NA ini ditambahkan pepton agar mikroba cepat tumbuh, karenamengandung
banyak N2(Dwidjoseputro, 1994)
Dwidjoseputro, D. 1994.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta
Media dapat digolongkan berdasarkan atas susunan kimianya, sifat wujudnya dan
fungsinya. Penggolongan media berdasarkan susunan kimia :
1. Media anorganik. Yaitu media yang tersusun dari bahan-bahan anorganik
2. Media organik. Yaitu media yang tersusun dari bahan-bahan organik
3. Media sintetik (media buatan). Yaitu media yang susunan kimianya diketahui dengan
pasti. Media ini umumnya digunakan untuk mempelajari kebutuhan makanan suatu
mikroba
4. Media non sintetik. Yaitu media yang susunan kimianya tidak dapat ditentukan dengan
pasti. Media ini umumnya digunakan untuk menumbuhkan dan mempelajari taksonomi
mikroba (Sutedjo,1996).
Penggolongan media berdasarkan sifat wujudnya
1. Media cair yaitu media yang berbentuk cair
2. Media padat. Yaitu media yang berbentuk padat. Media ini dapat berupa bahan
organik alamiah, misalnya yang dibuat dari kentang, wortel, dan lain-lain, atau dapat juga
berupa bahan anorganik misalnya silica gel
3. Media padat yang dapat dicairkan, (semi solid), yaitu yang apabila dalam keadaan
panas berbentuk cair, sedangkan dalam keadaan dingin berbentuk padat, misalnya media
agar (Sutedjo,1996).
Penggolongan media berdasarkan fungsinya
1. Media diperkaya. Yaitu media yang ditambahi zat-zat tertentu misalnya serum darah
ekstrak tanaman dan lain sebagainya, sehinggan dapat digunakan untuk menumbuhkan
mikroba yang bersifat heterotrof.
2. Media selektif. Yaitu media yang ditambahi zat kimia tertentu untuk mencegah
pertumbuhan mikroba lain (bersifat selektif). Misalnya media yang mengandung Kristal
violet pada kadar tertentu dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif tanpa
mempengaruhi pertumbuhan bakteri gram negative.
3. Media diferensial. Yaitu media yang ditambahi zat kimia (bahan) tertentu yang
menyebabkan suatu mikroba membentuk pertumbuhan atau mengadakan perubahan
tertentu sehingga dapat dibedakan tipe-tipenya. Misalnya media daerah agar dapat
digunakan untuk membedakan bakteri homolitik (pemecah darah) dan bakteri non
hemolitik.
4. Media penguji. Yaitu media dengan susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian
vitamin. Vitamin asam-asam amino, antibiotika dan lain sebagainya.
5. Media untuk perhitungan jumlah mikroba. Yaitu media spesifik yang digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan.
6. Media khusus. Yaitu media untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan
kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu (Sutedjo,1996).

http://iandrumer.blogspot.com/2011/12/laporan-media-pertumbuhan.html
http://medhydoctor.blogspot.com/2013/02/laporan-praktikum-media-pertumbuhan.html
http://andryunib.blogspot.com/2012/12/laporan-praktikum-mikrobiologi-media.html
http://diansembiring17.blogspot.com/2012/10/pembuatan-pda-potato-dextrose-agar.html
http://putrabakaudotblogspotdotcom.wordpress.com/2012/06/22/pembuatan-media-
pengenceran-dan-penanaman/
http://www.scribd.com/doc/30118434/Pembuatan-Media-Pda-Mikro
Kesimpulan
Dari praktikum pada media pertumbuhan mikroba dapat disimpulkan bahwa :
- Fungsi medium (NA) berdasrkan susunan kimianya merupakan medium non sintetik
atau semi ilmiah, berdasarkan konsistennya merupakan medium padat, untuk
menumbuhkan bakteri, (PDA) termasuk media padat, berdasarkan susunan kimianya
termasuk sintetik untuk menumbuhkan jamur.
- Pembuatan media (NA) menggunakan bahan utama ekstrak daging 250 ml dengan
komposisi pepton sebanyak 1,25 gr dan agar 3,75 pada pembuatan media ini ditambahkan
pepton agar mikroba cepat tumbuh karena mengandung N2
- Pembuatan medium (PDA) menggunakan bahan utama ekstrak kentang 250 ml dengan
komposisi dextrose 2,5 gr dan agar 3,75 gr. Pada media ini ditambahkan chlorainphericol
sebagai antibiotik sehingga mikroba yang tidak digunakan tidak tumbuh.

http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-mikrobiologi-media-pertumbuhan.html
http://agro-sosial.blogspot.com/2013/12/pengenalan-alat-bekerja-secara-aseptik.html
Fungsi bahan yang digunakan pada medim NA:
- Daging : sebagai sumber vitamin B mengandung nitrogen organic dan senyawa
karbon
- Pepton : sebagai sumber utama nitrogen organic dan sumber nutrisi
- Agar : untuk memadatkan medium NA (Hastowo, 1992).
Fungsi bahan yang digunakan PDA
- Kentang : sebagai sumber karbon (karbohidrat). Vitamin dan energy.
- Dextrose : sebagai sumber gula dan energy.
- Agar : untuk memadatkan medium PDA (Hastowo, 1992).
Hastowo. Susyo. 1992. Mikrobiologi. Rajawali : Jakarta
Agar yang digunakan dalam proses ini untukmengentalkan medium sama halnya dengan
yang digunakan pada medium PDA yang jugaberperan sebagai media tumbuh yang ideal
bagi mikroba (Schlegel, 1993)

Menurut Stanier (2011: 221), pada pembuatan media untuk berbagai macam organisme
harus menggunakan bahan yang mengandung banyak protein dangan berbagai
konsentrasinya sehingga dapat menumbuhkan bakteri. Salah satu bahan yang sering
dipergunakan adalah tauge. Tauge berfungsi sebagai sumber protein, sukrosa berfungsi
sebagai sumber karbohidrat sehinga cocok dijadikan untuk media pertumbuhan mikroba.
Stanier, Y. R. Dkk. 2001. The Microbial World. Prenticel Hall. Inc. EigleWood. New Jersey.


Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusiadiantaranya melalui substrat yang
disebut media. Untuk melakukan hal ini, haruslahdimengerti jenis-jenis nutrisi yang
diisyaratkan oleh bakteri atau jamur dan juga macamlingkungan fisik yang menyediakan
kondisi optimum bagi pertumbuhannya.Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan
dikembangkan pada suatu substrat yang disebutmedium
Syarat media yang baik adalah:Mengandung bahan makanan yang sesuai bagi jasad
renikMengandung oksigen tersedia yang dibutuhkanMengandung kelembaban tertentuPh
media harus sesuaiSuhu media harus cocokMedia harus sterilMedia harus terlindung dari
kontaminasi
Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus
memenuhi syarat-syarat, antara lain : harus mengandung semua zat hara yang mudah
digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH
yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan tumbuh, tidak mengandung zat-zat yang
dapat menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum
digunakan, agar mikroba yang ditumbuhkan dapat tumbuh dengan baik(Sutedjo, 1991).
Sutedjo,1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta : Jakarta.
Media adalah kumpulan zat-zat organik yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri
dengan syarat-syarat tertentu. Untuk mendapatkan suatu lingkungan yang cocok bagi
pertumbuhan bakteri. Maka syarat-syarat media harus memenuhi beberapa persyaratan
yaitu : susunan makanan, tekanan osmosis, keasaman (pH), temperature dan sterilisasi.

Medium yang banyak digunakan dalam pekerjaan rutin di laboratorium adalah kaldu cair
dan kaldu agar. Dasar makanan yang paling baik bagi pemiaraan bakteri adalah medium
yang mengandung zat-zat organik seperti rebusan daging, sayur-sayuran, sisa-sisa makanan,
atau ramuan-ramuan yang dibuat oleh manusia. Supaya mikroba dapat tumbuh dengan
baik, dalam suatu medium perlu dipenuhi syarat-syarat yakni: medium harus mengandung
semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikrobia, medium juga harus mempunyai
tekanan osmosis, tegangan muka, dan pH yang sesuai, medium tidak mengandung zat-zat
yang menghambat, dan medium harus steril tidak ada kontaminan dari mikroorganisme
yang tidak diinginkan (Anonima 2011: 9).
Untuk menelaah bakteri di laboratorium kita harus dapat menumbuhkan
bakteri dalam biakanmurni.Untuk melakukan hal itu, haruslah mengerti jenis-
jenis nutrient yang disyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkngan fisik
yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya. Dalam
pembuatan medium harus ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi
yaitu sebagai berikut :
1. Mengandung semua zat yang mudah digunakan oleh mikroba.
2. Tidak mengandung zat penghambat pertmubuhan.
3. Mempunyai tekanan osmose dan tekanan muka.
4. Mempunyai derajat keasaman (pH) yang sesuai.
5. Dan dalan keadaam seteril.
Stanier. 1982. Mikrobiologi Dasar. Erlangga : Jakarta.
Media tanam dapat didefinisikan sebagai kumpulan bahan atau substrat tempat tumbuh
benih yang disebarkan atau ditanam. Media tanam banyak macam ragamnya, dapat
merupakan campuran dari bermacam-macam bahan atau satu jenis bahan saja asalkan
memenuhi beberapa persyaratan, antara lain cukup baik dalam memegang air, bersifat
porous sehingga air siraman tidak menggenang (becek), tidak bersifat toksik (racun) bagi
tanaman, dan yang paling penting media tanam tersebut cukup mengandung unsur-unsur
hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman (Widarto, 1996).
Widarto, L. 1996. Perbanyakan Tanaman Dengan Biji, stek, Cangkok, Sambung, Okulasi dan
Kultur Jaringan. Kanisius. Yogyakarta.

Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus
memenuhi syarat-syarat antara lain :
a. Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba.
b. Harus mempunyai tekanan asmosa, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan
kebutuhan mikroba yang ditimbulkan.
c. Harus mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba.
d. Harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang diinginkan
dapat tumbuh baik. (Sutedjo,1996)
http://www.scribd.com/doc/30118434/Pembuatan-Media-Pda-Mikro

Untuk menumbuhkan dan mengembang biakan mikroba diperlukan suatu substansi yang
disebut media Media dapat dibuat dari bahan alam seperti toge, kentang, wortel, daging,
telur, susu ataupun dari bahan buatan yaitu senyawa kimia organik ataupun anorganik
Syarat Media : 1. Mengandung semua unsur hara yang diperlukan 2. Memenuhi semua
faktor yang dibutuhkan oleh mikroba, seperi pH 3. Harus dalam keadaan steril Bentuk,
susunan dan sifat media Bentuk media ditentukan oleh ada tidaknya penambahan zat
pemadat seperti agar, gelatin dsb
Menurut Fardiaz (1993),NA adalah suatu medium yang mengandung sumber nitrogen
dalam jumlah yang cukup yaitu 0,3% ekstrak sapi, dan 0,5 % pepton tetapi tidak
mengandung sumber karbohidrat. Oleh karena itu baik untuk pertumbuhan bakteri, tetapi
kapang dan khamir tidak dapat tumbuh dengan baik. Sementara itu,PDA adalah suatu
medium yang mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20 %
ekstract kentang dan 2 % glukosa,sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan jamur.
Ferdiaz.1993.Mikrobiologi Pangan. PT.Raja Grafindo Persada:Jakarta.
Amelia, 2005. Isolasi dan Pengujian Aktifitas Enzim Amilase dan Protease Mikroba
dari Terasi Asal Kalimantan Timur. Program Studi Biokima, FMIPA. IPB :
Bogor
Dwidjoseputro, D. 1994.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta
Ferdiaz.1993.Mikrobiologi Pangan. PT.Raja Grafindo Persada:Jakarta.
Hastowo. Susyo. 1992. Mikrobiologi. Rajawali : Jakarta
Hidayat, Yusuf & Sutarma. 1999. Teknik Pembutan Kultur Media Bakteri. Lokakarya
Fungsional Non Peneliti. Balai Penelitian Veririner. Bogor.
Pelczar, M & Chan. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia. Jakarta.
viii + 433 hlm.
Sutedjo,1996. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta : Jakarta.
Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. Erlangga. Jakarta. xx + 349 hlm.
Yuliar. 2008. Skrining Bioantagonistik Bakteri untuk Agen Biokontrol Rhizoctonia
solani dan Kemampuannya dalam Menghasilkan Surfaktin. Jurnal
Biodiversitas/Vol.9/No.2/hal:83-86.

Anda mungkin juga menyukai