PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau
bekerja pada sektor pertanian atau dari produk nasional yang berasal dari
dan bangsa Eropa Barat lainnya datang ke Indonesia dan negara-negara Asia
diminta oleh pasar Eropa barat. Tidak berapa lama kemudian bangsa Belanda
bagi 21 juta keluarga petani, beras merupakan bahan pangan pokok bagi
sekitar 95% penduduk Indonesia, dan sekitar 30% dari total pengeluaran
rumah tangga miskin dialokasikan untuk membeli beras (Suryana dkk, 2001).
diperlukan ukuran minimum, yaitu luas produksi yang optimal. Karena disini
diperlukan kelompok masyarakat yang lebih luas dengan daya beli yang
memadai. Kedua, untuk menekan ongkos produksi dari komponen upah dan
upah dan gaji yang diterima dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan pokok
buruh dan pegawai. Ini bisa dicapai apabila produksi hasil pertanian, terutama
terjangkau oleh daya beli. Ketiga, industri juga membutuhkan bahan mentah
yang berasal dari sektor pertanian, dan karena itu produksi bahan-bahan
industri memberikan basis bagi pertumbuhan industri itu sendiri. Ditinjau dari
tingkat pendapatan yang lebih tinggi itu pula, pemerintah bisa menarik pajak
tanah atau pajak pendapatan yang lebih tinggi (Rahardjo, 1984). Sebagian
kesejahteraannya hidupnya. Salah satu usaha bagi kita yang telah menjadi
ahli dalam pertanian atau yang masih menekuni ilmu pertanian adalah turut
Lokal. Kegiatan P2KP ini dibuat untuk mencapai kondisi konsumsi pangan
yang belum sesuai harapan dan belum optimalnya pangan lokal dalam
dengan status kesehatan dan gizi masyarakat dapat juga dijadikan sebagai
Masih tingginya angka gizi kurang salah satunya disebabkan karena kualitas
kecukupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Hal ini didasarkan pada fakta
bahwa tidak ada tidak ada makanan tunggal apapun yang mengandung
peluang nutrisi tubuh dapat tercukupi(Labadarios, Steyn, dan Nel, 2011). Oleh
hanya pada bahan pangan tertentu. Konsumsi pangan yang beragam dan
konsumsi tidak hanya terfokus pada kelompok pangan tertentu saja, tetapi
Oleh karena itu, konsumsi pangan yang beragam menjadi hal yang penting
menjadi 89,1, namun masih belum memuaskan, dimana skor yang dicapai
belum mencapai skor idealnya yaitu 100. Selain itu skor PPH Kabupaten
Balangan selama kurun waktu 2021-2022 selalu berada di bawah skor PPH
nasional yaitu pada tahun 2021 mencapai skor 95,70 sedangkan tahun 2022
Selain itu, jika ditinjau dari aspek ketahanan wilayahnya, Desa Batu Merah
diteliti.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
tani.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembangunan Ekonomi
a. Suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi secara terus menerus.
panjang
menunjukkan seluruh uang atau hasil material lainnya yang dicapai dari
penggunaan kekayaan atau jasa yang diterima oleh seseorang atau rumah
tangga selama jangka waktu tertentu pada suatu kegiatan ekonomi. Setiap
negara berkembang.
menentukan laba atau rugi suatu usaha. Laba atau rugi diperoleh dengan
ukuran dalam menilai keberhasilan suatu usaha dan juga faktor yang
dalam usahatani dan pemasaran hasil pertanian. Berbagai faktor yang dapat
B. Penganekaragaman Pangan
dan zat gizi lainnya, dalam bentuk bahan mentah maupun pangan olahan
bahan pangan mulai dari aspek produksi, aspek pengolahan, aspek distribusi
1. Umur
2. Pendidikan
3. Pendapatan
kesejahteraan.
D. Penelitian Terdahulu
besar terhadap rendahnya skor PPH. Skor PPH yang rendah dapat
(diatas 1,5 juta perbulan), persentase skor PPH rendah (<60,9) masih
masyarakat.
bahan pangan dari pembeli oleh rumah tangga petani desa tahan dan
rumah tangga petani desa tahan dan rawan pangan. Hasil penelitian
jumlah produksi padi dan jumlah anggota rumah tangga; (2) konsumsi ubi-
oleh faktor jumlah anggota rumah tangga; (3) konsumsi pangan hewani
pada umumnya umur peserta P2L berada pada kelompok usia produktif
dengan tingkat pendidikan tamatan SMA dan jumlah anggota keluarga 3-4
tahun.
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
bersifat indukatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
sampel acak sederhana yaitu bila setiap orang dalam populasi diberi peluang
yang sama untuk terpilih. Metode ini merupakan metode yang cukup mudah
dan biasa digunakan pada populasi yang memuat karakteristik unit yang
1. Data primer
a. Observasi
b. Wawancara
masalahnya yang sudah terstruktur serta adanya izin dari pihak instansi
c. Dokumentasi
berupa tek tertulis (Martono, 2014). Dokumen ini dapat berupa dokumen
2. Data Sekunder
sumber pertama. Dalam hal ini, peneliti berada dalam posisi orang
berupa data mentah hasil dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
Maret 2022. Wilayah yang menjadi fokus penelitian ini adalah Desa Batu
ini untuk mengkaji adanya hubungan antara keragaman konsumsi pangan dan
E. Variabel Penelitian
dibagi menjadi dua, yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat
Adapun variabel bebas yang digunakan yaitu umur, jenis kelamin, dan
Kabupaten Balangan.