Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA TN. M DENGAN HIPERTENSI DI DESA KARANGTUANG


RT/RW 08/04 KEC. BUMIAYU KAB. BREBES
TANGGAL 20 S.D 22 DESEMBER 2021

“Dibuat Guna Memenuhi Tugas Praktek Komunitas yang di Ampu oleh


Ns. Nur Isnaini, S.Kep., M.Kep”

Oleh :
M. FATIH FIRMANSYAH
1911010059

PRODI KEPERAWATAN D-3 SEMESTER 5


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, seluruh kegiatan “Praktek Keperawatan Komunitas” di Desa Karang
Tuang, Bumiayu dan hasil penyusunan hasil kegiatan ini dapat kami selesaikan.
Kegiatan dan penyusunan laporan ini dapat kami selesaikan berkat adanya bantuan
dan bimbingan serta kerjasama yang baik dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada yang
terhormat dosen Pembimbing Ns. Nur Isnaini, S.Kep., M.Kep
Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, untuk itu kami mohon kritik
dan saran yang membangun untuk perbaikan diwaktu yang akan datang. Besar harapan kami
semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan sebagai bahan tindak lanjut
untuk masalah kesehatan di RT 008/RW 04 Desa Karang Tuang, Bumiayu.
Bumiayu, 21 Desember 2021

Penulis;
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................................4

B. Tujuan.............................................................................................................................4

C. Manfaat...........................................................................................................................5

D. Tindak Lanjut Kegiatan...................................................................................................5

BAB II........................................................................................................................................6

TINJAUAN TEORI...................................................................................................................6

A. Pelayanan Kesehatan Utama...........................................................................................6

B. Konsep Keperawatan Komunitas....................................................................................7

C. Peran Perawat Komunitas...............................................................................................8

D. Asuhan Keperawatan Komunitas....................................................................................9

E. Teori Perubahan Komunitas..........................................................................................16

BAB III.....................................................................................................................................18

PEMBAHASAN......................................................................................................................18

A. Pengkajian Keperawatan Komunitas............................................................................18

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga...............................................................19

C. Analisa Data..................................................................................................................21

D. Diagnosa Keperawatan..................................................................................................21

E. Intervensi Keperawatan.................................................................................................22

F. Implementasi dan Evaluasi...........................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................28
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni untuk mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, mempromosikan kesehatan dan efisiensi dengan menggerakkan
potensi seluruh masyarakat. Konsep kesehatan masyarakat berkaitan dengan
perubahan perilaku sehat akan lebih terbentuk dan bertahan lama bila dilandasi
kesadaran sendiri (internalisasi) sehingga konsep upaya sehat dari, oleh dan untuk
masyarakat sangat tepat diterapkan. Departemen Kesehatan RI (2006) mendefinisikan
keperawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) adalah suatu bidang dalam keperawatan
kesehatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
dengan dukungan peran serta aktif masyarakat, serta mengutamakan
pelayanan promotif, preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada (Pasal 3)
mengamanatkan tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dimana salah satu perwujudannya adalah melalui
program promosi Perilaku Hidup Bersih Sehat yang disingkat PHBS.
B. Tujuan
1) Tujuan Umum
Untuk membentuk masyarakat yang sadar akan kesehatan dan lingkungan yang
mendukung untuk mendukung hidup sehat. Serta mendeteksi dini penyakit yang
diderita didalam komunitas.
2) Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang ada
dimasyarakat
b. Melibatkan masyarakat dalam memutuskan setiap kegiatan yang ada
dimasyarakat
c. Memodifikasi perilaku kesehatan masyarakat untuk mencegah dan
meminimalisir resiko terjadinya gangguan kesehatan di masyarakat.
C. Manfaat
1) Bagi Puskesmas (Tenaga Kesehatan)
Bagi puskesmas agar dapat lebih intensif membina hubungan bersama warga
untuk mencapai tujuan hidup yang sehat bagi seluruh warga RT 001/ RW 014 Dusun
Sendangsongo, Desa Tohkuning, Karangpandan
2) Bagi STIKes Kusuma Husada Surakarta
Bagi STIKes sebagai tambahan untuk memperluas wilayah kerja agar dapat
menyumbangkan sumber daya mahasiswa untuk membantu jalannya program kerja
kesehatan di RT 008/RW 04 Desa Karang Tuang, Bumiayu
3) Bagi Kader
Sebagai informasi tambahan dan sebagai acuan untuk memperhatikan
kesehatan warga Dusun Sendangsongo, Desa Tohkuning, Karangpandan dan ikut
bekerjasama dengan puskesmas Karangpandan untuk menyelesaikan permasalahan
kesehatan yang terdapat diwilayah Dusun Sendangsongo, Desa Tohkuning,
Karangpandan
4) Bagi Masyarakat
Agar dapat menyadari kesehatan individu dan keluarga serta dapat membentuk
keluarga sehat sesuai dengan tujuan pemerintah Indonesia.
D. Tindak Lanjut Kegiatan
Setelah program praktik keperawatan komunitas selesai di wilayah RT 008/RW 04
Desa Karang Tuang, Bumiayu, dari hasil perumusan masalah bersama warga yakni
pemeriksaan tekanan darah dan gula darah, pembinaan senam kaki DM dan senam
hipertensi. Pada kesempatan ini kelompok menyarankan kepada kader-kader kesehatan
RT 008/RW 04 Desa Karang Tuang, Bumiayu yang telah terbentuk dengan koordinasi
dari Puskesmas Bumiayu selaku Puskesmas yang membina wilayah di Kec. Bumiayu.
BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Pelayanan Kesehatan Utama
Menurut Hidayat (2008), sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian
penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Melalui sistem ini tujuan pembangunan
kesehatan dapat tercapai dengan efektif, efisien dan tepat sasaran. keberhasilan
sistem pelayanan kesehatan tergantung dari berbagai komponen yang masuk dalam
pelayanan kesehatan. Sistem terbentuk dari subsistem yang saling berhubungan dan
saling mempengaruhi. Sistem terdiri dari: input, proses, output, dampak, umpan
balik dan lingkungan.
Sistem pelayanan kesehatan ada 5 yaitu:
1) Input
Merupakan sistem yang akan memberikan segala masukan untuk
berfungsinya sebuah sistem. Input pelayanan kesehatan meliputi: potensi
masyarakat, tenaga dan sarana kesehatan, dan sebagainya.
2) Proses
Merupakan kegiatan merubah sebuah masukan menjadi sebuah hasil yang
diharapkan dari sistem tersebut. Proses dalam pelayanan kesehatan meliputi
berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan.
3) Output
Merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah proses. Output pelayanan
kesehatan dapat berupa pelayanan yang berkualitas dan terjangkau sehingga
masyarakat sembuh dan sehat.
4) Dampak
Merupakan akibat dari output atau hasil suatu sistem, terjadi dalam waktu
yang relatif lama. Dampak sistem pelayanan kesehatan adalah masyarakat sehat,
angka kesakitan dan kematian menurun.
Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadi masukan. Terjadi dari sebuah
sistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Umpan balik
dalam pelayanan kesehatan dapat berupa kualitas tenaga kesehatan.
5) Lingkungan
Adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan
kesehatan.
B. Konsep Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta
aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan
masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam
melakukan upaya promotif dan perventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan
rehabilitatif sehingga diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan
dalam memelihara kesehatannya (Mubarak, 2009).
Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu sebagai klien yang
menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari individu dan
masyarakat. Berdasarkan pada model pendekatan totalitas individu dari Neuman (1972
dalam Anderson, 2006) untuk melihat masalah pasien, model komunitas
sebagai klien dikembangkan untuk menggambarkan batasan keperawatan kesehatan
masyarakat sebagai sintesis kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut telah
diganti namanya menjadi model komunitas sebagai mitra, untuk menekankan
filosofi pelayanan kesehatan primer yang menjadi landasannya. Secara lebih rinci
dijabarkan sebagai berikut :
1) Tingkat individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan maka perawat akan memberikan asuhan
keperawatan pada individu tersebut. Pelayanan pada tingkat individu dapat
dilaksanakan pada rumah atau puskesmas, meliputi penderita yang memerlukan
pelayanan tindak lanjut yang tidak mungkin dilakukan asuhan keperawatan di
rumah dan perlu kepuskesmas, penderita resiko tinggi seperti penderita
penyakit demam darah dan diare. Kemudian individu yang memerlukan
pengawasan dan perawatan berkelanjutan seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan
balita.
2) Tingkat keluarga
Keperawatan kesehatan komunitas melalui pendekatan keperawatan keluarga
memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan terutama keluarga dengan resiko tinggi diantaranya keluarga dengan
sosial ekonomi rendah dan keluarga yang anggota keluarganya menderita
penyakit menular dan kronis. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan
unit utama masyarakat dan lembaga yang menyakut kehidupan masyarakat. Dalam
pelaksanaannya, keluarga tetap juaga berperan sebagai pengambil keputusan
dalam memelihara kesehatan anggotanya.
3) Tingkat Komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas di tingkat masyarakat dilakukan dalam
lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas didalam suatu wilayah kerja
puskesmas. Pelayanan ditingkat masyarakat dibatasi oleh wilayah atau
masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu misalnya kebudayaan, pekerjaan,
pendidikan dan sebagainya.
C. Peran Perawat Komunitas
Menurut pendapat Doheny (2010) ada beberapa elemen peran perawat
professional (ELEMENT ROOL) antara lain : care giver, client advocate, conselor,
educator, collaborator, coordinator, change agent, consultant dan interpersonal
proses.
1) Client Advocate (Pembela Klien)
Tugas perawat :
a. Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan
informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi
lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concern) atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya.
b. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus
dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi
dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang
paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus mampu
membela hak-hak klien.
2) Care Giver
Tugas perawat :
a. Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga , kelompok
atau masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah
yang bersifat sederhana sampai pada masalah yang kompleks.
b. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan
klien, perawat harus memperhatikan klien berdasrkan kebutuhan significan
dari klien.
c. Perawat menggunakanproses keperawatan untuk mengidentifikasi diagnosis
keperawatan mulai dari masalah fisik sampai pada masalah psikologis.
3) Conselor (Konseling) Tugas perawat:
a. Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat
sakitnya.
b. Perubahan pola interaksi merupakan“Dasar”dalam merencanakan metode
untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.
c. Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau
keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman
yang lalu.
d. Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan
4) Edukator
Tugas perawat:
a. Dilakukan kepada klien/keluarga, tim kesehatan lain baik secara spontan pada
saat berinteraksi maupun formal.
b. Membantu klien mempertinggi pengetahuan dalam upaya meningkatkan
kesehatan.
c. Dasar pelaksanaan adalah intervensi dalam proses keperawatan
5) Kolaborator
Peran Sebagai Kolaborator Perawat disini dilakukan karena perawat bekerja
melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter fisioterapis, ahli gizi, dan lain- lain
dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan
termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan.
6) Koordinator
Tugas perawat:
a. Untuk memenuhi asuhan kesehatan secara efektif, efisien dan
menguntungkan klien.
b. Pengaturan waktu dan seluruh aktifitas atau penanganan pada klien.
c. Menggunakan keterampilan perawatuntuk:merencanakan,
mengoorganisasikan, mengarahkan dan mengontrol.
D. Asuhan Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan komunitas
dilakukan melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses keperawatan komunitas
dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dinamis. Fase-fase
pada proses keperawatan komunitas secara langsung melibatkan komunitas
sebagai klien yang dimulai dengan pembuatan kontrak/ partnership dan meliputi
pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi (Efendi, 2009). Asuhan
keperawatan yang diberikan kepada komunitas atau kelompok adalah (Mubarak, 2005):
1) Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap mesyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut
permasalah pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapan
ditentukan.
a) Pengumpulan Data
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain:
1. Inti meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas
usia yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai,
keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
2. Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:
 Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi,
bagaimana kepadatannya karena dapat menjadi stresor bagi penduduk.
 Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.
 Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan
tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak, apakah
sering mengalami stres akibat keamanan dan keselamatan yang tidak
terjamin.
 Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup
menunjang, sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan
pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan
 Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau memantau
gangguan yang terjadi
 Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan
merawat atau memantau gangguan yang terjadi
 Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan
masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan yang terkait dengan
gangguan penyakit
 Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara
keseluruhan, apakah pendapatan yang terima sesuai dengan Upah
Minimum Registrasi (UMR) atau sebaliknya
 Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah
biayanya dapat dijangkau masyarakat
b) Jenis Data
1. Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan data
objektif (Mubarak, 2005):
a. Data Subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas, yang
diungkapkan secara langsung melalui lisan.
b. Data Objektif
Data yang diperoleh melalui suatu
pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran.
c) Cara Pengumpulan Data
 Wawancara yaitu: kegiatan timbal balik berupa Tanya jawab
 Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indra
 Penyebaran kuesioner atau angket
 Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh individu
d) Pengelolaan Data
 Klasifikasi data atau kategorisasi data
 Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan program SPSS
dan Microsoft Excel
 Impementasi, evaluasi dan RTL
e) Analisa Data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah
kesehatan atau masalah keperawatan.
f) Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
masalah keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat sehingga dapat
dirumuskan masalah kesehatan.
g) Prioritas Masalah
Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan
Abraham H Maslow:
 Keadaan yang mengancam kehidupan
 Keadaan yang mengancam kesehatan
 Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.
Dalam penyusunan atau mengurutkan masalah atau diagnosa
komunitas sesuai dengan prioritas (penapisan) yang digunakan dalam
keperawatan komunitas.
1. Prioritas masalah ditentukan dengan mempertimbangkan 3 aspek
yaitu:
 Presentasi populasi dalam masalah kesehatan/ukuran masalah.

Prosentase populasi dalam masalah


Nilai
kesehatan

25% atau lebih 9 atau 10


10%-24,9% 7 atau 8

1%-9,9% 5 atau 6
0,1%-0,9% 3 atau 4
<0,01% 1 atau 2

 Keseriusan Masalah
Beberapa pertimbangan dalam menentukan prioritas masalah
berdasarkan keseriusan masalah :
 Kedaruratan (epidemi atau endemi, persepsi
komunitas terhadap masalah).
 Kegawatan (kematian, potensi kehilangan nyawa, kecacatan,
kepercayaan komunitas tentang keseriusan masalah kesehatan
 Kerugian ekonomi bagi komunitas (kota, negara, individu).
 Keterlibatan resiko lain terhadap populasi, pengaruh pada
kelompok, keluarga.

Tingkat keseriusan Nilai


Sangat serius 9 atau 10
Serius 6,7 atau 8
Cukup serius 3,4 atau 5
Tidak serius 0,1,2

h) Penilaian Keefektifan Intervensi


Beberapa pertimbangan dalam menentukan skorkeefektifan
intervensi:
 Adakah intervensi pencegahan atau pengobatan yang dapat diterima
 Apakah intervensi dapat mendatangkan manfaat
 Apakah pengaruh negatif dari intevensi (misal: skrining), berapa banyak
target populasi yang dapat dicapai dengan intervensi tersebu.

Keefektifan Nilai
Sangatefektif(80-90%)misal: 9 atau 10
Relatif efektif (60-80%) 7 atau 8
Efektif (40-60%) 5 atau 6
Cukup efektif (20-40%) 3 atau 4
Relatif tidak efektif (5-20%) 1 atau 2
Hampir tidak efektif 0

2) Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan
baik yang aktual maupun potensial. Diagnosa keperawatan mengandung komponen
utama, yaitu:
a. Problem (masalah) : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan
normal yang seharusnya terjadi.
b. Etiologi (penyebab) : menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau
keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan,
yang meliputi:
 Perilaku individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat.
 Lingkungan fisik, biologi, psikologi, dan sosial.
c. Interaksi perilaku dan lingkungan.
d. Sign atau symptom (tanda atau gejala) : informasi yang diperlukan untuk
merumuskan diagnosa, serangkaian petunjuk timbulnya masalah. Perumusan
diagnosa keperawatan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
 Dirumuskan dengan PES
 Dirumuskan dengan PE
Jadi menegakkan diagnosa keperawatan minimal harus mengandung 2 hal
komponen tersebut diatas, disamping mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut:
 Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah.
 Sumber daya yang tersedia dari masyarakat.
 Partisipasi dan peran serta masyarakat
3) Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang telah ditntukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien.
Jadi perncanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun
berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan
yang disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan
yang akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan
a. Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat
antara lain sebagai berikut:
 Identifikasi alternatif tindakan keperawatan.
 Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan.
 Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan
melalui kegiatan musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini
 Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia.
 Tindakan yng akan dilaksanakan harus dapat memenuhi
kebutuhan yang sangat dirasakan masyarakat.
 Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai.
 Tindakan harus bersift realistis.
 Disusun secara berurutan.
b. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan Pemenuhan kriteria dalam
perencanaan keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
 Menggunakan kata kerja yang terpat.
 Dapat dimodifikasi.
 Bersifat spesifik.
4) Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang
telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan
masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal
ini melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat.
Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada
keperawatan komunitas adalah:
a. Inovatif
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan
mampu menyelesaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa.
b. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjsama dengan
sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan azas kemitraan.
c. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan
harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapaianya rencana
progran yang telah disusun.
d. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan
dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten.
e. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat
kemandirian masyarakat dlam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah
ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya.
Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian menurut Effendi:
 Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
 Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian
sampai dengan pelaksanaan.
 Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalh belum teratasi.
 Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa
evaluasi dilakukan dengan melihat respon komunitas.
E. Teori Perubahan Komunitas
1. Pengertian Perubahan
Perubahan merupakansuatu proses dimana terjadinya peralihan atau
perpindahan dari status tetap (statis) menjadi statis yang bersifta dinamis, artinya
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada.
Banyak definisi tentang berubah, dua diantaranya:
 Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang
berbeda dengan keadaan sebelumnya.
 Berubah merupakan proses yng menyebabkan perubahan pola perilaku
individu atau institusi.
2. Macam-macam Perubahan
a. Perubahan ditinjau dari sifat proses:
 Perubahan bersifat berkembang
Mengikuti dari proses perkembangan yang ada baik individu,
kelompok atau masyarakat secara umum
 Perubahan bersifat spontan
Dapat terjadi karena keadaan memberikan respon tersendiri terhadap
kejadian yang bersifat alami yang diluar kehendak manusia yang tidak
dapat diramalkan/diprediksikan sehingga sulit untuk diantisipasi.
 Perubahan bersifat direncanakan
Sifat perubahan satu ini dilakukan bagi individu, kelompok, atau
masyarakat ingin mangadakan perubahan kearah yang lebih maju atau
mencapai tingkat perkembangan yang lebih baik dari keadaan lebih
baik.
b. Perubahan ditinjau dari sifat keterlibatan
Perubahan partisipatif:
 Melalui penyediaan informaasi yang cukup
 Adanya sikap positif terhadap inovasi
 Timbulnya komitmen
Perubahan paksaan:
 Melalui perubahan total dari organisasi
 Memerlukan kekuatan personal ( personal power)
 Perubahan ditinjau dari sifat pengelolaan
Perubahan berencana:
 Menyesuaikan kegiatan dengan tujuan
 Dengan titik mula yang jelas dan dipersiapkan, sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai.
c. Perubahan acak/kacau
 Tanpa usaha mempersiapkan titik awal perubahan.
 Tidak ada usaha mempersiapkan kegiatan sesuai dengan tujuan.
3. Jenis dan Proses Perubahan
Perubahan dapat dijabrakan dengan beberapa cara, termasuk perubahan yang
direncanakan atau yang tidak direncanakan. Perubahan yang tidak direncanakan
adalah perubahan yang terjadi tanpa suatu persiapan, sebaliknya perubahan yang
direncanakan adalah perubahan yang direncanakan dan dipikirkan sebelumnya,
terjadinya dalam waktu yang lama, dan termasuk adanya suatu tujuan yang
jelas.
BAB III

PEMBAHASAN
Dalam rangka menerapkan ilmu keperawatan komunitas dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, mahasiswa Program Pendidikan Kperawatan D-3 mengikuti praktik
kerja lapangan di Rt/Rw 08/04 Desa Karang Tuang Kec.Bumiayu. Kegiatan praktik
keperawatan komunitas di Rt/Rw 08/04 Desa Karang Tuang Kec.Bumiayu adalah pertemuan
dengan ketua RW, ketua RT, kader kesehatan, tokoh masyarakat guna menjelaskan
program kerja dan tujuan yang akan dilaksanakan dan juga menerapkan hubungan yang
harmonis antara warga dan mahasiswa. Selain kegiatan asuhan keperawatan
komunitas, mahasiswa juga memberikan asuhan keperawatan keluarga yang menjadi
sasaran untuk keluarga binaan khususnya keluarga dengan resiko masalah kesehatan seperti
keluarga yang mempunyai bayi, balita, ibu hamil, menyusui, lansia, serta adanya penyakit
dalam keluarga.
Kegiatan-kegiatan kelompok kerja kesehatan yang dilaporkan meliputi tahap
persiapan dan pelaksanaan. Tahap persiapan meliputi persiapan ke masyarakat, sedangkan
tahap pelaksanaan terdiri atas pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari
rencana dan pelaksanaan. Asuhan keperawatan kesehatan komunitas yang telah
dilaksanakan oleh mahasiswa melalui praktik keperawatan di masyarakat
berlangsung mulai tanggal 20 s.d 22 Desember 2021 di Rt/Rw 08/04 Desa Karang Tuang
Kec.Bumiayu.
A. Pengkajian Keperawatan Komunitas
1. Data Keluarga
a. Nama KK : Tn. M
b. Jenis Kelamin : Laki - laki
c. Umur : 70 tahun
d. Pendidikan : SD
e. Agama : Islam
f. Pekerjaan :-
g. Alamat : RT 08 RW 04 Desa Dukuhturi/Karang Tuang.
h. Suku/kebangsaan : Jawa/Indonesia
i. Jumlah anggota keluarga : 6 orang
2. Susunan anggota keluarga

No Nama umur J.K Hubungan Pend Pekerjaan Ket

 1 Ny. S 48 th L Anak SMA Swasta Sehat


2 Ny. S 47 th L Anak SMA Swasta Sehat
3 Ny. T 45 th P Anak SMA IRT Sehat
4 Ny. L 43 th P Anak SMA IRT Sehat
5 Ny. E 43 th P Anak SMA IRT Sehat

3. Suku Bangsa dan Agama


Keluarga Tn. D semuanya suku jawa asli dan masih memegang adat kebiasaan
jawa yang ditampakkan dengan hubungan keluarga yang masih kuat. Semua anggota
keluarga beragama Islam.
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Keluarga Tn. M saat ini termasuk dalam taraf perkembangan Keluarga dengan
anak Dewasa Tengah.
2. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Secara umum tidak ada masalah dalam tahap perkembangan keluarga saat ini.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
Keluarga mengatakan bahwa Tn. M menderita tekanan darah tinggi sejak
berumur 45 tahun. Mula–mula Tn. T mengeluh badannya lemes dan kepala pusing
setelah diperiksakan ke mantri ternyata tekanan darah TD 180/100 mmHg. Tn. M
pernah dirawat di Rumah Sakit pada umur 47 tahun dengan keluhan pusing leher
terasa kaku dan tangan kaku TD 220/110mmHg.Pada saat pengkajian TD 190/110
mmHg, Nadi 84x/menit,RR 18x/menit, BB 56 Kg T 160 Cm Kleuhan pusing tidak
ada,penglihatan baik, tangan dan kaki kadang kesemutan. Tn. M jarang
memeriksakan diri ke dokter bila tidak ada keluhan dan os akan berobat bila
kepalanya pusing dan tidak mempan dengan obat penghilan rasa nyeri.
Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga
Keluarga mengatakan bahwa Tn. M menderita tekanan darah tinggi sejak
berumur 45 tahun. Mula–mula Tn. T mengeluh badannya lemes dan kepala pusing
setelah diperiksakan ke mantri ternyata tekanan darah TD 180/100 mmHg. Tn. M
pernah dirawat di Rumah Sakit pada umur 47 tahun dengan keluhan pusing leher
terasa kaku dan tangan kaku TD 220/110mmHg.Pada saat pengkajian TD 190/110
mmHg, Nadi 84x/menit,RR 18x/menit, BB 56 Kg T 160 Cm Keluhan pusing tidak
ada,penglihatan baik, tangan dan kaki kadang kesemutan. Tn. M jarang
memeriksakan diri ke dokter bila tidak ada keluhan dan berobat bila kepalanya
pusing.
Riwayat Kesehatan Sekarang
Tn. M Mengatakan anaknya jarang mengunjungi rumah nya karena sibuk
bekerja dan Mengurus rumah, Tn. M mengatakan Sering pusing setelah berkatifitas
berlebihan karena di rumah sepi dan merasa bosan.
Tn. M sudah menderita tekanan darah tinggi sejak berumur 45 tahun Tn. M 
sudah terbiasa dengan keadaannya(hipertensi)  Untuk menanggulangi TD nya Tn. M
mengurangi pemakaian garam pada makanannya.Tn. M pergi ke dokter bila sakitnya
parah Tn. M mengeluh kakinya kadang kesemutan. Keadaan umum baik Td: TD
190/90mmHg,RR :20 x/mnt Penglihatan     baik,pendengaran baik,sensasi rasa
normal,reflek normal Tn. M mengatakan Sering Beraktivitas untuk mengurangi
Bosan Tn. M mengatakan sering merasa lemas dan kaki sering kesemutan,
Pemeriksaan fisik anggota keluarga tidak diketemukan adanya kelainan.
C. Analisa Data
Data Masalah Etiologi Problem
Keperawatan
Data Subyektif Kurangnya Ketidakmampuan Kurang
Tn. M sudah menderita tekanan
Pengetahuan keluarga merawat pengetahuan
darah tinggi sejak berumur 45
tahun Tn. M  sudah terbiasa tentang Hipertensi anggotanya yang
dengan keadaannya(hipertensi)
sakit karena
Untuk menanggulangi TD nya
Tn. M mengurangi pemakaian kurangnya
garam pada makanannya.Tn. M
pengetahuan
pergi ke dokter bila sakitnya
parah Tn. M mengeluh kakinya keluarga
kadang kesemutan
Data Obyektif
KU baik temp: 36,3oC,Nadi 84x
/mnt,
TD 190/90mmHg,RR :20 x/mnt
Penglihatan    
baik,pendengaran baik,sensasi
rasa normal,reflek normal

Data Subyektif Intoleransi Kelemahan Otot Hipertensi


Tn. M mengatakan Sering Aktivitas
Beraktivitas untuk mengurangi
Bosan
Tn. M mengatakan sering
merasa lemas dan kaki sering
kesemutan.
 
Data Obyektif
Pemeriksaan fisik anggota
keluarga tidak diketemukan
adanya kelainan Td: 190/90
mmHg.

D. Diagnosa Keperawatan
1. Kurang Pengetahuan b.d ketidak mampuan keluarga merawat anggotanya yang
sakit.
2. Intoleransi Aktivitas b.d Kelemahan umum.
E. Intervensi Keperawatan
No Tujuan Jangka Tujuan jangka Kriteria Standar Evaluasi Intervensi
Dx Panjang pendek Evaluasi

1. Setelah diberi- Setelah Verbal Keluarga Jelaskan dan diskusikan


kan perawatan dilakukan 3 kali Psikomotor mengerti tentang dengana keluarga tentang
selama 1 bulan kunjungan - Penyebab penyakit hipertensi :
kelu-arga dapat keluarga dapat : hipertensi - Pengertian
merawat anggota 1. Memahami - Tanda dan - Tanda dan gejala
keluarga yang tentang gejala hipertensi hipertensi
menderita hipertensi - Faktor yang - Faktor resiko hipertensi
hipertensi 2.Dapat merawat mempengaruhi - Penyebab hipertensi
sehingga tidak anggota keluarga hipertensi - Komplikasi
terjadi hipertensi - Komplikasi - Cara pencegahan dan
komplikasi 3.Tekanan Darah - Cara perawatan hipertensi.
Tn. M terkontrol pencegahan dan Lakukan pengukuran
perawatan Tekanan Darah
- Keluarga Motivasi keluarga untuk
membawa Tn.M membawa Tn. M berobat
berobat ke ke Puskesmas
Puskesmas
No Tujuan Jangka Tujuan Jangka Kriteria Standar Evaluasi Intervensi
Dx Panjang Pendek Evaluasi

2. Setelah diberikan Setelah Verbal Anggota keluarga Jelaskan pada keluarga


perawatan 1 dilakukan 3 kali Tn. M tidak
Psikomoto untuk tetap
bulan keadaan kunjungan pernah
kesehatan keluarga dapat r mengeluhkan mempertahankan
anggota keluarga Mempertahan kesehat
kesehatan
Tn. M meningkat kan dan annya
meningkatkan 2.Jelaskan pada
derajat
Keluarga tentang pola
kesehatannya
hidup sehat
- Makan teratur
- Istirahat cukup
- Olahraga
- Menghindari stres
2.Motivasi anggota klg
Tn. M untuk
memeriksakan kesehatan
secara teratur.
F. Implementasi dan Evaluasi
No Waktu Tindakan Evaluasi
Dx Keperawatan
1. Senin, Gali S:
pengetahuan
20-12- - Keluarga mengatakan bahwa hipertensi adalah penyakit keturunan
keluarga
2021, tentang yang sulit untuk disembuhkan, keluarga sudah berobat ke dokter
penyakit
pkl. namun penyakitnya tidak ada perbaikan.
hipertensi
09:30 - Diskusi - Keluarga sudah merasa bosan untuk berobat namun tekanan
dengan
darahnya naik turun sehingga memutuskan untuk berobat
keluarga
tentang bila ada keluhan
tindakan
O:
keluarga yang
sudah Keluarga nampak tertarik dengan beberapa masukan dari
dilakukan
mahasiswa Keluarga berharap dapat dijelaskan secara rinci tentang
penyakit hipertensi.
Kurangnya pengetahuan penderita
A:

Indikator A T

Tingkat Pengetahuan Keluarga 2 5

P:
Lanjutkan Intervensi
No Waktu Tindakan Keperawatan Evaluasi
Dx
Selasa, 21- Memberikan penyuluhan tentang S:
12-2021. hipertensi Keluarga mengatakan paham
Pkl 10:00 - Komplikasi dengan penjelasan yang disampaikan
- Cara pencegahan dan O:
perawatan hipertensi Keluarga dapat menjelaskan kembali
Melakukan pemeriksaan tekanan tentang komplikasi dancara pencegahan
darah dan perawatan hipertensi
Tn. M sudah berobat ke dokter, Tekanan
Darah Tn. M 170/100mmHg
A:
Pengetahuan keluarga tentang komplikasi
dan cara pencegahan/perawatan
hipertensi bertambah
P:
Pantau Tekanan darah Penderita
No Waktu Tindakan Keperawatan Evaluasi
Dx
2. Selasa, Memberi penyuluahan S:
21-12- tentang pola hidup sehat : Keluarga mengatakan paham
2021. Pkl. -Mengatur Makan dengan penjelasan yang disampaikan
14:25 -Mengatur istirahat Keluarga dapat menjelaskan
-Menghindari stres O:
Mengukur TD Tn. M Kembali tentang mengatur makan, mengatur
istirahat, berolah Raga teratur dan Cara
Menghindari stress
TD Tn. M 160/100 mmHg
A:
Indikator A T

Pola Aktifitas Berlebih 2 5

Kurangnya Istirahat 2 5

P:
Lanjutkan intervensi masalah lain
Pantau status kesehatan anggota keluarga
Tn. M
No Waktu Tindakan Evaluasi
Dx Keperawatan
Memberi penyuluhan S:
tentang terapi Tn. Mengatakan sudah paham dengan penjelasan
Menyarankan agar Tn. yang sudah di sampaikan.
M istirahat jangan O:
terlalu sering Tn. M mencoba untuk tetap istirahat dan
beraktifitas mengurangi aktifitas yang berlebihan.
Mengukur TD Tn. M TD Tn. M 150/100 mmHg
A:

Indikator A T

Intoleransi aktifitas 2 5

P:
Lanjutkan Intervensi
DAFTAR PUSTAKA
HIDAYAH, A. A., Herlina, H., & Novita, R. P. (2018). KERASIONALAN
ANTIHIPERTENSI DAN ANTIDIABETIK ORAL PASIEN GAGAL GINJAL
KRONIK DENGAN ETIOLOGI HIPERTENSI DAN ATAU DIABETES MELITUS
TIPE 2 DI RSI SITI KHADIJAH PALEMBANG (Doctoral dissertation, Sriwijaya
University).
Agustina, W., Oktafirnanda, Y., & Wardiah, W. (2018). Faktor Risiko yang Berhubungan
dengan Kejadian Hipertensi pada Wanita Usia Reproduktif di Wilayah Kerja
Puskesmas Langsa Lama Kota Langsa. Jurnal Bidan Komunitas, 1(1), 48-57.
Ulfa, N. M., Lubada, E. I., & Darmawan, R. (2020). Buku ajar farmasi klinis dan komunitas:
medication picture dan pill count pada kepatuhan minum obat penderita diabetes
mellitus dan hipertensi. Penerbit Graniti.
Fauza, A., & Rosidi, A. (2017). Sensitivitas dan Spesifisitas Rasio Lingkar Pinggang
Panggul (RLPP) dan Lingkar Perut (LP) sebagai Indikator Risiko Hipertensi pada
Orang Dewasa. NERS Jurnal Keperawatan, 13(1), 10-14.
Gunaidi, F. C. (2019). HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN LINGKAR
PINGGANG TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI PADA PETUGAS SEKURITI
DI UNIVERSITAS TARUMANAGARA (Doctoral dissertation, Universitas
Tarumanagara).

Anda mungkin juga menyukai