Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN KOMUNITAS

Dosen Pembimbing
Heri Tribowo, S. Kep., Ns., M. Kes

Disusun Oleh
RAINA RESTY NUR RAMADHANI
202003054

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Komunitas ini diajukan oleh:

Nama : RAINA RESTY NUR RAMADHANI

Nim : 202003054

Program Studi : Profesi Ners

Judul Asuhan Keperawatan : Keperawatan Komunitas di Dsn. Gempolrawan Ds.


Kedungrawan RT 02 RW 01 Kec. Krembung Kab. Sidoarjo

Telah diperiksa dan disetujui sebagai tugas dalam praktik klinik keperawatan
Komunitas.

Pembimbing ruangan, Pembimbing akademik,

(.........................................................) (.........................................................)

Mengetahui,
Kepala Ruangan

(.........................................................)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karuniaNya penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas laporan pendahuluan ini
tepat waktu. Dan dengan mengucap puji syukur atas curahan kasih karunia-Nya
kepada penulis, terutama ilmu dan akal sehat sehingga dengan ijin-Nya penulis
dapat menyusun dan menyelesaikan asuhan keperawatan komunitas yang berjudul
“ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS di Dsn. Gempolrawan Ds.
Kedungrawan Rt 02 Rw 01 Kec. Krembung Kab. Sidoarjo” dengan tepat waktu.
Laporan pendahuluan ini disusun sebagai tugas mata kuliah “KEPERAWATAN
KOMUNITAS”. Penulis dengan segala kerendahan hati merasa bahwa dalam
penyusununan laporan pendahuluan ini kurang sempurna, walaupun laporan
pendahuluan ini telah diseleseikan dengan segenap kemampuan, pemikiran dan
usahanya, dan kiranya sangatlah membantu penyempurnaan laporan pendahuluan
ini jika pembaca yang budiman bersedia memberi masukan, saran serta kritikan
yang jelasnya mendukung bagi karya penulis. Seperti kata pepatah bahwa ”tiada
gading yang tak retak” begitu juga dengan keadaan makalah ini sekali lagi penulis
mohon maaf jika laporan pendahuluan ini kurang sempurna. Dan semoga laporan
pendahuluan dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan baik dirumah sakit maupun puskesmas.
Keperawatan komunitas merupakan bidang khusus dalam ilmu keperawatan
yang merupakan gabungan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat,
dan ilmu sosial (WHO), yaitu bidang dalam keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan
peran serta aktif masyarakat. Peran serta masyarakat itu diartikan sebagai
suatu proses dimana individu, keluarga dan masyarakat bertanggung jawab
atas kesehatan sendiri berdasarakan azaz kebersamaan dan kemandirian.
Sebagai tenagan kesehatan professional, keperawatan berkewajiban
untuk turut serta mewujudkan tercapainya pembangunana nasional khususnya
pembangunan dibidang kesehatan. Dimana dalam melaksanakan perannya di
titik beratkan pada promotif, prefentive dengan tidak mengabaikan kuratif
dan rehabilitative dalam setiap tindakan keperawatan. Sejalan dengan hal
tersebut maka jelaslah bahwa tindakan pencegahan dan peningktan kesehatan
menjadi area perhatian perawat yang bertujuan untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal.
Melihat betapa pentingnya tindakan promotif, prefentive dan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang ada sehingga masyarakat dapat
meningkatkan kualitas hidupnya serta besarnya peran yng dapat dilakukan
oleh perawat dimasyarakat maka diperlukan pre klinin di masyarakat.
Praklinik Keperawatan Komunitas merupakan pengalaman belajar
lapangan yang memeberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
meningkatkan kemampuan menganalisa serta mensisntesa berbagai ilmu
pengetahuan di dalam memberikan asuhan dan pelayanan keperawatan untuk
memantapkan profesionalisme keperawatan. Praklinik ini dilakukan di dusun
Gempolrawan desa Kedungrawan Rt 02 Rw 01 Kecamatan Krembung
Kabupaten Sidoarjo. Mahasiswa diharapkan dapat terus melanjutkan
kegiatan-kegiatan yang ada meskipun Praklinik oleh mahasiswa telah
berakhir sehingga upaya tindakan pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan dapat lebih ditingkatkan.
Dalam pemberian kegiatan untuk memecahkan masalah kesehatan
dimasyarakat mahasiswa berfokus pada sasaran keperawatan komunitas yang
telah ditargetkan oleh institusi yaitu Asuhan Keperawatan Komunitas,
dimana pengkajian yang akan digunakan menggunakan pengkajian format
Data, Survei, dan Wawancara dengan kader di Dusun Gempolrawan Desa
Kedungrawan Rt 02 Rw 01 Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo.

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengambarkan hasil pengkajian Asuhan Keperawatan Komunitas,
gambaran umum dan hasil pengkajian serta rencana penyelesaian
masalah yang dilaksanakan di Dusun Gempolrawan Desa Kedungrawan
Rt 02 Rw 01 Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo.
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan pengkajian kesehatan masyarakat di wilayah
berdasarkan data kesehatan masyarakat yang sudah dikumpulkan
serta rencana tindakan masing-masing masalah kesehatan.
b. Menggambarkan masalah-masalah kesehatan yang terdapat di Dusun
Gempolrawan Desa Kedungrawan Rt 02 Rw 01 Kecamatan
Krembung Kabupaten Sidoarjo. Berdasarkan data kesehatan
masyarakat yang telah dikumpulkan
c. Menggambarkan rencana tindak lanjut kegiatan yang akan
dilaksanakan di Dusun Gempolrawan Desa Kedungrawan Rt 02 Rw
01 Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo.
d. Menyampaikan hasil pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Komunitas di Dusun Gempolrawan Desa Kedungrawan Rt 02 Rw 01
Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo.
1.3 Manfaat
Diharapkan laporan hasil kegiatan ini dapat dijadikan bahan
maupun data untuk membina dan mengarahkan masyarakat agar tujuan
hidup sehat di Dusun Gempolrawan Desa Kedungrawan Rt 02 Rw 01
Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Komunitas


2.1.1 Definisi Keperawatan Komunitas
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional
sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan
biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif,
ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat
maupun sakit mencakup siklus hidup manusia (Riyadi, 2007).
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan
keperawatan  profesional yang ditujukan kepada masyarakat
dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan
dan evaluasi pelayanan keperawatan.
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan
dan meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui
intervensi keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam
membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam
mengatasi barbagai masalah keperawatan yang dihadapinya
dalam kehidupan sehari-hari (Efendi, 2009). Keperawatan sebagai
bentuk komprehensif melakukan penekanan tujuan untuk
menekan stressor atau meningkatkan kemampuan komunitas
mengatasi stressor melalui pencegahan primer, sekunder, tersier.
Peningkatan kesehatan berupa pencegahan penyakit ini bisa
melalui pelayanan keperawatan langsung dan perhatian langsung
terhadap seluruh masyarakat dan mempertimbangkan bagaimana
masalah kesehatan masyarakat mempengaruhi kesehatan individu,
keluarga, dan kelompok. Peningkatan peran serta masyarakat
dalam bidang kesehatan merupakan suatu proses dimana individu,
keluarga dan lembaga masyarakat termasuk swasta mengambil
tanggung jawab terhadap masyarakat atas kesehatan diri keluarga
dan masyarakat, mengembangkan kemampuan untuk
menyehatkan diri, keluarga dan masyarakat serta menjadi pelaku
atau perintis kesehatan dan peminpin yang menggerakan kegiatan
masyarakat dibidang kesehatan berdasarkan azas kemandirian dan
kebersamaan. Dari hal tersebut masyarakat dapat berperan serta
dengan menyumbangkan tenaga, pikiran atau pengetahuan,
sarana, dana yang dimilikinya untuk upaya kesehatan.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan
fisik maupun mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang
kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan
sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan,
pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada
upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health care) untuk
memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat
dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang,
tanggung jawab serta etika profesi keperawatan (Riyadi, 2007).
Dalam rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat
dijelaskan bahwa keperawatan komunitas merupakan suatu
bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara
keperawatan (Nursing) dan kesehatan masyarakat (Public health)
dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai
kesatuan utuh melalui proses keperawatan (Nursing process)
untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal
sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak,
2005).
Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari
luar suatu institusi yang berfokus pada masyarakat atau individu
dan keluarga (Elisabeth, 2007).
2.1.2 Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan
kesehatan yang dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan
keperawatan langsung (direction) terhadap individu, keluarga dan
kelompok di dalam konteks komunitas serta perhatian langsung
terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan mempertimbangkan
masalah atau isu kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi
individu, keluarga serta masyarakat.
a. Tujuan umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat
secara meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal secara mandiri.
b. Tujuan khusus
1. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
2. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan
dasar dalam rangka mengatasi masalah keperawatan.
3. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang
memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan.
4. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang
memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan di
rumah, di panti dan di masyarakat.
5. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan
tindak lanjut dan asuhan keperawatan di rumah.
6. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk
kelompok resiko tinggi yang memerlukan penanganan dan
asuhan keperawatan di rumah dan di Puskesmas.
7. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan
sosial untuk menuju keadaan sehat optimal.
2.1.3 Strategi Pelaksanaan Keperawatan Komunitas
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat
digunakan dalam keperawatan kesehatan masyarakat, yaitu:
1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang
dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan
keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan
mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran
yang ada hubungannya dengan kesehatan (Elisabeth, 2007).
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai
kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip
belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin
hidup sehat, pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan
konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak,
2005).
2. Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari
kelompok masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem
yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan
kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam
melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan
status kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif
model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan
sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat (Elisabeth,
2007).
3. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua
pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan
saling menguntungkan atau memberikan manfaat. Partisipasi
klien/ masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan
inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki
kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan
(Elisabeth, 2007).
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak
terkait dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk garis
hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal ini
memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam
mengkombinasikan keahlian masing-masing yang dibutuhkan
untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan
masyarakat (Elisabeth, 2007).
4. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana
sebagai proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga
membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat, antara
lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan
kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru
(Elisabeth, 2007).
Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau
pemberdayaan kepada masyarakat agar muncul partisipasi
aktif masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak
terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas,
kepemimpinan dan partisipasi masyarakat  (Elisabeth, 2007).
2.1.4 Sasaran Praktek Keperawatan Komunitas
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah
individu, keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat
maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan
(Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari:
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai
kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan
spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien,
pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya
mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan
spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju
kemandirian pasien/klien.
2. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang
berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi
interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun
secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri
atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam
fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar
manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar
Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan
nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan
aktualisasi diri.
3. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang
mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur,
permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat
rawan terhadap masalah kesehatan. Yang termasuk
kelompok khusus adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus
sebagai akibat perkembangan dan
pertumbuhannya, seperti:
a. Ibu hamil
b. Bayi baru lahir
c. Balita
d. Anak usia sekolah
e. Lansia
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang
memerlukan pengawasan dan bimbingan serta
asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
a. Penderita penyakit menular, seperti TBC,
lepra, AIDS, penyakit kelamin lainnya.
b. Penderita dengan penynakit tak menular,
seperti: penyakit diabetes mellitus, jantung
koroner, cacat fisik, gangguan mental dan
lain sebagainya.
3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang
penyakit, yaitu:
a. Wanita tunasusila
b. Kelompok penyalahgunaan obat dan
narkoba
c. Kelompok pekerja-pekerja tertentu, dan
lain-lain
4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi,
diantaranya adalah:
a. Panti werdha
b. Panti asuhan
c. Pusat-pusat rehabilitasi
d. Penitipan balita
4. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup
dan bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat
mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka
sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang
telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan
kelompok individu yang saling berinteraksi, saling
tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan.
Dalan berinteraksi sesama anggota masyarakat akan
muncul banyak permasalahan, baik permasalahan
sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun
kesehatan khususnya.
Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan
keperawatan dalam praktek keperawatan. Sebagai
sasaran praktek keperawatan klien dapat dibedakan
menjadi individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi,
2007).
a. Individu sebagai klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik
sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi,
sosial dan spiritual. Peran perawat pada individu
sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan
dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial,
psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan
fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang
kemauan menuju kemandirian klien (Riyadi, 2007).
b. Keluarga sebagai klien
Keluarga merupakan sekelompok individu
yang berhubungan erat secara terus menerus dan
terjadi interaksi satu sama lain baik secara
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam
lingkungannya sendiri atau masyarakat secara
keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya
mempengaruhi dalam lingkup kebutuhan dasar
manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar
Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan
nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan
aktualisasi diri (Riyadi, 2007).
c. Masyarakat sebagai klien
Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tetentu yang
bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu
indentitas bersama (Riyadi, 2007).
2.1.5 Asumsi dan Kepercayaan Terhadap Perawatan Kesehatan
Komunitas Menurut ANNA (American Nurses Associationi)
1. Asumsi
a. Sistem pemeliharaan yang kompleks.
b. Komponen sistem pemeliharaan kesehatan primer,
sekunder dan tersier.
c. Perawatan subsistem pemeliharaan kesehatan dan
produk pendidikan dasar praktek penelitian.
d. Pemeliharaan kesehatan primer lebih menonjol dari
sekunder dan tersier.
e. Perawatan kesehatan menyangkut setting
pemeliharaan kesehatan primer.
2. Kepercayaan
a. Pemeliharaan kesehatan harus memadai dan diterima
semua orang.
b. Orang yang menerima asuhan harus dilibatkan.
c. Perawat sebagai pemberi dan klien sebagai konsumen
pelayanan kesehatan.
d. Lingkungan berdampak terhadap kesehatan populasi
dan individu.
e. Pencegahan penyakit bagian esensial dari peningkatan
kesehatan.
f. Kesehatan sebagai proses menyangkut kehidupan
dalam jangka waktu yang lama.
g. Klien hanya anggota tetap dari tim pemeliharaan
kesehatan.
h. Individu dalam sistem kesehatan masyarakat
bertanggung jawab secara mandiri dan aktif
berpartisipasi dalam pemeliharaan kesehatan.
2.1.6 Paradigma dan Falsafah Masyarakat
Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat
komponen pokok, yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan
lingkungan (Logan & Dawkins, 1987). Kesehatan dalam
keperawatan kesehatan komunitas didefenisikan sebagai
kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif.
Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada
kreatifitas, konstruktif dan produktif. Menurut Hendrik L., ada
empat faktor yang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan,
perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Lingkungan terdiri
dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik
yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti air, udara,
sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Contoh, di suatu daerah
mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air
bersih.
Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri
manusia yang dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma.
Keempat faktor tersebut saling berkaitan dan saling menunjang
satu dengan yang lainnya dalam menentukan derajat kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas
dipandang sebagai bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh
perawat kepada individu, keluarga, dan kelompok dan masyarakat
yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan
untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Lingkungan
dalam paradigma keperawatan berfokus pada lingkungan
masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status
kesehatan manusia. Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik,
psikologis, sosial dan budaya dan lingkungan spiritual.
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang
mendasar tersebut, maka dapat dikembangkan falsafah
keperawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan
komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan
komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian
terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
terhadap kesehatan komunitas dan memberikan prioritas pada
strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah
yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada
paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu:
manusia, kesehatan, lingkungan dan pelayanan keperawatan
sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah
pekerjaan yang luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya
berdasarkan kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat
khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau
dan dapat diterima oleh semua orang dan merupakan bagian
integral dari upaya kesehatan.
4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan
berlangsung secara berkesinambungan.
6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien
sebagai consumer pelayanan keperawatan dan kesehatan,
menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan
mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan
pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan
masyarakat.
7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat
direncanakan secara berkesinambungan dan terus-menerus.
Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas
kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong,
mendidik dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan
mereka sendiri.
2.1.7 Peran perawat komunitas (Provider of Nursing Care)
Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan
masyarakat diantaranya adalah:
a. Penyedia pelayanan (Care provider)
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji
masalah keperawatan yang ada, merencanakan tindakan
keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan
mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
b. Pendidik dan konsultan (Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat baik di rumah,
puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam
rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi
perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai
derajat kesehatan yang optimal.
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari
dan mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk
membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk
meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya
diberikan dukungan emosional dan intelektual.
Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu :
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini
sejalan dengan proses keperawatan dalam fase pengkajian
seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi
pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan
perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran.
Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran
dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat
(Mubarak, 2005).
c. Role Model
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan
contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata
cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh
masyarakat.
d. Advokasi (Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau
tingkat komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat
menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada
dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela
dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya
peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan
kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien
(Mubarak, 2005).
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung
jawab membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi
pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang
diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent)
atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas
yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak
klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di
rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas
kesehatan (Mubarak, 2005).
e. Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola
berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan
masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab
yang dibebankan kepadanya.
f. Kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan
dengan cara bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik
dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam
kaitannya membantu mempercepat proses penyembuhan
klien. Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses
pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses
keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk
merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak,
2005).
g. Perencana tindak lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang
telah menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau
rumah sakit.  Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien
yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.
h. Penemu masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring  terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan
keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status
kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan,
observasi dan pengumpulan data.
i. Koordinator pelayanan kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain
mengarahkan, merencanakan dan mengorganisasikan
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien. Pelayanan
dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima
pelayanan dari banyak profesional (Mubarak, 2005).
j. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change
Agent and Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang
berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat
perubahan pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney
mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang
mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan
kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative,
menggali kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber
daya, menunjukkan peran membantu, membina dan
mempertahankan hubungan membantu, membantu selama
fase dari proses perubahan dan membimbing klien melalui
fase-fase ini (Mubarak, 2005).
Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari
perawatan. Dengan menggunakan proses keperawatan,
perawat membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan
dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan, keterampilan,
perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan
(Mubarak, 2005).
k. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas
(Community Care Provider and Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan
keperawatan kepada masyarakat yang meliputi pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan dan
pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau
pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga
merupakan bagian dari peran perawat komunitas.
2.1.8 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas
Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi:
upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
(preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (curatif),
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta
memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya
(resosialisasi). Dalam memberikan asuhan keperawatan
komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan
promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif
dan resosialitatif.
1. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan
memberikan:
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat
b. Peningkatan gizi
c. Pemeliharaan kesehatan perorangan
d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
e. Olahraga secara teratur
f. Rekreasi
g. Pendidikan seks
2. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya
penyakit dan gangguan terhadap kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
a. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu,
puskesmas maupun kunjungan rumah
c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu,
puskesmas ataupun di rumah
d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan
menyusui
3. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati
anggota-anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang
menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:
a. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan
dari puskesmas dan rumah sakit
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah,
ibu bersalin dan nifas
d. Perawatan payudara
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir
4. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan
bagi penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun
terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita
penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan
lainnya., dilakukan melalui kegiatan:
a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti
penderita kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan
5. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu,
keluarga dan kelompok khusus ke dalam pergaulan
masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok yang
diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit,
misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat
khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan
lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi meyakinkan
masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang
mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan
secara benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini
tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau
batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.
2.1.9 Konsep Masalah Kesehatan Komunitas
a. Kesehatan Lingkungan
Lingkungan dapat didefinisikan sebagai tempat
pemukiman dengan segala sesuatunya di mana organisme
hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara
langsung maupun tidak langsung serta ikut mempengaruhi
tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme tersebut
(Efendi, 2009).
Kesehatan lingkungan dapat dijabarkan sebagai suatu
kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan
ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya
untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang
sehat dan bahagia (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan
Indonesia). Menurut WHO (2005), lingkungan merupakan
suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia
dengan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari
manusia (Efendi, 2009).
Dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan,
Pemerintah menggalakkan Program Nasional Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM). Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) Merupakan Program Nasional yang
bersifat lintas sektoral di bidang sanitasi. Program Nasional
STBM dicanangkan oleh Menteri Kesehatan RI pada Agustus
2008.
Tujuan dari Program Nasional Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) adalah menurunkan kejadian diare
melalui intervensi terpadu dengan menggunakan pendekatan
sanitasi total. Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu
komunitas:
a. Tidak BAB sembarangan
b. Mencuci tangan pakai sabun
c. Mengelola air minum dan makanan yang aman
d. Mengelola sampah dengan benar
e. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman
Menurt WHO, terdapat 17 ruang lingkup kesehatan
lingkungan yaitu sebagai berikut:
a. Penyediaan air minum
b. Pengelolaan air buangan (limbah) dan pengendalian
pencemaran
c. Pembuangan sampah padat
d. Pengendalian vector
e. Pencegahan atau pengandalian pencemaran tanah oleh
ekskresi manusia
f. Higiene makanan, termasuk higiene susu
g. Pengendalian pencemaran udara
h. Pengendalian radiasi
i. Kesehatan kerja
j. Pengendalian kebisingan
k. Perumahan dan pemukiman
l. Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara
m. Perencanaan daerah dan perkotaan
n. Pencegahan kecelakaan
o. Rekreasi umum dan pariwisata
p. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan
keadaan epidemi (wabah), bencana alam dan
perpindahan penduduk
q. Tindakan pencegahan  yang diperlukan untuk menjamin
lingkungan
Menurut pasal 22 ayat 3 Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1992, terdapat delapan ruang lingkup kesehatan
lingkungan yaitu sebagai berikut:
a. Penyehatan air dan udara
b. Pengamanan limbah padat atau sampah
c. Pengamanan limbah cair
d. Pengamanan limbah gas
e. Pengamanan radiasi
f. Pengamanan kebisingan
g. Pengamanan vektor penyakit
h. Penyehatan dan pengamanan lainnya seperti pada situasi
pasca bencana
b. Perilaku Masyarakat
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus
atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai
frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun
tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang
saling berinteraksi (Wawan A & Dewi M, 2010).
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon
seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit, sistem pelayanan kesehatan , makanan serta
lingkungan. Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok, yakni
respon dan stimulus atau perangsangan. Respon atau reaksi
manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap)
maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice).
Sedangkan stimulus atau rangsangan di sini terdiri dari 4
unsur pokok, yakni: sakit dan penyakit, sisitem pelayanan
kesehatan, makanan dan lingkungan (Wawan A & Dewi M,
2010).
Perilaku yang mempengaruhi kesehatan dapat
digolongkan dalam dua kategori (Wawan A & Dewi M,
2010), yaitu:
a. Perilaku yang terwujud secara sengaja dan sadar
b. Perilaku yang terwujud secara tidak sengaja atau tidak
sadar. Ada perilaku-perilaku yang sengaja atau tidak
sengaja membawa manfaat bagi kesehatan individu atau
kelompok kemasyarakatan sebaliknya ada yang
disengaja atau tidak disengaja berdampak merugikan
kesehatan (Wawan A & Dewi M, 2010).
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan komunitas merupakan suatu metode atau proses
yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari
klien, keluarga serta kelompok atau masyarakat melalui langkah-
langkah: pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
keperawatan. Dalam penerapan proses keperawatan (nursing process),
terjadi proses alih peran dari tenaga keperawatan kepada klien (sasaran)
secara bertahap dan berkelanjutan untuk mencapai kemandirian sasaran
dalam menyelesaikan masalah kesehatannya (Herawati & Neny FS,
2012).
A. Pengkajian
Pengkajian komunitas (community assessment) adalah proses
pengumpulan data yang berhubungan dengan status kesehatan
komunitas dan merupakan sumber data untuk perumusan diagnosa
keperawatan. Pengkajian komunitas merupakan suatu upaya untuk
dapat mengenal masyarakat. Tujuan keperawatan dalam mengkaji
komunitas adalah mengidentifikasi faktor-faktor (baik positif maupun
negatif) yang mempengaruhi kesehatan warga masyarakat agar dapat
mengembangkan strategi promosi kesehatan (Herawati & Neny FS,
2012).
Jenis data yang dikumpulkan pada pengkajian secara umum dapat
diperoleh dari data subyektif dan data obyektif. Data subyektif yaitu
data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh
individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang diungkapkan
secara langsung melalui lisan. Data obyektif yaitu data ayang
diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan, dan pengukuran.
Sedangkan sumber data dapat diperoleh dari data primer dan
sekunder, dengan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif. Data
primer adalah data yang dikumpulkan oleh pengkaji berdasarkan
hasil pengkajian, sedangkan data sekunder diperoleh dari sumber lain
yang dapat dipercaya. Metode pengumpulan data yang dapat
dilakukan yaitu: wawancara informan (informan interview), analisis
sekunder, observasi atau pengamatan (windshield survey) (Herawati
& Neny FS, 2012). Salah satu model pengkajian yang dapat
digunakan adalah “Betty Neuman”. Pada model ini terdapat 8
komponen yang harus dikaji, ditambah dengan data inti dari
masyarakat itu sendiri (community core).
1. Community Core (data inti)
a. Histori dari komunitas, kaji sejarah perkembangan
komunitas.
b. Data demografi: umur, pendidikan, jenis kelamin,
pekerjaan, ras, tipe keluarga, status perkawinan.
c. Vital statistik: angka kelahiran, angka kematian, angka
kesakitan.
d. Agama, nilai-nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya
kelompok atau komunitas.
2. Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty
Neuman) :
a) Lingkungan fisik: perumahan yang dihuni oleh penduduk,
bagaimana penerangannya, sirkulasi dan kepadatan penduduk.
b) Pendidikan: Apakah ada sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan. Status
pendidikan (lama sekolah, jenis sekolah, bahasa), fasilitas
pendidikan (SD, SMP, dll) baik di dalam maupun di luar
komunitas.
c) Keamanan dan transportasi: Bagaimana keselamatan dan
keamanan di lingkungan tempat tinggal, apakah tidak
menimbulkan stress. Transportasi apa yang tersedia di
komunitas.
d) Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan:
Apakah cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas
mendapat pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan,
jenjang pemerintahan, kebijakan depkes.
e) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi
dini gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan
sudah terjadi.
f) Sistem komunikasi: Sarana komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk meningkatkan
pengetahuan terkait dengan gangguan penyakit. Misalnya
televisi, radio, koran atau leaflet yang diberikan kepada
komunitas.
g) Sistem ekonomi: Tingkat sosial ekonomi komunitas secara
keseluruhan apakah sesuai dengan UMR (Upah Minimum
Regional), dibawah UMR atau diatas UMR sehingga upaya
pelayanan kesehatan yang ditujukan pada anjuran dapat
dilaksanakan, misalnya anjuran untuk konsumsi jenis
makanan sesuai status ekonomi tersebut.
h) Rekreasi: Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan
apakah biayanya terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini
hendaknya dapat digunakan komunitas untuk membantu
mengurangi stressor.
3. Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik
dan vital statistic, antara lain angka mortalitas, angka
morbiditas, IMR, MMR, serta cakupan imunisasi.
Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh
informasi mengenai masalah kesehatan pada masyarakat
sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk
mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik,
psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan
yang mempengaruhi (Mubarak, 2005).
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1. Wawancara atau anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik
yang berbentuk tanya jawab antara perawat dengan pasien
atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang
berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara
harus dilakukan dengan ramah, terbuka, menggunakan
bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pasien
atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara
atau anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan
(Mubarak, 2005).
2. Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan
meliputi aspek fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam
rangka menegakkan diagnosa keperawatan. Pengamatan
dilakukan dengan menggunakan panca indera dan hasilnya
dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak,
2005).
3. Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya
asuhan keperawatan yang diberikan adalah asuhan
keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik yang
dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnosa
keperawatan dengan cara Inspeksi, Perkusi, Auskultasi
dan Palpasi (Mubarak, 2005).
Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah
pengolahan data dengan cara sebagai berikut :
1. Klasifikasi data atau kategori data
2. Penghitungan prosentase cakupan
3. Tabulasi data
4. Interpretasi data

Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan data
objektif (Mubarak,2005):

a. Data Subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan olehindividu, keluarga, kelompok, dan
komunitas, yang diungkapkan secara langsungmelalui lisan.
b. Data Objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan,
pengamatan dan pengukuran
c. Sumber Data
a) Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari
individu,keluarga, kelompok,masyarakat berdasarkan
hasil pemeriksaan atau pengkajian.
b) Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat
dipercaya, misalnya: kelurahan,catatan riwayat
kesehatan pasien atau medical record.

Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan
data dan menghubungkan data dengan kemampuan
kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat
apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan
(Mubarak, 2005).

Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan


Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah
kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh
masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya
dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang telah
dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena
itu diperlukan prioritas masalah  (Mubarak, 2005).

Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan
masyarakat dan keperawatan perlu mempertimbangkan
berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah 
(Mubarak, 2005):
a. Perhatian masyarakat
b. Prevalensi kejadian
c. Berat ringannya masalah
d. Kemungkinan masalah untuk diatasi
e. Tersedianya sumberdaya masyarakat
f. Aspek politis
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah
kesehatan baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah
masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah
potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. Jadi
diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan
pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan
tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan
ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa
keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status kesehatan
masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi
(Mubarak, 2009). Diagnosa keperawatan ditegakkan berdasarkan
tingkat reaksi terhadap stressor yang ada. Selanjutnya dirumuskan
dalam 3 komponen: Problem, Etiologi, Simptom (Herawati & Neny
FS, 2012).
a. Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari
keadaan normal yang seharusnya terjadi.
b. Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang
dapat memeberikan arah terhadap intervensi keperawatan.
c. Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah
yang terjadi.
C. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui
dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan klien (Mubarak, 2009). Tahap berikutnya
dari proses keperawatan merupakan tindakan menetapkan apa yang
harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Langkah pertama dalam tahap
perencanaan adalah menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk
mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosis
keperawatan. Dalam menentukan tahap berikutnya yaitu rencana
pelaksanaan kegiatan maka ada dua faktor yang mempengaruhi dan
dipertimbangkan dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat
masalah dan sumber/potensi masyarakat seperti dana, sarana, tenaga
yang tersedia.
Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui
tahapan sebagai berikut :
a. Tahap persiapan
Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas
menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat,
mempelajari dan bekerjasama dengan masyarakat.
b. Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan
untuk menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam
masyarakat. Kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) adalah
suatu wadah kegiatan yang dibentuk oleh masyarakat secara
bergotong royong untuk menolong diri mereka sendiri dalam
mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan
kesehatan dan kesejahteraan, meningkatkan kemampuan
masyarakat berperanserta dalam pembangunan kesehatan di
wilayahnya.
c. Tahap pendidikan dan latihan
1. Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
2. Melakukan pengkajian
3. Membuat program berdasarkan masalah atau diagnose
keperawatan
4. Melatih kader
5. Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan
masyarakat
d. Tahap formasi kepemimpinan
e. Tahap koordinasi intersektoral
f. Tahap akhir
Dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap
untuk mengevaluasi serta memberikan umpan balik untuk
perbaikan kegiatan kelompok kerja kesehatan lebih lanjut.
Untuk lebih singkatnya perencanaan dapat diperoleh:
a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
b. Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam menentukan
diet yang tepat
e. Lakukan olahraga secara rutin
f. Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat
setempat untuk memperbaiki lingkungan komunitas
g. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan

D. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan, perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama
dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak
Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2009).
Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi
pada keperawatan komunitas adalah:
a. Inovatif
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan
luas dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada
iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2009).
b. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama
dengan sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat berdasarkan azas kemitraan
(Mubarak, 2009).
c. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan
keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional
demi tercapainya rencana program yang telah disusun
(Mubarak, 2009).
d. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai
kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan
keperawatan serta kompeten (Mubarak, 2009).
e. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa
asuhan keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam
melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah :
program kesehatan komunitas dengan strategi : komuniti
organisasi dan partnership in community (model for nursing
partnership) (Mubarak, 2009).
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat
bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yang sifatnya:
a) Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
b) Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini
perilaku hidup sehat dan melaksanakan upaya
peningkatan kesehatan
c) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk
mencegah gangguan penyakit
d) Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi
terpenuhinya kebutuhan komunitas

Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada


tingkat pencegahan, yaitu :
a. Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan
difokuskan pada populasi sehat, mencakup pada kegiatan
kesehatan secara umum serta perlindungan khusus
terhadap penyakit, contoh: imunisasi, penyuluhan gizi,
simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
b. Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada
saat terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat
clan ditemukan masalah kesehatan. Pencegahan sekunder
ini menekankan pada diagnosa dini dan tindakan untuk
mnghambat proses penyakit, Contoh: Mengkaji
keter¬belakangan tumbuh kembang anak, memotivasi
keluarga untuk melakukan penieriksaan kesehatan seperti
mata, gigi, telinga, dll.
c. Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan
pengembalian individu pada tingkat berfungsinya secara
optimal dari ketidakmampuan keluarga, Contoh:
Membantu keluarga yang mempunyai anak dengan resiko
gangguan kurang gizi untuk melakukan pemeriksaan
secara teratur ke Posyandu.
D. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan
membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses
tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam
perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan
masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau
dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009). Kegiatan yang dilakukan
dalam penilaian:
1. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
2. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap
pengkajian sampai dengan pelaksanaan.
3. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan
perencanaan selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
4. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat
bahwa evaluasi dilakukan dengan melihat respon komunitas
terhadap implementasi yang telah dilakukan.
Sedangkan fokus dari evaluasi pelaksanaan asuhan
keperawatan komunitas adalah :
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan
target pelaksanaan
b. Perkembangan atau kemajuan proses: kesesuaian dengan
perencanaan, peran staf atau pelaksana tindakan, fasilitas dan
jumlah peserta.
c. Efisiensi biaya. Bagaimanakah pencarian sumber dana dan
penggunaannya serta keuntungan program.
d. Efektifitas kerja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau
masyarakat puas terhadap tindakan yang dilaksanakan.
e. Dampak. Apakah status kesehatan meningkat setelah
dilaksanakan tindakan, apa perubahan yang terjadi dalam 6
bulan atau 1 tahun.
Adapun tindakan dalam melakukan evaluasi lainnya adalah:
a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah
dilakukan intervensi
b. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawatan
c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit
DAFTAR PUSTAKA

Clark M.J. 1999. Nursing in the community: Dimensions of community health


nursing. Standford Connecticut: Appleton & Lange.
Efendi F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta
Herawati, Neni FS. 2012. Buku Panduan Praktikum Keperawatan Komunitas
I. PSIK FK UNLAM: Banjarbaru.
Hidayat AH. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Salemba Medika:
Jakarta.
Mubarak IW. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1. CV
Sagung Seto: Jakarta.
Wawan A, Dewi M. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Nuha Medika: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai