Anda di halaman 1dari 3

PROMOSI ASI EKSKLUSIF DAN

MP ASI
No.Dokumen : 440/ /412.43.16
/KAK.IV/2016
No. Revisi : 00
KAK Tanggal Terbit : 2 Mei 2016
Halaman : 1/3

PEMERINTAH KABUPATEN
BOJONEGORO
DINAS KESEHATAN
dr. VERA AGUSTINA
UPTD PUSKESMAS KANOR
KECAMATAN KANOR
NIP. 197908172010012003

KERANGKA ACUAN
PROMOSI ASI EKSKLUSIF DAN MP ASI
I. PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Upaya perbaikan gizi
melalui penerapan pemberian ASI Eksklusif telah diamanatkan dalam UU No.36
tahun 2009 pasal 128 dan 129 bahwa bayi berhak mendapatkan ASI Eksklusif dan
peraturan pemerintah RI No.33 tahun 2012 Bab II pasal 3,4, dan 5 menyebutkan
bahwa pemerintah, pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kab/Kota
bertanggungjawab dalam program pemberian ASI Eksklusif. Selanjutnya pada Bab III
pasal 6 menyebutkan bahwa setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI
Eksklisif pada bayi yang dilahirkan.
Adanya PP No. 33/2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif membuat semua
pihak harus mendukung ibu menyusui. Tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan
wajib melakukan IMD, menempatkan ibu dan bayi dalam satu ruang rawat. Selain itu
keharusan penyediaan ruang menyusui ditempat kerja dan fasilitas umum serta
pembatasan promosi susu formula.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014
menetapkan 4 sasaran pembangunan kesehatan, tiga diantaranya terkait dengan
pemberian ASI Eksklusif yaitu : 1. Menurunkan Angka kematian bayi menjadi 24 per
1000 kelahiran hidup, 2. Menurunkan angka kematian Ibu menjadi 228 per 100 ribu
kelahiran hidup, 3. Menurunkan prevalensi Gizi Kurang menjadi 15% dan balita
pendek menjadi 32%.
Untuk keberhasilan program ASI Eksklusif keberhasilan ibu untuk menyusui
diperlukan dukungan dari semua pihak baik suami, keluarga, masyarakat, lingkungan
kerja dan sistem pelayanan kesehatan. Merupakan hak anak untuk disusui dan hak
ibu untuk menyusui anaknya. Oleh karena itu pemberian dukungan terhadap ibu
yang menyusui merupakan factor penting bagi keberhasilan menyusui eksklusif
sampai 6 bulan dan menyusui dilanjutkan hingga 2 tahun.
Untuk mendukung pencapaian target MDGs 2014 bidang kesehatan yang
sejalan dengan pencapaian sasaran RPJMN 2014 bidang kesehatan dan upaya
pencapaian indicator cakupan ASI Eksklusif 80% dalam Rencana Aksi Pembinaan
Gizi sampai tahun2 014 maka perlu dilakukan strategi operasional ditingkat pusat
dan daerah secara berkesinambungan. Fakta dilapangan menunjukkan bahwa
terdapat Program Kemitraan Eksklusif yang melibatkan fasilitas pelayanan
kesehatan dan tenaga kesehatan dengan produsen /distributor susu formula.
Program kemitraan ini akan berdampak dan menghambat Program Pemberian ASI
Eksklusif. Tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian ASI, dukungan suami dan
keluarga serta dukungan tenaga kesehatan merupakan factor yang berhubungan
dengan berhasil tidaknya keberhasilan menyusui secara eksklusif.
Untuk menyelenggarakan promosi ASI Eksklusif perlu dilakukan Komunikasi
Informasi Edukasi berupa konsultasi ASI dan Laktasi bisa dilakukan
diposyandu,maupun ditempat pelayanan kesehatan.

II. LATAR BELAKANG


Asi adalah merupakan makanan pokok pada bayi sejak lahir sampai usia 6
bln. Karena masih rendahnya tingkat pengetahuan di masyarakat tentang asi dan
manfaatnya maka perlu adannya sosialisasi atau konseling tentang asi di
masyarakat. Di samping untuk meningkatakan cakupan pemberian asi eksklusif pada
bayi usia 0 bln – 6 bln.

III. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan ibu menyusui/ibu nifas tentang pentingnya menyusui
secara eksklusif.
b. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan jumlah cakupan ASI Eksklusif
2. Mengajari ibu nifas cara menyusui yang benar

IV. KEGIATAN
Kegiatan konseling asi eksklusif dilakukan oleh tenga kesehatan / tenaga
gizi puskesmas kepada ibu hamil. Ibu nifas, tokoh masyarakat, nenek yang juga
berperan dalam pengasuh bayi.Kegiatan bisa dilaksanakan pada waktu posyandu,
kelas ibu , pkk atau pada pertemuan2 lain di desa

V. CARAMELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Penanggung jawab program dan pelaksana kegiatan menentukan sasaran di
setiap Desa
2. Penanggung jawab program dan pelaksana kegiatan menentukan waktu dan
tempat pelaksanaan kegiatan konseling
3. Penanggung jawab program dan pelaksana kegiatan menyiapkan materi dan
media konseling yang akan digunakan.
4. Penanggung jawab program dan pelaksana kegiatan melakukan pembinaan
kepada tenaga kesehatan lain atau kader yang di tunjuk untuk melakukan tugas
konseling ASI.
5. Memberikan konseling kepada sasaran sesuai permasalahan individual dengan
materi konseling antara lain
 Makanan sehat selama hamil
 IMD
 ASI Eksklusif
 Makanan MP-ASI kepada bayi mulai usia 6 bulan
 Makanan sehat ibu menyusui
6. Membuat evaluasi hasil kegiatan konseling diwilayah kerja puskesmas.

VI. SASARAN
Ibu nifas dan ibu menyusui. Tokoh masyarakat, kelas kakek nenek

VII. JADWAL PELAKSANAAN


Pelaksanaan konseling asi dapat dilakukan pada waktu kegiatan posyandu,
kelas ibu hamil, kelas kakek nenek, pertemuan pkk dll

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN- KEGIATAN DAN PELAPORAN


Pelaksanaan kegiatan konseling asi dilaksanakan oleh tenaga kesehat
An atau petugas gizi yang mana hasil kegiatan dicatat dan dilaporkan ke pus
Kesmas untuk selanjutnya dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten

IX. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Hasil laporan pencatatan kegiatan konseling asi/ penyuluhan asi dilaporkan
ke puskesmas kemudian dilaporkan ke kabupaten. Kegiatan dikatakan berhasil bila
85 % bayi dengan asi eksklusif

Anda mungkin juga menyukai