Anda di halaman 1dari 51

DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................2
PENDAHULUAN..................................................................................................2
A. Latar Belakang........................................................................................2
B. Tujuan......................................................................................................5
C. Manfaat....................................................................................................5
D. Sasaran.....................................................................................................6
E. Strategi.....................................................................................................6
F. Waktu pelaksanaan.................................................................................7
G. Perencanaan Kegiatan............................................................................7
BAB II.....................................................................................................................9
TINJAUAN TEORI...............................................................................................9
A. Paradigma Sehat......................................................................................9
B. Konsep keperawatan komunitas..........................................................10
1. Definisi................................................................................................10
2. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas.................................11
3. Sasaran................................................................................................12
4. Strategi................................................................................................14
5. Ruang Lingkup Perawatan Komunitas...........................................14
6. Kegiatan Praktek Keperawatan Komunitas...................................16
BAB III..................................................................................................................19
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS LANSIA DI WILAYAH RW I
DAN II KELURAHAN SENDANG MULYO KECAMATAN TEMBALANG
SEMARANG........................................................................................................19
A. Data Umum...................................................................................................19
B. Data Khusus..................................................................................................25
C. Analisa Data..................................................................................................44
D. Prioritas Masalah Kesehatan......................................................................46
E. Rencana Keperawatan Komunitas.............................................................47
F. Planning Of Action (POA)..........................................................................49

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk
mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk merupakan
hakekat pembangunan kesehatan yang termuat di dalam sistem kesehatan
nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum
dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal
diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat bersama
petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan diberlakukannya UU no. 36
tahun 2009 tentang kesehatan, pasal 3 yang menyatakan bahwa
pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemammpuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis.
Memasuki abad 21 bidang keperawatan di indonesia telah
menetapkan paradigma sehat sebagai model pembangunan kesehatan.
Dalam rapat kerja kesehatan Nasional 1999 telah di sepakati visi
pembangunan bidang kesehatan adalah indonesia sehat 2010. Penerapan
paradigma pembangunan kesehatan baru yaitu para digma sehat
merupakan upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan bangsa yang
bersifat produktif.
Menurut undang-undang kesehatan Nomor 23 tahun 1992, maka
pasal 5 di sebutkan bahwa setiap orang berkewajiban untuk turut serta
dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan,
keluarga dan lingkungan. Untuk menindak lanjutkan hal tersebut, maka
masyarakat diharapkan peran sertanya yang terus menerus dalam upaya

2
meningkatkan derajat kesehatan yang optimal dengan cara meningkatakan
kesehatan secara mandiri dan berkesinambungan.
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan suatu bidang dalam
perawatan yang merupakan perpaduan antara perawatan dan kesehatan
masyarakat dengan dukungan dan peran serta masyarakat. (Rapat Kerja
Keperawatan Kesehatan Masyarakat, 1989). Keperawatan komunitas
merupakan salah satu bentuk pelayanan keperawatan yang didasari oleh
ilmu keperawatan yang memberikan pelayanan pada individu, keluaga,
dan masyarakat dengan menggunakan keluarga sebagai unit pelayanan dan
komunitas sebagai target pelayanan dengan fokus pada upaya promotif
dan preventif.
Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di dalam berbagai
bidang kehidupan mengakibatkan terjadi juga pergeseran pada pola
kehidupan masyarakat, salah satunya adalah dalam bidang kesehatan.
Dimana dengan berkembangnya paradigma “Sehat” saat ini, telah terjadi
pergeseran upaya-upaya dalam hidup kesehatan antara lain: berubahnya
upaya pengobatan kepada upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan,
dari segi kegiatan yang bersifat pasif menunggu klien berobat di unit-unit
pelayanan kesehatan bergeser kepada penemuan kasus secara aktif.
Perubahan ini tentunya akan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya
kepada masyarakat untuk berperan secara aktif dalam upaya peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Oleh karenanya peran serta
masyarakat perlu terus dikembangkan agar tercapai pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan yang optimal secara mandiri.
Komunitas atau masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan
dan aktif dalam seluruh proses perubahan, sejak pengenalan masalah
kesehatan sampai penanggulangan masalah, yang melibatkan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai target pelayanan keperawatan
komunitas dengan fokus masyarakat berupa peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit, hendaknya perlu dilibatkan secara lebih aktif dalam
seluruh akitfitas kegiatan komunitas.

3
Upaya untuk mengaplikasikan teori ilmu keperawatan komunitas
yang telah dibekalkan kepada mahasiswa saat kuliah, serta sebagai salah
satu upaya menyiapakan tenaga keperawatan yang profesional dan potensi
keperawatan secara mandiri, maka mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKES Karya Husada Semarang melaksanakan praktek
keperawatan komunitas di wilayah RT 1 – 6 RW 01 dan RT 1-9 RW 02
Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang Semarang. Pada
kegiatan praktek keperawatan komunitas digunakan 3 pendekatan, yaitu
pendekatan keluarga, pendekatan kelompok dan pendekatan kepada
masyarakat. Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara masing-masing
mahasiswa dapat membina keluarga binaan dengan mendatangi keluarga
door to door dengan fokus keperawatan resiko tinggi dan tumbuh
kembang pada kasus keluarga dan gerontik yang ada di wilayah RW 0I
dan RW 02 Kelurahan Sendangmulyo. Pendekatan secara kelompok
dilaksanakan dengan cara melakukan pembentukan kelompok warga usia
lanjut, dimana selama ini di Kelurahan Sendangmulyo khususnya di RW
01 dan RW 02 memang sudah terdapat wadah untuk lansia seperti
Posyandu namun belum ada minat yang besar dari para lansia dan
pelaksanaan Posyandu lansia masih digabung dengan Posyandu balita.
Pendekatan kepada masyarakat dilakukan dengan cara membuat kegiatan
bersama serta menambah lagi keahlian kader khususnya dalam
menscreening kemampuan kognitif lansia serta melakukan kegiatan untuk
meningkatkan kemampuan kognitif lansia.
Dengan kegiatan ini diharapkan masyarakat khususnya lansia
mampu mengenal masalah kesehatan yang terjadi di wilayahnya serta
dapat mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada individu, keluarga
dan masyarakat dan mampu meningkatkan derajat kesehatan yang optimal
secara mandiri. Dalam pelaksanaan praktik asuhan keperawatan komunitas
mahasiswa menggunakan pendekatan proses keperawatan komunitas yang
diawali dari pengkajian dengan cara pengumpulan data, kemudian

4
menyusun rencana sesuai dengan permasalahan yang ditemukan sampai
pelaksanaan dan terakhir evaluasi.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah melakukan praktek keperawatan komunitas, mahasiswa
mampu menerapkan upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat
di tingkat komunitas.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan kegiatan praktek keperawatan komunitas, tujuan
yang ingin di capai adalah :
a. Mampu melakukan komunikasi yang baik serta hubungan saling
percaya dengan seluruh tokoh masyarakat di RW 01 dan RW 02
Kelurahan Sendang Mulyo
b. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data kesehatan yang
ada dimasyarakat khususnya pada lansia
c. Bersama-sama dengan masyarakat menyusun perencanaan
kegiatan dalam menanggulangi masalah kesehatan yeng terdapat
pada masyarakat khususnya lansia dan membantu lansia untuk
mengenali dan mengatasi masalah kesehatan
d. Melaksanakan kegiatan bersama masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatan yang dihadapi
e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan
dan tindak lanjut dari tiap masalah keperawatan yang telah
ditemukan.
C. Manfaat
1. Bagi masyarakat
a) Masyarakat dapat mengetahui informasi- informasi kesehatan yang
dapat diaplikasikan pada diri sendiri, keluarga dan masyarakat pada
umumnya terutama pada lansia.
b) Masyarakat dapat memiliki paradigma dan pola pikir yang lebih
atas pemahaman tentang pentingnya menjaga kesehatan.

5
c) Masyarakat dapat membiasakan diri pola hidup sehat dari
informasi-informasi kesehatan yang di edukasikan lewat program-
program yang dilakukan sehingga masyarak dapat meningkatkan
derajat kesehatanya secara mandiri.
2. Bagi puskesmas
Puskesmas diharapkan dapat terbantu karena adanya program-program
kegiatan yang bersifat preventif.
3. Bagi mahasiswa
a) Mahasiswa dapat melatih dan menambah keterampilan dalah hal
pengembangan berkomunikasi secara langsung dalam masyarakat.
b) Menjadikan mahasiswa mampu melakukan pendekatan dalam
edukasi dan preventif suatu masalah kesehatan di suatu kelompok
masyarakat.
c) Menumbuhkan sifat simpati dan empati dalam kehidupan bersosial.
D. Sasaran
Seluruh masyarakat RW 01 dan RW 02 Kelurahan Sendang Mulyo
khususnya pada lansia.
E. Strategi
1. Penjajakan umum
a. Perkenalan awal kepada pihak Puskesmas, RT, Kader Kesehatan
dan tokoh masyarakat RW 01 dan RW 02 Kelurahan Sendang
Mulyo. Kegiatan ini dilakukan melalui Musyawarah Masyarakat
Desa.
b. Orientasi wilayah
c. Evaluasi hasil program kepada pihak Puskesmas, RT, kader
kesehatan dan tokoh masyarakat RW 01 dan RW 02 Kelurahan
Sendang Mulyo. Kegiatan ini dilakukan melalui Musyawarah
Masyarakat Desa.
2. Pengumpulan data
a. Angket dan observasi terhadap warga RW 01 dan RW 02
Kelurahan Sendang Mulyo.

6
b. Wawancara dengan kepala Dukuh, kader kesehatan dan tokoh
masyrakat RW 01 dan RW 02 Kelurahan Sendang Mulyo.
c. Survei lingkungan
3. Identifikasi dan prioritas masalah
a. Angket diidentifikasikan bersama-sama dengan kelompok dan
dikonsultasikan dengan pembimbing Akademik berdasarkan data
yang telah diperoleh
b. Menyusun prioritas masalah bersama-sama dan dikonsultasikan
dengan pembimbing Akademik
c. Melibatkan unsur yang terkait dalam mengidentifikasi dan
memprioritaskan masalah (Puskesmas, kader dan pembimbing
akademik)
4. Perencanaan Lokal Karya Mini
a. Pelaksanaan pemecahan masalah dilaksanakan berdasarkan
rencana bersama masyarakat dengan memanfaatkan potensi yang
ada di masyarakat
b. Bersama-sama dengan Pembimbing Akademik, Puskesmas, kader,
masyarakat
5. Evaluasi pada MMD
a. Evaluasi dilaksanakan bersama-bersama dengan mayarakat
b. Bersama-sama dengan pihak puskesmas, kader yang ada di
masyrakat dalam mengevaluasi pemecahan masalah.
F. Waktu pelaksanaan
Pelaksanaan praktek keperawatan komunitas dilaksanakan selama 6
minggu mulai tanggal 14 Oktober 2019 - 23 November 2019.
G. Perencanaan Kegiatan
Perencanaan kegiatan di RW 01 dan RW 02 Kelurahan Sendang Mulyo
Semarang meliputi :
1. Minggu I: Hari senin tanggal 14 Oktober 2019, kegiatan mahasiswa
melaksanakan kegiatan perkenalan bersama dukuh, menemui tiap RT,

7
mahasiswa melaksanakan kegiatan pengumpulan data dilanjutkan
tabulasi data dan analisa data.
2. Minggu II : Pada minggu II mahasiswa melaksanakan Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD).
3. Minggu III: Pada minggu III kegiatan mahasiswa melaksanakan
kegiatan dari program kerja yang telah dibuat.
4. Minggu IV : Pelaksanaan rencana intervensi yang telah ditentukan.

8
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Paradigma Sehat
Paradigma kesehatan telah mengalami banyak perubahan,saat ini
didengungkan paradigma sehat sesuai dengan visi Indonesia sehat 2015-
2019 yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor
HK.02.02/Menkes/52/2015.Paradigma sehat merupakan cara pandang,
pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang bersifat holistik. Cara
pandang ini menekankan pada melihat masalah kesehatan yang
dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor. Upayanya lebih
diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan,
bukan hanya panyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan. Dengan
diterapkannya paradigma ini, diharapkan mampu mendorong masyarakat
untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri melalui
kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang
bersifat promotif dan preventif.
Faktor yang mendorong perlu adanya paradigma sehat :
1. Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang sakit
ternyata tidak efektif.
2. Konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam arti sehata
dimasukkan unsur sehat produktif sosial ekonomis.
3. Adanya transisi epidemiologi dari penyakit infeksi ke penyakit kronik
degeneratif
4. Adanya transisi demografi, meningkatnya Lansia yang memerlukan
penangan khusus
5. Makin jelasnya pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi
kesehatan penduduk.

9
Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor: lingkungan,
perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Faktor lingkungan dan
perilaku sangat mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk lingkungan
adalah: Keadaan pemukiman perumahan, tempat kerja, sekolah dan tempat
umum, air dan udara bersih, juga teknologi, pendidikan, sosial dan
ekonomi. Sedangkan perilaku tergambar dalam kebiasaan sehari-hari
seperti: pola makan, kebersihan perorangan, gaya hidup, dan perilaku
terhadap upaya kesehatan.
Upaya-upaya dalam bidang lingkungan dan perilaku tersebut pada
waktu yang lalu belum dilaksanakan optimal. Padahal meskipun upaya
kesehatan sudah dilakukan maksimal, tetapi apabila lingkungan dan
perilaku belum berkembang baik, tidak akan menjamin peningkatan
derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena, itu pada waktu yang akan
datang pembangunan kesehatan perlu lebih proaktif tidak menunggu orang
sakit, melainkan aktif memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatan masyarakat, dalam rangka peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusia produktivitas masyarakat.
B. Konsep keperawatan komunitas
1. Definisi
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan
yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan,
dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan. (Sujono Riadi,
2016).

10
2. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas
a. Tujuan keperawatan komunitas
1) Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat
menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang
mereka miliki.
2) Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga,
kelompok khusus dan masyarakat dalam hal:
a) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi.
b) Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas
masalah.
c) Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah
kesehatan/ keperawatan.
d) Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang
mereka hadapi.
e) Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah
kesehatan/ keperawatan.
f) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pelayanan kesehatan/keperawatan.
g) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan
secara mandiri (self care).
h) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan
kesehatan.
i) Menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka
kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya norma
keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

11
j) Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang
rawan terhadap masalah kesehatan.
b. Fungsi keperawatan komunitas
1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan
ilmiah bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam
memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannya dibidang kesehatan.
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan
peran serta masyarakat.
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan
penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat
mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2014).
3. Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang
sakit yang mempunyai masalah kesehatan/perawatan.
a. Individu
Individu adalah bagian dati anggota keluarga. Apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena
ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab,
maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik
secara fisik, mental maupun sosial.
b. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas
kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan
tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan
ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling
tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota

12
keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-
keluarga yang ada di sekitarnya.
c. Kelompok Khusus
Kelompok hkusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti;
a) Ibu hamil
b) Bayi baru lahir
c) Balita
d) Anak usia sekolah
e) Usia lanjut
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan,
diantaranya adalah:
a) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS,
penyakit kelamin lainnya.
b) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti:
penyakit diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik,
gangguan mental dan lain sebagainya.
c) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit,
diantaranya:
- Wanita tuna susila
- Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
- Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
3) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya
adalah:
a) Panti werdha

13
b) Panti asuhan
c) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
d) Penitipan balita
d. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan
bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri
mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial
dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas.Masyarakat
merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling
tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalan
berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul banyak
permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan,
perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.
4. Strategi
Strategi intervensi keperawatan komunitas meliputi :
a. Proses kelompok.
b. Pendidikan kesehatan.
c. Kerja sama (partnership).
5. Ruang Lingkup Perawatan Komunitas
Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi:
upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
(preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif),
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta
memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang
ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif,s rehabilitatif dan resosialitatif.
a. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:

14
1) Penyuluhan kesehatan masyarakat
2) Peningkatan gizi
3) Pemeliharaan kesehatan perseorangan
4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5) Olahraga secara teratur
6) Rekreasi
7) Pendidikan seks
b. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya
penyakit dan gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu,
puskesmas maupun kunjungan rumah
3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu,
puskesmas ataupun di rumah.
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
c. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati
anggota-anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang
menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari
puskesmas dan rumah sakit
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu
bersalin dan nifas
4) Perawatan payudara
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan
bagi penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap

15
kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama,
misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui
kegiatan:
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti
penderita kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit
tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita
stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh
perawat.
e. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu,
keluarga dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat,
diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh
masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta,
AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita
Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu,
upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima
kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut
dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka
derita.Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian
atau batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.
6. Kegiatan Praktek Keperawatan Komunitas
Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan
perawat mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan
tingkat pelayanan kesehatan, wilayah kerja perawat tetapi secara
umum kegiatan praktek keperawatan komunitas adalah sebagai
berikut:
a. Tahap Persiapan:
1) Pembekalan dari departemen komunitas dan dinas kesehatan
tentang program praktek.

16
2) Penjajakan ke daerah, meliputi wilayah, sistem dalam
komunitas, masalah dan kesehatan utama.
3) Penyusunan instrumen data.
4) Uji coba instrumen pengumpulan data.
5) Pertemuan awal dengan komunitas dan keluarga untuk
perkenalan, penjelasan program praktek dan mengadakan
kontrak dengan komunitas.
6) Melaksanakan pendataan dengan melibatkan tokoh-tokoh
dan kader kesehatan setempat.
7) Melakukan tabulasi data, menganalisa data dengan
pendekatan demografi, epidemiologi dan statistik serta
membuat visualisasi/penyajian data.
8) Mengidentifikasi pra musyawarah komunitas: menyusun
kepanitiaan, menyiapkan dan melatih masyarakat yang akan
terlibat dalam musyawarah dan menyebarkan undangan.
9) Melaksanakan musyawarah komunitas tingkat RW:
a) Penyajian data hasil pengkajian kesehatan masyarakat
b) Diskusi kelompok untuk menetapkan hasil masalah,
prioritas masalah, garis besar rencana kegiatan
c) Membentuk kelompok kerja kesehatan sesuai dengan
masalah yang telah ditetapkan.
d) Tanggapan-tanggapan dari tokoh-tokoh masyarakat dan
petugas kesehatan dari instansi terkait.
b. Tahap Pelaksanaan:
1) Menyusun kembali rencana kerja hasil musyawarah bersama
dengan kelompok kerja kesehatan.
2) Melaksanakan kegiatan di komunitas bersama-sama dengan
kelompok kerja kesehatan:
a) Pelatihan kader kesehatan
b) Penyuluhan kesehatan
c) Simulasi/demonstrasi

17
d) Pembuatan model/percontohan
e) Kunjungan rumah (home health care)
f) Kerja bakti, daan lain-lain.
g) Berkoordinasi dengan puskesmas dan instansi terkait
dalam pelaksanaan kegiatan.
c. Tahap Evaluasi:
1) Mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan di komunitas
dalam hal kesesuaian, kefektifan dan keberhasilan kegiatan
serta aktivitas dari komunitas.
2) Mengevaluasi seluruh kegiatan di komunitas dalam hal
pencapaian tujuan, keberhasilan pemecahan masalah dan
kemampuan komunitas dalam pemecahan masalah.
d. Tahap Asuhan Keperawatan Komunitas
Mengunakan pendekatan proses keperawatan, dengan langkah-
langkah
1) Pengkajian
2) Diagnosa Keperawatan
3) Perencanaan
4) Pelaksanaan
5) Evaluasi

18
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS LANSIA DI WILAYAH RW I


DAN II KELURAHAN SENDANG MULYO KECAMATAN TEMBALANG
SEMARANG

Data pengkajian diperoleh berdasarkan pengkajian umum. Pengkajian dilakukan


pada tanggal 14 s.d 15 Oktober 2019. Pengakajian meliputi wind shield survey,
wawancara, dan angket/ kuesioner.

A. Data Umum
1. Letak Geografi
a. Lokasi daerah binaan : RW I dan II
b. Denah / Peta wilayah binaan : Terlampir
c. Letak daerah dengan batas-batasnya :
1) Sebelah Utara : berbatasan dengan RW 3, RW 18, RW 26,
dan RW 19
2) Sebelah Barat : berbatasan kelurahan Mangun Harjo
3) Sebelah Selatan : berbatasan kelurahan Meteseh
4) Sebelah Timur : berbatasan kabupaten Demak
d. Luas Wilayah
Wilayah Kelurahan Sendang Mulyo seluas ± 358,57 Ha. Dengan
jumlah penduduk 37.577 jiwa, jumlah penduduk laki-laki 18.872
jiwa dan jumlah penduduk perempuan 18.705 jiwa. Jumlah RT 272
dan jumlah RW 32. Keadaan geografis sendang mulyo mayoritas
merupakam wilayah perumahan dan hanya sedikit lahan
perkebunan yang tidak produktif.
e. Jumlah RT di RW I dan RW II beserta tokoh masyarakat

19
1) RW I terdiri dari 6 RT
a) Nama Kepala Kelurahan : Bpk. Suwito, S.Sos
b) Ketua RW I : Bpk Abu Khasanah
c) Sekretaris RW I : ibu Ainil
d) Ketua RT 01 : Bpk. Lilik
e) Ketua RT 02 : Bpk. Habits
f) Ketua RT 03 : Bpk. Jaiz
g) Ketua RT 04 : Bpk. Sinwamni
h) Ketua RT 05 : Bpk. Eko
i) Ketua RT 06 : Bpk. Tarmuji
2) Jumlah RT di RW II terdiri 9 RT
a) Nama Kepala Kelurahan : Bpk. Suwito, S.Sos
b) Ketua RW II : Bpk A. Royyan
c) Sekretaris RW II :
d) Ketua RT 01 : Bpk. Slamet Nur Hadi
e) Ketua RT 02 : Bpk. Tri hartanto
f) Ketua RT 03 : Bpk. Yani Mughniyawan
g) Ketua RT 04 : Bpk. Sabdul khakim
h) Ketua RT 05 : Bpk. A Royyan
i) Ketua RT 06 : Bpk. Andi P
j) Ketua RT 07 : Bpk. Nugroho
k) Ketua RT 08 : Bpk Seno
l) Ketua RT 09 : Bpk Purnomo

2. Data Sosial Budaya


a. Sarana peribadatan / agama/ suku/ bahasa :
1) Jumlah masjid :2
2) Jumlah Mushola : Tidak ada
3) Jumlah Gereja /Kapel : Tidak ada
4) Jumlah Pura : Tidak ada

20
5) Jumlah Wihara : Tidak ada
6) Suku / bangsa : Jawa, sunda / Indonesia
7) Bahasa : Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia

b. Sarana Olah Raga


1) Lapangan Bulu Tangkis :1
2) Lapangan Tenis Meja :1
3) Lapangan Volly : Tidak ada
c. Sarana Kesenian / Hiburan
1) Gedung Serbaguna : Ada Balai RW I
2) Tempat rapat /pertemuan warga :
Tiap RW terdiri 1 tempat pertemuan (RW I di balai RW dekat RT
04 ) (RW II di serambi masjid mubarok dadapan yang terletak di
RT 02)
3) Sarana Pendidikan
(a) PAUD :
RW I : Tidak Ada
RW II : ada, di dekat masjid mubarok RT 02

3. Subsistem yang Mempengaruhi Komunitas


a. Lingkungan Fisik
RW I dan RW II Kelurahan Sendang Mulyo Semarang wilayahnya
dekat dengan fasilitas pendidikan seperti SD. Di lingkungan RW I
dan II sendiri yaitu di wilayah RT 4 terdapat tempat praktek bidan
mandiri. Lingkungan RW I dan RW II terbilang cukup bersih,
namun ada beberapa rumah warga yang belum memenuhi syarat
rumah sehat misalnya untuk penataan ventilasi pada rumah.
Penerangan rumah maupun jalan di RW I dan RW II tergolong
cukup baik. Ada terdapat TOGA di RT IV depan balai RW I.

21
b. Pelayanan Sosial dan Kesehatan
RW I : Lingkungan RW I terdapat satu praktek bidan mandiri
yang tepatnya terletak pada RT 04. Pelayanan kesehatan ini di
layani dalam waktu kerja dan dengan Rumah sakit 24 jam.
Terdapat posyandu lansia yang dilaksanakan sekali dalam satu
bulan.
RW II : Tidak Ada
c. Politk dan Pemerintahan
Politik di komunitas RW I dan RW II tidak terlalu ketat. Dan
peraturan pemerintahan di lingkungan RW I dan II Sendangmulyo
dilakukan serentak mengikuti kebijakan dari pemerintahan Kota
Semarang
d. Ekonomi
RW I : Tingkat Ekonomi terbilang cukup baik karena mayoritas
penduduk bekerja sebagai pegawai dengan gaji diatas UMR, Guru
dan buruh
RW II : Tingkat Ekonomi terbilang cukup baik karena mayoritas
penduduk bekerja sebagai pegawai dengan gaji diatas UMR, Guru,
pensiunan dan buruh
e. Komunikasi
RW I dan RW II : Komunikasi sehari-hari yang digunakan
adalah dengan bahasa Jawa dan Indonesia. Media yang digunakan
untuk berkomunikasi adalah dengan secara langsung dan HP.
Warga mencakup berita dengan menggunakan Televisi, media
surat kabar dan internet. Komunikasi warga menggunakan
whatsapp group sehingga informasi cepat tersampaikan oleh
seluruh warga.
f. Pendidikan
RW I dan RW II Sendangmulyo Semarang wilayahnya secara
umum agak jauh dengan fasilitas pendidikan seperti SMP, SMA

22
dan perguruan tinggi. Dilingkungan RW I di wilayah RT 06
terdapat TK dan SD. dan RW II di wilayah RT 02 terdapat PAUD.
g. Keamanan dan Transportasi
Keamanan dilingkungan RW I dan II terbilang aman. Angka
kriminalitas di lingkungan RW I dan II cukup rendah. Kegiatan
siskamling dijalankan 1 minggu sekali per RT. Trasnportasi yang
digunakan warga adalah sepeda, sepeda motor dan mobil. Dan
kepemilikan trasnportasi adalah milik pribadi.
h. Rekreasi : Tidak Ada
4. Organisasi sosial dan Tokoh Masyarakat

Tabel 3.1. Organisasi Sosial / Masyarakat


No Jenis Organisasi Ada / Tidak Frekuensi Kegiatan
1 PKK Ada Kegiatan PKK RW I dilakukan
setiap 1 bulan sekali pada
minggu pertama. Sedangkan RW
II dilaksanakan pada minggu ke
dua
2 Kegiatan Rohani Ada RW I dan RW II Kegiatan
Rohani dilakukan satu minggu
sekali pada hari jum’at, dengan
tempat secara bergilir di rumah
warga. Dilaksanakan pada waktu
tertentu, akan tetapi belum
dilaksanakan secara rutin
3 Kegiatan kerja Ada Dilakukan setiap 1 bulan sekali
bakti dibalai
4 Kegiatan Ada Dilakukan setiap 1 bulan sekali
perkumpulan RT dibalai
5 Kegiatan Ada Dilakukan setiap satu bulan
posyandu lansia sekali . RW I di balai RW, RW

23
II di depan Masjid
6 Kegiatan Dilakukan setiap satu bulan
posyandu anak sekali . RW I di balai RW, RW
II di depan Masjid

Tabel 3.2 Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan

No Bentuk Kegiatan
1 Posyandu balita Dilakukan 1 bulan sekali, bersama dengan
petugas puskesmas dan kader masyarakat
2 Posyandu lansia Dilakukan 1 bulan sekali, bersama dengan
petugas puskesmas dan kader masyarakat
(dilaksanakan bersama-sama dengan Posyandu
Balita)
3 Sosialisasi Dilakukan oleh petugas dari Puskesmas Yang
kesehatan dari sebelumnya diberitahukan lewat PKB sehingga
Puskesmas informasi yang didapat dengan cepat dan
masyarakat yang hadir setiap sosialisasi juga
banyak

24
B. Data Khusus
1. Riwayat Komunitas
Kelurahan Sendang Mulyo terletak di wilayah Semarang Selatan.
Kelurahan Sendang Mulyo merupakan daerah dataran dengan struktur
tanah naik turun. Sebagian besar warga Kelurahan Sendang Mulyo
mayoritas suku jawa dengan beragama Islam. Kelurahan Sendang
Mulyo RW I memiliki 6 RT dan RW 2 memiliki 9 RT.

2. Data Demografi
a. Jenis Kelamin
Diagram 3.1
Distribusi Lansia Berdasarkan Jenis Kelamin Di Wilayah RW
I Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang Kota
Semarang (N=75)

49%
51%
Perempuan Laki-Laki

25
Berdasarkan diagram 3.dapat diketahui bahwa penduduk lansia
berdasarkan jenis kelamin di wilayah RW I Kelurahan Sendang
Mulyo Kecamatan Tembalang perempuan sebanyak 37 orang
(49.3%) dan laki-laki sebanyak 38 orang (50.7%).

Diagram 3.2
Distribusi Lansia Berdasarkan Jenis Kelamin Di Wilayah RW
II Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang Kota
Semarang (N=101)

40%

Perempuan
Laki-Laki

60%

Berdasarkan diagram 3.2 dapat diketahui bahwa penduduk lansia


berdasarkan jenis kelamin di wilayah RW II Kelurahan Sendang
Mulyo Kecamatan Tembalang terdiri dari perempuan sebanyak 61
orang (60.4 %) dan laki-laki 40 orang (39.6 %).

b. Status Pernikahan

Diagram 3.3
Distribusi Lansia Berdasarkan Status Pernikahan Di Wilayah
RW I Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang Kota
Semarang (N=75)

26
5%

21%

Kawin Belum Kawin

1% Janda Duda

72%

Berdasarkan diagram 3.3 dapat diketahui bahwa penduduk lansia


berdasarkan status perkawinan di wilayah RW I Kelurahan
Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang sebanyak 54 orang sudah
menikah (72.0%), belum menikah sebanyak 1 orang (1.3%), janda
16 orang (21.3%) dan duda 4 orang (5.3%).
Diagram 3.4
Distribusi Lansia Berdasarkan Status Pernikahan Di Wilayah
RW II Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang
Kota Semarang (N=101)
2%

28%

Kawin Janda Duda

70%

Berdasarkan diagram 3.4 dapat diketahui bahwa penduduk lansia


berdasarkan status perkawinan di wilayah RW II kelurahan
sendang mulyo kecamatan tembalang sebanyak 71 orang (70.3%)
sudah menikah, sebanyak 28 orang janda (27.7%) dan sebanyak 2
orang duda (2.0%).

c. Suku Budaya
Diagram 3.5
Distribusi Lansia Berdasarkan Suku Budaya Di Wilayah RW I
Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang Kota
Semarang (N=75)

27
3%

Jawa
Lain-Lain

97%

Berdasarkan diagram 3.5 dapat diketahui bahwa penduduk lansia di


wilayah RW I kelurahan sendang mulyo kecamatan tembalang
berdasarkan suku budaya sebanyak 73 orang (97.3%) suku jawa
dan sebanyak 2 orang (2.7%) suku lain-lain (ambon).

Diagram 3.6
Data Demografi Penduduk Lansia Berdasarkan Suku Budaya
Di Wilayah RW II Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan
Tembalang Kota Semarang (N=101)
1%

Jawa Sunda

99%

Berdasarkan diagram 3.6 dapat diketahui bahwa penduduk lansia di


wilayah RW II Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang
berdasarkan suku budaya sebanyak sebanyak 100 orang (99.0%)
suku jawa dan sebanyak 1 orang (1.0%) suku sunda.

d. Penghasilan Perbulan
Diagram 3.7

28
Distribusi KK yang memiliki Lansia Berdasarkan Penghasilan
Perbulan Di Wilayah RW I Kelurahan Sendang Mulyo
Kecamatan Tembalang Kota Semarang (N=75)

11%

< Rp 3.046.180 ≥ Rp 3.046.180

89%

Berdasarkan diagram 3.7 dapat diketahui bahwa KK yang memiliki


lansia berdasarkan pendapatan per bulan di wilayah RW I
Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang sebanyak 67
orang (89.3%) dengan penghasilan <Rp. 3.046.180 (85.1%) dan
penghasilan ≥ Rp 3.046.180 sebanyak 8 orang (14.9%)
Diagram 3.8
Distribusi KK yang Memiliki Lansia Berdasarkan Penghasilan
Perbulan di Wilayah RW II Kelurahan Sendang Mulyo
Kecamatan Tembalang Kota Semarang (N=101)
15%

< Rp 3.046.180

≥ Rp 3.046.180

85%

Berdasarkan diagram 3.8 dapat diketahui bahwa KK yang memiliki


lansiaberdasarkan pendapatan per bulan di wilayah RW II
Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang sebanyak 86
orang (97.3%) dengan penghasilan <Rp. 3.046.180 dan sebanyak
15 orang (2.7%) penghasilan ≥ Rp 3.046.180.

3. Data Kesehatan Lansia


a. Kondisi Sehat/Sakit Lansia

29
Diagram 3.9
Distribusi Lansia Berdasarkan Kondisi Sehat/Sakit Lansia Di
Wilayah RW I Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan
Tembalang Kota Semarang (N=75)

44%
Lansia Sehat
56% Lansia Sakit

Berdasarkan diagram 3.9 dapat diketahui bahwa lansia berdasarkan


kondisi sehat/sakit di wilayah RW I Kelurahan Sendang Mulyo
Kecamatan Tembalang dari 75 lansia sebanyak 42 orang (56.0%)
kondisi lansia sehat dan sebanyak 33 orang (44.0%) kondisi lansia
sakit.
Diagram 3.10
Distribusi Lansia Berdasarkan Kondisi Sehat/Sakit Lansia Di
Wilayah RW II Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan
Tembalang Kota Semarang (N=101)

36%

Lansia Sehat
Lansia Sakit

64%

Berdasarkan diagram 3.10 dapat diketahui bahwa lansia


berdasarkan kondisi sehat/sakit di wilayah RW II Kelurahan
Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang dari 101 lansia sebanyak
65 orang (64.4%) kondisi lansia sehat dan sebanyak 36 orang
(35.6%) kondisi lansia sakit.

b. Masalah Kesehatan Lansia


Diagram 3.11

30
Distribusi Lansia Berdasarkan Masalah Kesehatan Yang
Dirasakan Lansia Di Wilayah RW I Kelurahan Sendang Mulyo
Kecamatan Tembalang Kota Semarang (N=75)

35%
37%
Hipertensi
Kencing Manis
Asam Urat
Resiko Jatuh
Nyeri Sendi
Tidak Ada Masalah

1%
1% 5%

20%

Berdasarkan diagram 3.11 dapat diketahui bahwa penduduk lansia


berdasarkan masalah kesehatan yang dirasakan oleh lansia di
wilayah RW I Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan
Tembalangdari 75 lansia sebanyak 28 orang (37.3%) menderita
hipertensi, sebanyak 4 orang (5.3%) menderita kencing manis,
sebanyak 15 orang (20.0%) menderita asam urat, sebanyak 1 orang
(1.3%)resiko jatuh pada lansia, sebanyak 1 orang (1.3%) hambatan
bergerak/berjalan pada lansia (nyeri sendi) dan sebanyak 26 orang
(34.7%) tidak ada masalah.

Diagram 3.12
Distribusi Lansia Berdasarkan Masalah Kesehatan Yang
Dirasakan Lansia Di Wilayah RW II Kelurahan Sendang Mulyo
Kecamatan Tembalang Kota Semarang (N=101)

31
20%

38%
8%
Hipertensi
2%
Kencing Manis 5%
Asam Urat
7%
Gangguan tidur pada lansia 21%

Resiko jatuh pada lansia

Nyeri Sendi

Tidak ada masalah

Berdasarkan diagram 3.12 dapat diketahui bahwa penduduk lansia


berdasarkan masalah kesehatan yang dirasakan oleh lansia di
wilayah RW II Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang
dari 101 lansia sebanyak 38 orang (37.6%) menderita hipertensi,
sebanyak 7 orang (6.9%) menderita kencing manis, sebanyak 21
orang (20.8%) menderita asam urat, sebanyak 5 orang
(5.0%)gangguan tidur pada lansia, sebanyak 2 (2.0%) resiko jatuh
pada lansia, sebanyak 8 orang (7.9%) hambatan bergerak/berjalan
pada lansia (nyeri sendi) dan sebanyak 20 orang (19.8%) tidak ada
masalah.

c. Keikutsertaan Lansia Dalam Posyandu Lansia

Diagram 3.13
Distribusi LansiaBerdasarkan Keikutsertaan Dalam Posyandu
Lansia Di Wilayah RW I Kelurahan Sendang Mulyo

32
Kecamatan Tembalang Kota Semarang (N=75)

48% Ya
52% Tidak

Berdasarkan diagram 3.13 dapat diketahui bahwa lansia


berdasarkan keikutsertaan dalam posyandu lansia di wilayah RW I
Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang dari 75 lansia
sebanyak 36 orang (48.0%) ikut serta dalam posyandu lansia dan
sebanyak 39 orang (52.0%) tidak ikut serta dalam posyandu lansia.

Diagram 3.14
Distribusi Lansia Berdasarkan Keikutsertaan Dalam Posyandu
Lansia Di Wilayah RW II Kelurahan Sendang Mulyo
Kecamatan Tembalang Kota Semarang (N=101)

46%
54% Ya Tidak

Berdasarkan diagram 3.14 dapat diketahui bahwa lansia


berdasarkan keikutsertaan dalam posyandu lansia di wilayah RW II
Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang dari 101 lansia
sebanyak 55 orang (54.5%) tidak ikut serta dalam posyandu lansia
dan sebanyak 46 orang (45.5%) ikut serta dalam posyandu lansia.
d. Kebiasaan Minta Tolong Ketika Sakit

Diagram 3.15

33
Distribusi Lansia Berdasarkan Kebiasaan Minta Tolong
Ketika SakitDi Wilayah RW I Kelurahan Sendang Mulyo
Kecamatan Tembalang Kota Semarang (N=75)

12%
21%

27%
Rumah Sakit

Puskesmas

Dokter Praktek

Bidan

40%

Berdasarkan diagram 3.15 dapat diketahui bahwa penduduk lansia


berdasarkan kebiasaan minta tolong ketika sakit di wilayah RW I
Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang dari 75 lansia
sebanyak 16 orang (21.3%) ke rumah sakit, sebanyak 20 orang
(40.0%) ke puskesmas, sebanyak 20 orang (26.7%) ke dokter
praktek, sebanyak 9 orang (12.0%) ke bidan.

Diagram 3.16
DistribusiLansia Berdasarkan Kebiasaan Minta Tolong Ketika
SakitDi Wilayah RW II Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan
Tembalang Kota Semarang (N=101)

14% 16%

Rumah Sakit
Puskesmas
22%
Dokter Praktek
Bidan

49%

Berdasarkan diagram 3.16 dapat diketahui bahwa penduduk lansia


berdasarkan kebiasaan minta tolong ketika sakit di wilayah RW II
Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang dari 101 lansia
sebanyak 16 orang (15.8%) ke rumah sakit, sebanyak 49 orang

34
(48.5%) ke puskesmas, sebanyak 22 orang (21.8%) ke dokter
praktek, sebanyak 14 orang (13.8%) ke bidan.

e. Kebiasaan Keluarga Sebelum Ke Pelayanan Kesehatan

Diagram 3.17
DistribusiKK yang memiliki Lansia Berdasarkan Kebiasaan
Keluarga Sebelum Ke Pelayanan KesehatanDi Wilayah RW I
Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang
Kota Semarang (N=75)

25%

53%

21%

Beli Obat Bebas Jamu Tidak Ada

Berdasarkan diagram 3.17 dapat diketahui bahwa KK yang


memiliki lansia berdasarkan Kebiasaan Keluarga Sebelum Ke
Pelayanan Kesehatan di wilayah RW I Kelurahan Sendang Mulyo
Kecamatan Tembalang sebanyak 40 orang (53%) beli obat bebas,
sebanyak 16 orang (21.3%) minum jamu, dan sebanyak 19 orang
(25.3%) tidak memiliki kebiasaan apapun sebelum ke Pelayanan
Kesehatan.

35
Diagram 3.18
Distribusi KK yang memiliki Lansia Berdasarkan Kebiasaan
Keluarga Sebelum Ke Pelayanan KesehatanDi Wilayah RW II
Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang
Kota Semarang (N=101)

35%
Beli Obat Bebas
51% Jamu
Tidak Ada

14%

Berdasarkan diagram 3.18 dapat diketahui bahwa KK yang


memiliki lansiaberdasarkan Kebiasaan Keluarga Sebelum Ke
Pelayanan Kesehatan di wilayah RW II Kelurahan Sendang Mulyo
Kecamatan Tembalang sebanyak 35 orang (34.7%) beli obat bebas,
sebanyak 14 orang (13.9%) minum jamu, dan sebanyak 52 orang
(51.5%) tidak memiliki kebiasaan apapun sebelum ke Pelayanan
Kesehatan.

f. Sarana Kesehatan Terdekat


Diagram 3.19
Distribusi Lansia Berdasarkan Sarana Kesehatan Terdekat Di
Wilayah RW I Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan
TembalangKota Semarang (N=75)
5%

19% 31%

Rumah Sakit
Puskesmas
Dr/Perawat/Bidan
Balai Pengobatan

45%

36
Berdasarkan diagram 3.19 dapat diketahui bahwa penduduk lansia
berdasarkan sarana kesehatan terdekat di wilayah RW I Kelurahan
Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang sebanyak 23 orang
(30.73%) rumah sakit, sebanyak 34 orang (45.3%) puskesmas, dan
sebanyak 14 orang (18.7%) dr/perawat/bidan dan sebanyak 4 orang
(5.3%) balai pengobatan.

Diagram 3.20
Distribusi Lansia Berdasarkan Sarana Kesehatan Terdekat Di
Wilayah RW II Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan
TembalangKota Semarang (N=101)

6% 9%

21%
Rumah Sakit22
Puskesmas
dr/Perawat/Bidan
Balai Pengobatan

64%

Berdasarkan diagram 3.20 dapat diketahui bahwa penduduk lansia


berdasarkan sarana kesehatan terdekat di wilayah RW II Kelurahan
Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang sebanyak 22 orang (21.8%)
rumah sakit, sebanyak 56 orang (55.4%) puskesmas, dan sebanyak
18 orang (17.8%) dr/perawat/bidan dan sebanyak 5 orang (5.0%)
balai pengobatan.

37
g. Sumber Pendanaan Kesehatan Keluarga
Diagram 3.21
Distribusi Lansia Berdasarkan Sumber Pendanaan Kesehatan
Keluarga Di Wilayah RW I Kelurahan Sendang Mulyo
Kecamatan Tembalang Kota Semarang (N=75)
12%

ASKES/JAMKESMAS/BPJS Tidak Ada

88%

Berdasarkan diagram 3.21 dapat diketahui bahwa penduduk lansia


berdasarkan sarana kesehatan terdekat di wilayah RW I Kelurahan
Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang sebanyak 67 orang (89.3%)
sumber pendanaan kesehatan keluarga dari
ASKES/JAMKESMAS/BPJS, sebanyak 9 orang (10.7%) tidak
menggunakan sumber pendanaan kesehatan.

Diagram 3.22
Distribusi Lansia Berdasarkan Sumber Pendanaan Kesehatan
Keluarga Di Wilayah RW II Kelurahan Sendang Mulyo
Kecamatan Tembalang Kota Semarang (

8%

ASKES/JAMKESMAS/BPJS
Tidak Ada

92%

Berdasarkan diagram 3.22 dapat diketahui bahwa penduduk lansia


berdasarkan sarana kesehatan terdekat di wilayah RW II Kelurahan
Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang sebanyak 93 orang (92.1%)
sumber pendanaan kesehatan keluarga dari ASKES/

38
JAMKESMAS/ BPJS, sebanyak 8 orang (7.9%) tidak
menggunakan sumber pendanaan kesehatan.

h. Sarana Transportasi Ke Pelayanan Kesehatan


Diagram 3.23
Distribusi Lansia Berdasarkan Sarana Transportasi Ke
Pelayanan Kesehatan Di Wilayah RW I Kelurahan Sendang
Mulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang (N=75)

16%

13% Jalan Kaki


Angkutan Umum
Kendraaan Pribadi

71%

Berdasarkan diagram 3.23 dapat diketahui bahwa penduduk lansia


berdasarkan penggunaan sarana transportasi ke pelayanan
kesehatandi wilayah RW I Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan
Tembalang sebanyak 12 orang (16.0%) jalan kaki, sebanyak 10
orang (13.3%) angkutan umum, sebanyak 53 orang (70.7%)
kendaraan pribadi.

39
Diagram 3.24
DistribusiLansia Berdasarkan Sarana Transportasi Ke
Pelayanan Kesehatan Di Wilayah RW II Kelurahan Sendang
Mulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang (N=101)

17%

6%
Jalan Kaki
Angkutan Umum
Kendaraan Pribadi

77%

Berdasarkan diagram 3.24 dapat diketahui bahwa penduduk lansia


berdasarkan penggunaan sarana transportasi ke pelayanan
kesehatan di wilayah RW II Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan
Tembalang sebanyak 17 orang (16.8%) jalan kaki, sebanyak 6
orang (5.9%) angkutan umum, sebanyak 78 orang (77.2%)
kendaraan pribadi.

i. Jarak Rumah Ke Sarana Kesehatan

Diagram 3.25
DistribusiLansia Berdasarkan Jarak Rumah Ke Sarana
KesehatanKesehatan Di Wilayah RW IKelurahan Sendang Mulyo
Kecamatan Tembalang Kota Semarang (N=75)

4%

17%

< 1 Km 1-2 Km

55% 2-5 Km 4>5 Km

24%

Berdasarkan diagram 3.25 dapat diketahui bahwa penduduk lansia


berdasarkan jarak rumah ke sarana kesehatan di wilayah RW I
Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang sebanyak 41 orang

40
(54.7%) < 1 Km, sebanyak 18 orang (24.0%) jarak 1-2 Km, sebanyak
13 orang (17.3%) jarak 2-5 Km, sebanyak 3 (4.0%) jarak 4>5 Km,

j. Lama Penyakit Yang Di Rasakan Lansia

Diagram 3.26
DistribusiLansia Berdasarkan Lama Penyakit Yang Di Rasakan
Lansia Di Wilayah RW I Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan
Tembalang Kota Semarang (N=75)

32%

Kurang dari 3 bulan


Lebih dari 3 bulan
Tidak Ada

55%

13%

Berdasarkan diagram 3.26 dapat diketahui bahwa penduduk lansia


berdasarkan lama penyakit yang dirasakan lansia di wilayah RW I
Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang sebanyak 41 orang
(54.7%) kurang dari 3 bulan, sebanyak 10 orang (13.3%) lebih dari 3
bulan, sebanyak 24 orang (32.0%) tidak ada masalah.

41
Diagram 3.27
DistribusiLansia Berdasarkan Lama Penyakit Yang Di Rasakan
Lansia Di Wilayah RW II Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan
Tembalang Kota Semarang (N=101)

14%

41% Kurang dari 3 bulan terakhir


Lebih dari 3 bulan
Tidak Ada Masalah

46%

Berdasarkan diagram 3.27 dapat diketahui bahwa penduduk lansia


berdasarkan lama penyakit yang dirasakan lansia di wilayah RW II
Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang sebanyak 41 orang
(40.6%) kurang dari 3 bulan terakhir, sebanyak 46 orang (45.5%) lebih
dari 3 bulan, sebanyak 14 orang (13.9%) tidak ada masalah.

k. Lama Penyakit Yang Di Derita Membuat Sulit Tidur

Diagram 3.28
DistribusiLansia Berdasarkan Lama Penyakit Yang Di Derita
Membuat Sulit TidurDi Wilayah RW I Kelurahan Sendang Mulyo
Kecamatan Tembalang Kota Semarang (N=75)

29%

Kadang Sering

Jarang

59%

12%

Berdasarkan diagram 3.28 dapat diketahui bahwa penduduk lansia


berdasarkan lama penyakit yang dirasakan lansia di wilayah RW I
Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang sebanyak 44 orang
(58.7%) kadang-kadang, sebanyak 9 orang (12.0%) sering, sebanyak 22
orang (29.3%) jarang

42
Diagram 3.29
Distribusi Lansia Berdasarkan Lama Penyakit Yang Di Derita
Membuat Sulit Tidur Di Wilayah RW I Kelurahan Sendang Mulyo
Kecamatan Tembalang Kota Semarang (N=101)

Tidak Ada; 43 Kadang


Kadang; 46 Jarang
Sering
Selalu
Tidak Ada

Jarang; 7
Selalu; 2
Sering; 3

Berdasarkan diagram 3.29 dapat diketahui bahwa penduduk lansia


berdasarkan lama penyakit yang dirasakan lansia di wilayah RW II
Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang sebanyak 46 orang
(45.5%) kadang-kadang, sebanyak 7 orang (6.9%) jarang, sebanyak 3
orang (3.0%) sering, sebanyak 2 orang (2.0 %) selalu dan sebanyak 43
orang (42.6%) tidak ada masalah

l. Lama Mengalami Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan


Tidur
Diagram 3.30
DistribusiLansia Berdasarkan Lama Mengalami Gangguan
Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur Di Wilayah RW I
Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang
(N=75)

27%

Kurang dari 3 bulan


Lebih dari 3 bulan
Tidak Ada

61%
12%

43
Berdasarkan diagram 3.30 dapat diketahui bahwa penduduk lansia
berdasarkan lama mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat
dan tidur di wilayah RW I Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan
Tembalang sebanyak 46 orang (61.3%) kurang dari 3 bulan, sebanyak 9
orang (12.0%) lebih dari 3 bulan, sebanyak 20 orang (26.7%) tidak ada
masalah.

Diagram 3.31
DistribusiLansia Berdasarkan Lama Mengalami Gangguan
Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur Di Wilayah RW II
Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang
(N=101)

Kurang dari 3 bulan terakhir

45% Lebih dari 3 bulan


49%

Tidak Ada

7%

Berdasarkan diagram 3.31dapat diketahui bahwa penduduk lansia


berdasarkan lama mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat
dan tidur di wilayah RW II Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan
Tembalang sebanyak 45 orang (44.6%) kurang dari 3 bulan, sebanyak 7
orang (6.9%) lebih dari 3 bulan, sebanyak 49 orang (48.5%) tidak ada
masalah.

44
C. Analisa Data
DIAGNOSA
No. TANGGAL DATA FOKUS
KEPERAWATAN
1. 19 Oktober DS : Kurang pengetahuan
2019 Perilaku dan Gaya Hidup tentang penyakit :
Berdasarkan hasil wawancara dengan Hipertensi
ketua RW I dan II , ketua RT dan (10029286)
kader kesehatan pada tanggal 14
Oktober 2019 diperoleh data sebagai
berikut :
 Kader kesehatan mengatakan
bahwa di RW I dan II ada
posyandu lansia namun jarang
dilaksanakan dan minat lansia
untuk mengikuti posyandu kurang.
 Sebagian besar warga belum
mengetahui status kesehatannya
karena warga masih belum
memiliki tingkat kesadaran untuk
mengetahui status kesehatanya.
 Beberapa warga di RW I dan II
yang mempunyai hipertensi jarang
periksa rutin di pelayanan
kesehatan
 Beberapa warga yang di tanya
tentang status kesehatan hanya
mengeluhkan pusing dan dan tidak
tahu penyebab pusing.

DO :
 Berdasarkan hasil pengumpulan
data diketahui bahwa ada 1090
warga di RW I dan II
Karakteristik warga :
1. Dari 176 jumlah lansia di RW I
dan II Terdapat lansia dengan
hipertensi sebanyak 38 %.
2. Kesadaran lansia untuk
keikutsertaan dalam kegiatan
Posyandu sebanyak 48 %

45
sedangkan yang tidak
mengikuti sebnyak 52 %.
3. Dari 176 lansia didapatkan
hasil sebnyak 56 % lansia tidak
mengetahui apa itu penyakit
hipertensi sedangkan 46%
lansia mengetahui penyakit
hipertensi.

2. 19 Oktober DS : Berdasarkan data yang sudah Koping toleransi


2019 terkaji: terhadap stress :
1. Warga mengatakan merasa ansietas
cemas terhadap pengobatan (00146)
hipertensinya yang tidak
kunjung sembuh .
2. Mengatakan sudah
melakukan pantangan tidak
mengkonsumsi garam yang
berlebihan tetapi masih
merasakan pusing
3. Setelah dilakukan pengkajian
sebagian warga nampak tidak
tertarik dan cemas dengan
adanya penyuluhan tenaga
kesehatan
4. Warga nampak takut jika ada
pemeriksaan kesehatan
tentang hipertensinya
DO :
1. Setelah dilakukan pengkajian
ke warga, warga sering
bertanya-tanya penyakitnya ke
petugas kesehatan dan setelah
di jelaskan warga mulai
merasakan cemas karena
penyakit yang diderita.
2. Dari 176 jumlah lansia di RW
I dan II Terdapat lansia
dengan hipertensi sebanyak
38 %.

46
D. Prioritas Masalah Kesehatan
NO. Masalah Kesehatan A B C D E F G H I J K L M N
1. Kurang pengetahuan tentang penyakit : 5 4 5 2 3 2 3 3 3 4 3 3 40 5
Hipertensi

2. Koping toleransi terhadap stress : ansietas 3 2 3 2 4 2 3 3 3 4 3 3 35 3

Keterangan Pembobotan :
1. Sangat rendah A. Resiko terjadi F. Sesuai program K. Sumber daya
2. Rendah B. Resiko keparahan G. Tempat L. Sesuai dengan perawat
3. Cukup C. Potensial untuk penkes H. Waktu M. Skor Total
4. Tinggi D. Minat masyarakat I. Dana N. Urutan prioritas
5. Sangat tinggi E. Kemungkinan diatasi J. Fasilitas kesehatan

47
E. Rencana Keperawatan Komunitas
TUJUAN RENCANA EVALUASI
DIAGNOSA
TUJUAN TUJUAN KEGIATAN SUMBER WAKTU TEMPAT KRITERIA STANDAR EVALUATOR
KEPERAWATAN
UMUM KHUSUS (NOC) (NIC)
Kurang pengetahuan Setelah dilakukan Prevensi Primer : Pendidikan Mahasiswa, 19 OKT RW I dan II Peningkatan Masyarakat Mahasiswa
tentang penyakit : tindakan Pengetahuan : kesehatan tentang dosen: 2019 Kelurahan pengetahuan mampu
hipertensi keperawatan promosi penyakit Sendang kesehatan mengetahui
selama 4 minggu kesehatan hipertensi Mulyo perilaku hidup
diharapkan Pengetahuan : Memfasilitasi sehat
pemeliharaan perilaku sehat pembelajaran Masyarakat
kesehatan efektif Pengetahuan : Manajemen mampu
Kriteria Hasil : gaya hidup sehat Perilaku mengenali
Identifikasi Panduan system penyakit yang
kondisi beresiko Prevensi kesehatan diderita
pada lansia Sekunder : Pengembangan Masyarakat
Tujuan program Perilaku promosi kesehatan mampu
konsisten dengan kesehatan masyarakat mengetahui
pengkajian Partisipasi dalam Pengembangan gaya hidup
Tingkat pengambilan program sehat
partisipasi keputusan Pengaktifan Masyarakat
masyarakat perawatan posyandu lansia demi
terhadap program kesehatan Melakukan jalan memahami
baik Kontrol gejala sehat bersama tentang
Kepuasan Deteksi faktor lansia penyakit yang
lansia terhadap resiko diderita
program. Efektifitas
program
komunitas

48
Prevensi Tersier :
Penggunaan
sumber yang ada
di komunitas
Koping toleransi Setelah dilakukan Prevensi primer Pendidikan Mahasiswa, 19 OKT RW I dan II Mengurangi Masyarakat Mahasiswa
terhadap stress : ansietas tindakan kesehatan tentang dosen: 2019 Kelurahan tingkat mampu
keperawatan Mencari kesehatan mental Sendang kecemasan mengatasi
selama 4 minggu informasi untuk pada Mulyo kecemasan
diharapkan menurunkan lansia:ansietas yang timbul
koping terhadap kecemasan Membantu lansia akibat
ansietas dapat Merencanakan untuk mengurangi penyakit yang
teratasi dengan strategi kopping tingkat kecemasan di derita
KH : Status kecemasan Seadiakan
Warga memahami terkontrol aktivitas untuk
efek perilaku diri Tingkat menurunkan
terhadap interaksi kepercayaan ketegangan
sosial meningkat Bantu lansia untuk
Mengungkapkan Adanya factor mengidentifikasi
keinginan untuk pencetus tingkat strategi positif
berhubungan kecemasan untuk mengatasi
dengan orang lain keterbatasan dan
Menunjukkan mengolah gaya
perilaku yang hidup
dapat
meningkatkan /
memperbaikki
interaksi social

49
F. Planning Of Action (POA)

Diagnosa Penanggung
No. Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana
keperawatan jawab
1. Kurang Setelah dilakukan tindakan 1. Pelatihan Kader Calon peserta November Posyandu RW Mahasiswa
pengetahuan keperawatan triwulan Posyandu posyandu lansia I/II
tentang penyakit : diharapkan pemeliharaan
Hipertensi kesehatan lansia efektif
2. Jalan sehat bersama
Kriteria Hasil : Calon peserta Posyandu RW
lansia November Mahasiswa
1. Identifikasi kondisi posyandu lansia I/II
beresiko pada lansia
2. Tujuan program
konsisten dengan Calon peserta November Posyandu RW
pengkajian 3. Pendkes Lansia posyandu lansia I/II
Sehat Mahasiswa
3. Tingkat partisipasi
masyarakat terhadap
program baik 4. Pendkes Hipertensi Kader posyandu November Posyandu RW
4. Kepuasan lansia lansia I/II
terhadap program. Mahasiswa

5. Skreening dasar Calon peserta Posyandu RW


kesehatan lansia (TB, posyandu lansia November VI
BB, Tensi) Mahasiswa

50
2. Koping toleransi Setelah dilakukan tindakan 1. Relaksasi Calon peserta November Posyandu RW Mahasiswa
terhadap stress : keperawatan selama 4 minggu Aroma terapi posyandu lansia I/II
ansietas diharapkan koping terhadap Lansia.
ansietas dapat teratasi dengan
KH : 2. Terapi Musik Calon peserta Posyandu RW
Lansia. posyandu lansia November I/II Mahasiswa
1. Warga memahami efek
perilaku diri terhadap interaksi
sosial 3. Senam Otak
Lansia. Calon peserta Posyandu RW
2. Mengungkapkan keinginan posyandu lansia I/II
November Mahasiswa
untuk berhubungan dengan
orang lain

3. Menunjukkan perilaku yang


dapat meningkatkan /
memperbaikki interaksi social

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS RW I DAN II KELURAHAN SENDANG MULYO


KECAMATAN SEMARAN

51

Anda mungkin juga menyukai