Bagaimana hasilnya?
Dari berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan dalam upaya pengembangan pangan
lokal menunjukkan hasil yang menggembirakan. Di Kota Kendari telah terdapat 23
rumah makan yang menyajikan paket sinonggi sebagai menunya, juga di beberapa
hotel memilki paket kuliner sinonggi pada hari-hari tertentu. Di Wakatobi, makanan khas
lokal kasoami menjadi menu pada acara-acara pertemuan yang bertaraf internasional
sekalipun. Demikian pula halnya di beberapa kabupaten lainnya telah memiliki rumah
makan dengan menu pangan khas daerah masing-masing. Hal yang menggembirakan
lainnya adalah kelompok-kelompok binaan telah meghasilkan produk bahan baku
berupa tepung sagu dengan kwalitas yang sangat baik sebagai bahan sinonggi dan mie
sagu. Begitu juga dengan produk tepung ubi kayu dalam bentuk tepung kaopi kering
sebagai bahan baku kasoami. Dengan kemasan dan daya simpan yang lebih lama,
produk olahan baku kedua jenis pangan lokal ini sudah menjadi oleh-oleh bagi tamu
dari luar yang berkunjung ke daerah ini.
Dengan kondisi yang ada apa bisa daerah ini mewujudkan kedaulatan dalam
pangan?
Kita memiliki sumber daya alam yang potensial untuk diusahakan dengan berbagai
komoditas pangan. Kita juga memiliki kearifan budaya lokal yang masih terus
dipertahankan. Kedua hal ini merupakan potensi yang sangat mendukung untuk
dikembangkan dalam memantapkan kemandirian pangan daerah kita. Pada saat yang
sama, Pemda baik provinsi maupun kabupaten senantiasa menjadikan prioritas
berbagai program dan kegiatan peningkatan produksi untuk mendukung terwujudnya
kedaulatan pangan di daerah masing-masing. Oleh karena itu, Saya sangat yakin ke
depan kita pasti bisa mewujudkan kemandirian dan kedaulatan pangan dalam rangka
peningkatan ketahanan pangan daerah Sulawesi Tenggara. (***)