Anda di halaman 1dari 5

PERMOHONAN BANTUAN ANGGARAN

UNTUK MENUNJANG PROGRAM DAN


KEGIATAN BIDANG PANGAN
KABUPATEN LOMBOK TIMUR

TAHUN ANGGARAN 2023

DINAS KETAHANAN PANGAN


KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TAHUN 2003
PENGANTAR

Bupati Kabupaten Lombok Timur

I. LATAR BELAKANG

Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan salah


satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang digolongkan kedalam
kategori miskin, dimana sebagian besar desanya tersebar pada ekosistem lahan
kering, kondisi ketahanan pangan rumah tangga petani di wilayah pertanian lahan
kering relatif rawan dan menyebabkan kemiskinan. Berdasarkan data BPS wilayah
administratif Kabupaten Lombok Timur terdiri dari 21 kecamatan, 15 kelurahan, dan
239 desa dengan jumlah penduduk di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2020
sebesar 1.325,2 ribu, dimana sebesar 183.840 jiwa atau sekitar 15,24 % tergolong
miskin. Berdasarkan data tersebut maka fokus pembangunan masih diarahkan pada
penanganan masalah kerawanan pangan, kemiskinan dan stunting yang berada di
pedesaan dengan cara meningkatkan ketahanan pangan.
Sesuai dengan Peraturan Bupati Lombok Timur Nomor 42 Tahun 2016
Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur dinyatakan bahwa Dinas
Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur mempunyai tugas membantu Bupati
dalam melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan
tugas pembantuan dibidang Ketahanan Pangan. Masalah pangan dan gizi di
Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu masalah pembangunan yang
penting dewasa ini dan selalu berkaitan dengan masalah perbaikan mutu kehidupan
untuk mampu mencapai tujuan pembangunan nasional yaitu taraf kehidupan
masyarakat sejahtera, adil dan makmur.
Diketahui untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas adalah
dengan memperbaiki kualitas konsumsi pangan masyarakat. Konsumsi yang
berkualitas dapat diwujudkan apabila makanan yang dikonsumsi sehari–hari
mengandung zat gizi lengkap sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan jumlah yang
berimbang berdasarkan cita rasa, daya cerna, dan daya beli masyarakat. Pola
konsumsi pangan sehat tersebut perlu disosialisasikan kepada masyarakat untuk
menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran terhadap pangan Beragam, Bergizi,
Seimbang dan Aman (B2SA). Pemenuhan gizi tanpa dibarengi dengan pengetahuan
yang baik, maka anak-anak cenderung akan membeli makanan secara
sembarangan dan mengkonsumsi makanan yang gizinya tidak seimbang.
Ketidakseimbangan yang dimaksud misalnya mengonsumsi lemak yang tinggi, gula
yang tinggi, garam yang tinggi, dan kurangnya mengkonsumsi makanan yang
berserat seperti buah dan sayur. Pemenuhan gizi sebagai bagian dari cara untuk
meraih gaya hidup sehat. Oleh karena itu, edukasi atau pemahaman menjadi hal
yang sangat penting yang dimulai dari anak-anak sekolah.
Melalui kegiatan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA)
dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan pentingnya pola
konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman. Sasaran kegiatan
B2SA dimulai dari anak-anak sekolah dari tingkat SD dan SMP, serta Darma Wanita.
Adapun bentuk kegiatan B2SA di sekolah ini adalah berupa pembuatan kebun
B2SA.
Selain Beragam, Bergizi, seimbang pangan yang dikonsumsi itu harus Aman.
Keamanan Pangan juga sangat Penting dari terpenuhinya B2SA tersebut. Bagi
masyarakat, makanan yang aman juga hal yang sangat penting untuk di perhatikan.
Aman yang dimaksud adalah makanan yang bersih, tidak terkontaminasi dari zat
kimia berbahaya dan tidak menyebabkan penyakit. Sasaran untuk keamanan
pangan mulai dari memberikan sertifikasi kepada para petani dan pengusaha PSAT
sebagai jaminan bahwa komoditas yang dibudidayakan atau yang di usahakan dan
beredar dimasyarakat aman untuk dikonsumsi. Selain itu juga perlu dilakukan
sosialisasi kepada masyarakat untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya
manfaat dari sertifikasi Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT).
Selanjutnya bidang pangan di Kabupaten Lombok Timur perlu mengumpulkan
data-data yang terkait 6 indikator yaitu rasio lahan, rasio sarana, rasio penduduk
tidak sejahtera, akses jalan, rasio tanpa air bersih, dan rasio penduduk per tenaga
kesehatan per density, untuk mendukung tersedianya peta FSVA. Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, dimana terdapat pembagian
urusan dalam penanganan kerawanan pangan antara pemerintah pusat, provinsi
dan Kabupaten/kota. Sesuai amanat Undang-Undang di atas maka kabupaten
berkewajiban untuk menangani kerawanan pangan sesuai kewenangannya melalui
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG). Sistem kewaspadaan pangan dan
gizi ini sangat penting dilaksanakan untuk menyediakan informasi secara
berkesinambungan tentang situasi pangan dan gizi wilayah, serta menyusun
rekomendasi kebijakan ketahanan pangan dan gizi yang ada di Kabupaten Lombok
Timur.
Dinas Ketahanan Pangan Lombok Timur melalui program pengelolaan
sumber daya ekonomi untuk kedaulatan dan kemandirian pangan berusaha
menjamin terpenuhinya ketersediaan dan stabilitas pangan dengan melakukan
kegiatan penguatan sarana dan prasarana penyediaan infrastruktur dan seluruh
pendukung kemandirian pangan sesuai kewenangan daerah kabupaten/kota.
Diketahui data jumlah produksi dibeberapa komoditi seperti cabai, bawang merah
serta komoditas daging unggas dan daging ruminansia cenderung meningkat disaat
musim tertentu sementara komoditas ini tidak bisa bertahan lama. Untuk
menanggulangi hal tersebut maka perlu adanya sarana dan prasarana yang dapat
mempertahankan kualitas dan menjamin ketersediaan komoditas tersebut. Sesuai
dengan permasalahan diatas maka perlu adanya sarana dan prasarana berupa
Reefer Container untuk komoditas daging unggas dan daging ruminansia dan Cold
Storage Chiller untuk komoditas cabai dan bawang merah. Alat-alat ini diharapka
dapat dimanfaatkan dengan memperhatikan prinsip-prinsip efisiensi, efektifitas, dan
bekerlanjutan agar dapat menekan harga-harga komoditas tersebut tetap stabil di
waktu tertentu.
Mengingat pentingnya kegiatan-kegiatan yang telah dijabarkan sebelumnya
dan karena keterbatasan dana daerah Kabupaten Lombok Timur maka diperlukan
bantuan dari Badan Pangan Nasional. Untuk mewujudkan keberlanjutan
pembangunan bidang pagan yang menjadi tugas dan tanggung jawab Dinas
Ketahanan Pangan.

II. TUJUAN

Adapun tujuannya adalah :


1. Memperbaiki kualitas konsumsi pangan masyarakat melalui kegiatan B2SA yang
dimulai dari tingkat SD,SMP dan Darma Wanita
2. Menyediakan informasi secara berkesinambungan serta menyusun rekomendasi
kebijakan pangan dan gizi suatu wilayah melalui kegiatan SKPG dan FSVA
3. Melindungi Masyarakat dari dampak buruk yang diakibatkan oleh konsumsi
pangan yang tidak aman melalui kegiatan PSAT
4. Tersedianya sarana dan prasarana berupa alat Reefer Container dan Codl
Storage untuk menjaga kualitas beberapa jenis komoditas.
RENCANA ANGGARAN BIAYA

Harga Satuan
No Uraian Volume Satuan Jumlah (Rp)
(Rp)
1. B2SA
 Kegiatan Kebun B2SA di 21 Paket 25,000,000 1,050,000,000
Sekolah Dasar
 Kegiatan Kebun B2SA di 10 Paket 60.000.000 600.000.000
Darmawanita
 Demo B2SA 21 Paket 20,000,000 840,000,000

2. Sarana Infrastruktur
Lumbung Pangan
 Pengadaan alat 1 Paket 500.000.000
Reefer Container
 Pengadaan alat 1 Paket 500.000.000
Codl Storage

3. SKPG dan FSVA


 Kegiatan SKPG 1 Paket 100.000.000
 Kegiatan FSVA 1 Paket 100.000.000

4. PSAT
 Sosialisasi PSAT 21 Paket 10.000.000 210.000.000
 Sertifikasi PSAT 1 Paket 200.000.000 200.000.000
TOTAL

III. PENUTUP
Demikian proposal ini kami susun sebagai acuan dan gambaran tentang
kebutuhan prasarana penunjang kegiatan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten
Lombok Timur . Besar harapan kami permohonan ini dapat terwujud.
Kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan
berpartisipasi di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai