Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN DIAGNOSIS KOMUNITAS

TERBENTUKNYA KEMMAS (KESADARAN MASYARAKAT


MENCEGAH STUNTING) DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING
DI DESA GEBANG KULON WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEBANG

Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Persyaratan


Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kedokteran
Keluarga dan Komunitas

Disusun Oleh :

Firman Faizal 114170024

Syifak Fauziyah 114170072

Youffa Hanna Elt Misykah 114170078

Pembimbing :

dr. H. Iskandar

dr. Meksimilyan

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA DAN KOMUNITAS


PUSKESMAS GEBANG KABUPATEN CIREBON
FAKULTAS KEDOKTERAN UGJ
2020

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN DIAGNOSIS KOMUNITAS

TERBENTUKNYA KEMMAS (KESADARAN MASYARAKAT


MENCEGAH STUNTING) DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING
DI DESA GEBANG KULON WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEBANG

Telah disetujui dan akan dipresentasikan

Pada tanggal : September 2020

Disusun oleh:

Firman Faizal 114170024

Syifak Fauziyah 114170072

Youffa Hanna Elt Misykah 114170078

Cirebon, September 2020

Pembimbing I Pembimbing II

dr. H. Iskandar dr. Meksimilyan

NIP. 197207022006041006 NIP. 196802102006041010

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan diagnosis komunitas
ini. Penulisan laporan diagnosis komunitas ini dilakukan untuk memenuhi laporan
kegiatan kepaniteraan bagian Ilmu Kedokteran Keluarga dan Komunitas yang
dilakukan di Puskesmas Gebang Kabupaten Cirebon yang telah di tunjuk. Kami
menyadari sangatlah sulit bagi kami untuk menyelesaikan usulan kegiatan ini
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sejak awal penyusunan usulan
kegiatan ini sampai terselesaikannya usulan kegiatan ini. Bersama ini kami
sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. dr. Catur Setiya Sulistiyana, M.Med.Ed. selaku Dekan Fakultas Kedokteran


Universitas Gunung Jati Cirebon yang telah memberikan sarana dan prasarana
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan
lancar.
2. Hj. Eni Suhaeni SKM M.Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Cirebon beserta jajarannya yang telah memberikan sarana dan prasarana
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
3. dr. H. Iskandar selaku kepala puskesmas Gebang dan pembimbing yang telah
membimbing kami dalam penyusunan usulan kegiatan ini.
4. dr. Meksimilyan selaku pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga
dan pikiran untuk membimbing kami dalam penyusunan usulan kegiatan ini.
5. Ibu Asmanah selaku bagian gizi yang telah menyediakan waktu, tenaga dan
pikiran dalam pembuatan kegiatan ini.
6. Bidan, Perawat dan seluruh karyawan Puskesmas Plered, yang telah
memberikan kami banyak kesempatan dan pengalaman berharga
7. Orang tua beserta keluarga kami yang senantiasa memberikan dukungan moral
dan material.

iii
8. Serta pihak lain yang tidak mungkin kami sebutkan satu-persatu atas
bantuannya serta langsung maupun tidak langsung sehingga laporan ini dapat
terselesaikan dengan baik.

Semoga laporan diagnosis komunitas ini bermanfaat untuk memberikan


konstribusi kepada pihak puskesmas dan mahasiswa fakultas kedokteran
sebagai bekal kedepannya. Dan tentunya laporan diagnosis komunitas ini
masih sangat jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada pembimbing dan pembaca
agar memberikan masukannya demi perbaikan penyusunan laporan manajemen
puskesmas untuk kedepannya.

Akhir kata Tuhan Yang Maha Esa dapat berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Cirebon, September 2020

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................................... iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2 Permasalahan................................................................................................... 4
1.3 Tujuan.............................................................................................................. 4
1.4 Manfaat............................................................................................................ 5

BAB II GAMBARAN UMUM PUSKESMAS......................................................... 7


2.1 Tinjauan Pustaka............................................................................................. 7
2.2 Profil Puskesmas............................................................................................. 23
2.2.1 Dasar Hukum, Visi dan Misi................................................................. 24
2.2.2 Data Geografi........................................................................................ 25
2.2.3 Data Demografi..................................................................................... 28
2.3 Program Kegiatan............................................................................................ 33
2.4 Penilaian cakupan Pelayanan Upaya kesehatan wajib dan pengembangan
40

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................... 46


3.1 Alternatif pemecahan masalah........................................................................ 46
3.1.1 Perencanaan Pemecahan Masalah yang dipilih (P1)............................. 46
Analisis Situasi Masalah....................................................................... 46
Identifikasi Masalah.............................................................................. 46
Prioritas Masalah................................................................................... 49
Analisis Penyebab Masalah................................................................... 50
3.1.2 Penggerakan dan pelaksanaan Program Pemecahan Masalah(P2)........ 51
3.1.3 Pengawasan, pengendalian dan Evaluasi Program (P3)........................ 58
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN......................................................................... 60
4.1 Simpulan.......................................................................................................... 60
4.2 Saran................................................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 62
LAMPIRAN............................................................................................................... 66

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan di Indonesia mempunyai tujuan yaitu untuk


meningkatkan kesadaran kewaspadaan dan hidup sehat bagi penduduk agar
dapat mewujudkan kesehatan yang optimal.(1)

Kesehatan saat ini mengalami perubahan dari paradigma sakit menjadi


paradigma sehat, yang mana lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif dalam pelayanan kepada masyarakat. Perubahan paradigma
tersebut dapat mempengaruhi penyelenggaraan pemerintah yang tidak
sedikit bagi daerah karena diberikan keleluasaan untuk mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri.(2)

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas


adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.(3)

Manajemen puskesmas dapat digambarkan sebagai suatu rangkaian


kegiatan yang bekerja secara sinergik, sehingga menghasilkan keluaran
yang efisien dan efektif. Manajemen puskesmas tersebut terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta pengawasan dan pertanggung
jawaban. Seluruh kegiatan diatas merupakan satu kesatuan yang saling
terkait dan berkesinambungan. Dalam pelaksanaan fungsi manajemen, hal-
hal yang perlu mendapat perhatian adalah :(4)(5)

1. P1 = Perencanaan
Sebagai fungsi perencanaan adalah Perencanaan Tingkat
Puskesmas (PTP).
2. P2 = Pengorganisasian dan Penggerakan
Bentuk pelaksanaan pengorganisasian dan pergerakan di
puskesmas dilakukan melalui suatu pertemuan koordinasi yang
disebut mini loka karya. Hasil pertemuan koordinasi harus
dibuat dalam bentuk notulen yang dapat dipergunakan untuk
pertemuan selanjutnya.
3. P3 = Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian
Hal ini dilakukan melalui supervise, monitoring, evaluasi dan
pengendalian.
Perencanaan secara umum dapat dikatakan sebagai suatu proses
penyusunan yang sistematis mengenai kegiatan yang perlu dilakukan untuk
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan. Perencanaan kesehatan diartikan sebagai usaha untuk
merinci kegiatan-kegiatan upaya kesehatan dalam mengatasi alokasi sumber
daya seefisien mungkin dalam rangka mencapai status kesehatan
masyarakat yang dikehendali, dalam periode tertentu pada masa yang akan
datang.(2)
Berkaitan dengan UU pendidikan kedokteran dan Visi dari FK
Unswagati yang bertujuan menghasilkan dokter berkualitas yang mampu
memberikan pelayanan kesehatan primer secara komprehensif dan mampu
menyelesaikan masalah global maka implementasi dari visi tersebut adalah
adanya stase komprehensif di Puskesmas yang tak lain merupakan sarana
kesehatan di PPK 1 setiap wilayah di Indonesia.

Kejadian balita pendek atau biasa disebut dengan stunting merupakan


salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia saat ini. Data
prevalensi balita stunting yang dikumpulkan World Health Organization
(WHO), Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan prevalensi
tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR). Rata-
rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2005-2017 adalah (36,4%)
setelah Timor Leste (50,2%) dan India (38,4%).(6)
Kementerian Kesehatan RI (2012) memaparkan bahwa terdapat 5
masalah gizi pada balita yaitu kekurangan vitamin A, gangguan akibat
kurang iodium dan anemia gizi namun masih ada masalah gizi yang belum
dapat dikendalikan yaitu gizi kurang dan stunting. Menurut Riskesdas
(2010) faktor pengetahuan, tingkat pendidikan dan perilaku masyarakat
sangat berpengaruh terhadap gizi di masyarakat terutama kejadian stunting.
Stunting pada balita dapat menghambat perkembangan sehingga berdampak
negative terhadap pendidikan dan rentan terhadap penyakit tidak menular
seperti jantung, kanker dan diabetes.(7)
Menurut Riskesdas (2018) prevalensi stunting di Indonesia saat ini
mencapai 29.9 % dari 300.000 sampel keluarga yang di periksa, tentunya hal
ini mengalami penurunan dari 10 tahun terakhir. Kelompok risiko stunting
yaitu pada usia 6-23 bulan karena pada usia tcersebut tumbuh kembang
balita sangat pesat dan merupakan golden periode. Apabila stunting pada
umur tersebut tidak tertangani maka akan berdampak buruk pada jangka
panjang yaitu menurunnya prestasi belajar dan kekebalan tubuh, sedangkan
jangka pendek berpengaruh terhadap terganggunya perkembangan otak dan
pertumbuhan fisik pada balita.(8)
Dalam rangka percepatan penurunan angka stunting, pemerintah
menetapkan 1.000 desa prioritas intervensi stunting yang berada di 100
kabupaten/kota dan 34 provinsi. Untuk pemilihan desa, ditentukan dengan
melihat jumlah penduduk desa (data BPS dan Kemendagri tahun 2015),
jumlah penduduk miskin desa (basis data terpadu BPS/TNP2K), tingkat
kemiskinan desa (hasil perhitungan tingkat kemiskinan tahun 2014), dan
penderita gizi buruk di desa selama 3 tahun terakhir. Dari perhitungan ini
dipilih 10 desa di setiap kabupaten/ kota. Di provinsi Jawa Barat terdapat 13
kota/kabupaten salah satunya Cirebon termasuk desa intervensi stunting
dimana Kecamatan Gebang merupakan salah satu dengan tingkat stunting
yang cukup tinggi. Dari hal tersebut, penting untuk melakukakn intervensi
pentingnya pengetahuan masyarakat tentang stunting pada balita dan anak-
anak.

1.2 Permasalahan

Pengetahuan tentang kesadaran dan perilaku dalam pola asuh anak akan
berdampak terhadap pertumbuhan anak. Informasi tentang stunting akan
menumbuhkan kesadaran dan perilaku masyarakat akan pentingnya gizi
untuk menuntaskan masalah stunting yang ada. Berdasarkan latar belakang
dan permasalahan yang ada, kami mengangkat masalah stunting untuk
diberikan intervensi dan makalah ini diberikan judul “Terbentuknya
KEMAS (Kesadaran Masyarakat Mencegah Anak Stunting) dalam upaya
pencegahan stunting di Desa Gebang wilayah kerja Puskesmas Gebang.”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Terciptanya masyarakat peduli balita stunting di Desa Gebang


Kabupaten Cirebon
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan meningkatkan pengetahuan masyarakat
mengenai gizi terutama stunting
2. Meningkatkan kesadaran dan perilaku masyarakat akan
pentingnya gizi untuk menuntaskan masalah stunting
3. Membentuk suatu komunitas masyarakat cegah stunting yaitu
KEMAS (Kesadaran Masyarakat Mencegah Anak Stunting) di
wilayah kerja Puskesmas Gebang

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Bagi Penulis


1. Sebagai sarana untuk menimba ilmu dan keterampilan di
masyarakat terutama bidang kesehatan gizi.
2. Upaya pelayanan kesehatan dasar dengan segala bentuk
keterbatasannya sehingga mahasiswa mengetahui serta
memahami kegiatan-kegiatan puskesmas baik dalam segi
pelayanan, manajemen, administratif dan karakter perilaku
masyarakat dalam pandanganya terhadap kesehatan, khususnya
dalam bidang ilmu kedokteran keluarga
3. Terlibat langsung dalam pemecahan permasalahan mengenai
stunting di masyarakat.
4. Berkontribusi dalam menjadi fasilitator pemicuan tentang
stunting dan melakukan promosi kesehatan gizi

1.4.2 Manfaat Bagi Institusi

1. Intstitusi mampu menghasilkan lulusan kedokteran dengan


standar sesuai dengan visi misi FK Unswagati

2. Terciptanya lulusan FK Unswagati yang mampu memberikan


pelayanan kesehatan primer berbasis kedokteran keluarga secara
terintegrasi

1.4.3 Manfaat Bagi Puskesmas

Mahasiswa program stase IKM komprehensif dapat membantu dan


mendukung program-program kerja puskesmas sebagai upaya
mencegah kejadian stunting khususnya di bidang pelayanan
masyarakat.

1.4.4 Manfaat Bagi Masyarakat

1. Meningkatkan pengetahuan mengenai stunting sehingga dapat


mencegah resiko terjadinya stunting.
2. Tercapainya asuhan dalam memenuhi gizi anak khususnya pada
balita secara mandiri.
3. Tercapainya kesadaran dan perilaku masyarakat akan
pentingnya gizi untuk menuntaskan masalah stunting
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

2.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1 Definisi Stunting
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi dibawah
lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu
pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam
kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi kondisi
stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun. Menurut Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar
Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, Balita pendek (stunted) dan
sangat pendek (severely stunted) adalah balita dengan panjang badan
(PB/U) atau tinggi badan (TB/U) menurut umurnya dibandingkan dengan
standar baku WHO-MGRS (Multicentre Growth Reference Study) 2006.
Sedangkan definisi stunting menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
adalah anak balita dengan nilai z-scorenya kurang dari -2SD/standar
deviasi (stunted) dan kurang dari – 3SD (severely stunted).

Gambar 1. Gambaran anak normal dan anak stunting


Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh
banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan
pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Balita stunting di masa
yang akan datang akan mengalami kesulitan dalam mencapai
perkembangan fisik dan kognitif yang optimal, anak menjadi lebih rentan
terhadap penyakit dan di masa depan dapat berisiko pada menurunnya
tingkat produktivitas. Pada akhirnya secara luas stunting akan dapat
menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan, dan
memperlebar ketimpangan.
Stunting yang telah tejadi bila tidak diimbangi dengan catch-up
growth (tumbuh kejar) mengakibatkan menurunnya pertumbuhan.
Masalah stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
berhubungan dengan meningkatnya risiko kesakitan, kematian, dan
hambatan pada pertumbuhan baik motorik maupun mental. Stunting
dibentuk oleh growth faltering dan catcth up growth yang tidak memadai
yang mencerminkan ketidakmampuan untuk mencapai pertumbuhan
optimal. Hal tersebut mengungkapkan bahwa kelompok balita yang lahir
dengan berat badan normal dapat mengalami stunting bila pemenuhan
kebutuhan selanjutnya tidak terpenuhi dengan baik. (Kemenkes 2013)
2.1.2 Epidemiologi
Kejadian balita pendek atau biasa disebut dengan stunting
merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia saat
ini. Pada tahun 2017 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia
mengalami stunting. Namun angka ini sudah mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan angka stunting pada tahun 2000 yaitu 32,6%.
Pada tahun 2017, lebih dari setengah balita stunting di dunia berasal
dari Asia (55%) sedangkan lebih dari sepertiganya (39%) tinggal di
Afrika. Dari 83,6 juta balita stunting di Asia, proporsi terbanyak berasal
dari Asia Selatan (58,7%) dan proporsi paling sedikit di Asia Tengah
(0,9%).
Gambar 2. Prevalensi Balita Pendek di Dunia Tahun 2000-2017
Sumber: Joint Child Malnutrition Eltimates, 2018
Gambar 3. Proporsi Jumlah Balita Pendek di Asia Tahun 2017

Sumber: Joint Child Malnutrition Eltimates, 2018

Data prevalensi balita stunting yang dikumpulkan World Health


Organization (WHO), Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan
prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional
(SEAR). Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2005-2017
adalah 36,4%.
Gambar 4. Rata-rata Prevalensi Balita Pendek di Regional Asia Tenggara Tahun
2005-2017

Sumber: Child stunting data visualizations dashboard, WHO 2018.

Gambar 5. Peta Prevalensi Balita Pendek di Indonesia

Sumber: Pemantauan Status Gizi, 2017


2.1.3 Etiologi dan Faktor Penyebab Stunting
Stunting merupakan suatu proses yang multisektorial dan
multifaktorial, yang terjadi pada periode pertumbuhan dan perkembangan,
yaitu sejak konsepsi hingga usia 2 tahun. Penyebab utamanya antara lain
faktor maternal, nutrisi yang kurang secara kualitas dan kuantitas
(termasuk pemberian ASI dan MPASI yang tidak memadai), dan infeksi.
Beberapa factor lainnya adalah sebagai berikut:
1. Praktek pengasuhan yang tidak baik
a. Kurang pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada
masa kehamilan
b. Anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan ASI ekslusif
c. Anak usia 0-24 bulan tidak menerima MP-ASI
2. Terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal Care
dan Post-Natal Care, dan pembelajaran dini yang berkualitas
a. Anak usia 3-6 tahun tidak terdaftar di PAUD (Pendidikan Anak
Usia Dini)
b. Ibu hamil belum mengkonsumsi suplemen zat besi yang memadai
c. Menurunnya tingkat kehadiran anak di Posyandu
d. Tidak mendapat akses yang memadai ke layanan imunisasi
3. Kurangnya akses ke makanan bergizi
a. Ibu hamil anemia
b. Makanan bergizi mahal
4. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi
a. Rumah tangga masih BAB di ruang terbuka
b. Rumah tangga belum memiliki akses ke air minum bersih
2.1.4 Gejala Stunting
a. Anak usia 8-10 tahun menjadi lebih pendiam, tidak banyak
melakukan eye contact
b. Pertumbuhan melambat
c. Pertumbuhan gigi terhambat
d. Wajah tampak lebih muda dari usianya
e. Tanda pubertas terhambat
f. Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar
2.1.5 Upaya Pencegahan Stunting
Pemerintah menetapkan stunting sebagai salah satu program prioritas.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga, upaya yang dilakukan untuk menurunkan prevalensi stunting di
antaranya sebagai berikut:
1. Ibu Hamil dan Bersalin
a. Intervensi pada 1.000 hari pertama kehidupan;
b. Mengupayakan jaminan mutu ante natal care (ANC) terpadu;
c. Meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan;
d. Menyelenggarakan program pemberian makanan tinggi kalori,
protein, dan mikronutrien (TKPM)
e. Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular)
f. Pemberantasan kecacingan
g. Meningkatkan transformasi Kartu Menuju Sehat (KMS) ke dalam
Buku KIA
h. Menyelenggarakan konseling Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI
eksklusif
i. Penyuluhan dan pelayanan KB.
2. Balita
a. Pemantauan pertumbuhan balita
b. Menyelenggarakan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
untuk balita
c. Menyelenggarakan stimulasi dini perkembangan anak
d. Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.
3. Anak Usia Sekolah
a. Melakukan revitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS);
b. Menguatkan kelembagaan Tim Pembina UKS;
c. Menyelenggarakan Program Gizi Anak Sekolah (PROGAS); dan
d. Memberlakukan sekolah sebagai kawasan bebas rokok dan narkoba
4. Remaja
a. Meningkatkan penyuluhan untuk perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS), pola gizi seimbang, tidak merokok, dan mengonsumsi
narkoba; dan
b. Pendidikan kesehatan reproduksi.
5. Dewasa Muda
a. Penyuluhan dan pelayanan keluarga berencana (KB);
b. Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular); dan
c. Meningkatkan penyuluhan untuk PHBS, pola gizi seimbang, tidak
merokok/mengonsumsi narkoba.
2.2 Profil Puskesmas dan Komunitas
2.2.1 Visi, Misi, Tujuan dan Strategi
A. Visi
Terwujudnya Puskesmas Gebang ”TERDEPAN” dalam Pembangunan
Kesehatan dan pelayanan kesehatan dasar menuju terciptanya
masyarakat kecamatan Gebang yang Sehat dan Mandiri
B. Misi
1. Meningkatkan penerapan fungsi management Puskesmas
2. Meningkatkan Kinerja dan Profesionalisme SDM Puskesmas
dalam Pelayanan Kesehatan yang bermutu
3. Meningkatkan konsep pelayanan prima
4. Menciptakan suasana dan lingkungan kerja yang Bersih Sehat,
Indah dan Rapih (BERSINAR)
5. Meningkatkan kerja sama lintas sektor dan pemberdayaan
masyarakat menuju kemandirian hidup sehat
C. Tujuan
1. Tercapainya Indeks Kepuasan Masyarakat yang tinggi dalam
pelayanan Kesehatan
2. Tercapainya Cakupan Upaya Kesehatan sesuai dengan Target
3. Tercapainya kemandirian masyarakat dalam berperilaku hidup
bersih dan sehat
D. Strategi dan Kebijakan
1. Kebersamaan
2. Penerapan SOP dalam setiap pelayanan
3. Efektifitas dan Efisiensi
4. Koordinasi dan pemeberdayaan
E. Motto
Puskesmas Gebang dengan pelayanan ”CERIA” (Cepat, Ramah,
Ikhlas dan Amanah). Rumusan VISI diatas merupakan sebuah
pernyataan keinginan yang akan dicapai atau diwujudkan oleh
Puskesmas Gebang sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat secara paripurna. Kata ”TERDEPAN” dalam
rumusan VISI diatas mengandung makna harfiah bahwa Puskesmas
Gebang akan melaksanakan pelayanan kesehatan yang terbaik
(terunggul) secara kuantitas maupun kualitas sehingga memperoleh
hasil yang terbaik (terunggul). Disamping itu kata ”TERDEPAN” juga
mempunyai makna filosofi yang merupakan kristalisasi nilai
kebenaran (kebaikan) yang ingin dicapai yaitu menjadikan Puskesmas
yang Tertib prosedur, mempunyai Etos kerja tinggi, Responsif,
Dedikasi tinggi, Empati, Profesional, Asri lingkungan dan Nyaman
suasana kerja.
2.2.2 Data Geografis
A. Letak Wilayah
Geografis wilayah kerja UPT Puskesmas Gebang terletak di
dataran rendah Secara dengan luas wilayah 3.284.972 ha, dengan
karakteristik pelayanan adalah sebagai berikut (Puskesmas Gebang,
2017):
1) Jumlah desa binaan sebanyak 8 desa
2) Semua desa binaan terjangkau oleh kendaraan roda dua dan roda
empat. Secara administrasi wilayah kerja UPT Puskesmas Gebang
dibatasi :
a) Sebelah utara : Pantai Laut Jawa
b) Sebelah selatan : Kecamatan Babakan
c) Sebelah barat : Kecamatan Pangenan
d) Sebelah timur : Kecamatan Losari
Tabel 1. Data Geografis wilayah kerja Puskesmas Gebang tahun 2019
NO DESA LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-
WILAYAH PENDUDUK JARAK RATA MUDAH/SULIT
(km2) RT RW KE PKM WAKTU DIJANGKAU
(Km) TEMPUH
(Menit)
1 Kalipasung 19 8 4 10 Mudah dijangkau
2.173,0 4.459
2 Gebang Kulon 35 14 0 5 Mudah dijangkau
3.484,0 7.489
3 Gebang 21 5 5 15 Mudah dijangkau
2.249,0 6.153
4 Gebang Udik 50 8 4 15 Mudah dijangkau
3.052,0 6.356
5 Gebang Ilir 15 5 3 10 Mudah dijangkau
2.937,0 6.707
6 Gebang Mekar 18 6 3 10 Mudah dijangkau
2.426,0 6.702
7 Playangan 12 4 8 15 Mudah dijangkau
4.381,0 4.358
8 Melakasari 10 4 9 18 Mudah dijangkau
4.200,0 3.900
JUMLAH
(KAB/KOTA) 24.902,0 46.124
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Jarak tempuh dari desa yang
paling jauh adalah desa Melakasari dengan jarak tempuh kurang lebih
sejauh 9 km dan waktu tempuh kira- kira selama 18 menit. Seluruh desa
di wilayah Puskesmas Gebang mudah dijangkau baik itu kendaraan roda
dua ataupun roda empat.
2.2.3 Data Sosiodemografis
A. Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk: 46.124 jiwa
a. Laki-laki : 22.276 jiwa
b. Perempuan : 23.348 jiwa

NO KELOMPOK JUMLAH PENDUDUK


UMUR (TAHUN) LAKI- RASIO JENIS
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI+PEREMPUAN KELAMIN
1 0-4 1.954 2.121 4.075 92,13
2 5-9 2.192 2.067 4.259 106,05
3 10 - 14 2.122 1.625 3.747 130,58
4 15 - 19 2.106 1.896 4.002 111,08
5 20 - 24 1.815 2.021 3.836 89,81
6 25 - 29 1.657 2.034 3.691 81,47
7 30 - 34 2.187 2.342 4.529 93,38
8 35 - 39 1.314 1.775 3.089 74,03
9 40 - 44 1.337 1.514 2.851 88,31
10 45 - 49 1.080 1.493 2.573 72,34
11 50 - 54 1.177 1.313 2.490 89,64
12 55 - 59 1.118 1.308 2.426 85,47
13 60 - 64 831 751 1.582 110,65
14 65 - 69 700 598 1.298 117,06
15 70 - 74 522 649 1.171 80,43
16 75+ 164 341 505 48,09

JUMLAH 22.276 23.848 46.124 93,41


ANGKA BEBAN TANGGUNGAN 48
(DEPENDENCY RATIO)
Tabel 2. Kelompok umur, jumlah penduduk laki-laki dan perempuan
B. Mata pencaharian
Mata pencaharian masyarakat di wilayah Puskesmas Gebang
sebagian besar buruh dan nelayan.
Tabel 3. Mata Pencaharian Masyarakat di Wilayah Puskesmas Gebang
PEG LAIN-
NO DESA PETANI NELAYAN PEDAGANG PNS BURUH
SWASTA LAIN
1 Kalipasung 270 338 50 19 12 252 175
2 G. Kulon 405 690 135 42 23 283 167
3 G.Ilir 328 568 382 4 25 212 154
4 G. Mekar 80 886 123 17 13 156 176
5 G. Udik 461 744 160 46 19 351 187
6 Gebang 475 498 48 41 26 481 258
7 Playangan 316 219 179 14 18 218 189
8 Melakasari 292 145 185 10 14 261 145
Jumlah 2627 4088 1262 193 150 2214 1451
% 32,8 51,1 15,7 2,4 1,8 27,6 18,1

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mata pencaharian Kepala


Keluarga yang ada di wilayah Puskesmas Gebang paling banyak adalah
Nelayan (51,1 %), kemudian Petani (32,8%), Buruh (27,6 %), Lain – lain
(18,1 %), Pedagang (15,7 %), PNS (2,4% ) dan paling sedikit adalah
pegawai swasta sebanyak (1,8 %).
C. Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat perlu diketahui karena
mempengaruhi pola pikir, pola hidup, pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan. Rendahnya tingkat pendidikan juga merupakan kendala karena
tingkat pengetahuan masyarakat rendah sehingga diperlukan pendekatan
dan penyuluhan tersendiri agar efektif dan bermanfaat bagi masyarakat.
Tabel 4. Tingkat Pendidikan Masyarakat

JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL PERE
LAKI- PEREMPU LAKI-LAKI+ LAKI- LAKI-LAKI+
MPU
LAKI AN PEREMPUAN LAKI PEREMPUAN
AN
PENDUDUK BERUMUR 10
1 18,130 19,660 37,790
TAHUN KE ATAS
PENDUDUK BERUMUR 10
2 TAHUN KE ATAS YANG 16,384 16,657 33,041 90.37 84.73 87.43
MELEK HURUF
PERSENTASE PENDIDIKAN
3 TERTINGGI YANG
DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH
3,300 3,330
SD 6,630 18.20 16.94 17.54
b. SD/MI 5,465 5,879 11,344 30.14 29.90 30.02
c. SMP/ MTs 3,274 2,975 6,249 18.06 15.13 16.54
d. SMA/ MA 2,250 1,851 4,101 12.41 9.42 10.85
e. SEKOLAH MENENGAH
523 156
KEJURUAN 679 2.88 0.79 1.80
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 45 76 121 0.25 0.39 0.32
g. AKADEMI/DIPLOMA III 283 247 530 1.56 1.26 1.40
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA
120 132
IV 252 0.66 0.67 0.67
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 10 8 18 0.06 0.04 0.05

Pendidikan masyarakat sebagian besar adalah tamat SD sebanyak


30,02%, SMP sebanyak 16,54%, SMA sebanyak 10,85 %, dan yang
berpendidikan lulusan D3/S1 sebanyak 1,40% dan yang tidak lulus Sd
sebanyak 17,54%.
2.2.4 Sumber Daya, Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan yang
Ada
Usaha yang dilaksanakan untuk mencapai pembangunan kesehatan
di Wilayah kerja Puskesmas Gebang diselenggarakan langkah upaya
kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan
(perorangan dan masyarakat) yang telah dilaksanakan dengan lokasi
tersebar di seluruh desa yang berada di wilayah kerja Puskesmas Gebang
sebagai berikut:
NO UPAYA KESEHATAN KEGIATAN

1. KIA dan KB Kesehatan Ibu:

 Akses Pelayanan Antenatal (Cakupan K1)


 Cakupan Pelayanan ibu Hamil (Cakupan K4 )
 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
(Cakupan Pn)
 Cakupan Pertolongan Persalinan sesuai standar
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Cakupan Pf)
 Cakupan Pelayanan Nifas oleh tenaga kesehatan
(cakupan KF3)
 Deteksi faktor resiko dan komplikasi oleh
masyarakat
 Cakupan Peserta KB Aktif
 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani
Kesehatan Anak:

 Cakupan Kunjungan Neonatal (KN1)


 Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN
Lengkap)
 Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang
ditangani
 Cakupan Kunjungan Bayi
 Cakupan Kunjungan Balita
2. Gizi  Persentase Ibu Hamil mendapat Tablet Tambah
Darah (TTD) minimal 90 tablet
 Persentase Bayi Baru Lahir Mendapatkan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD)
 Persentase Bayi <6 bulan mendapatkan ASI
Eksklusif
 Persentase Bayi umur 6 bulan mendapat ASI
Eksklusif
 Persentase Balita yang Ditimbang berat
badannya (D/S)
 Persentase Balita di timbang yang Naik berat
badannya (N/D)
 Persentase Balita mempunyai buku KIA/KMS
 Persentase Balita 6-59 bulan mendapat Kapsul
Vitaim A
 Persentase Remaja putri mendapatkan Tablet
Tambah Darah (TTD)
 Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronis
(KEK) mendapat Makanan Tambahan
 Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A
 Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat
perawatan
 Persentase Balita Kurus mendapat Makanan
Tambahan
3. PROMKES  Penyuluhan PHBS pada:
1. Keluarga
2. Sekolah
3. Tempat-tempat Umum
4. Fasilitas Kesehatan
 Pembinaan PHBS di tatanan Institusi Kesehatan
(Puskesmas dan jaringanya : Puskesmas
Pembantu, Polindes, Poskesdes. dll).
 Pemberdayaan Individu/Keluarga melalui
Kunjungan rumah
 Pembinaan PHBS di tatanan rumah tangga
 Cakupan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat
dilihat melalui presentase (%) Strata
Desa/Kelurahan Siaga Aktif
 Cakupan Pembinaan UKBM dilihat melalui
presentase (%) Posyandu strata Purnama dan
Mandiri (Prosentase Posyandu yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Strata Purnama dan
Mandiri)
 Advokasi Puskesmas kepada Kepala
Desa/Kelurahan, Camat dan Lintas Sektor
 Penggalangan Kemitraan
 Orientasi Promosi Kesehatan (Promkes) bagi
Kader
 Penggunaan Media KIE menyebarluasan
informasi)
 Pendampingan Pelaksanaan SMD dan MMD
tentang Kesehatan endapat pendampingan
kegiatan pemberdayaan masyarakat (SMD,
MMD)
4. Kesehatan Lingkungan  Prosentase Penduduk terhadap akses sanitasi
yang layak (jamban sehat)
 Jumlah desa yang melaksanakan STBM
 Presentase Inspeksi Kesehatan lingkungan
terhadap sarana air bersih
 Presentase Inspeksi Kesehatan lingkungan
terhadap pasar sehat
 Presentase Inspeksi Kesehatan lingkungan
terhadap pasar sehat
 Presentase Inspeksi Kesehatan lingkungan
terhadap TFU (tempat fasilitas umum)
 Presentase Inspeksi Kesehatan lingkungan
terhadap TPP
5. Pencegahan dan  Cakupan Pengobatan semua kasus TB (case
Pengendalian Penyakit detection rate /CDR) yang diobati
Menular  Angka Keberhasilan Pengobatan Pasien TB
Semua Kasus
 Pelayanan kesehatan orang dengan risiko
terinfeksi HIV
 Persentase cakupan penemuan penderita
pneumonia balita
 Persentase cakupan pelayanan diare pada kasus
semua umur
 Cakupan Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA)
 Persentase cakupan deteksi dini Hepatitis B pada
Ibu Hamil
 Angka kesembuhan / RFT (Release From
Treatment) MB
 Angka kesembuhan / RFT (Release From
Treatment) PB
 Pencegahan DBD dengan penghitungan Angka
Bebas Jentik (ABJ) Cakupan Angka
Bebas Jentik
 Cakupan tatalaksana kasus Filariasis
6. Penyakit tidak  Cakupan Pelayanan Skrining Kesehatan Pada
menular Usia Produktif
 Cakupan Desa/Kelurahan yang melaksanakan
Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM
 Cakupan Penyakit Hipertensi
 Cakupan Pelayanan Orang dengan Gangguan
Jiwa Berat
 Cakupan Pelayanan kesehatan dengan penderita
Diabetes Melitus (DM)
7. Surveilans dan  Cakupan BCG
imunisasi  Cakupan DPT HB H1b1
 Cakupan DPT-HB-Hib3
 Cakupan Polio 4
 Cakupan Campak -Rubella (MR)
 Cakupan BIAS DT
 Cakupan BIAS Td
 Cakupan BIAS MR
 Cakupan pelayanan imunisasi ibu hamil TT2+
 Cakupan Desa /Kelurahan Universal Child
Immunization (UCI)
 Cakupan campak lanjutan
 Cakupan DPT-HB-Hib lanjutan
 Cakupan IDL
 Cakupan Kelengkapan laporan Sistem
Kewaspadaan Dini dan Respon penyakit
potensial KLB
 Cakupan Ketepatan laporan Sistem
Kewaspadaan Dini dan Respon penyakit
potensial KLB
 Cakupan kelengkapan surveilans terpadu
penyakit
 Cakupan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa
(KLB)
8. Kesehatan Nasional  Cakupan Pembinaan Upaya Kesehatan
Tradisional
 Cakupan Penyehat Tradisional Terdaftar/Berizin
 Cakupan Pembinaan Kelompok Asuhan Mandiri
Pemanfaatan Taman Obat dan Keluarga (TOGA)
9. Kesehatan Olahraga  Prosentase Jemaah haji yang diperiksa kebugaran
jasmani
 Prosentase pengukuran kebugaran anak sekolah
 Orientasi tes kebugaran bagi guru olah raga
 jumlah kelompok olah raga

10. Kesehatan Kerja  Jumlah Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) yang
terbentuk di Wilayah Kerja Puskesmas
 Pendataan Perusahaan ( Industri )
11. Kesehatan Lansia  Cakupan lansia yang mendapatkan skrining
kesehatan sesuai standar
 Jumlah lansia umur ≥ 60 tahun yang dibina /
yang mendapat pelayanan
 Jumlah lansia umur ≥ 60 tahun yang dibina /
yang mendapat pelayanan
 Jumlah lansia umur ≥ 70 tahun yang dibina /
yang mendapat pelayanan
 Jumlah kelompok lansia /posyandu lansia yang
aktif
12. Kesehatan Sekolah  Cakupan Sekolah (SD/MI/ sederajat) yang
melaksanakan penjaringan Kesehatan (kelas 1)
 Cakupan Sekolah (SMP/MTS/ sederajat) yang
melaksanakan penjaringan Kesehatan ( kelas 7)
 Cakupan Anak Usia pendidikan dasar yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
13. Kesehatan Gigi  Cakupan Pembinaan Kesehatan Gigi di
Masyaakat
 Cakupan Pembinaan Kesehatan Gigi dan Mulut
di SD/ MI
 Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut
Siswa SD
 Cakupan Penanganan Siswa SD yang
Membutuhkan Perawatan Kesehatan Gigi
14. Rawat Jalan Kunjungan rawat jalan :
(Puskesmas Non DTP)
 Cakupan rawat jalan peserta JKN
 Cakupan kelengkapan pengisian Rekam Medis
pada pasien kunjungan rawat jalan di Puskesmas
 Rawat jalan gigi mulut
 Ruang Tindakan
15. Pelayanan Puskesmas Dalam Gedung:

 Kunjungan Rawat Jalan Umum mendapat


Askep Individu
Luar Gedung:

 Cakupan keluarga resiko tinggi mendapat


Askep keluarga
 Cakupan keluarga resiko tinggi mendapat
Askep keluarga
 Cakupan Keluarga Mandiri III dan IV pada
semua kasus
 Cakupan Keluarga dengan TBC yang mencapai
(KM III dan IV) setelah minimal 4 kali
kunjungan rumah
 Cakupan Keluarga Mandiri (KM III dan IV)
pada keluarga dengan Hipertensi yang
mendapat askep keluarga
 Cakupan Keluarga Mandiri (KM III dan IV)
pada keluarga dengan ODGJ yang mendapat
askep keluarga
 Cakupan Kelompok Resiko tinggi mendapat
Askep
 Cakupan masyarakat/Desa mendapat Askep
Komunitas
 Persentase kunjungan pasien ke Sentra
keperawatan aktif
16. Pelayanan Farmasi  Persentase ketersediaan obat di Puskesmas
 Persentase kesesuaian obat dengan formularium
nasional
17. Pelayanan  Cakupan pemeriksaan laboratorium puskesmas
Laboratorium

2.2.5 Prevalensi Masalah Kesehatan Masyarakat


A. GIZI
Cakupan gizi pada grafik dibawah ini menunjukan bahawa pemberian
makanan tambahan pada balita merupakan cakupan terendah dari yang
lainnya. Dan diikuti dengan pemberian ASI Eksklusif baik dari bayi
kurang 6 bulan maupun bayi 6 bulan.

Keterangan:
1. Ibu Hamil mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet
2. Bayi Baru Lahir Mendapatkan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
3. Bayi <6 bulan mendapatkan ASI Eksklusif
4. Bayi umur 6 bulan mendapat ASI Eksklusif
5. Balita yang Ditimbang berat badannya (D/S)
6. Balita di timbang yang Naik berat badannya (N/D)
7. Balita mempunyai buku KIA/KMS
8. Balita 6-59 bulan mendapat Kapsul Vitaim A
9. Remaja putri mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD)
10. Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) mendapat Makanan Tambahan
11. ibu nifas mendapat kapsul vitamin A
12. kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan
13. Balita Kurus mendapat Makanan Tambahan
B. Promosi Kesehatan
Pembinaan PHBS di institusi kesehaatan merupakan cakupan yang
memenuhi 100% target promosi kesehatan, dan cakupan yang belum
memenuhi target yang sangat rendah diantaranya cakupan pembinaan
Posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Strata Purnama dan
Mandiri.

Keterangan:
1. Pembinaan PHBS di tatanan Institusi Kesehatan (Puskesmas dan
jaringanya : Puskesmas Pembantu, Polindes, Poskesdes. dll).
2. Pemberdayaan Individu atau Keluarga melalui Kunjungan rumah
3. Pembinaan PHBS di tatanan rumah tangga
4. Cakupan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat dilihat melalui
presentase (%) Strata Desa/Kelurahan Siaga Aktif
5. Cakupan Pembinaan UKBM dilihat melalui presentase (%) Posyandu
strata Purnama dan Mandiri (Prosentase Posyandu yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Strata Purnama dan Mandiri)
6. Advokasi Puskesmas kepada Kepala Desa/Kelurahan, Camat dan Lintas
Sektor
7. Penggalangan Kemitraan
8. Orientasi Promosi Kesehatan (Promkes) bagi Kader
9. Penggunaan Media KIE menyebarluasan informasi)
10. Pendampingan Pelaksanaan SMD dan MMD tentang Kesehatan
mendapat pendampingan kegiatan pemberdayaan masyarakat (SMD,
MMD)

C. Penyakit Menular
Penyaki menular pada wialayah kerja puskesmas gebang didapatkan hasil
cakupan yang paling rendah diantaranya penemuan penyakit pneumonia
pada balita dan cakupan pada pemberian pengobatan pada semua kasua
TB.
Keterangan:
1. Cakupan Pengobatan semua kasus TB (case detection rate /CDR) yang
diobati
2. Angka Keberhasilan Pengobatan Pasien TB Semua Kasus
3. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV
4. Persentase cakupan penemuan penderita pneumonia balita
5. Persentase cakupan pelayanan diare pada kasus semua umur
6. Cakupan Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA)
7. Persentase cakupan deteksi dini Hepatitis B pada Ibu Hamil
8. Angka kesembuhan / RFT (Release From Treatment) MB
9. Angka kesembuhan / RFT (Release From Treatment) PB
10. Pencegahan DBD dengan penghitungan Angka Bebas Jentik (ABJ)
11. Cakupan tatalaksana kasus Filariasis

2.2.6. Perilaku Kesehatan Masyarakat


Rumah yang melakukan perilaku hidup bersih dan sehat pada wilayah
kerja puskesmas gebang dengan jumlah seluruh rumah 9.838 yang
melakukan PHBS yang sangat rendah yaitu desa melakasari. Dan yang
sudah hampir memenuhi target yaitu desa kalipasung.

Anda mungkin juga menyukai