BAB I.......................................................................................................................2
PENDAHULUAN..................................................................................................2
A. Latar Belakang........................................................................................2
B. Tujuan......................................................................................................5
C. Manfaat....................................................................................................5
D. Sasaran.....................................................................................................6
E. Strategi.....................................................................................................6
F. Waktu pelaksanaan.................................................................................7
G. Perencanaan Kegiatan............................................................................7
BAB II.....................................................................................................................9
TINJAUAN TEORI...............................................................................................9
A. Paradigma Sehat......................................................................................9
B. Konsep keperawatan komunitas..........................................................10
1. Definisi................................................................................................10
2. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas.................................11
3. Sasaran................................................................................................12
4. Strategi................................................................................................14
5. Ruang Lingkup Perawatan Komunitas...........................................14
6. Kegiatan Praktek Keperawatan Komunitas...................................16
BAB III..................................................................................................................19
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS LANSIA DI WILAYAH RW I
DAN II KELURAHAN SENDANG MULYO KECAMATAN TEMBALANG
SEMARANG........................................................................................................19
A. Data Umum...................................................................................................19
B. Data Khusus..................................................................................................25
C. Analisa Data..................................................................................................44
D. Prioritas Masalah Kesehatan......................................................................46
E. Rencana Keperawatan Komunitas.............................................................47
F. Planning Of Action (POA)..........................................................................49
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk
mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk merupakan
hakekat pembangunan kesehatan yang termuat di dalam sistem kesehatan
nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum
dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal
diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat bersama
petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan diberlakukannya UU no. 36
tahun 2009 tentang kesehatan, pasal 3 yang menyatakan bahwa
pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemammpuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis.
Memasuki abad 21 bidang keperawatan di indonesia telah
menetapkan paradigma sehat sebagai model pembangunan kesehatan.
Dalam rapat kerja kesehatan Nasional 1999 telah di sepakati visi
pembangunan bidang kesehatan adalah indonesia sehat 2010. Penerapan
paradigma pembangunan kesehatan baru yaitu para digma sehat
merupakan upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan bangsa yang
bersifat produktif.
Menurut undang-undang kesehatan Nomor 23 tahun 1992, maka
pasal 5 di sebutkan bahwa setiap orang berkewajiban untuk turut serta
dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan,
keluarga dan lingkungan. Untuk menindak lanjutkan hal tersebut, maka
masyarakat diharapkan peran sertanya yang terus menerus dalam upaya
2
meningkatkan derajat kesehatan yang optimal dengan cara meningkatakan
kesehatan secara mandiri dan berkesinambungan.
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan suatu bidang dalam
perawatan yang merupakan perpaduan antara perawatan dan kesehatan
masyarakat dengan dukungan dan peran serta masyarakat. (Rapat Kerja
Keperawatan Kesehatan Masyarakat, 1989). Keperawatan komunitas
merupakan salah satu bentuk pelayanan keperawatan yang didasari oleh
ilmu keperawatan yang memberikan pelayanan pada individu, keluaga,
dan masyarakat dengan menggunakan keluarga sebagai unit pelayanan dan
komunitas sebagai target pelayanan dengan fokus pada upaya promotif
dan preventif.
Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di dalam berbagai
bidang kehidupan mengakibatkan terjadi juga pergeseran pada pola
kehidupan masyarakat, salah satunya adalah dalam bidang kesehatan.
Dimana dengan berkembangnya paradigma “Sehat” saat ini, telah terjadi
pergeseran upaya-upaya dalam hidup kesehatan antara lain: berubahnya
upaya pengobatan kepada upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan,
dari segi kegiatan yang bersifat pasif menunggu klien berobat di unit-unit
pelayanan kesehatan bergeser kepada penemuan kasus secara aktif.
Perubahan ini tentunya akan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya
kepada masyarakat untuk berperan secara aktif dalam upaya peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Oleh karenanya peran serta
masyarakat perlu terus dikembangkan agar tercapai pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan yang optimal secara mandiri.
Komunitas atau masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan
dan aktif dalam seluruh proses perubahan, sejak pengenalan masalah
kesehatan sampai penanggulangan masalah, yang melibatkan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai target pelayanan keperawatan
komunitas dengan fokus masyarakat berupa peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit, hendaknya perlu dilibatkan secara lebih aktif dalam
seluruh akitfitas kegiatan komunitas.
3
Upaya untuk mengaplikasikan teori ilmu keperawatan komunitas
yang telah dibekalkan kepada mahasiswa saat kuliah, serta sebagai salah
satu upaya menyiapakan tenaga keperawatan yang profesional dan potensi
keperawatan secara mandiri, maka mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKES Karya Husada Semarang melaksanakan praktek
keperawatan komunitas di wilayah RT 1 – 6 RW 01 dan RT 1-9 RW 02
Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang Semarang. Pada
kegiatan praktek keperawatan komunitas digunakan 3 pendekatan, yaitu
pendekatan keluarga, pendekatan kelompok dan pendekatan kepada
masyarakat. Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara masing-masing
mahasiswa dapat membina keluarga binaan dengan mendatangi keluarga
door to door dengan fokus keperawatan resiko tinggi dan tumbuh
kembang pada kasus keluarga dan gerontik yang ada di wilayah RW 0I
dan RW 02 Kelurahan Sendangmulyo. Pendekatan secara kelompok
dilaksanakan dengan cara melakukan pembentukan kelompok warga usia
lanjut, dimana selama ini di Kelurahan Sendangmulyo khususnya di RW
01 dan RW 02 memang sudah terdapat wadah untuk lansia seperti
Posyandu namun belum ada minat yang besar dari para lansia dan
pelaksanaan Posyandu lansia masih digabung dengan Posyandu balita.
Pendekatan kepada masyarakat dilakukan dengan cara membuat kegiatan
bersama serta menambah lagi keahlian kader khususnya dalam
menscreening kemampuan kognitif lansia serta melakukan kegiatan untuk
meningkatkan kemampuan kognitif lansia.
Dengan kegiatan ini diharapkan masyarakat khususnya lansia
mampu mengenal masalah kesehatan yang terjadi di wilayahnya serta
dapat mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada individu, keluarga
dan masyarakat dan mampu meningkatkan derajat kesehatan yang optimal
secara mandiri. Dalam pelaksanaan praktik asuhan keperawatan komunitas
mahasiswa menggunakan pendekatan proses keperawatan komunitas yang
diawali dari pengkajian dengan cara pengumpulan data, kemudian
4
menyusun rencana sesuai dengan permasalahan yang ditemukan sampai
pelaksanaan dan terakhir evaluasi.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah melakukan praktek keperawatan komunitas, mahasiswa
mampu menerapkan upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat
di tingkat komunitas.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan kegiatan praktek keperawatan komunitas, tujuan
yang ingin di capai adalah :
a. Mampu melakukan komunikasi yang baik serta hubungan saling
percaya dengan seluruh tokoh masyarakat di RW 01 dan RW 02
Kelurahan Sendang Mulyo
b. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data kesehatan yang
ada dimasyarakat khususnya pada lansia
c. Bersama-sama dengan masyarakat menyusun perencanaan
kegiatan dalam menanggulangi masalah kesehatan yeng terdapat
pada masyarakat khususnya lansia dan membantu lansia untuk
mengenali dan mengatasi masalah kesehatan
d. Melaksanakan kegiatan bersama masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatan yang dihadapi
e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan
dan tindak lanjut dari tiap masalah keperawatan yang telah
ditemukan.
C. Manfaat
1. Bagi masyarakat
a) Masyarakat dapat mengetahui informasi- informasi kesehatan yang
dapat diaplikasikan pada diri sendiri, keluarga dan masyarakat pada
umumnya terutama pada lansia.
b) Masyarakat dapat memiliki paradigma dan pola pikir yang lebih
atas pemahaman tentang pentingnya menjaga kesehatan.
5
c) Masyarakat dapat membiasakan diri pola hidup sehat dari
informasi-informasi kesehatan yang di edukasikan lewat program-
program yang dilakukan sehingga masyarak dapat meningkatkan
derajat kesehatanya secara mandiri.
2. Bagi puskesmas
Puskesmas diharapkan dapat terbantu karena adanya program-program
kegiatan yang bersifat preventif.
3. Bagi mahasiswa
a) Mahasiswa dapat melatih dan menambah keterampilan dalah hal
pengembangan berkomunikasi secara langsung dalam masyarakat.
b) Menjadikan mahasiswa mampu melakukan pendekatan dalam
edukasi dan preventif suatu masalah kesehatan di suatu kelompok
masyarakat.
c) Menumbuhkan sifat simpati dan empati dalam kehidupan bersosial.
D. Sasaran
Seluruh masyarakat RW 01 dan RW 02 Kelurahan Sendang Mulyo
khususnya pada lansia.
E. Strategi
1. Penjajakan umum
a. Perkenalan awal kepada pihak Puskesmas, RT, Kader Kesehatan
dan tokoh masyarakat RW 01 dan RW 02 Kelurahan Sendang
Mulyo. Kegiatan ini dilakukan melalui Musyawarah Masyarakat
Desa.
b. Orientasi wilayah
c. Evaluasi hasil program kepada pihak Puskesmas, RT, kader
kesehatan dan tokoh masyarakat RW 01 dan RW 02 Kelurahan
Sendang Mulyo. Kegiatan ini dilakukan melalui Musyawarah
Masyarakat Desa.
2. Pengumpulan data
a. Angket dan observasi terhadap warga RW 01 dan RW 02
Kelurahan Sendang Mulyo.
6
b. Wawancara dengan kepala Dukuh, kader kesehatan dan tokoh
masyrakat RW 01 dan RW 02 Kelurahan Sendang Mulyo.
c. Survei lingkungan
3. Identifikasi dan prioritas masalah
a. Angket diidentifikasikan bersama-sama dengan kelompok dan
dikonsultasikan dengan pembimbing Akademik berdasarkan data
yang telah diperoleh
b. Menyusun prioritas masalah bersama-sama dan dikonsultasikan
dengan pembimbing Akademik
c. Melibatkan unsur yang terkait dalam mengidentifikasi dan
memprioritaskan masalah (Puskesmas, kader dan pembimbing
akademik)
4. Perencanaan Lokal Karya Mini
a. Pelaksanaan pemecahan masalah dilaksanakan berdasarkan
rencana bersama masyarakat dengan memanfaatkan potensi yang
ada di masyarakat
b. Bersama-sama dengan Pembimbing Akademik, Puskesmas, kader,
masyarakat
5. Evaluasi pada MMD
a. Evaluasi dilaksanakan bersama-bersama dengan mayarakat
b. Bersama-sama dengan pihak puskesmas, kader yang ada di
masyrakat dalam mengevaluasi pemecahan masalah.
F. Waktu pelaksanaan
Pelaksanaan praktek keperawatan komunitas dilaksanakan selama 6
minggu mulai tanggal 14 Oktober 2019 - 23 November 2019.
G. Perencanaan Kegiatan
Perencanaan kegiatan di RW 01 dan RW 02 Kelurahan Sendang Mulyo
Semarang meliputi :
1. Minggu I: Hari senin tanggal 14 Oktober 2019, kegiatan mahasiswa
melaksanakan kegiatan perkenalan bersama dukuh, menemui tiap RT,
7
mahasiswa melaksanakan kegiatan pengumpulan data dilanjutkan
tabulasi data dan analisa data.
2. Minggu II : Pada minggu II mahasiswa melaksanakan Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD).
3. Minggu III: Pada minggu III kegiatan mahasiswa melaksanakan
kegiatan dari program kerja yang telah dibuat.
4. Minggu IV : Pelaksanaan rencana intervensi yang telah ditentukan.
8
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Paradigma Sehat
Paradigma kesehatan telah mengalami banyak perubahan,saat ini
didengungkan paradigma sehat sesuai dengan visi Indonesia sehat 2015-
2019 yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor
HK.02.02/Menkes/52/2015.Paradigma sehat merupakan cara pandang,
pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang bersifat holistik. Cara
pandang ini menekankan pada melihat masalah kesehatan yang
dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor. Upayanya lebih
diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan,
bukan hanya panyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan. Dengan
diterapkannya paradigma ini, diharapkan mampu mendorong masyarakat
untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri melalui
kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang
bersifat promotif dan preventif.
Faktor yang mendorong perlu adanya paradigma sehat :
1. Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang sakit
ternyata tidak efektif.
2. Konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam arti sehata
dimasukkan unsur sehat produktif sosial ekonomis.
3. Adanya transisi epidemiologi dari penyakit infeksi ke penyakit kronik
degeneratif
4. Adanya transisi demografi, meningkatnya Lansia yang memerlukan
penangan khusus
5. Makin jelasnya pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi
kesehatan penduduk.
9
Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor: lingkungan,
perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Faktor lingkungan dan
perilaku sangat mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk lingkungan
adalah: Keadaan pemukiman perumahan, tempat kerja, sekolah dan tempat
umum, air dan udara bersih, juga teknologi, pendidikan, sosial dan
ekonomi. Sedangkan perilaku tergambar dalam kebiasaan sehari-hari
seperti: pola makan, kebersihan perorangan, gaya hidup, dan perilaku
terhadap upaya kesehatan.
Upaya-upaya dalam bidang lingkungan dan perilaku tersebut pada
waktu yang lalu belum dilaksanakan optimal. Padahal meskipun upaya
kesehatan sudah dilakukan maksimal, tetapi apabila lingkungan dan
perilaku belum berkembang baik, tidak akan menjamin peningkatan
derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena, itu pada waktu yang akan
datang pembangunan kesehatan perlu lebih proaktif tidak menunggu orang
sakit, melainkan aktif memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatan masyarakat, dalam rangka peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusia produktivitas masyarakat.
B. Konsep keperawatan komunitas
1. Definisi
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan
yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan,
dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan. (Sujono Riadi,
2016).
10
2. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas
a. Tujuan keperawatan komunitas
1) Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat
menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang
mereka miliki.
2) Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga,
kelompok khusus dan masyarakat dalam hal:
a) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi.
b) Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas
masalah.
c) Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah
kesehatan/ keperawatan.
d) Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang
mereka hadapi.
e) Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah
kesehatan/ keperawatan.
f) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pelayanan kesehatan/keperawatan.
g) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan
secara mandiri (self care).
h) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan
kesehatan.
i) Menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka
kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya norma
keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
11
j) Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang
rawan terhadap masalah kesehatan.
b. Fungsi keperawatan komunitas
1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan
ilmiah bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam
memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannya dibidang kesehatan.
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan
peran serta masyarakat.
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan
penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat
mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2014).
3. Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang
sakit yang mempunyai masalah kesehatan/perawatan.
a. Individu
Individu adalah bagian dati anggota keluarga. Apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena
ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab,
maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik
secara fisik, mental maupun sosial.
b. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas
kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan
tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan
ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling
tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota
12
keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-
keluarga yang ada di sekitarnya.
c. Kelompok Khusus
Kelompok hkusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti;
a) Ibu hamil
b) Bayi baru lahir
c) Balita
d) Anak usia sekolah
e) Usia lanjut
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan,
diantaranya adalah:
a) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS,
penyakit kelamin lainnya.
b) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti:
penyakit diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik,
gangguan mental dan lain sebagainya.
c) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit,
diantaranya:
- Wanita tuna susila
- Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
- Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
3) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya
adalah:
a) Panti werdha
13
b) Panti asuhan
c) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
d) Penitipan balita
d. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan
bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri
mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial
dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas.Masyarakat
merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling
tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalan
berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul banyak
permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan,
perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.
4. Strategi
Strategi intervensi keperawatan komunitas meliputi :
a. Proses kelompok.
b. Pendidikan kesehatan.
c. Kerja sama (partnership).
5. Ruang Lingkup Perawatan Komunitas
Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi:
upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
(preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif),
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta
memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang
ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif,s rehabilitatif dan resosialitatif.
a. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
14
1) Penyuluhan kesehatan masyarakat
2) Peningkatan gizi
3) Pemeliharaan kesehatan perseorangan
4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5) Olahraga secara teratur
6) Rekreasi
7) Pendidikan seks
b. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya
penyakit dan gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu,
puskesmas maupun kunjungan rumah
3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu,
puskesmas ataupun di rumah.
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
c. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati
anggota-anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang
menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari
puskesmas dan rumah sakit
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu
bersalin dan nifas
4) Perawatan payudara
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan
bagi penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap
15
kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama,
misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui
kegiatan:
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti
penderita kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit
tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita
stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh
perawat.
e. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu,
keluarga dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat,
diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh
masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta,
AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita
Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu,
upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima
kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut
dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka
derita.Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian
atau batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.
6. Kegiatan Praktek Keperawatan Komunitas
Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan
perawat mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan
tingkat pelayanan kesehatan, wilayah kerja perawat tetapi secara
umum kegiatan praktek keperawatan komunitas adalah sebagai
berikut:
a. Tahap Persiapan:
1) Pembekalan dari departemen komunitas dan dinas kesehatan
tentang program praktek.
16
2) Penjajakan ke daerah, meliputi wilayah, sistem dalam
komunitas, masalah dan kesehatan utama.
3) Penyusunan instrumen data.
4) Uji coba instrumen pengumpulan data.
5) Pertemuan awal dengan komunitas dan keluarga untuk
perkenalan, penjelasan program praktek dan mengadakan
kontrak dengan komunitas.
6) Melaksanakan pendataan dengan melibatkan tokoh-tokoh
dan kader kesehatan setempat.
7) Melakukan tabulasi data, menganalisa data dengan
pendekatan demografi, epidemiologi dan statistik serta
membuat visualisasi/penyajian data.
8) Mengidentifikasi pra musyawarah komunitas: menyusun
kepanitiaan, menyiapkan dan melatih masyarakat yang akan
terlibat dalam musyawarah dan menyebarkan undangan.
9) Melaksanakan musyawarah komunitas tingkat RW:
a) Penyajian data hasil pengkajian kesehatan masyarakat
b) Diskusi kelompok untuk menetapkan hasil masalah,
prioritas masalah, garis besar rencana kegiatan
c) Membentuk kelompok kerja kesehatan sesuai dengan
masalah yang telah ditetapkan.
d) Tanggapan-tanggapan dari tokoh-tokoh masyarakat dan
petugas kesehatan dari instansi terkait.
b. Tahap Pelaksanaan:
1) Menyusun kembali rencana kerja hasil musyawarah bersama
dengan kelompok kerja kesehatan.
2) Melaksanakan kegiatan di komunitas bersama-sama dengan
kelompok kerja kesehatan:
a) Pelatihan kader kesehatan
b) Penyuluhan kesehatan
c) Simulasi/demonstrasi
17
d) Pembuatan model/percontohan
e) Kunjungan rumah (home health care)
f) Kerja bakti, daan lain-lain.
g) Berkoordinasi dengan puskesmas dan instansi terkait
dalam pelaksanaan kegiatan.
c. Tahap Evaluasi:
1) Mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan di komunitas
dalam hal kesesuaian, kefektifan dan keberhasilan kegiatan
serta aktivitas dari komunitas.
2) Mengevaluasi seluruh kegiatan di komunitas dalam hal
pencapaian tujuan, keberhasilan pemecahan masalah dan
kemampuan komunitas dalam pemecahan masalah.
d. Tahap Asuhan Keperawatan Komunitas
Mengunakan pendekatan proses keperawatan, dengan langkah-
langkah
1) Pengkajian
2) Diagnosa Keperawatan
3) Perencanaan
4) Pelaksanaan
5) Evaluasi
18
BAB III
A. Data Umum
1. Letak Geografi
a. Lokasi daerah binaan : RW I dan II
b. Denah / Peta wilayah binaan : Terlampir
c. Letak daerah dengan batas-batasnya :
1) Sebelah Utara : berbatasan dengan RW 3, RW 18, RW 26,
dan RW 19
2) Sebelah Barat : berbatasan kelurahan Mangun Harjo
3) Sebelah Selatan : berbatasan kelurahan Meteseh
4) Sebelah Timur : berbatasan kabupaten Demak
d. Luas Wilayah
Wilayah Kelurahan Sendang Mulyo seluas ± 358,57 Ha. Dengan
jumlah penduduk 37.577 jiwa, jumlah penduduk laki-laki 18.872
jiwa dan jumlah penduduk perempuan 18.705 jiwa. Jumlah RT 272
dan jumlah RW 32. Keadaan geografis sendang mulyo mayoritas
merupakam wilayah perumahan dan hanya sedikit lahan
perkebunan yang tidak produktif.
e. Jumlah RT di RW I dan RW II beserta tokoh masyarakat
19
1) RW I terdiri dari 6 RT
a) Nama Kepala Kelurahan : Bpk. Suwito, S.Sos
b) Ketua RW I : Bpk Abu Khasanah
c) Sekretaris RW I : ibu Ainil
d) Ketua RT 01 : Bpk. Lilik
e) Ketua RT 02 : Bpk. Habits
f) Ketua RT 03 : Bpk. Jaiz
g) Ketua RT 04 : Bpk. Sinwamni
h) Ketua RT 05 : Bpk. Eko
i) Ketua RT 06 : Bpk. Tarmuji
2) Jumlah RT di RW II terdiri 9 RT
a) Nama Kepala Kelurahan : Bpk. Suwito, S.Sos
b) Ketua RW II : Bpk A. Royyan
c) Sekretaris RW II :
d) Ketua RT 01 : Bpk. Slamet Nur Hadi
e) Ketua RT 02 : Bpk. Tri hartanto
f) Ketua RT 03 : Bpk. Yani Mughniyawan
g) Ketua RT 04 : Bpk. Sabdul khakim
h) Ketua RT 05 : Bpk. A Royyan
i) Ketua RT 06 : Bpk. Andi P
j) Ketua RT 07 : Bpk. Nugroho
k) Ketua RT 08 : Bpk Seno
l) Ketua RT 09 : Bpk Purnomo
20
5) Jumlah Wihara : Tidak ada
6) Suku / bangsa : Jawa, sunda / Indonesia
7) Bahasa : Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia
21
b. Pelayanan Sosial dan Kesehatan
RW I : Lingkungan RW I terdapat satu praktek bidan mandiri
yang tepatnya terletak pada RT 04. Pelayanan kesehatan ini di
layani dalam waktu kerja dan dengan Rumah sakit 24 jam.
Terdapat posyandu lansia yang dilaksanakan sekali dalam satu
bulan.
RW II : Tidak Ada
c. Politk dan Pemerintahan
Politik di komunitas RW I dan RW II tidak terlalu ketat. Dan
peraturan pemerintahan di lingkungan RW I dan II Sendangmulyo
dilakukan serentak mengikuti kebijakan dari pemerintahan Kota
Semarang
d. Ekonomi
RW I : Tingkat Ekonomi terbilang cukup baik karena mayoritas
penduduk bekerja sebagai pegawai dengan gaji diatas UMR, Guru
dan buruh
RW II : Tingkat Ekonomi terbilang cukup baik karena mayoritas
penduduk bekerja sebagai pegawai dengan gaji diatas UMR, Guru,
pensiunan dan buruh
e. Komunikasi
RW I dan RW II : Komunikasi sehari-hari yang digunakan
adalah dengan bahasa Jawa dan Indonesia. Media yang digunakan
untuk berkomunikasi adalah dengan secara langsung dan HP.
Warga mencakup berita dengan menggunakan Televisi, media
surat kabar dan internet. Komunikasi warga menggunakan
whatsapp group sehingga informasi cepat tersampaikan oleh
seluruh warga.
f. Pendidikan
RW I dan RW II Sendangmulyo Semarang wilayahnya secara
umum agak jauh dengan fasilitas pendidikan seperti SMP, SMA
22
dan perguruan tinggi. Dilingkungan RW I di wilayah RT 06
terdapat TK dan SD. dan RW II di wilayah RT 02 terdapat PAUD.
g. Keamanan dan Transportasi
Keamanan dilingkungan RW I dan II terbilang aman. Angka
kriminalitas di lingkungan RW I dan II cukup rendah. Kegiatan
siskamling dijalankan 1 minggu sekali per RT. Trasnportasi yang
digunakan warga adalah sepeda, sepeda motor dan mobil. Dan
kepemilikan trasnportasi adalah milik pribadi.
h. Rekreasi : Tidak Ada
4. Organisasi sosial dan Tokoh Masyarakat
23
II di depan Masjid
6 Kegiatan Dilakukan setiap satu bulan
posyandu anak sekali . RW I di balai RW, RW
II di depan Masjid
No Bentuk Kegiatan
1 Posyandu balita Dilakukan 1 bulan sekali, bersama dengan
petugas puskesmas dan kader masyarakat
2 Posyandu lansia Dilakukan 1 bulan sekali, bersama dengan
petugas puskesmas dan kader masyarakat
(dilaksanakan bersama-sama dengan Posyandu
Balita)
3 Sosialisasi Dilakukan oleh petugas dari Puskesmas Yang
kesehatan dari sebelumnya diberitahukan lewat PKB sehingga
Puskesmas informasi yang didapat dengan cepat dan
masyarakat yang hadir setiap sosialisasi juga
banyak
24
B. Data Khusus
1. Riwayat Komunitas
Kelurahan Sendang Mulyo terletak di wilayah Semarang Selatan.
Kelurahan Sendang Mulyo merupakan daerah dataran dengan struktur
tanah naik turun. Sebagian besar warga Kelurahan Sendang Mulyo
mayoritas suku jawa dengan beragama Islam. Kelurahan Sendang
Mulyo RW I memiliki 6 RT dan RW 2 memiliki 9 RT.
2. Data Demografi
a. Jenis Kelamin
Diagram 3.1
Distribusi Lansia Berdasarkan Jenis Kelamin Di Wilayah RW
I Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang Kota
Semarang (N=75)
49%
51%
Perempuan Laki-Laki
25
Berdasarkan diagram 3.dapat diketahui bahwa penduduk lansia
berdasarkan jenis kelamin di wilayah RW I Kelurahan Sendang
Mulyo Kecamatan Tembalang perempuan sebanyak 37 orang
(49.3%) dan laki-laki sebanyak 38 orang (50.7%).
Diagram 3.2
Distribusi Lansia Berdasarkan Jenis Kelamin Di Wilayah RW
II Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang Kota
Semarang (N=101)
40%
Perempuan
Laki-Laki
60%
b. Status Pernikahan
Diagram 3.3
Distribusi Lansia Berdasarkan Status Pernikahan Di Wilayah
RW I Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang Kota
Semarang (N=75)
26
5%
21%
1% Janda Duda
72%
28%
70%
c. Suku Budaya
Diagram 3.5
Distribusi Lansia Berdasarkan Suku Budaya Di Wilayah RW I
Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang Kota
Semarang (N=75)
27
3%
Jawa
Lain-Lain
97%
Diagram 3.6
Data Demografi Penduduk Lansia Berdasarkan Suku Budaya
Di Wilayah RW II Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan
Tembalang Kota Semarang (N=101)
1%
Jawa Sunda
99%
d. Penghasilan Perbulan
Diagram 3.7
28
Distribusi KK yang memiliki Lansia Berdasarkan Penghasilan
Perbulan Di Wilayah RW I Kelurahan Sendang Mulyo
Kecamatan Tembalang Kota Semarang (N=75)
11%
89%
< Rp 3.046.180
≥ Rp 3.046.180
85%
29
Diagram 3.9
Distribusi Lansia Berdasarkan Kondisi Sehat/Sakit Lansia Di
Wilayah RW I Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan
Tembalang Kota Semarang (N=75)
44%
Lansia Sehat
56% Lansia Sakit
36%
Lansia Sehat
Lansia Sakit
64%
30
Distribusi Lansia Berdasarkan Masalah Kesehatan Yang
Dirasakan Lansia Di Wilayah RW I Kelurahan Sendang Mulyo
Kecamatan Tembalang Kota Semarang (N=75)
35%
37%
Hipertensi
Kencing Manis
Asam Urat
Resiko Jatuh
Nyeri Sendi
Tidak Ada Masalah
1%
1% 5%
20%
Diagram 3.12
Distribusi Lansia Berdasarkan Masalah Kesehatan Yang
Dirasakan Lansia Di Wilayah RW II Kelurahan Sendang Mulyo
Kecamatan Tembalang Kota Semarang (N=101)
31
20%
38%
8%
Hipertensi
2%
Kencing Manis 5%
Asam Urat
7%
Gangguan tidur pada lansia 21%
Nyeri Sendi
Diagram 3.13
Distribusi LansiaBerdasarkan Keikutsertaan Dalam Posyandu
Lansia Di Wilayah RW I Kelurahan Sendang Mulyo
32
Kecamatan Tembalang Kota Semarang (N=75)
48% Ya
52% Tidak
Diagram 3.14
Distribusi Lansia Berdasarkan Keikutsertaan Dalam Posyandu
Lansia Di Wilayah RW II Kelurahan Sendang Mulyo
Kecamatan Tembalang Kota Semarang (N=101)
46%
54% Ya Tidak
Diagram 3.15
33
Distribusi Lansia Berdasarkan Kebiasaan Minta Tolong
Ketika SakitDi Wilayah RW I Kelurahan Sendang Mulyo
Kecamatan Tembalang Kota Semarang (N=75)
12%
21%
27%
Rumah Sakit
Puskesmas
Dokter Praktek
Bidan
40%
Diagram 3.16
DistribusiLansia Berdasarkan Kebiasaan Minta Tolong Ketika
SakitDi Wilayah RW II Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan
Tembalang Kota Semarang (N=101)
14% 16%
Rumah Sakit
Puskesmas
22%
Dokter Praktek
Bidan
49%
34
(48.5%) ke puskesmas, sebanyak 22 orang (21.8%) ke dokter
praktek, sebanyak 14 orang (13.8%) ke bidan.
Diagram 3.17
DistribusiKK yang memiliki Lansia Berdasarkan Kebiasaan
Keluarga Sebelum Ke Pelayanan KesehatanDi Wilayah RW I
Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang
Kota Semarang (N=75)
25%
53%
21%
35
Diagram 3.18
Distribusi KK yang memiliki Lansia Berdasarkan Kebiasaan
Keluarga Sebelum Ke Pelayanan KesehatanDi Wilayah RW II
Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang
Kota Semarang (N=101)
35%
Beli Obat Bebas
51% Jamu
Tidak Ada
14%
19% 31%
Rumah Sakit
Puskesmas
Dr/Perawat/Bidan
Balai Pengobatan
45%
36
Berdasarkan diagram 3.19 dapat diketahui bahwa penduduk lansia
berdasarkan sarana kesehatan terdekat di wilayah RW I Kelurahan
Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang sebanyak 23 orang
(30.73%) rumah sakit, sebanyak 34 orang (45.3%) puskesmas, dan
sebanyak 14 orang (18.7%) dr/perawat/bidan dan sebanyak 4 orang
(5.3%) balai pengobatan.
Diagram 3.20
Distribusi Lansia Berdasarkan Sarana Kesehatan Terdekat Di
Wilayah RW II Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan
TembalangKota Semarang (N=101)
6% 9%
21%
Rumah Sakit22
Puskesmas
dr/Perawat/Bidan
Balai Pengobatan
64%
37
g. Sumber Pendanaan Kesehatan Keluarga
Diagram 3.21
Distribusi Lansia Berdasarkan Sumber Pendanaan Kesehatan
Keluarga Di Wilayah RW I Kelurahan Sendang Mulyo
Kecamatan Tembalang Kota Semarang (N=75)
12%
88%
Diagram 3.22
Distribusi Lansia Berdasarkan Sumber Pendanaan Kesehatan
Keluarga Di Wilayah RW II Kelurahan Sendang Mulyo
Kecamatan Tembalang Kota Semarang (
8%
ASKES/JAMKESMAS/BPJS
Tidak Ada
92%
38
JAMKESMAS/ BPJS, sebanyak 8 orang (7.9%) tidak
menggunakan sumber pendanaan kesehatan.
16%
71%
39
Diagram 3.24
DistribusiLansia Berdasarkan Sarana Transportasi Ke
Pelayanan Kesehatan Di Wilayah RW II Kelurahan Sendang
Mulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang (N=101)
17%
6%
Jalan Kaki
Angkutan Umum
Kendaraan Pribadi
77%
Diagram 3.25
DistribusiLansia Berdasarkan Jarak Rumah Ke Sarana
KesehatanKesehatan Di Wilayah RW IKelurahan Sendang Mulyo
Kecamatan Tembalang Kota Semarang (N=75)
4%
17%
< 1 Km 1-2 Km
24%
40
(54.7%) < 1 Km, sebanyak 18 orang (24.0%) jarak 1-2 Km, sebanyak
13 orang (17.3%) jarak 2-5 Km, sebanyak 3 (4.0%) jarak 4>5 Km,
Diagram 3.26
DistribusiLansia Berdasarkan Lama Penyakit Yang Di Rasakan
Lansia Di Wilayah RW I Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan
Tembalang Kota Semarang (N=75)
32%
55%
13%
41
Diagram 3.27
DistribusiLansia Berdasarkan Lama Penyakit Yang Di Rasakan
Lansia Di Wilayah RW II Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan
Tembalang Kota Semarang (N=101)
14%
46%
Diagram 3.28
DistribusiLansia Berdasarkan Lama Penyakit Yang Di Derita
Membuat Sulit TidurDi Wilayah RW I Kelurahan Sendang Mulyo
Kecamatan Tembalang Kota Semarang (N=75)
29%
Kadang Sering
Jarang
59%
12%
42
Diagram 3.29
Distribusi Lansia Berdasarkan Lama Penyakit Yang Di Derita
Membuat Sulit Tidur Di Wilayah RW I Kelurahan Sendang Mulyo
Kecamatan Tembalang Kota Semarang (N=101)
Jarang; 7
Selalu; 2
Sering; 3
27%
61%
12%
43
Berdasarkan diagram 3.30 dapat diketahui bahwa penduduk lansia
berdasarkan lama mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat
dan tidur di wilayah RW I Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan
Tembalang sebanyak 46 orang (61.3%) kurang dari 3 bulan, sebanyak 9
orang (12.0%) lebih dari 3 bulan, sebanyak 20 orang (26.7%) tidak ada
masalah.
Diagram 3.31
DistribusiLansia Berdasarkan Lama Mengalami Gangguan
Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur Di Wilayah RW II
Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang
(N=101)
Tidak Ada
7%
44
C. Analisa Data
DIAGNOSA
No. TANGGAL DATA FOKUS
KEPERAWATAN
1. 19 Oktober DS : Kurang pengetahuan
2019 Perilaku dan Gaya Hidup tentang penyakit :
Berdasarkan hasil wawancara dengan Hipertensi
ketua RW I dan II , ketua RT dan (10029286)
kader kesehatan pada tanggal 14
Oktober 2019 diperoleh data sebagai
berikut :
Kader kesehatan mengatakan
bahwa di RW I dan II ada
posyandu lansia namun jarang
dilaksanakan dan minat lansia
untuk mengikuti posyandu kurang.
Sebagian besar warga belum
mengetahui status kesehatannya
karena warga masih belum
memiliki tingkat kesadaran untuk
mengetahui status kesehatanya.
Beberapa warga di RW I dan II
yang mempunyai hipertensi jarang
periksa rutin di pelayanan
kesehatan
Beberapa warga yang di tanya
tentang status kesehatan hanya
mengeluhkan pusing dan dan tidak
tahu penyebab pusing.
DO :
Berdasarkan hasil pengumpulan
data diketahui bahwa ada 1090
warga di RW I dan II
Karakteristik warga :
1. Dari 176 jumlah lansia di RW I
dan II Terdapat lansia dengan
hipertensi sebanyak 38 %.
2. Kesadaran lansia untuk
keikutsertaan dalam kegiatan
Posyandu sebanyak 48 %
45
sedangkan yang tidak
mengikuti sebnyak 52 %.
3. Dari 176 lansia didapatkan
hasil sebnyak 56 % lansia tidak
mengetahui apa itu penyakit
hipertensi sedangkan 46%
lansia mengetahui penyakit
hipertensi.
46
D. Prioritas Masalah Kesehatan
NO. Masalah Kesehatan A B C D E F G H I J K L M N
1. Kurang pengetahuan tentang penyakit : 5 4 5 2 3 2 3 3 3 4 3 3 40 5
Hipertensi
Keterangan Pembobotan :
1. Sangat rendah A. Resiko terjadi F. Sesuai program K. Sumber daya
2. Rendah B. Resiko keparahan G. Tempat L. Sesuai dengan perawat
3. Cukup C. Potensial untuk penkes H. Waktu M. Skor Total
4. Tinggi D. Minat masyarakat I. Dana N. Urutan prioritas
5. Sangat tinggi E. Kemungkinan diatasi J. Fasilitas kesehatan
47
E. Rencana Keperawatan Komunitas
TUJUAN RENCANA EVALUASI
DIAGNOSA
TUJUAN TUJUAN KEGIATAN SUMBER WAKTU TEMPAT KRITERIA STANDAR EVALUATOR
KEPERAWATAN
UMUM KHUSUS (NOC) (NIC)
Kurang pengetahuan Setelah dilakukan Prevensi Primer : Pendidikan Mahasiswa, 19 OKT RW I dan II Peningkatan Masyarakat Mahasiswa
tentang penyakit : tindakan Pengetahuan : kesehatan tentang dosen: 2019 Kelurahan pengetahuan mampu
hipertensi keperawatan promosi penyakit Sendang kesehatan mengetahui
selama 4 minggu kesehatan hipertensi Mulyo perilaku hidup
diharapkan Pengetahuan : Memfasilitasi sehat
pemeliharaan perilaku sehat pembelajaran Masyarakat
kesehatan efektif Pengetahuan : Manajemen mampu
Kriteria Hasil : gaya hidup sehat Perilaku mengenali
Identifikasi Panduan system penyakit yang
kondisi beresiko Prevensi kesehatan diderita
pada lansia Sekunder : Pengembangan Masyarakat
Tujuan program Perilaku promosi kesehatan mampu
konsisten dengan kesehatan masyarakat mengetahui
pengkajian Partisipasi dalam Pengembangan gaya hidup
Tingkat pengambilan program sehat
partisipasi keputusan Pengaktifan Masyarakat
masyarakat perawatan posyandu lansia demi
terhadap program kesehatan Melakukan jalan memahami
baik Kontrol gejala sehat bersama tentang
Kepuasan Deteksi faktor lansia penyakit yang
lansia terhadap resiko diderita
program. Efektifitas
program
komunitas
48
Prevensi Tersier :
Penggunaan
sumber yang ada
di komunitas
Koping toleransi Setelah dilakukan Prevensi primer Pendidikan Mahasiswa, 19 OKT RW I dan II Mengurangi Masyarakat Mahasiswa
terhadap stress : ansietas tindakan kesehatan tentang dosen: 2019 Kelurahan tingkat mampu
keperawatan Mencari kesehatan mental Sendang kecemasan mengatasi
selama 4 minggu informasi untuk pada Mulyo kecemasan
diharapkan menurunkan lansia:ansietas yang timbul
koping terhadap kecemasan Membantu lansia akibat
ansietas dapat Merencanakan untuk mengurangi penyakit yang
teratasi dengan strategi kopping tingkat kecemasan di derita
KH : Status kecemasan Seadiakan
Warga memahami terkontrol aktivitas untuk
efek perilaku diri Tingkat menurunkan
terhadap interaksi kepercayaan ketegangan
sosial meningkat Bantu lansia untuk
Mengungkapkan Adanya factor mengidentifikasi
keinginan untuk pencetus tingkat strategi positif
berhubungan kecemasan untuk mengatasi
dengan orang lain keterbatasan dan
Menunjukkan mengolah gaya
perilaku yang hidup
dapat
meningkatkan /
memperbaikki
interaksi social
49
F. Planning Of Action (POA)
Diagnosa Penanggung
No. Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana
keperawatan jawab
1. Kurang Setelah dilakukan tindakan 1. Pelatihan Kader Calon peserta November Posyandu RW Mahasiswa
pengetahuan keperawatan triwulan Posyandu posyandu lansia I/II
tentang penyakit : diharapkan pemeliharaan
Hipertensi kesehatan lansia efektif
2. Jalan sehat bersama
Kriteria Hasil : Calon peserta Posyandu RW
lansia November Mahasiswa
1. Identifikasi kondisi posyandu lansia I/II
beresiko pada lansia
2. Tujuan program
konsisten dengan Calon peserta November Posyandu RW
pengkajian 3. Pendkes Lansia posyandu lansia I/II
Sehat Mahasiswa
3. Tingkat partisipasi
masyarakat terhadap
program baik 4. Pendkes Hipertensi Kader posyandu November Posyandu RW
4. Kepuasan lansia lansia I/II
terhadap program. Mahasiswa
50
2. Koping toleransi Setelah dilakukan tindakan 1. Relaksasi Calon peserta November Posyandu RW Mahasiswa
terhadap stress : keperawatan selama 4 minggu Aroma terapi posyandu lansia I/II
ansietas diharapkan koping terhadap Lansia.
ansietas dapat teratasi dengan
KH : 2. Terapi Musik Calon peserta Posyandu RW
Lansia. posyandu lansia November I/II Mahasiswa
1. Warga memahami efek
perilaku diri terhadap interaksi
sosial 3. Senam Otak
Lansia. Calon peserta Posyandu RW
2. Mengungkapkan keinginan posyandu lansia I/II
November Mahasiswa
untuk berhubungan dengan
orang lain
51