Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

DINAS SOSIAL
Jalan Jenderal Soeharto No. 73 Telepon/Fax. 833034 Kupang

INTERNAL MEMO
No: 07/IM/Korwil PKH /02/2020

Dari : Koordinator Wilayah PKH NTT


Kepada : Koordinator Kabupaten/Kota
Tembusan Yth: Kepala Dinas Sosial Propinsi NTT
: Sekretaris Dinas Sosial Propinsi NTT
: Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial
Perihal :Optimalisasi bisnis proses PKH dan pemanfaatan bansos dalam
mencegah stunting
Sifat : Penting
Tanggal : 17 Februari 2020

Persoalan stunting menjadi persoalan akut yang dihadapi sebagian masyarakat di


Provinsi Nusa Tenggara Timur secara khusus masyarakat yang dikategorikan miskin dan
tidak berkecukupan. Program Keluarga Harapan merupakan salah satu program yang
berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup penerima PKH khususnya di bidang
Kesehatan. Lewat bantuan sosial, diharapkan para Keluarga Penerima Manfaat bisa
mengubah pola hidup dan perilaku.

Gerakan kolektif untuk mencegah stunting perlu didukung oleh pelbagai pihak dan
pelbagai intervensi. Dengan mengoptimalkan pelaksanaan business process PKH dan
pemanfaatan bansos sesuai peruntukan, maka Program Harapan bisa berkontribusi dalam
mencegah stunting. Ada empat aspek penting yang perlu diperhatikan yaitu

1. Verifikasi Kesehatan
2. Pelaksanaan P2K2
3. Bantuan Sembako
4. Kenaikan Indeks Bantuan untuk Komponen Kesehatan

1
Berkaitan dengan itu, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan ditindaklanjuti
antara lain:

VERIFIKASI KESEHATAN

1. Pastikan semua pendamping melakukan verifikasi kesehatan menggunakan format


dan mekanisme yang berlaku
2. Para pendamping memberikan daftar nama ibu hamil serta umur kehamilan dan balita
serta umur balita ke fasilitas kesehatan (posyandu, puskesmas). Daftar nama ini
dijadikan sebagai daftar hadir, ketika para KPM PKH yang datang memeriksa
kesehatan perlu mengisi daftar hadir.
3. Para pendamping perlu menjelaskan kepada tenaga kesehatan di faskes agar
membantu memantau perkembangan kesehatan dari para ibu hamil dan balita dari
Keluarga PKH sesuai protap kesehatan.
4. Para pendamping perlu memastikan agar para ibu hamil dan balita mendapatkan
layanan kesehatan, dengan mengisi layapan apa saja yang diterima dan tidak diterima
pada setiap kali kunjungan ke fasilitas kesehatan.
5. Para pendamping meminta jadwal kegiatan posyandu di masing-masing wilayah
dampingan, supaya bisa mengatur jadwal untuk mengikuti kegiatan posyandu.
6. Kalau memungkinkan bisa bergabung di group-group WA dengan para tenaga
kesehatan sehingga bisa sharing informasi atau data berkaitan dengan perkembangan
kesehatan para ibu hamil dan balita.
7. Bila ada KPM yang tidak melakukan pemeriksaan di faskes maka perlu
dikoordinasikan dengan puskesmas dan posyandu agar dilakukan kunjungan rumah
bersama.

DATA STUNTING

1. Para pendamping berkoordinasi dengan fasilitas kesehatan untuk mendapatkan data


stunting
2. Data yang sudah diperoleh, kemudian direkap per kategori umur (0-5 tahun).
3. Para pendamping perlu melakukan kunjungan rumah (home visit) ke KPM yang
memiliki anak stunting untuk mengetahui kondisi riil di lapangan.
4. Apabila dalam kunjungan rumah, ditemukan anak KPM yang disinyalir sebagai
stunting baru, maka perlu dikoordinasikan dengan pihak kesehatan untuk
ditindaklanjuti.

2
PELAKSANAAN P2K2 (PERTEMUAN PENINGKATAN KEMAMPUAN
KELUARGA)

1. Pastikan para pendamping sekarang fokus pada penyelesaian Modul Kesehatan dan
Gizi, yang memiliki 3 Sesi Utama yaitu:
 Pentingnya gizi dan layanan kesehatan ibu hamil
 Pentingnya gzi untuk ibu menyusui dan bayi balita
 Kesakitan pada anak dan kesehatan lingkungan.
2. Bila diperlukan, perlu berkoordinasi dengan tenaga kesehatan terutama ahli gizi di
dalam pelaksanaan P2K2 untuk menjelaskan kepada KPM tentang pentingnya gizi
untuk ibu menyusui dan balita.
3. Para pendamping perlu memastikan bahwa para KPM memahami materi yang
diberikan.
4. Perlu ada RTL setiap sesi, dan RTL tersebut harus berkontribusi pada pencapaian
indikator modul-modul sebagaimana dijelaskan pada Internal Memo terdahulu.
5. Para pendamping dan Koordinator Kabupaten/Kota perlu memastikan bahwa semua
RTL dilaksanakan, dengan cara melakukan monitoring kepada KPM.
6. Hasil monitoring korkab/korkot perlu dibuatkan laporan progressnya dan disampaikan
ke dinas sosial kabupaten dan propinsi.

PROGRAM SEMBAKO (BPNT)

1. Pastikan semua SDM PKH sudah membaca dan memahami Pedoman Umum
Sembako 2020.
2. Para pendamping melakukan sosialisasi tentang Program Sembako kepada para KPM
dampingan dan skateholder terkait seperti kepala desa/lurah, tokoh masyarakat.
3. Fokus dari sosialisasi ini meliputi beberapa aspek berikut:
a. BESARAN MANFAAT Program Sembako adalah 150.000/KPM/bulan.
b. BAHAN PANGAN yang dapat dibeli oleh KPM di E-Waroeng adalah:
i. Sumber karbohidrat: beras atau bahan pangan lokal seperti jagung
pililan dan sagu
ii. Sumber Protein Hewani: telur, daging sapi, ayam, ikan
iii. Sumber Protein Nabati: kacang-kacangan termasuk tempe dan tahu.
iv. Sumber Vitamin dan mineral: sayur mayor, dan buah-buahan.

3
4. “Pemilihan komoditas bahan pangan dalam program sembako bertujuan untuk
menjaga KECUKUPAN GIZI KPM”
5. “Pencegahan STUNTING melalui program sembako dilakukan dengan pemanfaatan
bahan pangan oleh KPM untuk pemenuhan gizi di masa 1000 hari pertama kehidupan
(HPK), yang dimulai sejak ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 6 – 23 bulan. Bagi
anak usia 6-23 bulan, bahan pangan dari program sembako diolah menjadi Makanan
Pendamping Asi (MP-ASI)”
6. “Bantuan Program Sembako TIDAK BOLEH digunakan untuk pembelian: minyak,
tepung terigu, gula pasir, MP-ASI Pabrikan, makanan kaleng, mie instan dan bahan
pangan lainnya yang tidak termasuk butir i-iv di atas.”
7. “Bantuan juga TIDAK BOLEH digunakan untuk Pembelian Pulsa dan Rokok”
8. “Program Sembako mengakomodir ketersediaan pangan lokal”.
9. Pastikan agen-agen E-Waroeng yang melakukan penyaluran program Sembako juga
memahami besaran manfaat dan Bahan Pangan yang dibeli oleh KPM harus sesuai
dengan apa yang tertera dalam pedoman (berkoordinasi dengan Pihak BRI/BNI).
10. Korkab dan pendamping melakukan monitoring terhadap agen, apabila ditemukan ada
penyimpangan, maka bisa dikoordinasikan dengan dinas sosial dan pihak bank (BRI)
untuk ditindaklanjuti.

KENAIKAN INDEX BANTUAN KOMPONEN KESEHATAN 2020

Sesuai SK Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial nomor 02/3/BS.02.01/01/2020


tentang index dan Faktor Penimbang Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan tahun 2020,
maka maka disampaikan bahwa:
1. Bahwa kenaikan bantuan sosial PKH tahun 2020 hanya berlaku untuk komponen
kesehatan (Ibu Hamil dan Anak Usia 0 sampai dengan 6 tahun) yakni dari 2.400.000
menjadi 3.000.000 dengan tujuan untuk pemenuhan kecukupan asupan gizi bagi ibu
hamil dan balita sehingga bisa mencegah terjadinya stunting.
2. Para pendamping, perlu melakukan sosialisasi tentang besarnya bantuan dan
pemanfaatannya kepada para pengurus KPM dan suami/istri, sehingga tidak
disalahgunakan.
3. Para pendamping perlu berkoordinasi dengan pihak kesehatan untuk menyusun atau
mendapatkan MENU STANDAR BERGIZI bagi para ibu hamil dan balita yang
mempertimbangkan komposisi kecukupan gizi, dengan menggunakan bantuan
sembako, bantuan komponen kesehatan serta sumber daya lokal (kelor, dll).

4
Demikian Internal Memo ini dibuat, untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Koordinator Wilayah

1. Polikarpus Meo Teku

2. Jefri Adigraha Umbu Retang

Anda mungkin juga menyukai