DINAS SOSIAL
Jalan Jenderal Soeharto No. 73 Telepon/Fax. 833034 Kupang
INTERNAL MEMO
No: 07/IM/Korwil PKH /02/2020
Gerakan kolektif untuk mencegah stunting perlu didukung oleh pelbagai pihak dan
pelbagai intervensi. Dengan mengoptimalkan pelaksanaan business process PKH dan
pemanfaatan bansos sesuai peruntukan, maka Program Harapan bisa berkontribusi dalam
mencegah stunting. Ada empat aspek penting yang perlu diperhatikan yaitu
1. Verifikasi Kesehatan
2. Pelaksanaan P2K2
3. Bantuan Sembako
4. Kenaikan Indeks Bantuan untuk Komponen Kesehatan
1
Berkaitan dengan itu, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan ditindaklanjuti
antara lain:
VERIFIKASI KESEHATAN
DATA STUNTING
2
PELAKSANAAN P2K2 (PERTEMUAN PENINGKATAN KEMAMPUAN
KELUARGA)
1. Pastikan para pendamping sekarang fokus pada penyelesaian Modul Kesehatan dan
Gizi, yang memiliki 3 Sesi Utama yaitu:
Pentingnya gizi dan layanan kesehatan ibu hamil
Pentingnya gzi untuk ibu menyusui dan bayi balita
Kesakitan pada anak dan kesehatan lingkungan.
2. Bila diperlukan, perlu berkoordinasi dengan tenaga kesehatan terutama ahli gizi di
dalam pelaksanaan P2K2 untuk menjelaskan kepada KPM tentang pentingnya gizi
untuk ibu menyusui dan balita.
3. Para pendamping perlu memastikan bahwa para KPM memahami materi yang
diberikan.
4. Perlu ada RTL setiap sesi, dan RTL tersebut harus berkontribusi pada pencapaian
indikator modul-modul sebagaimana dijelaskan pada Internal Memo terdahulu.
5. Para pendamping dan Koordinator Kabupaten/Kota perlu memastikan bahwa semua
RTL dilaksanakan, dengan cara melakukan monitoring kepada KPM.
6. Hasil monitoring korkab/korkot perlu dibuatkan laporan progressnya dan disampaikan
ke dinas sosial kabupaten dan propinsi.
1. Pastikan semua SDM PKH sudah membaca dan memahami Pedoman Umum
Sembako 2020.
2. Para pendamping melakukan sosialisasi tentang Program Sembako kepada para KPM
dampingan dan skateholder terkait seperti kepala desa/lurah, tokoh masyarakat.
3. Fokus dari sosialisasi ini meliputi beberapa aspek berikut:
a. BESARAN MANFAAT Program Sembako adalah 150.000/KPM/bulan.
b. BAHAN PANGAN yang dapat dibeli oleh KPM di E-Waroeng adalah:
i. Sumber karbohidrat: beras atau bahan pangan lokal seperti jagung
pililan dan sagu
ii. Sumber Protein Hewani: telur, daging sapi, ayam, ikan
iii. Sumber Protein Nabati: kacang-kacangan termasuk tempe dan tahu.
iv. Sumber Vitamin dan mineral: sayur mayor, dan buah-buahan.
3
4. “Pemilihan komoditas bahan pangan dalam program sembako bertujuan untuk
menjaga KECUKUPAN GIZI KPM”
5. “Pencegahan STUNTING melalui program sembako dilakukan dengan pemanfaatan
bahan pangan oleh KPM untuk pemenuhan gizi di masa 1000 hari pertama kehidupan
(HPK), yang dimulai sejak ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 6 – 23 bulan. Bagi
anak usia 6-23 bulan, bahan pangan dari program sembako diolah menjadi Makanan
Pendamping Asi (MP-ASI)”
6. “Bantuan Program Sembako TIDAK BOLEH digunakan untuk pembelian: minyak,
tepung terigu, gula pasir, MP-ASI Pabrikan, makanan kaleng, mie instan dan bahan
pangan lainnya yang tidak termasuk butir i-iv di atas.”
7. “Bantuan juga TIDAK BOLEH digunakan untuk Pembelian Pulsa dan Rokok”
8. “Program Sembako mengakomodir ketersediaan pangan lokal”.
9. Pastikan agen-agen E-Waroeng yang melakukan penyaluran program Sembako juga
memahami besaran manfaat dan Bahan Pangan yang dibeli oleh KPM harus sesuai
dengan apa yang tertera dalam pedoman (berkoordinasi dengan Pihak BRI/BNI).
10. Korkab dan pendamping melakukan monitoring terhadap agen, apabila ditemukan ada
penyimpangan, maka bisa dikoordinasikan dengan dinas sosial dan pihak bank (BRI)
untuk ditindaklanjuti.
4
Demikian Internal Memo ini dibuat, untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Koordinator Wilayah