Anda di halaman 1dari 4

I.

LATAR BELAKANG

Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu
kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang digolongkan kedalam kategori
miskin. Dimana sebagian besar desa di Kabupaten Lombok Timur tersebar pada ekosistem
lahan kering, ketahanan pangan rumah tangga petani di wilayah pertanian lahan kering relatif
rawan dan menyebabkan kemiskinan. Berdasarkan data BPS wilayah administratif
Kabupaten Lombok Timur terdiri dari 21 kecamatan, 15 kelurahan, dan 239 desa dengan
jumlah penduduk di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2020 sebesar 1.325,2 ribu. Pada
tahun 2020, dimana sebesar 183.840 orang atau sekitar 15,24 % miskin. Berdasarkan data
tersebut maka fokus pembangunan masih diarahkan pada penanganan masalah kerawanan
pangan, kemiskinan dan stunting yang berada di pedesaan dengan cara meningkatkan
ketahanan pangan.
Sesuai Dengan Peraturan Bupati Lombok Timur Nomor 42 Tahun 2016 Tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas, Fungsi Dan Tata Kerja Dinas Ketahanan
Pangan Kabupaten Lombok Timur dinyatakan bahwa Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten
Lombok Timur mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan dibidang Ketahanan
Pangan.
Masalah pangan dan gizi di Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu masalah
pembangunan yang penting dewasa ini dan selalu berkaitan dengan masalah perbaikan mutu
kehidupan untuk mampu mencapai tujuan pembangunan nasional yaitu taraf kehidupan
masyarakat sejahtera, adil dan makmur.
Salah satu upaya untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas adalah
dengan memperbaiki kualitas konsumsi pangan masyarakat. Konsumsi yang berkualitas
dapat diwujudkan apabila makanan yang dikonsumsi sehari – hari mengandung zat gizi
lengkap sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan jumlah yang berimbang berdasarkan cita
rasa, daya cerna, dan daya beli masyarakat. Pola konsumsi pangan sehat tersebut perlu
disosialisasikan kepada masyarakat untuk menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran
terhadap pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA).
Oleh karena itu, pengetahuan akan pentingnya konsumsi pangan yang Beragam,
Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) perlu diberikan sampai ke tingkat dasar yaitu anak-
anak sekolah mulai dari tingkat SD dan SMP untuk pembuatan kebun B2SA yang ada
disekolah dan juga Darma Wanita. Pemenuhan gizi tanpa dibarengi dengan pengetahuan
yang baik, maka anak-anak cenderung akan membeli makanan secara sembarangan dan
mengkonsumsi makanan yang gizinya tidak seimbang. Ketidakseimbangan yang dimaksud
misalnya mengonsumsi lemak yang tinggi, gula yang tinggi, garam yang tinggi, dan
kurangnya mengkonsumsi makanan yang berserat seperti buah dan sayur. Pemenuhan gizi
sebagai bagian dari cara untuk meraih gaya hidup sehat. Oleh karena itu, edukasi atau
pemahaman menjadi hal yang sangat penting yang dimulai dari anak-anak sekolah.
Selain Beragam, Bergizi, seimbang pangan yang dikonsumsi itu harus Aman.
Keamanan Pangan juga sangat Penting dari terpenuhinya B2SA tersebut. Bagi masyarakat,
makanan yang aman adalah makanan yang bersih, aman, dan tidak menyebabkan penyakit.
Makanan yang tidak aman berdampak pada tingginya kasus keracunan yang disebabkan
karena makanan.
Masalah pangan dan gizi secara langsung berkaitan dengan pola konsumsi makanan
dan pola kesehatan. Peningkatan situasi pangan dan gizi penduduk merupakan suatu rentetan
upaya yang berkaitan yaitu upaya peningkatan ketahanan pangan yang sangat tergantung
pada produksi dan distribusi pangan, upaya peningkaan daya beli, upaya pemberdayaan dan
pengembangan sosial budaya termasuk peningkatan pendidikan yang akan ditingkatkan di
Kabupaten Lombok Timur. Salah satu instrumen yang digunakan untuk menanggulangi
pangan dan gizi adalah SKPG dan Peta FSVA.
Pelaksanaan SKPG perlu dipahami tidak hanya pemantauan situasi pangan dan gizi,
melainkan sebagai isyarat dini/EWS terhadap perubahan situasi pangan dan gizi. Penerapan
SKPG sangat diperlukan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah, dimana terdapat pembagian urusan dalam penanganan
kerawanan pangan antara pemerintah pusat, provinsi dan Kabupaten/kota. Agar pelaksanaan
SKPG tepat Metode, tepat sasaran dan tepat waktu, dipandang perlu untuk menyusun
panduan penyusunan SKPG yang dapat digunakan para pemangku kepentingan dipusat,
provinsi maupun kabupaten/kota.
Kegiatan penguatan sarana prasarana untuk ketersediaan dan stabilitas pangan
merupakan kegiatan penyediaan dalam upaya pencegahan terhadap kerawanan pangan,
penyiapan data informasi rantai pasok dan jaringan distribusi pangan. Untuk menjamin
pasokan dalam penguatan ketersediaan dan stabilisasi pangan yang didukung oleh
penyediaan sarana prasarana oleh pemerintah. Dinas Ketahanan Pangan Lombok Timur
Perlu memanfaatkan sarana dan prasarana berupa Reefer container untuk komoditas daging
unggas dan daging ruminansia, cold storage untuk komoditas cabai dan bawang merah
dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip efisiensi, efektifitas, dan bekerlanjutan
agar dapat menekan harga-harga komoditas tersebut tetap stabil di waktu tertentu.
Terkait dengan upaya-upaya yang telah dijabarkan diatas diperlukan bantuan dari
Badan Pangan Nasional. Guna mewujudkan peran Dinas Ketahanan Pangan yang
berkesinambungan dalam rangka menigkatkan keaneka ragaman produksi, ketersediaan dan
konsumsi pangan, mengembangkan kelembagaan pangan yang menjamin peningkatan
produksi serta konsumsi yang beragam dan menjamin ketersediaan pangan yang bergizi bagi
masyarakat.
II. MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuannya adalah :

1. Memperbaiki kualitas konsumsi pangan masyarakat melalui kegiatan B2SA yang dimulai
dari tingkat SD,SMP dan Darma Wanita
2. Menyediakan informasi secra berkesinambungan serta menyusun rekomendasi kebijakan
pangan dan gizi suatu wilayah melalui kegiatan SKPG dan FSVA
3. Melindungi Masyarakat dari dampak buruk yang diakibatkan oleh konsumsi pangan yang
tidak aman melalui kegiatan PSAT
4. Menjaga harga komoditas-komoditas pangan agar tetap stabil dengan pemanfaatan sarana
dan prasarana berupa alat Reefer Container dan Codl Storage
III. RENCANA ANGGARAN BIAYA

No Uraian Kebutuhan Volume Satuan Harga Satuan Jumlah


1
3
4
4

IV. PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat sebagai acuan dan gambaran tentang kebutuhan
prasarana penunjang kegiatan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur . Besar
harapan kami permohonan ini dapat terwujud.
Kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan
berpartisipasi di masyarakat.

Lombok Timur , November 2022


Dinas Ketahanan Pangan

Kepala, Dinas Ketahanan Pangan Sekertaris, Ketahanan Pangan


Kab. Lombok Timur Kab. Lombok Timur

Ir. H. Haryadi Suranggana Ir. Nurawan Hamdi, SP

NIP. 19960224 199003 1 008

Anda mungkin juga menyukai