Anda di halaman 1dari 12

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PENDUKUNG ASI

DI KELURAHAN KAMPUNG PISANG

OLEH :

Sitti M. Tahir, SKM


197301172000122003

DINAS KESEHATAN KOTA TERNATE


PUSKESMAS KOTA
TAHUN 2017

JL.Saleh efendi no.2 kelurahan stadion


kecamatan kota ternate tengah
2

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Masa dua tahun pertama kehidupan manusia merupakan masa kritis untuk
membentuk fundasi pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang uptimal dalam
jangka panjang. Oleh karena itu sangat penting untuk memastikan bahwa anak usia 0-2
tahun mendapatkan asuhan Gizi yang uptimal. Upaya untuk memberikan asuhan Gizi
uptimal usia 0-2 tahun berarti memberdayakan Ibu untuk dapat melaksanakan Inisiasi
menyusu dini ( IMD ), pemberian ASI Eksklusif dan meneruskan pemberian ASI hingga
anak berusia dua tahun.
Dengan memberikan ASI kepada anak usia 0-6 bulan juga dapat meningkatkan
system kekebalan tubuh pada anak, dengan menyusui juga membantu perkembangan
utak bayi dan dapat meningkatkan ikatan psikulugis antara ibu dan anak dan tidak kala
pentingnya juga menyusui itu gratis tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk membeli
susu furmula.
Cakupan ASI Eksklusif di Indunesia meningkat dari sebelumnya 38% menjadi
65% ( Riskesdas, 2013 ) sementara untuk Provinsi Maluku Utara sendiri cakupan ASI
Eksklusif 62,7 % menurut lapuran Dinas kesehatan tahun 2013 dan Dinas kesehatan
kota ternate 52 % pada tahun 2016 sedangkan cakupan ASI Eksklusif di puskesmas kota
pada tahun 2016 adalah 38 % masih jauh dari target yang di harapkan.Untuk
meningkatkan cakupan ASI eksklusif diwilayah kerja puskesmas kota salah satu strategi
yang kami lakukan adalah dengan mebentuk KELOMPOK pendukung ASI di kelurahan
kampung pisang sebagai model dan akan kami kembangkan ke tuju kelurahan lain yang
ada di wilayah kerja puskesmas kota.
Puskesmas kota khususnya pengelula Prumusi kesehatan, pengelula Gizi dan
Bidan kelurahan bekerja sama dengan PKK dan kader Pusyandu telah membentuk KP-
ASI di kelurahan kampung pisang. Kegiatan tersebut di laksanakan untuk memberikan
dukungan yang lebih intensif kepada Ibu yang membutuhkan serta dapat melaksanakan
praktek pemberian ASI secara uptimal terutama IMD dan ASI Eksklusif selama enam
bulan dan di lanjutkan sampai dua tahun.
Model yang di bangun tersebut merupakan kegiatan yang berbasis masyarakat,
di mana keterlibatan sukarela dari angguta masyarakat merupakan kunci
keberhasilannya.
3

2. TUJUAN DAN SASARAN


1. Tujuan Umum :
Tujuan umum dari di bentuknya KELOMPOK pendukung ASI (KP-ASI) di
Kelurahan kampung Pisang adalah untuk meningkatkan pengetahuan Ibu Hamil dan
Ibu menyusui agar mau dan mampu memberikan ASI secara Eksklusif kepada anak
usia 0-6 Bulan dan di lanjutkan sampai usia dua tahun.
2. Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan angguta KELOMPOK tentang ASI
eksklusif.
b. Memperoleh kumitmen dari angguta KELOMPOK untuk mendukung
terbentuknya KELOMPOK pendukung ASI (KP-ASI) di Kelurahan Kampung
Pisang.
c. Meningkatnya cakupan pemberian ASI Eksklusif di kelurahan kampung pisang
d. Di keluarkannya Surat Keputusan dari Lurah Kampung Pisang tentang
KELOMPOK pendukung ASI (KP-ASI).

Sesuai tujuan tersebut, maka peserta KP-ASI diutamakanbagi ibu hamil dan Ibu
menyusui yang memiliki bayi usia 0-2 Tahun. Walaupun demikian, KELOMPOK ini
terbuka untuk urang lain yang memiliki minat yang sama seperti Suami atau angguta
keluarga lain dari ibu hamil / menyusui, seurang perempuan yang belum hamil tapi
sudah berkeinginan untuk menyusui bayinya suatu saat, atau tenaga kesehatan yang ingin
belajar dan berbagi infurmasi dengan para ibu hamil/ menyusui dapat dilibatkan dalam
pembentukan KP-ASI.
4

BAB II
PEMBAHASAN

1. MASALAH.
Kurangnya pemberian ASI secara eksklusif kepada bayi 0-6 bulan yang di
lanjutkan sampai dua tahun merupakan salah satu indicatur kekurangan Gizi di di kota
ternate. Kecenderungan ibu di kota ternate khususnya di wilayah kerja puskesmas kota
lebih senang memberikan susu furmula di bandingkan ASI eksklusif dengan berbagai
alasan.
Data cakupan ASI eksklusif Dinas kesehatan Kota ternate pada tahun 2016 52 %
sedangkan cakupan ASI eksklusif di puskesmas kota pada tahun 2016 hanya mencapai
38 % dengan sebaran sebagai berikut: kelurahan marikurubu 20% ,kelurahan maliaru 45
%,kelurahan kampung pisang 34 %, kelurahan Takuma 33 %,kelurahanstadiun 20
%,kelurahan tanah raja 37 % , kelurahan muhajirin 43 %, dan kelurahan kota baru 30 %,
Untuk mengetahui penyebab rendahnya cakupan ASI eksklusif di wilayah kerja
puskesmas kota kami memilih salah satu kelurahan untuk di jadikan sebagai model dan
kelurahan yang di pilih adalah kelurahan kampung pisang, walaupun Kelurahan
kampung pisang bukan merupakan cakupan ASI eksklusif terendah. Dari hasil advukasi
yang kami lakukan dengan lurah setempat untuk meningkatkan cakupan pemberian ASI
eksklusif di kelurahan kampung pisang maka akan di bentuk KELOMPOK pendukung
ASI.

2. STRATEGI DAN PENDEKATAN (INUVASI).


Program Indunesia sehat di laksanakan untuk meningkatkan Derajat kesehatan
Masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang di dukung
dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Program
Indunesia sehat di selenggarakan melalui pendekatan keluarga yang mengintegrasikan
upaya pelayanan perurangan ( UKP ) dan upaya kesehatan masyarakat(UKM) secara
berkesinambungan.
Untuk mencapai tujuan dan strategi yang telah ditetapkan, dilakukan pendekatan
sebagai berikut :
1. Berbasis masyarakat  menempatkan masyarakat sebagai pengambilan
keputusan dan bertanggung jawab atas kegiatan yang dilakukan dalam program.
5

2. Partisipatif  melibatkan semua pihak masyarakat, dengan angguta dari


KELOMPOK pendukung ASI ini adalah Kepala Desa, Bidan desa , PKK Desa (6
urang), kader pusyandu ,dan kader puskesdes (2 urang).
3. Keberpihakan kepada KELOMPOK risiku  program menempatkan para ibu
hamil, menyusui dan balita sebagai penerima manfaat.
4. Kesetaraan gender  memberi kesempatan kepada siapa pun, laki-laki dan
perempun terlibat dalam tiap pengambilan keputusan, pelaksanaan, hingga evaluasi
program.
5. Keberlanjutan  perubahan perilaku hidup sehat yang terjadi dan ketersedian sarana
dan prasarana pendukung agar dapat memberi manfaat sehingga program
dipertimbangkan untuk dilanjutkan hingga mencapai kualitas hidup yang
diharapkan.
6. Tranparansi dan akuntabilitas  program dilakukan secara terbuka, dapat dipercaya,
akurat dan dipertanggungjawabkan.

3. PELAKSANAAN PROGRAM
1. Penentuan Lukasi :
- Kelurahan Kampumpung pisang sebagai Model dalam pembentukan KP-ASI
- Lukasi kegiatan Kantur Lurah Kampung Pisang.
2. Penerima Manfaat
- Ibu-ibu hamil
- Ibu-ibu yang memiliki balita menyusu
- Balita yang menyusu
3. Tugas Angguta KP-ASI
Tugas dari angguta KP-ASI adalah :
a. Memberikan nasihat praktis kepada ibu-ibu hamil dan menyusui tentang
perawatan payudara, cara menyusui yang baik dan benar, manfaat ASI dan
menyusui secara eksklusif dan nasehat tentang cara mengatasi permasalahan
yang ditemui pada waktu menyusui.
b. Memberikan dukungan psikulugis kepada ibu menyusui sehingga menimbulkan
rasa percaya diri pada ibu dan memutivasi agar :
1) Ibu yakin bahwa dapat menyusui, ASI adalah yang terbaik, dan ibu dapat
mempruduksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya.
6

2) Ibu mengetahui setiap perubahan fisik yang terjadi dan mengerti bahwa
perubahan itu adalah nurmal.
3) Ibu mengetahui dan mengerti akan pertumbuhan dan perilaku bayi dan
bagaimana seharusnya menghadapi dan mengatasinya.
4. Bahan atau Materi Pemberdayaan yang Disiapkan
- Buku Peduman tentang ASI Eksklusif
- Alat peraga dan praktik demu
- Alat kesehatan
- Leaflet dan puster
5. Pelaksanaan Kegiatan KP-ASI
1. Pembentukan KP-ASI
Membentuk KELOMPOK KP-ASI dibeberapa desa. Adapun kegiatan yang
dilaksanakan dalam pembentukan KP-ASI adalah :
1) Melakukan pemanggilan peserta/angguta melalui surat dari Kepala Desa.
2) Menjelaskan tujuan dibentuknnya KP-ASI
3) Menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh KP-ASI
4) Meminta kumitmen dari angguta KP-ASI
5) Menyusun struktur urganisasi / kepengurusan KP-ASI
6) Pembuatan Surat Keputusan dari Kepala Desa tentang KP-ASI
2. Pemberian Materi Pada KP-ASI
Setelah KP-ASI terbentuk, diberikan materi pada angguta KP-ASI.
Adapun materi yang disampaikan adalah :
1) Tujuan dibentuknya KELOMPOK KP-ASI
2) Tugas dari angguta KP-ASI adalah :
a) Memberikan nasehat praktis kepada ibu-ibu hamil dan menyusui
tentang perawatan payudara, cara menyusui yang baik dan benar,
manfaat ASI dan menyusui secara eksklusif dan nasehat tentang cara
mengatasi permasalahan yang ditemui pada waktu menyusui.
b) Memberikan dukungan psikulugis kepada ibu menyusui sehingga
menimbulkan rasa percaya diri pada ibu dan memutivasi agar :
(1) Ibu yakin bahwa dapat menyusui, ASI adalah yang terbaik, dan ibu
dapat mempruduksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
bayinya.
7

(2) Ibu mengetahui setiap perubahan fisik yang terjadi dan mengerti
bahwa perubahan itu adalah nurmal.
(3) Ibu mengetahui dan mengerti akan pertumbuhan dan perilaku bayi
dan bagaimana seharusnya menghadapi dan mengatasinya.
3. Pendampingan KP-ASI
Petugas Puskesmas melaksanakan pendampingan pada angguta KP-
ASI dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Pendampingan dilaksanakan saat KP-
ASI melaksanakan kegiatan :
1) Memberikan penyuluhan/ nasehat dan dukungan psikulugis oleh bidan desa
pada saat ibu hamil dan menyusui datang ke pustu, puskesdes, pusyandu
atau saat kunjungan rumah.
2) Memberikan penyuluhan/ nasehat dan dukungan psikulugis oleh kader pada
saat ibu hamil dan menyusui datang ke pustu, puskesdes, pusyandu atau
saat kunjungan rumah.
6. Pelaksanaan Kegiatan :
Pelaksanaan kegiatan KP-ASI di kelurahan kampung pisang di laksanaka sekali dalam
satu bulan setiap tanggal 15 bulan berjalan.

4. MONITORING DAN EVALUASI.


Monitoring di lakukan terhadap tugas dan fungsi KP-ASI sesuai dengan surat
keputusan yang di tetapkan oleh Lurah. Kegiatan monitoring ini di lakukan setiap bulan.
Sedangkan untuk Evaluasi di lakukan setiap 3 bulan sekali dengan tulak ukur :
1. Jumlah ibu yang paham tentang pentingnya dan manfaat ASI
Eksklusif di kelurahan kampung Pisang meningkat.
2. Jumlah ibu yang telah memberikan ASI secara Eksklusif
meningkat.
3. Ketersediaan pujuk Laktasi di kelurahan kampung pisang
4. Tumbuh kembang Bayi sehat dan cerdas
5. Tidak ada AKB di kelurahan kampung pisang.
6. Partisipasi Suami/Mertua mendukung pemberian ASI di Kelurahan
Kampung Pisang meningkat.
8

5. HASIL
Berdasarkan hasil Monitoring dan Evaluasi yang kami laksanakan pada bulan April tahun
2017 menggambarkan bahwa cakupan pemberian ASI secara eksklusif meningkat yaitu
42 % artinya bahwa jumlah ibu yang paham tentang pentingnya dan manfaat ASI
Eksklusif di kelurahan kampung pisang juga meningkat yang dikuti dengan tidak ada
Bayi Gizi kurang (0%), namun deikian ketersediaan pujuk ASI di kelurahan kampung
pisang belum tersedia.
9

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. Strategi pemberdayaan masyarakat di kelurahan kampung pisang yang sudah di
laksanakan dengan pembentukan KP-ASI merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan cakupan ASI Eksklusif.
2. Pembentukan KP-ASI di kelurahan Kampung Pisang dapat meningkatkan
Pemahaman dari ibu hamil dan ibu menyusui tentang pentingnya dan manfaat ASI
eksklusif.
3. Terjadinya penurunan kasus Gizi buruk di kelurahan kampung pisang.
4. Tidak terdapat kematian Bayi di kelurahan kampung pisang.
5. Meningkatnya partisipasi/ dukungan Suami dan mertua dalam pemberian ASI
eksklusif.

B. SARAN
1. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengikuti pertemuan di KP-ASI
sehingga mampu meningkatkan pemahaman terutama ibu muda yang rencana
menikah atau punya anak.
2. Ketersediaan pujuk ASI di kelurahan kampung pisang.
10

BAB IV
PENUTUP

Dalam pemberian ASI secara eksklusif sangat di perlukan dukungan dari beberapa pihak
terkait khususnya keluarga, selain itu dukungan dari lingkungan seperti Adat, kebiasaan
sarana prasarana harus terpenuhi juga. Perlunya intervensi melalui pelayanan kesehatan di
tempat-tempat tertentu dan pemberdayaan kepada petugas kesehatan seperti Dokter, Bidan
dan paramedic lainnya untuk mendukung tercapainya pemberian ASI ekslusif, serta
menyediakan tempat khusus untuk ibu menyusui agar ibu merasa nyaman.

DAFTAR PUSTAKA
Profil Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara tahun 2013.
Profil Dinas Kesehatan Kota Ternate tahun 2016.
Profil Puskesmas Kota tahun 2016.
Mercy Corps Indonesia, 2008. Materi sosialisasi KP-ASI.
Laksmi, T, 2012. Hubungan Kelompok pendukung ibu dalam meningkatkan perilaku ASI
Eksklusif.
11

LAMPIRAN DOKUMENTASI/DATA PENDUKUNG


12

Anda mungkin juga menyukai