Anda di halaman 1dari 153

LAPORAN PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT

STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA


DUSUN DINGKIKAN DESA ARGODADI SEDAYU

Di Susun Oleh :
1. Ahmad Said (200300716)
2. Arista Nur Fathqi (200300722)
3. Juan Lumamuly (200300780)
4. Rika Septi Handayani (200300757)
5. Ruslyah Zainul AK (200300783)
6. Sayuti F Murad (200300765)
7. Sri Fuji Astuti D (200300767)
8. Tati Oktaviani (200300769)
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT


STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
DUSUN DINGKIKAN DESA ARGODADI SEDAYU

DiajukanOleh :

Mahasiswa Profesi Ners Universitas Alma Ata


Kelompok 4

Sebagai bukti untuk pemenuhan tugas praktik profesi stase keperawatan


komunitas. Kegiatan yang diwajibkan untuk mahasiswa/i profesi ners yang
praktik di Puskesmas Sedayu 2 khususnya di Dusun Dingkikan, Argodadi,
Sedayu, Bantul, Yogyakarta.
Telah diseminarkan dan dipertahankan di depan Dewan Pembimbing
Pada tanggal..........................................

Preseptor Kepala Dusun Dingkikan

( ) ( )

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

( )
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan
stase keperawatan komunitas ini dengan tepat waktu, sebagaimana laporan ini
merupakan bagian dari tanggung jawab dan tambahan penilaian. Pada kesempatan
ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak – pihak yang terkait
dalam penyusunan laporan ini, teruntuk koordinator profesi komunitas, preseptor
klinik, kepala dusun Dingkikan, ketua RT di dusun Dingkikan, para tokoh
masyarakat, kader, pemuda dan semua warga yang ada di dusun Dingkikan yang
telah berkenan dan memberikan kesempatan ilmunya kepada kami.
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari masih banyak
kekurangan, hal ini karena keterbatasan pengetahuan atau kekhilafan kami sebagai
manusia, Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dibutuhkan dari pembaca untuk dijadikan koreksi, agar dapat
memperbaiki penyusunan laporan makalah ini.
Semoga makalah laporan yang sudah kami susun ini, dapat bermanfaat
bagi pembaca dan menjadi tambahan masukan khususnya dalam bidang
keperawatan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Dingkikan, 2020

Kelompok 4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan professional

yang merupakan bagian intergal dan pelayanan yang didasarkan pada ilmu dan

kiat keperawatan, berbentuk pelayanan secara komperehensif dari bio, psiko,

sosio dan sepiritual yang ditunjukan kepada individu atau kelompok baik sakit

maupun sehat yang mencangkup aspek proses kehidupan manusia.

Keperawatan bukan hanya sekedar merawat tetapi juga menjaga. Keperawatan

bertanggung jawab untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan seluruh

masyarakat di komunitas serta keperawatan berpatisipasi dalam program yang

disusun untuk tujuan mencegah penyakit dan mempertahankan kesehatan

(Mubarok, 2016).

Masalah kesehatan yang ada dimasyarakat sangatlah banyak dan

beragam macamnya. Penelusuran dari rumah ke rumah merupakan cara yang

paling efektif untuk mengetahui secara nyata masalah kesehatan yang

sebenarnya sedang dihadapi oleh masyarakat. Sebagian masyarakat ada yang

menyadari bahwa ada masalah kesehatan yang sedang dialami dan sebagian

masyarakat juga ada yang tidak menyadari bahwa terdapat masalah kesehatan

yang dialami. Hidup sehat merupakan suatu hal yang seharusnya memang

diterapkan oleh setiap orang, mengingat manfaat kesehatan yang sangat

penting bagi setiap manusia, mulai dari konsentrasi dalam bekerja dan

beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari tentu memerlukan kesahatan, baik


kesehatan pribadi maupun kesehatan anak serta keluarga untuk mencapai

keharmonisan keluarga. Menciptakan hidup sehat sebenarnya sangatlah

mudah serta murah, dibandingkan biaya yang harus kita keluarkan untuk

pengobatan apabila mengalami gangguan kesehatan. Akan tetapi yang

kebanyakanyang terjadi sudah mengidap penyakit baru mengobati sehingga

akan membuat kerugian tersendiri bagi yang mengalaminya

Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh

hasil kerja keras sektor kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil kerja

keras serta konstribusi positif pelbagai sektor pembangunan lainnya. Untuk

optimalisasi hasil serta kontribusi positif tersebut, harus dapat diupayakan

masuknya wawasan kesehatan sebagai asas pokok program pembangunan

nasional. Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu,

masyarakat, pemerintah dan swasta. Apapun peran yang dimainkan oleh

pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri

menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang akan dapat dicapai. Perilaku

yang sehat dan kemampuan masyarakat untukmemilih dan mendapatkan

pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan

pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, salah satu upaya kesehatan pokok

atau misi sektor kesehatan adalah mendorong kemandirian masyarakat untuk

hidup sehat.

Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang

kehidupan mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya

bidang kesehatan. Dengan berkembangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini


telah terjadi pergeseran, antara lain: perubahan upaya kuratif menjadi upaya

preventif dan promotif, dan segi kegiatan yang pasif menunggu masyarakat

berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan menjadi kegiatan penemuan kasus

yang bersifat aktif. Hal ini akan memberikan kesempatan seluas-luasnya

kepada masyarakat untuk ikut berperan serta secara aktif dalam upaya

peningkatan status kesehatannya.

Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan obyek

pelayanan kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu

dilibatkan secara lebih aktif dalam usaha peningkatan status kesehatannya dan

mengikuti seluruh kegiatan kesehatan komunitas. Hal ini dimulai dari

pengenalan masalah kesehatan sampai penanggulangan masalah dengan

melibatkan individu, keluarga dan kelompok dalam masyarakat. Komunitas

merupakan sekelompok sosial yang ditentukan oleh batasan-batasan wilayah,

nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama serta adanya saling mengenal dan

berinteraksi antara anggota masyarakat yang satu dan lainya. Komunitas

adalah sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu, memiliki nilai

– nilai keyakinan dan minat relatif sama serta adanya interaksi satu sama

lainya (Dermawan D, 2012).

Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan

perhatian terhadap pengaruh lingkungan baik: biologis, psikologis, sosial,

budaya dan sepiritual terhadap komunitas. Falsafah yang melandasi

keperawatan komunitas mengacu kepada falsafah atau paradigma keperawatan

secara umum yaitu: manusia yang merupakan titik sentral dari setiap upaya
pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan

bertolak dari pandangan ini di susunlah paradigma keperawatan komunitas

yang terdiri dari empat komponen dasar yaitu: Manusia, Kesehatan,

Lingkungan dan Keperawatan (Khalifah, 2016). Keperawatan komunitas lebih

mengutamakan kepada pelayanan promotif dan preventif secara

berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif.

Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat atau sakit atau yang

mempunyai masalah kesehatan karena ketidaktahuan, ketidakmauan serta

ketidakmampuan. Prioritas pelayanan perawatan kesehatan masyarakat

difokuskan pada keluarga rawan yaitu: 1. Keluarga belum terjangkau

pelayanan kesehatan, 2. Keluarga dengan resiko tinggi, 3. Keluarga dengan

tindak lanjut keperawatan, 4. Pembinaan kelompok khusus. 5. Pembinaan desa

atau masyarakat bermasalah (Cahyo Ismawati, 2017).

Penggunaan strategi pendekatan yang tepat adalah hal yang dilakukan

dalam komunitas, dimana hal tersebut ditunjukan untuk mempermudah akses

dalam melaksanakan intervensi kesehatan yang akan diberikan yang dimana

bertujuan untuk memotivasi masyarakat dalam memenuhi dan meningkatkan

kesehatannya secara maksimal. Pelaksanaan praktek keperawatan komunitas

terdiri dari lima tahapan pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan

dokumentasi, yang dimana masing-masing tahapan ini dibutuhkan peran serta

puskesmas, tokoh masyarakat, kader posyandu dan pemuda dan masyarakat

itu sendiri untuk mencapai tujuan keperawatan komunitas.


Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu;

keluarga dan kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan

menerapkan konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah

satu upaya menyiapkan tenaga perawat profesional dan mempunyai potensi

keperawatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai,

maka mahasiswa Program Studi Profesi Ners Universitas Alma Ata

Yogyakarta melaksanakan Praktik Keperawatan Komunitas di Dusun

Dingkikan, Desa Argodadi Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta yang merupakan bagian dari wilayah kerja

puskesmas Sedayu 2 yang terdiri dari 6 Rukun Tetangga (RT) yang memiliki

masalah khususnya masalah kesehatan baik individu, keluarga atau kelompok

yang membutuhkan intervensi secara komperhensif. Pada stase Keperawatan

Komunitas dan Keluarga kami melakukan intervensi komperhensif yang

bersifat individu maupun kelompok dalam bentuk pengabdian pada

masyarakat Dusun Dingkikakn Argodadi Sedayu, Bantul, Yogyakarta.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Masyarakat Dusun Dingkikan Desa Argodadi Sedayu, Bantul

Yogyakarta dapat meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan

masyarakat secara menyeluruh dalam memelihara kesehatanya untuk

mencapai derajat kesehatan yang optimal secara mandiri.

2. Tujuan khusus

a. Bagi Puskesmas
Sebagai tambahan data unutuk meningkatkan pengembangan program

puskesmas serta untuk memantau kesehatan masyarakat

b. Bagi Masyarakat Dusun Dingkikan

1. Sebagai data dasar dalam menyusun rencana peningkatan derajat

kesehatan keluarga dan masyarakat Dusun Dingkikan

2. Sebagai acuan dalam meningkatkan peran serta masyarakat untuk

perbaikan mutu kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat serta

mencegah penyakit di wilayah Dusun Dingkikan

3. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang

memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah dan di

masyarakat.

4. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindak

lanjut dan asuhan keperawatan di rumah.

5. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko

tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di

rumah dan di masyarakat.

6. Teratasi dan terkendalinya keadaan fisik dan sosial untuk

menunjukan keadan sehat yang optimal di lingkungan masyarakat

c. Bagi Mahasiswa

1. Mampu melakukan pengkajian pada masyarakat

2. Mampu mengidentifikasi masalah kesehatan yang muncul di

masyarakat
3. Mampu membuat perencanaan program untuk mengatasi masalah

yang ada di masyarakat

4. Mampu memecahkan masalah di komunitas dengan selalu

mengedepankan aspek bio, psiko, sosial dan cultural dalam setiap

intervensi yang diberikan.

5. Meningkatkan kemandirian dan jiwa profesionalisme mahasiswa

dalam mengatasi masalah di komunitas

C. Strategi Pelaksanaan

1. Penjajakan Umum (MMD 1)

Perkenalan, pendekatan dan masukan program kerja dari warga

Dusun Dingkikan yang dihadiri oleh pihak Universitas Alma Ata,

Puskesmas Sedayu 2, Kepala Dusun Dingkikan, Ketua RT 05, RT 06, RT

07, RT 08, RT 09, RT 10 Dusun Dingkikan, Kader Posyandu, Tokoh

Masyarakat, dan Pemuda melalui kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa

(MMD 1)

2. Pengumpulan Data

a. Wawancara, pengisian kuesioner dan observasi terhadap seluruh

keluarga.

b. Wawancara Kepala Dusun Dingkikan, Ketua RT 05, RT 06, RT 07,

RT 08, RT 09, RT 10, Tokoh Masyarakat, serta Kader Posyandu

Balita dan Lansia.

c. Melakukan survey atau observasi lingkungan Dusun Dingkikan

3. Identifikasi Masalah
a. Masalah diidentifikasi dengan masyarakat berdasarkan data yang telah

diperoleh.

b. Menyusun prioritas masalah dengan melibatkan pihak yang

bersangkutan (Puskesmas, Kepala Dusun Dingkikan, masing-masing

Ketua RT di Dusun Dingkikan, Tokoh Masyarakat dan Kader

Kesehatan serta pemuda).

4. Rencana Kegiatan MMD 2

a. Topik : Musyawarah Masyarakat Dusun II

b. Metode : Ceramah, tanya jawab

c. Media : Power Point

d. Waktu dan tempat : Balai Dusun Dingkikan

e. Rencana penyelesaian masalah yang ada di Dusun Dingkikan bersama

dengan masyarakat.

f. Rencana penanggulangan masalah yang ada di Dusun Dingkikan

bersama-sama dengan puskesmas, kader dan tokoh masyarakat

g. Pelaksanaan Program

a) Pelaksanaan pemecahan masalah dilaksanakan berdasarkan

rencana bersama masyarakat dengan memanfaatkan potensi yang

ada di masyarakat.

b) Pelaksanaan pemecahan masalah dilaksanakan bersama-sama

dengan puskesmas, kader dan tokoh masyarakat.

5. Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi Struktur
1) Tersebarnya undangan 2 hari sebelum MMD II dilaksanakan.

2) Tersedianya materi MMD II, 5 hari sebelum MMD II dilaksanakan.

b. Evaluasi Proses

1) Penyajian data-data masalah berdasarkan hasil pengkajian dan

rencana implementasi menggunakan power point sehingga warga

yang diundang dapat memahami dan mengetahui data yang

disajikan.

2) 50% warga yang diundang hadir dalam pelaksanaan MMD II.

3) Evaluasi proses dilaksanakan bersama-sama dengan petugas

puskesmas, Kepala Dusun, ketua RT, kader, karang taruna dan

tokoh masyarakat.

c. Evaluasi Hasil

1) Masyarakat Dusun Dingkikan mengenal masalah kesehatan yang

ada di lingkungan.

2) Masyarakat Dusun Dingkikan menyadari dan membenarkan

masalah kesehatan yang ada di lingkungannya.

3) Masyarakat Dusun Dingkikan menemukan prioritas masalah

kesehatan yang ada di lingkungannya.

4) Masyarakat Dusun Dingkikan membantu dalam merencanakan

kegiatan yang akan dilaksanakan di masyarakat.

5) Masyarakat Dusun Dingkikan ikut berkontribusi dalam

menentukan waktu pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana

yang telah disusun


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Keperawatan Kesehatan Komunitas

Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan

perhatian terhadap pengaruh lingkungan baik biologis, psikologis, sosial,

budaya dan sepiritual terhadap komunitas. Falsafah yang melandasi

keperawatan komunitas mengacu kepada falsafah atau paradigma keperawatan

secara umum yaitu manusia yang merupakan titik sentral dari setiap upaya

pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan

bertolak dari pandangan ini di susunlah paradigma keperawatan komunitas


yang terdiri dari empat komponen dasar yaitu: 1. Manusia, 2. Kesehatan, 3.

Lingkungan 4. Keperawatan (Cahyatin, 2015).

Keperawatan kesehatan komunitas (Perkesmas) adalah pelayanan

keperawatan professional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan

masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat

dengan penekanan pada kelompok beresiko tinggi (Efendi, 2014).

Kesehatan masyarakat ditentukan oleh hasil interaksi yang dinamis antara

komunitas dengan lingkungan serta tenaga kesehatan untuk melakukan tiga

tingkat pencegahan yaitu:

1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer dimulai dari sebelum sakit atau diaplikasikan

ke populasi yang sehat pada umumnya. Pencegahan pimer ini mencakup

kegiatan mengidentifikasi faktor resiko terjadinya penyakit, mengkaji

kegiatan-kegiatan promosi kesehatan dan pendidikan dalam komunitas

serta mencakup penigkatan kesehatan dan perlindungan khusus terhadap

penyakit

2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder merupakan intervensi yang dilakukan pada saat

terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya

masalah kesehatan. Pencegahan menekankan pada diagnosa dini intervensi

yang tepat, memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan atau

keseriusan penyakit

3. Pencegahan Tersier
Tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan kesehatan setelah

terjadinya gangguan beberapa siste tubuh. Rehabilitasi sebagai tujuan

pencegahan tersier tidak hanya untuk menghambat proses penyakit, tetapi

juga mengendalikan individu kepada tingkat berfungsi secara optimal dari

ketidakmampuannya.

B. Tujuan Keperawatan Komunitas

Tujuan keperawatan kesehatan komunitas adalah meningkatkan

kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah keperawatan kesehatan

komunitas secara optimal. Pelayanan keperawatan diberikan secara langsung

kepada masyarakat dalam rentang sehat-sakit dengan mempertimbangkan

seberapa jauh masalah kesehatan masyarakat dapat mempengaruhi individu,

keluarga, kelompok maupun masyarakat. Secara khusus tujuan keperawatan

komunitas menurut Dermawan D, 2012 yaitu:

1. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.

2. Meningkatkan kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi

malah keperawatan.

3. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan npembinaan

dan asuhan keperawatan.

4. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan

pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di pantai dan di masyarakat.

5. Tertangani kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindak lanjut dan

asuhan keperawatan di rumah.


6. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi

yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di

puskesmas.

7. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk

menuju keadaan keadaan sehat yang optimal (Suprajitno, 2014).

C. Fungsi Keperawatan Komunitas

1. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi

kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien

melalui asuhan keperawatan.

2. Supaya masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal dalam bidang

kesehatan.

3. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah

dengan komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta

masyarakat.

4. Masyarakat bebas mengemukakan pendapatan berkaitan dengan

permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan

pelayanan yang mempercepat proses penyembuhan.

D. Sasaran Keperawatan Komunitas

Menurut Depkes 2015 sasaran keperawatan komunitas terdiri dari :

1. Individu

Sasaran prioritas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi,

usia lanjut, penderita penyakit menular (tuberculosis paru, kusta, malaria,


demam berdarah, diare dan ISPA atau pneumonia) dan penderita penyakit

degenerative.

2. Keluarga

Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah

kesehatan (vulnerable group) atau resiko tinggi (high risk group) dengan

prioritas sebagai berikut:

a. Keluarga miskin yang belum pernah kontak dengan sarana pelayanan

kesehatan (puskesmas dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu

sehat

b. Keluarga miskin yang sudah memanfaatkan sarana pelayanan

kesehatan serta mempunyai masalah kesehatan terkait dengan

pertumbuhan dan perkembangan balita, kesehatan reproduksi, dan

penyakit menular

c. Keluarga yang tidak termasuk miskin dan mempunyai masalah

kesehatan prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan

kesehatan

3. Kelompok

Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan

terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat maupun tidak

terikat dalam suatu institusi


a. Kelompok masyarakat khusus yang tidak terikat dalam suatu institusi

seperti posyandu, kelompok balita, ibu hamil, usia lanjut, penderita

penyakit tertentu, dan pekerja informal.

b. Kelompok masyarakat khusus yang terikat dalam suatu institusi seperti

sekolah, pesantren, panti asuhan, panti wreda, rutan dan lapas.

4. Masyarakat

Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau mempunyai

resiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan seperti berikut:

a. Masyarakat di suatu wilayah (RT, Kelurahan, Desa) yang mempunyai:

1. Jumlah bayi meninggal lebih tinggi dibandingkan daerah lain

2. Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan

daerah lain

3. Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain

b. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare,

demam berdarah, dan lainnya)

c. Masyarakat di daerah dengan kondisi geografi sulit antara lain daerah

terpencil dan perbatasan

d. Masyarakat di lokasi atau barak pengungsian akibat bencana atau

akibat lainnya

e. Masyarakat di daerah pemukiman baru dengan transportasi sulit seperti

daerah transmigrasi.
E. Prinsip Keperawatan Komunitas

Prinsip dasar dalam keperawatan kesehatan masyarakatan menurut Dermawan

D, 2012 adalah sebagai berikut:

1. Keluarga adalah unit utama dalam kesehatan masyarakat.

2. Sasaran terdiri dari, individu, keluarga, kelompok, masyarakat.

3. Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bekerja untuk

masyarakat.

4. Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekan pada upaya

promotip dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan

rehabilitatif.

5. Dasar utama dalam pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah

menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dalam

proses keperawatan.

6. Kegiatan utama perawatan kesehatan masyarakat adalah dimasyarakat dan

di rumah sakit.

7. Pasien adalah masyarakat secara keseluruhan baik yang sakit maupun yang

sehat.

8. Tujuan perawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatan fungsi

kehidupan sehingga dalam meningkatan derajat kesehatan seoptimal

mungkin.

9. Sebagian besar waktu seorang perawat kesehaan masyarakat digunakan

untuk meningkatakan kesehatan, pencegahan penyakit, melayani


masyarakat yang sehat atau yang sakit, penduduk sakit yanbg tidak berobat

ke puskesmas, pasien yang baru ke rumah sakit.

10. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama.

F. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas

Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya

peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (prefentif), pemeliharaan

kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan

mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu sosial dan

masyarakatnya (resosialisasi).

Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang

ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan

upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.

G. Pusat Kesehatan Komunitas

1. Sekolah atau Kampus

Pelayanan keperawatan yang di selenggarakan meliputi pendidikan,

pencegahan penyakit, pendidikan seks, dan peningkatan derajat kesehatan

yang optimal. Perawatan yang bekerja memberikan perawatan untuk

peserta didik misalnya penyakit influenza, batuk, dan lain-lain.Perawat

dapat memberikan rujukan pada peserta didik dan keluarganya jika

dibutuhkan perawatan yang lebih spesifik.

2. Lingkungan Kesehatan Kerja

Dilingkungan sekitar, beberapa perusahan memberikan pelayanan

kesehatan kepada karyawannya yang berlokasi di gedung perusahaan


tersebut. Asuhan keperawatannya meliputi 5 bidang. Perawat menjalankan

program dengan tujuan:

1. Memberikan kesehatan dan keselamatan kerja dengan mengurangi

jumlah kejadian kecelakaan kerja.

2. Menurunkan resiko penyakit akibat kerja

3. Mengurangi transmisi penyakit menular antar karyawan

4. Memberikan peningkatan kesehatan yang optimal, pencegahan

penyakit dan pendidikan kesehatan.

5. Mengintervensi kasus-kasus kelanjutan dan memberikan pertolongan

pertama pada kecelakaan.

3. Lembaga Perawatan Kesehatan di Rumah

Perawatan melakukan kunjungan kerumah masyarakat, hospital care,

home care, dll. Perawatan yang bekerja dirumah harus memiliki

kemampuan mendidik, fleksibel , kreatif, percaya diri, dan memiliki

kemammpuan yang kompeten dibidang kesehatan.

4. Lingkungan Kesehatan Kerja Lain

Perawat dapat bekerja dan memiliki peran untuk bertanggung jawab

yang bervariasi. Perawat dapat mendirikan praktik sendiri, bekerja sama

dengan perawat lain, bekerja di bidang pendidikan, penelitian, diwilayah

binaan puskesmas dan sebagainya. Perawat ditantang untuk memberikan

perawatan yang berkualitas. Sesuai dengan prosedur yang sudah

ditetapkan.
H. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas

Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:

a. Proses kelompok (group process)

Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah

belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor

pendidikan/pengetahuan individu, media masa, Televisi, penyuluhan yang

dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah

kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit

yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi

upaya penangan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika

masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat individual tidak akan

mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka

telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses

kelompok.

b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,

dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer

materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat

prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari

dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan

dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23

Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat


untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental

dan sosialnya; sehingga produktif secaraekonomi maupun secara sosial.

c. Kerjasama (Partnership)

Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan

masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi

lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat

dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas

melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat

akan dapat diatasi dengan lebih cepat.

I. Karakteristik Keperawatan Komunitas

1. Mempunyai kebebasan memilih klien untuk pelayanan dan menetapkan

klien dimana yang perlu mendapat pelayanan dan otonomi tinggi mandiri

dalam praktik komunitas

2. Kerja sama dengan klien waktu panjang dan bentuk asuhan berkelanjutan

3. Mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit

4. Secara langsung mengkaji dan mengintervensi klien dan lingkungannya

termasuk lingkungan sosial, emosi dan fisik.

J. Proses Pelaksanaan Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus keperawatan

yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat

dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan

yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat

baik yang sehat maupun yang sakit (mempunyai masalah


kesehatan/keperawatan), secara komprehensif melalui upaya promotif,

preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif dengan melibatkan peran serta

aktif masyarakat secara terorganisir bersama tim kesehatan lainnya untuk

dapat mengenal masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi serta

memecahkan masalah-masalah yang mereka miliki dengan menggunakan

pendekatan proses keperawatan sesuai dengan hidup sehat sehingga dapat

meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat kesehatan seoptimal mungkin dan

dapat diharapkan dapat mandiri dalam memelihara kesehatannya.

Menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan

melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan profesional yang

merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep

keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada

kelompok resiko tinggi.

Keperawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan komunitas

dilakukan melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses keperawatan

komunitas dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang

dinamis. Fase-fase pada proses keperawatan komunitas secara langsung

melibatkan komunitas sebagai klien yang dimulai dengan pembuatan

kontrak/partner ship dan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan,

implementasi dan evaluasi.


K. Masalah Keperawatan Komunitas

1. Hipertensi

a. Definisi Hipertensi

Peningkatan abnormal secara terus menerus lebih dari satu

periode dalam pembuluh darah arteri. Hal tersebut bisa terjadi ketika

arteriole-arteriole kontriksi. Kontriksi arteriole menyebabkan darah

sulit mengalir sehingga meningkatkan tekanan dalam melawan dinding

arteri. Hipertensi akan menambah beban kerja jantung dan arteri, hal

tersebut apabila berlangsung secara terus menerus dapat menimbulkan

kerusakan jantung dan pembuluh darah (Udjiyanti,2013).

b. Patofisiologi

Empat sistem control yang berperan dalam mempertahankan

tekanan darah yaitu, sistem baroreseptor arteri, pengaturan volume

cairan tubuh, sistem renin angiotensin serta autoregulasi vaskuler.

Renin dan angiotensin merupakan sistem yang memegang pranan

penting dalam pengaturan tekanan darah. Ginjal memproduksi renin


yakni suatu enzim yang bertanggungjawab pada substrat protein

plasma, hal ini untuk memisahkan angiotensin I yang diubah oleh

converting enzyme didalam paru yang kemudian menjadi angiotensin

II dan kemudian diubah menjadi angiotensin III. Angiotensin II dan III

mempunyai aksi vasokonstriktor yang kuat dimana akan merangsang

sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Retensi natrium dan air

kemudian terjadi di tubulus ginjal sehingga mengakibatkan

peningkatan pada volume intravaskuler.Seluruh faktor tersebut

cenderung sebagai pencetus terjadinya hipertensi. Sekresi renin yang

tidak tepat diduga sebagai faktor penyebab meningkatnya tahanan

perifer vascular pada hipertensi esensial. Kadar renin harus diturunkan

pada kondis tekanan darah tinggi karena peningkatan tekanan arteriolar

renal akan menghambat sekresi renin (Ardiyansah, 2012)

Hipertensi esensial juga dapat mengakibatkan penebalan

arteriola-arteriola yang biasa disebut dengan hyperplasia medial. Oleh

karena pembuluh darah menebal , maka perfusi jaringan akan menurun

sehingga mengakibatkan kerusakan pada organ tubuh. Hal inilah yang

menyebabkan infark miokard, stroke, gagal jantung serta gagal ginjal

(Ardiyansah, 2012).

c. Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Hipertensi

1) Usia

Usia merupakan faktor yang mepengaruhi terjadinya

hipertensi. Hal tersebut didukung oleh penelitian dari Sri Agustina


2014 yang menyebutkan bahwa semakin bertambahnya usia maka

semakin tinggi resiko terjadinya hipertensi (Agustina, 2017).

2) Faktor Genetik

Faktor keturunan merupakan salah satu penyebab terjadinya

hipertensi. Hal ini didukung oleh penelitian Sri Agustina 2014

yang menyebutkan bahwa seseorang dengan riwayat keturunan

hipertensi mempunyai peluang 8,8 kali menderita hipertensi ringan

dibandingkan dengan yang tidak ada keturunan. Hal ini didukung

juga dengan teori yang dikemukakan oleh Smeltzer dan Bare

(2014) yaitu faktor resiko hipertensi yang tidak dapat diubah salah

satunya yaitu riwayat keluarga yang positif menderita masalah

jantung atau kardiovaskuler (Sujono Riyadi 2012).

3) Aktivitas fisik

Aktivitas fisik menjadi faktor penyebab terjadinya hipertensi.

Hal ini didukung oleh penelitian Saputro 2014 yang menyebutkan

bahwa aktivitas fisik merupakan faktor yang paling beresiko

terhadap tekanan darah. Hal ini berati bahwa subjek dengan

aktivitas fisik rendah beresiko 3,7 kali dibandingkan dengan subjek

dengan aktivitas sedang. Penelitian ini juga sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Mannan bahwa seseorang yang

tidak aktif cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang

lebih tinggi, hal tersebut menyebabkan otot jantung harus bekerja

lebih keras pada setiap kontraksi. Semakin keras dan seringnya otot
jantung memompa, maka semakin besar pula tekanan yang

dibebankan pada arteri (Mannan, 2012).

4) Pendidikan

Pendidikan menjadi salah satu faktor resiko terjadinya

hipertensi. Hal ini didukung oleh penelitian Rebecca yang

menyebutkan bahwa wanita berpendidikan SMP/SMU mempunyai

resiko 1/5 lebih kecil mengalami hipertensi dibandingkan dengan

yang berpendidikan SD/tidak sekolah (Rebecca,2013).

5) Konsumsi Garam

Konsumsi garam menjadi salah satu faktor penyebab

hipertensi. Hal ini didukung oleh penelitian Elvivin 2015 yang

mengatakan bahwa seseorang yang mengkonsumsi garam 3x/hari

memiliki resiko 5,271 kali lebih besar mengalami hipertensi

dibandingkan dengan seseorang yang mengkonsumsi garam hanya

1x/hari atau bahkan tidak pernah. Hal ini dapat terjadi karena

garam menyebabkan penumpukan cairan di dalam tubuh karena

menarik cairan di luar sel agar tidak keluar, sehingga hal tersebut

akan meningkatkan volume dan tekanan darah (Elvivin, 2015).

6) Stres/Cemas

Stress menjadi salah satu faktor penyebab dari hipertensi. Hal

ini didukung oleh penelitian Muhammad Saleh (2014) yang

menyebutkan bahwa semakin tinggi tingkat stress maka maka akan

semakin tinggi derajat hipertensi pada seseorang. Stres dapat


merangsang pelepasan hormon adrenalin dan memacu jantung

berdenyut lebih cepat dan kuat sehingga tekanan darah akan

meningkat (Muhammad Saleh, 2014).

7) Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan salah satu faktor dari hipertensi.

Hal ini didukung oleh penelitian Wahyuni dan Eksanoto (2013).

Perempuan cenderung mengalami hipertensi daripada laki-

laki. Pada penelitian tersebut sebanyak 27,5% perempuan yang

mengalami hipertensi, sedangkan untuk jenis kelamin laki-laki

hanya sebesar 5,8% (Wahyuni, 2013). Perempuan akan

mengalami peningkatan resiko tekanan darah tinggi setelah

menopause yaitu pada usia diatas 45 tahun. Perempuan yang belum

menopause dilindungi oleh hormon esterogen yang berperan dalam

meningkatkan kadar HDL (High Density Lipoprotein). Kadar

kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) mempengaruhi

terjadinya proeses aterosklerosis dan mengakibatkan tekanan darah

tinggi (Anggraini,2014).

8) Pekerjaan

Pekerjaan menjadi salah satu faktor penyebab hipertensi. Hal

ini sesuai dengan penelitian M. Hasan Azhari (2017) yang

menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

kejadian hipertensi (Azhari,2017).

d. Jenis Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dibedakan menjadi dua

golongan :

1) Hipertensi Esensial atau Hipertensi Primer

Hipertensi esensial merupakan peningkatan tekanan darah

yang penyebabnya tidak diketahui. Berikut beberapa faktor

penyebab dari hipertensi esensial adalah:

a) Genetik, seseorang yang mempunyai riwayat keluarga dengan

masalah hipertensi maka aka beresiko tinggi untuk mengalami

hipertensi. Peluang seseorang yang keluarganya mempunyai

riwayat hipertensi adalah 50% (biasanya antara usia 40 dan 60

tahun). Akan tetapi jika kedua orangtua memiliki hipertensi

dasar, maka peluang seorang anak untuk mengalaminya

meningkat hingga 90%

b) Jenis kelamin dan usia, laki-laki yang berusia 35-50 dan wanita

pasca monopouse beresiko tinggi terkena hipertensi

c) Diet, diet tinggi garam atau lemak secara langsung dapat

behubungan dengan berkembangnya hipertensi

d) Berat badan, 25% lebih berat diatas berat badan ideal ), hal

tersebut sering dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi

e) Gaya hidup merokok (Nugroho 2014). Nikotin yang

terkandung didalam asap rokok ketika dihirup maka akan

dibawa ke dalam paru-paru. Dari paru-paru akan dengan cepat

diserap ke dalam aliran darah kemudian disebarkan ke seluruh


tubuh, hal tersebut akan mempengaruhi sebagian besar bagian

tubuh seperti hormon, pencernaan, metabolism termasuk

jantung danpembuluh darah. Faktor itulah yang dapat

meningkatkan tekanan darah (Elizabet,2014).

2) Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang diketa.hui

penyebabnya. Hipertensi ini dapat didefinisikan sebagai

peningkatan tekanan darah yang disebabkan oleh kondisi fisik yang

sudah ada sebelumnya, contohnya seperti penyakit ginjal atau

gangguan pada tiroid . Faktor pencetus dari munculnya hipertensi

sekunder antara lain:

a) Coarctionaorta, penyempitan yang terjadi pada

aortaconginetal yang bisa terjadi pada beberapa tingkat aorta

torasik atau aorta abdominal, kemudian penyempitan tersebut

akan menghambat aliran darah melalui lengkung aorta

sehingga meningkatan tekanan darah diatas area konstriksi

b) Penyakit parenkim dan vascular ginjal. Merupakan penyebab

utama terjadinya hipertensi sekunder. Hipertensi renovaskular

berhubungan dengan penyempitan satu atau lebih arteri besar,

dimana arteri tersebut secara langsung membawa darah ke

ginjal. Aterosklerosis atau fibrous dysplasia merupakan 90%

penyebab lesi arteri renal pada pasien hipertensi sekunder.


c) Penggunaan Kontrasepsi hormonal (esterogen). Kontrasepsi

oral yang berisi esterogen dapat menyebabkan hipertensi

melalui mekanisme renin-aldosteron-mediate volume

expansion.

d) Stres. Kondisi ini dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah,

akan tetapi kenaikannya hanya bersifat sementara. Jika stres

sudah berlalu maka tekanan darah akan kembali normal

e) Merokok. Nikotin yang merupakan salah satu kandungan dari

rokok dapat merangsang pelepasan katekolamin. Hal tersebut

mengakibatkan iritbilitas miokardial, peningkatan denyut

jantung, serta dapat menyebabkan vasokonstriksi yang

kemudian meningkatkan tekanan darah

e. Klasifikasi Hipertensi

Table 2.1 Klasifikasi Hipertensi pada orang dewasa (>18 tahun)


berdasarkan JNC 7 ( The Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treathment of High Blood Preasure)
(Ravey,2013).

Derajat Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik


(mmHg) (mmHg)
Hipotensi <110 <80
Normal 110-139 80-90
Hipertensi >140 >90

f. Manifestasi Klinis Hipertensi

1) Peningkatan tekanan darah intrakranium dapat menyebabkan nyeri

kepala saat terjaga, terkadang disertai mual dan muntah


2) Penglihatan kabur, hal ini disebabkan karena terjadi kerusakan pada

retina sebagai dampak dari hipertensi

3) Karena terjadi kerusakan pada susunan saraf pusat maka akan

mengakibatkan ayunan langkah yang tidak mantap

4) Nokturia (sering berkenih di malam hari), hal ini dikarenakan adanya

peningkatan aliran darah pada ginjal dan filtrasi glomerulus

5) Edema dependen dan pembengkakan akibat dari peningkatan tekanan

kapiler

g. Komplikasi Hipertensi

Komplikasi dari hipertensi diantaranya (Ardiyansah,2012):

1) Gagal Jantung

Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan timbulnya gagal jantung

dan penyakit jantung koroner. Beban kerja akan meningkat pada

penderita hipertensi, otot jantung mengendor sehingga akan

berkurang elastisitasnya, hal tersebut biasa disebut dengan

dekompensasi. Akibatnya, jantung tidak lagi mampu memompa

sehingga akan banyak cairan yang tertahan di paru maupun pada

jaringan tubuh lain yang dapat mengakibatkan sesak napas ataupun

edema. Kondisi ini disebut dengan gagal jantung.

2) Gagal Ginjal

Tekanan darah tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada

sistem penyaringan di dalam ginjal, kerusakan ini terjadi secara

progresif akibat dari tekanan yang tinggi pada kapiler-kapiler


glomerulus. Akibatnya, lambat laun ginjal tidak akan mampu lagi

membuang zat-zat yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh dan

terjadilah edema.

3) Stroke

Stroke merupakan suatu kondisi dimana adanya penyumbatan

ataupun pecahnya pembuluh darah pada otak. Stroke bisa terjadi pada

pada seseorang dengan hipertensi kronis apabila arteri-arteri yang

membawa darah ke otak mengalami hipertrofi dan menebal, maka hal

tersebut bisa menyebabkan aliran darah menjadi berkurang.

4) Infark Miokardium

Infark miokardium terjadi ketika arteri koroner yang

mengalami aterosklerotik tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke

miokardium, atau ketika terbentuknya thrombus yang dapat

menghambat aliran darah melalui pembuluh darah tersebut. Karena

terjadi hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel sehingga kebutuhan

oksigen pada miokardium tidak terpenuhi sehingga terjadilah iskemia

jantung yang dapat mengakibatkan infark.

h. Penatalaksanaan

1) Penatalaksanaan Farmakologi:

a) Diuretik (Hidroklorotiazid)
Dengan terapi diuretic seseorang akan dapat mengeluarkan cairan

pada tubuh sehingga volume cairan pada tubuh akan berkurang.

Hal tersebut bisa meringankan daya pompa jantung

b) Penghambat Simpatetik (Metildopa, Klonidin dan Reserpin)

Obat ini dapat menghambat aktivitas saraf simpatis

c) Betabloker (Metoprolol, Propanolol dan Atenolol)

Kandungan dalam obat ini yaitu dapat menurunkan daya pompa

jantung akan tetapi tidak dianjurkan pada seseorang yang

mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial

d) Vasodilator (Prasosin dan Hidralasin)

Cara Obat ini dapat bekerja secara langsung pada pembuluh darah

dengan cara relaksasi otot polos pembuluh darah

e) ACE inhibitor (Captopril)

Menghambat pembentukan zat Angiotensin 11, akan tetapi obat

ini mempunyai efek samping yaitu batuk kering, pusing, sakit

kepala dan juga lemas

f) Penghambat Reseptor Angiotensin II (Valsartan)

Menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada reseptor

sehingga akan meringankan daya pompa jantung

g) Antagonis kalsium (Diltiasem dan Verapamil)

Menghambat masuknya kalsium ke dalam sel melalui chanel-L.

AK dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu AK non-dihidropiridin

dan AK didiropiridin,yang bekerja pada arteri dan dapat berfungsi


sebagai OAH yaitu golongan didiropiridin, sedangkan yang

mempengaruhi sistem konduksi jantung sehingga cenderung

memperlambat denyut jantung, efek hipertensi melalui

vasodilatasi dan penurunan resistensi perifer adalah golongan non-

didiropiridin

2) Penatalaksanaan Non Farmakologi

a. Mempertahankan Berat Badan Ideal

Mempertahankan berat badan ideal sesuai Body Mass Index

(BMI) dengan rentang 18,5-24,9 kg/m2. Menghitung BMI dapat

dilakukan dengan cara membagi berat badan dalam kilogram

dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/m2).

b. Kurangi Asupan Natrium

Mengurangi asupan natrium bisa dilakukan dengan cara diet

rendah garam. Diet rendah garam yaitu tidak <100 mmol/hari (6

gr NaCl atau 2,4 gram/hari). Pengurangan konsumsi garam

sebanyak ½ sendok the/hari dapat menurunkan tekanan sistolik

sebesar 2,5-5 mmHg dandiastolic 5 mmHg

c. Batasi Konsumsi Alkohol

Konsumsi alcohol yang berlebih dapat meningkatkan tekanan

darah. Peminum berat memiliki resiko 4 kali lebih besar

dibandingkan dengan yang tidak minum

d. Hindari Merokok
Merokok bukan penyebab langsung dari timbulnya hipertensi,

akan tetapi merokok dapat meningkatkan resiko komplikasi pada

pasien hipertensi seperti stroke dan jantung.

e. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik yag dilakukan secara teratur akan bermanfaat bagi

kesehatan jantung serta pembuluh darah. Aktivitas fisik yang

dianjurkan pada lansia seperti berjalan kaki serta mengerjakan

pekerjaan rumah seperti menyapu, mencuci baju, mengepel dan

lain sebagainya.

BAB III
HASIL DAN TABULASI
A. DATA HASIL PENGKAJIAN
1. Latar Belakang Pendukuhan Dingkikan

Pedukuhan Dingkikan merupakan salah satu dari 14 Dusun diwilayah

Kelurahan Argodadi, yang terletak 2 Km ke arah Barat dari kota Kecamatan

Sedayu, Dusun Dingkikan mempunyai luas wilayah seluas 85 hektar. Ada

pun batas-batas wilayah Pendukuhan Dingkikan :

Gambar 3.1 Batas wilayah Dusun Dingkikan

Desa
Jamon
Gunung
Polo

Dingkikan
Ngepek

Dumpuh

Cawan

Iklim pendukuhan Dingkikan, sebagaiman desa-desa lain di

wilayah Pulau Jawa mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal

tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di

Pendukuhan Dingkikan.

2. Sejarah Pembangunan Pedukuhan Dingkikan

Kondisi geografis Pendukuhan sangat sulit dengan berbagai kondisi

penggunaannya sehingga bila dibandingkan dengan Pendukuhan-pendukuha


lain diwilayah Kelurahan Argodadi tidak bisa di pungkiri bahwa Pendukuhan

Dingkikan termaksud tertinggal dalam pembangunan terutama dalam bidang

sarana dan prasarana. Hal ini dapat dilihat dalam hal sarana dan prasarana

seperti akses jalan , sampai saat ini Pendukuhan Dingkikan masih ada jalan di

beberapa RT yang belum di aspal. Beberapa jalan menggunakan semen

sekitar 2 km dan sisanya masih tanah berbatu.

3. Demografi Pendukuhan Dingkikan

Pendukuhan Dingkikan hanya terdiri dari 6 RT yaitu RT 05, RT 06,

RT 07, RT 08, RT 09, RT 10. Dengan jumlah penduduk sebanyak :

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk berdasarkan jenis kelamin


No Kategori Jumlah
1 Laki-laki 419 orang
2 Perempuan 399 orang
Total 818 orang
Gambar 3.2 jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin

49% laki-laki
51%
perempuan

Tabel 3.4 Jumlah Kepala Keluarga


No RT Jumlah
1 RT 05 53 KK
2 RT 06 52 KK
3 RT 07 51 KK
4 RT 08 31 KK
5 RT 09 47 KK
6 RT 10 47 KK
Total 281 KK

Jumlah Kepala Keluarga di Dusun Dingkikan sebanyak 281 KK


3. Populasi dan Sampel KK pendataan
a. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan dari objek (Arikunto, 2013).
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 281 KK Dusun Dingkikan Desa
Argodadi Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul
b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Arikunto, 2013). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

total sampling.

Jumlah populasi dalam penelitian yang akan dilakukan adalah


sebanyak 281 KK, sehingga presentase error tolerance ( nilai e ) yang
digunakan adalah 10% (0,1). Dalam penelitian yang akan dilakukan,
peneliti memakai jumlah KK di Dusun Dingkikan yaitu khususnya RT 07
sebanyak 51 KK.

4. Data Demografi hasil pengkajian

a. Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia di Dusun Dingkikan Tahun 2020

Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi Penduduk berdasarkan Usia di Dusun


Dingkikan
No Usia Frekuensi
1. 0-5 Tahun 79
2. 6-11 Tahun 75
3. 12-25 Tahun 110
4. 26-35 Tahun 105
5. 36-45 Tahun 134
6. 46-55 Tahun 105
7. 56-65 Tahun 81
8. >65 Tahun 71
Jumlah 818

Gambar 3.3 Distribusi Frekuensi Usia di Dusun Dingkikan Tahun


2020 (n=818)

Usia
10% 9% 10% 9%

0-5 tahun
7% 6-11 tahun
12-16 tahun
13% 17-25 tahun
26-35 tahun
36-45 tahun
46-55 tahun
56-65 tahun
13% >65 tahun

13%
16%

Berdasarkan Gambar 3.3 diketahui penduduk Dusun Dingkikan

dengan usia 0-5 tahun sebanyak 79 orang (10%), penduduk dengan usia 6-

11 tahun sebanyak 75 orang (9%), penduduk dengan usia 12-16 tahun

sebanyak 58 orang (7%), penduduk dengan usia 17-25 tahun sebanyak 110

orang (13%), penduduk dengan usia 26-35 tahun sebanyak 105 orang

(13%), penduduk dengan usia 36-45 tahun sebanyak 134 orang

(16%),penduduk dengan usia 46-55 tahun sebanyak 105 orang


(13%),penduduk dengan usia 56-65 tahun sebanyak 81 orang (10%), usia

>65 tahun sebanyak 71 orang (9%).

Tabel 3.6 Distribusi Frekuensi Penduduk berdasarkan Usia di Dusun


Dingkikan RT 07

No Usia Frekuensi
1. 0-5 Tahun 17
2. 6-11 Tahun 16
3. 12-25 Tahun 29
4. 26-35 Tahun 23
5. 36-45 Tahun 20
6. 46-55 Tahun 30
7. 56-65 Tahun 18
8. >65 Tahun 8
Jumlah 161

Gambar 3.4 Distribusi Frekuensi Usia di Dusun Dingkikan RT 07


Tahun 2020 (n=161)

USIA
5%
11%
11%
0-5 Tahun
10% 6-11 Tahun
12-25 Tahun
26-35 Tahun
36-45 Tahun
19% 46-55 Tahun
56-65 Tahun
18%
>65 Tahun

12%
14%
b. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Dusun Dingkikan Tahun
2020

Tabel 3.7 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Dusun


Dingkikan RT 07 tahun 2020 (n=161)
Gambar 3.5 Distribusi Penduduk Dusun Dingkikan RT 07 Berdasarkan Jenis

Kelamin (n=161)

Perempuan; 80

Laki-laki; 81 Laki-laki
Perempuan

Berdasarkan Gambar 3.5 dapat dilihat bahwa responden dengan

jenis kelamin laki-laki sebanyak 81 orang (50,3%) dan dengan jenis

kelamin perempuan sebanyak 80 orang (49,7%)

c. Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Dusun Dingkikan

Tahun 2020

Tabel 3.8 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di


Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=818)
No Pendidikan Frekuensi (n) Presentase (%)
1. SD 201 24,5 %
2. SMP 163 19,9 %
3. SMA 145 17,7 %
4. Perguruan Tinggi 11 1,3 %
5. Tidak/Belum Sekolah 297 36,3 %
Total 818 100 %

Berdasarkan Gambar 3.8 dapat dilihat bahwa sebanyak 201

orang (24,5%) berada di tingkat pendidikan SD, 163 orang (19,9%)

SMP, sebanyak 145 orang (17,7%) berpendidikan SMA, sebanyak 11

orang (1,3%) berpendidikan PT, sebanyak 297 orang (36,3%)

tidak/belum sekolah.
Gambar 3.6 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di
Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=818)

Tingkat Pendidikan

25%
SD
36%
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Tidak/Belum Sekolah

20%

1%
18%

Tabel 3.9 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di


Dusun Dingkikan RT 07 Tahun 2020 (n=161)
No Pendidikan Frekuensi
1. SD 28
2. SMP 24
3. SMA 50
4. Perguruan Tinggi 4
5. Tidak/Belum 55
TamatSekolah
Total 161

Gambar 3.7 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di


Dusun Dingkikan RT 07 Tahun 2020 (n=161)
Tingkat Pendidikan

17%

34% SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
15%
Tidak/Belum TamatSekolah

2%

31%

Berdasarkan Gambar 3.9 dan Tabel 3.7 dapat dilihat bahwa

sebanyak 28 (17%) orang berada di tingkat pendidikan SD, 24 (15%)

orang SMP, sebanyak 50 (31%) orang berpendidikan SMA, sebanyak

4 (3%) orang berpendidikan PT, sebanyak 55 (34%) orang tidak/belum

tamat sekolah.

d. Distribusi Penduduk Berdasarkan Status Pekerjaan Di Dusun

Dingkikan Tahun 2020

Tabel 3.10 Distribusi Penduduk Berdasarkan Status Pekerjaan Di


Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=818)
No Pekerjaan Frekuensi
1. Belum/tidak bekerja 194
2. Butuh tani/perkebunan 188
3. Karyawan Swasta 75
4. Ibu Rumah Tangga 53
5. PNS 4
6. Petani/Pekebun 4
7. Wiraswasta 66
8. Lain-lain 105
Jumlah 689
Gambar 3.8 Distribusi Penduduk Berdasarkan Status Pekerjaan Di
Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=818)

Pekerjaan

15%
Belum/tidak bekerja
28%
Butuh tani/perkebunan
Karyawan Swasta
10% Ibu Rumah Tangga
PNS
1% Petani/Pekebun
1% Wiraswasta
8% Lain-lain

11%
27%

Berdasarkan Gambar 3.8 dapat dilihat bahwa sebanyak 194

orang (28%%) tidak bekerja, sebanyak 188 orang (27%) sebagai

buruh, sebanyak 53 orang (8%) sebagai IRT, sebanyak 75 orang (11%)

sebagai karyawan swasta, sebanyak 4 orang (1%) sebagai petani,

sebanyak 4 orang (1%) sebagai PNS, sebanyak 66 orang (9%) sebagai

wiraswasta.

Tabel 3.11 Distribusi Penduduk Berdasarkan Status Pekerjaan

Dusun Dingkikan RT 07 Tahun 2020

No Pekerjaan Frekuensi
1. Belum/tidak bekerja 38
2. Butuh tani/perkebunan 22
3. Karyawan Swasta 17
4. Ibu Rumah Tangga 12
5. PNS 1
6. Petani/Pekebun 1
7. Wiraswasta 15
8. Lain-lain 8
Jumlah 114

Gambar 3.9 Distribusi Penduduk Berdasarkan Status Pekerjaan

Dusun Dingkikan RT 07 Tahun 2020

Pekerjaan
7%

Belum/tidak bekerja
13%
33% Butuh tani/perkebunan
1% Karyawan Swasta
1%
Ibu Rumah Tangga
11%
PNS

Petani/Pekebun

15% Wiraswasta
19%
Lain-lain
Berdasarkan Gambar 3.9 dapat dilihat bahwa sebanyak 38

orang (33%) tidak bekerja, sebanyak 22 orang (19%) sebagai buruh,

sebanyak 12 orang (11%) sebagai IRT, sebanyak 17 orang (15%)

sebagai karyawan swasta, sebanyak 1 orang (1%) sebagai petani,

sebanyak 1 orang (1%) sebagai PNS, sebanya 15 orang (13%) sebagai

wiraswasta.

e. Distribusi Penduduk dengan Pengukuran Tekanan Darah Di Dusun

Dingkikan Tahun 2020

Gambar 3.10 Distribusi Responden Berdasarkan Pengukuran Tekanan


Darah Di Dusun Dingkikan Tahun 2020

Tekanan Darah
600 Hipertensi; 554

500

400

300 Normal; 257

200

100
Hipotensi; 8
0
Hipotensi Normal Hipertensi
Berdasarkan Gambar 3.10 Distribusi Responden berdasarkan

pengukuran tekanan darah dapat dilihat bahwa responden dengan

Hipertensi sebanyak 554 orang (67%), Normal sebanyak 265 orang

(32%) dan Hipotensi sebanyak 8 orang (1%).

Gambar 3.11 Distribusi Responden Berdasarkan Pengukuran Tekanan


Darah Dusun Dingkikan RT 07 Tahun 2020

Tekanan Darah
4%

Hipotensi
Normal
Hipertensi
50%
46%

Berdasarkan Gambar 3.10 Distribusi Responden berdasarkan

pengukuran tekanan darah dapat dilihat bahwa responden dengan

Hipertensi sebanyak 57 orang (50%), Normal sebanyak 53 orang (46%

%) dan Hipotensi sebanyak 5 orang (4%).


5. Lingkungan Fisik

a. Perumahan
1) Gambar 3.12 Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan
Rumah Di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=51)

status kepemilikan rumah


4%
8%

sewa
menumpang
milik sendiri

88%

Berdasarkan Gambar 3.12 Distribusi Responden status


kepemilikan rumah di Dusun Dingkikan dapat di lihat bahwa sebanyak 45
(88%) milik sendiri, sebanyak 2 (4%) sewa, dan sebanyak 4 (8%)
menumpang.

2) Gambar 3.13 Distribusi Responden Berdasarkan Tipe )Rumah Di Dusun


Dingkikan Tahun 2020 (n=51)

Tipe Rumah

22%

Permanen
Semi permanen

78%
Berdasarkan Gambar 3.13 Distribusi Responden tipe rumah di
Dusun Dingkikan RT 07 dapat di lihat bahwa sebanyak 40 (78%)
permanen, sebanyak 11(22%) semi permanen.

3) Gambar 3.14 Distribusi Responden Berdasarkan Tipe Lantai Di Dusun


Dingkikan Tahun 2020 (n=51)

Lantai

31%
keramik
tanah
semen

57%

12%

Berdasarkan Gambar 3.14 Distribusi Responden tipe lantai rumah


di Dusun Dingkikan RT 07 dapat di lihat bahwa sebanyak 6 (12%) Tanah,
keramik sebanyak 15 (31%), semen sebanyak 28 (57%).

4) Gambar 3.15 Distribusi Responden Berdasarkan Ada tidaknya jendela di


setiap Ruangan Di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=51)

Ada tidaknya jendela disetiap ruangan


3%

ya
tidak

97%
Berdasarkan Gambar 3.15 Distribusi Responden ada tidaknya
jendela di ruangan di Dusun Dingkikan dapat di lihat bahwa sebanyak 49
(97 %) Ada dan sebanyak 2 (3%) Tidak ada.

5) Gambar 3.16 Distribusi Responden Berdasarkan Pencahayaan Dalam


Rumah Siang Hari Di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=51)

Pencahayaan dalam ruangan di siang hari


8%

terang
remang-remang
gelap

92%

Berdasarkan Gambar 3.16 Distribusi Responden pencahayaan


dalam ruangan di siang hari di Dusun Dingkikan dapat di lihat bahwa
sebanyak 47 (92%) Ada dan sebanyak 4 (8%) Tidak ada.

6) Gambar 3.17 Distribusi Responden Berdasarkan Pemanfaatan pekarangan


Di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=51)

Pemanfaatan Pekarangan

21%

kebun
kolam
kandang

79%
Berdasarkan Gambar 3.17 Distribusi Responden pemanfaatan
pekarangan di Dusun Dingkikan dapat di lihat bahwa sebanyak 21 (21%)
kebun, sebanyak 0 (0%) kolam dan sebanyak 30 (79%) kandang.

7) Gambar 3.18 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Tanaman


TOGA di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=51)

Kepemilikan Toga

Ada
31%

Ada
Tidak Ada

Tidak Ada
69%
Berdasarkan Gambar 3.18 distribusi kepemilikan tanaman TOGA

di Dusun Dingkikan sebagian besar tidak mempunyai tanaman TOGA

sebanyak 28 Kepala Keluarga (69%), sedangkan yang mempunyai

tanaman TOGA sebanyak 23 Kepala Keluarga (31%)

8) Gambar 3.19 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pemanfaatan Tanaman

TOGA di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=51)

Pemanfaatan TOGA

ya
30%

ya
tidak

tidak
70%

Berdasarkan Gambar 3.19 distribusi Pemanfaatan tanaman TOGA

di Dusun Dingkikan sebagian besar tidak memanfaatkan tanaman TOGA

sebanyak 16 Kepala Keluarga (70%) dari 23 Kepala Keluarga yang

memiliki Tanaman Toga, sedangkan yang sudah memanfaatkan tanaman

TOGA sebanyak 7 Kepala Keluarga (30%) dari 23 Kepala Keluarga yang

memiliki Tanaman Toga.

b. Sumber Air Minum

1) Gambar 3.20 Distribusi Frekuensi Berdasarkan sumber air minum di

Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=281)


Sumber Air Minum

PAM
Sumur
Air Mineral

Sumur
100%

Berdasarkan Gambar 3.20 distribusi dengan Sumber Air Minum di

Dusun Dingkikan sebagian besar menggunakan sumur sebanyak 51

Kepala Keluarga (100%)

Gambar 3.21 Distribusi Frekuensi Berdasarkan sumber air

mandi/mencuci di Dusun Dingkikan Tahun 2019 (n=51)

Sumber Air Mandi/Mencuci

PAM
Sumur
sungai

100%

Berdasarkan Gambar 3.21 distribusi dengan Sumber Air

Mandi/mencuci di Dusun Dingkikan sebagian besar menggunakan sumur

sebanyak 51 Kepala Keluarga (100%)


2) Gambar 3.22 Distribusi Frekuensi Berdasarkan sumber jarak sumber air

dan septic tank di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=51)

Jarak sumber air dan septic tank


22%

< 10 M
> 10 M

78%

Berdasarkan Gambar 3.22 distribusi Jarak Sumber Air dengan

Septic Tank di Dusun Dingkikan sebagian besar < 10 Meter sebanyak 11

Kepala Keluarga (22%), sedangkan yang > 10 Meter sebanyak 40 Kepala

Keluarga (78%).

3) Gambar 3.23 Distribusi Frekuensi Berdasarkan tempat penampungan air

sementara di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=51)

Tempat penampungan air sementara


24%

BAK
Gentong
Ember

76%
Berdasarkan Gambar 3.23 distribusi dengan Tempat penampungan

Air Sementara di Dusun Dingkikan sebagian besar menggunakan Ember

sebanyak 39 Kepala Keluarga (76%), sedangkan sebagian kecil

menggunakan BAK sebanyak 12 Kepala Keluarga (24%).

4) Gambar 3.24 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kondisi Tempat

Penampungan Air di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=51)

Kondisi tempat penampungan air


18%

Terbuka
Tertutup

82%

Berdasarkan Gambar 3.25 distribusi dengan Kondisi Tempat

penampungan Air Sementara di Dusun Dingkikan sebagian Terbuka

sebanyak 42 Kepala Keluarga (82%), sedangkan sebagian kecil Tertutup

sebanyak 9 Kepala Keluarga (18%).

5) Gambar 3.26 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kondisi Air dalam

Penampungan di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=51)


Kondisi Air dalam penampungan
2% 2%

Berwarna
Berbau

Bersih

96%

Berdasarkan Gambar 3.26 distribusi Kondisi Air dalam

penampungan di Dusun Dingkikan sebagian besar bersih sebanyak 49

(96%), berwarna sebanyak 1 (2%), berbau sebanyak 2 (2%),

6) Gambar 3.27 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ada jentik dalam

penampungan di Dusun Dingkikan Tahun 2019 (n=51)

Ada jentik dalam penampungan air


10%

Ya
Tidak

90%

Berdasarkan Gambar 3.27 distribusi Kondisi Ada jentik dalam

penampungan di Dusun Dingkikan sebagian besar tidak ada sebanyak 46

(90%), sebagian kecil ada sebanyak 5 (10%).

c. Pembuangan Sampah
1) Gambar 3.28 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pembuangan Sampah di

Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=51)

Pembuangan Sampah

Ditimbun
10%

Sungai
Ditimbun
Dibakar
Sembarang tempat

Dibakar
90%

Berdasarkan Gambar 3.28 distribusi pembuangan sampah

diketahui dari sampel 51 Kepala Keluarga di Dusun Dingkikan membuang

sampah dengan cara dibakar yaitu sebanyak 46 Kepala Keluarga (90%),

dan yang membuang sampah dengan cara ditimbun sebanyak 5 Kepala

Keluarga (10%)

2) Gambar 3.29 Distribusi Penduduk Berdasarkan Penampungan Sampah

Sementara di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=51)

Penampungan sampah sementara


12%

Ada
Tidak ada

88%
Berdasarkan Gambar 3.29 distribusi penampungan sampah

sementara di Dusun Dingkikan sebagian besar tidak ada sebanyak 45

Kepala Keluarga (88%), sedangkan yang ada sebanyak 6 Kepala Keluarga

(12%).

3) Gambar 3.31 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jarak Pembuangan

Sampah dengan rumahdi Dusun Dingkikan Tahun 2019 (n=51)

Jarak penampungan sampah sementara dengan rumah


9%

Dekat < 5 Meter


Jauh > 5 Meter

91%

Berdasarkan Gambar 3.31 distribusi jarak penampungan sampah

sementara dengan rumah di Dusun Dingkikan sebagian besar > 5 Meter

sebanyak 21 Kepala Keluarga (9%), sedangkan yang < 5 Meter sebanyak

30 Kepala Keluarga (22%).

d. Pembuangan Limbah

1) Gambar 3.34 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan Keluarga BAB

dan BAK di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=51)


Kebiasaan Keluarga BAB dan BAK
Jamban/WC Sungai Sembarang
2%

98%

Berdasarkan Gambar 3.34 distribusi Kebiasaan keluarga BAB dan

BAK di Dusun Dingkikan sebagian besar di jamban sebanyak 50 Kepala

Keluarga (98%), sebanyak 1(2%) Kepala Keluarga sembarangan.

2) Gambar 3.35 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis jamban yang

digunakan di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=312)

Jenis Jamban yang digunakan


Cemplung Leher Angsa

100%

Berdasarkan Gambar 3.35 distribusi Jenis jamban yang du gunakan

di Dusun Dingkikan sebagian besar menggunakan leher angsa sebanyak

50 Kepala Keluarga (100%)


3) Gambar 3.35 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pembuangan Air Limbah

di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=51)

Pembuangan Air Limbah


Resapan Got Sembarang

4% 2%

94%

Berdasarkan Gambar 3.35 distribusi Pembuangan Air Limbah di

Dusun Dingkikan sebagian besar Resapan sebanyak 48 Kepala Keluarga

(94%) dan yang Got sebanyak 2 Kepala Keluarga (4%). Sembarangan 1

Kepala Keluarga (2%)

4) Gambar 3.36 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kondisi saluran

pembuangan di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=51)

Kondisi saluran pembuangan


Lancar Tersumbat/Tergenang

100%

Berdasarkan Gambar 3.36 distribusi kondisi saluran pembuangan

di Dusun Dingkikan sebagian besar lancar sebanyak 50 Kepala Keluarga


(100%) dan sebagian kecil tersumbat/tergenang sebanyak 0 Kepala

Keluarga (0%).

e. Kandang Ternak

1) Gambar 3.37 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan kandang

ternak di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=312)

Ada Tidaknya Kandang Ternak


Ada Tidak

24%

76%

Berdasarkan Gambar 3.37 distribusi Ada tidaknya ternak di Dusun

Dingkikan sebagian besar Ada sebanyak 39 Kepala Keluarga (76%) dan

sebagian kecil Tidak ada sebanyak 12 Kepala Keluarga (24%).


2) Gambar 3.38 Distribusi Penduduk Berdasarkan Letak Kandang di Dusun

Dingkikan Tahun 2020 (n=39)

Letak Kandang
Dalam Rumah Luar Rumah

100%

Berdasarkan Gambar 3.38 distribusi letak kandang di Dusun

Dingkikan sebagian besar luar sebanyak 39 (100%).

3) Gambar 3.39 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kondisi kandang di Dusun

Dingkikan Tahun 2020 (n=39)

Kondisi Kandang
Terawat Tidak terawat

100%

Berdasarkan Gambar 3.39 distribusi kondisi kandang di Dusun

Dingkikan sebagian besar terawat sebanyak 39 (100%).


4) Gambar 3.40 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jarak Kandang di Dusun

Dingkikan Tahun 2020 (n=39)

Jarak Kandang
Dekat < 5 m Jauh > 5 m

23%

77%

Berdasarkan Gambar 3.40 distribusi Jarak Kandang di Dusun

Dingkikan sebagian besar > 5 Meter sebanyak 30 (77%) dan sebagian

kecil < 5 Meter sebanyak 9 (23%).

6. Data Ekonomi

1) Gambar 3.41 Distribusi Penduduk Berdasarkan penghasilan perbulan di

Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=51)

Penghasilan Rata - Rata Perbulan


2%
12%

< Rp 1 juta
Rp 1 juta
> Rp 1 juta

85%

Berdasarkan Gambar 3.41 distribusi Penghasilan perbulan di

Dusun Dingkikan sebagian besar berpenghasilan > 1 juta sebanyak 35


Kepala Keluarga (85%) dan berpenghasilan < 1 juta sebanyak 1 Kepala

Keluarga (3%), penghasilan 1 juta sebanyhak 5 Kepala Keluarga (12%)

2) Gambar 3.42 Distribusi Kepemilikan Jaminan Kesehhatan di Dusun

Dingkikan Tahun 2020 (n=161)

Kepemilikan JKN

YA
43%
TIDAK

57%

Berdasarkan Gambar 3.42 distribusi Keluarga yang memiliki JKN

di Dusun Dingkikan sebagian besar memiliki JKN sebanyak 92 (57%)

Kepala Keluarga dan tidak memiliki JKN yaitu sebanyak 69 (43%)

Kepala Keluarga.
3) Gambar 3.43 Distribusi Jenis Jaminan Kesehatan di Dusun Dingkikan

Tahun 2020 (n=161)

JENIS JAMINAN KESEHATAN

38% BPJS PBI


43% BPJS NON PBI
NON BPJS
TIDAK MEMILIKI

5% 14%

Berdasarkan Gambar 3.43 distribusi Keluarga yang memiliki JKN

di Dusun Dingkikan sebagian besar BPJS PBI sebanyak 61 (38%), BPJS

NON PBI 23 (14%), NON BPJS Sebanyak 8 (5%) dan tidak memiliki

JKN yaitu sebanyak 69 (43%).


7. Komunikasi

1) Gambar 3.44 Distribusi Penduduk Berdasarkan Media penerima informasi


kesehatan di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=51)

Media penerimaan informasi kesehatan

16%

25% TV/ Radio

Koran Majalah

ederan dari desa


6%

Penyuluhan di puskesmas/ posyandu


8%
45%
HP

Berdasarkan Gambar 3.44 distribusi Media penerimaan informasi

kesehatan di Dusun Dingkikan sebagian besar Penyuluhan sebanyak 33

(45%) dan sebagian kecil Koran majalah sebanyak 3 (6%).

2) Gambar 3.45 Distribusi Penduduk Berdasarkan Ada tidaknya perkumpulan


di RT 07 Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=51)
Ada tidaknya perkumpulan

ya
tidak

100%

Berdasarkan Gambar 3.45 distribusi Ada tidaknya perkumpulan di

Dusun Dingkikan sebagian besar Ada sebanyak 51 Kepala Keluarga

(100%).

3) Gambar 3.46 Distribusi Penduduk Berdasarkan Bahasa yang Digunakan di


Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=281)

Bahasa yang digunakan

Bahasa Indonesia
Bahasa Dearah

100%

Berdasarkan Gambar 3.46 distribusi bahasa yang di gunakan di

Dusun Dingkikan sebagian besar bahasa daerah sebanyak 281 Kepala

Keluarga (100%).

8. Pendidikan
1) Gambar 3.47 Distribusi Penduduk Berdasarkan Keluarga yang sedang
mengikuti pendidikan formal di RT 07 Dusun Dingkikan Tahun 2020
(n=281)

keluarga yang sedang mengikuti pendidikan formal


3%

Ya
Tidak

97%

Berdasarkan Gambar 3.47 distribusi keluarga yang sedang

mengikuti pendidikan formal di Dusun Dingkikan sebagian besar

bersekolah sebanyak 162 (97%) Kepala Keluarga dan sebagian kecil tidak

sebanyak 5 kepala keluarga (3%).

2) Gambar 3.48 Distribusi Penduduk Berdasarkan Fasilitas pendidikan yang


ada di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=281)

Fasilitas pendidikan yang ada


33% 33%

SD
SMP
SMA
SMK
Paud
TK

33%
Berdasarkan Gambar 3.48 distribusi fasilitas pendidikan yang ada

di Dusun Dingkikan SD sebanyak 1 fasilitas (34%), Paud sebanyak 1

fasilitas (33%) dan TK sebanyak 1 fasilitas (33%).

3) Gambar 3.49 Distribusi Penduduk Berdasarkan Keluarga yang buta huruf


di RT 07 Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=51)

Keluarga yang buta huruf


4%

ada
Tidak ada

96%

Berdasarkan Gambar 3.49 distribusi Keluarga yang buta huruf di

Dusun Dingkikan sebagian besar tidak ada sebanyak 49 Kepala Keluarga

(96%) dan sebagian kecil ada sebanyak 2 Kepala Keluarga (4%).

9. Keamanan dan transportasi

a. Keamanan

1) Gambar 3.50 Distribusi Penduduk Berdasarkan ada tidaknya keamanan di


RT 07 Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=51)
Ada tidaknya keamanan

Ya
tidak

100%

Berdasarkan Gambar 3.50 distribusi ada tidaknya keamanan di

Dusun Dingkikan sebagian besar ya sebanyak 51 Kepala Keluarga

(100%).

2) Gambar 3.51 Distribusi Penduduk Berdasarkan ada tidaknya kejadian


kriminal di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=51)

Ada tidaknya kejadian krimanal

ya
tidak

100%

Berdasarkan Gambar 3.51 distribusi ada tidaknya kejadian kriminal

di Dusun Dingkikan sebagian besar tidak sebanyak 51 Kepala Keluarga

(100%).

3) Gambar 3.52 Distribusi Penduduk Berdasarkan keamanan di RT 07 Dusun


Dingkikan Tahun 2020 (n=51)
Keamanan

Aman
Tidak Aman

100%

Berdasarkan Gambar 3.52 distribusi keamanan di Dusun

Dingkikan sebagian besar mengatakan aman sebanyak 51 Kepala Keluarga

(100%).

b. Transportasi

1) Gambar 3.53 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis transportasi umum di


Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=51)

Jenis Transportasi

Bus
Andong
Angkutan Umum
Kendaraan Sendiri
Becak

100%

Berdasarkan Gambar 3.53 distribusi jenis trasnportasi di Dusun

Dingkikan sebagian besar kendaraan sendiri sebanyak 51 Kepala Keluarga

(100%).

2) Gambar 3.54 Distribusi Penduduk Berdasarkan Cara keluarga pergi ke


sarana pelayanan kesehatan di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=312)
Cara keluarga pergi ke sarana pelayanan kesehatan
4%
6%

Jalan kaki
Naik mobil
Naik sepeda
Naik andong
Naik sepeda motor
Angkatan Umum

90%

Berdasarkan Gambar 3.54 distribusi cara keluarga pergi ke sarana

pelayanan kesehatan di Dusun Dingkikan sebagian besar naik sepeda

motor sebanyak 46 Kepala Keluarga (90%) dan sebagian kecil naik mobil

sebanyak 2 Kepala Keluarga (4%).

11. Pelayanan Kesehatan dan Sosial

1) Gambar 3.55 Distribusi Penduduk Berdasarkan Anggota keluarga yang

sakit 1 tahun terakhir di RT 07 Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=51)

Anggota keluarga yang sakit 1 tahun terakhir


7%

Ada
Tidak Ada

93%

Berdasarkan Gambar 3.55 distribusi anggota keluarga yang sakit 1

tahun terakhir di RT 07 Dusun Dingkikan sebagian ada sebanyak 47


(93%) Kepala Keluarga dan sebagian kecil tidak ada sebanyak 4 (7%)

Kepala Keluarga.

2) Gambar 3.56 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis penyakit yang di


derita 1 tahun terakhir di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=51)

Jenis penyakit yang di derita 1 tahun terakhir


20%

Hipertensi
Ispa
47%
TBC

14% Typhoid
Diare
DBD
Rheumatik
8%
8% Kulit
Asma
2%

Berdasarkan Gambar 3.56 distribusi jenis penyakit yang diderita 1

tahun terakhir di Dusun Dingkikan sebagian hipertensi sebanyak 23 (47%)

Kepala Keluarga.

3) Gambar 3.57 Distribusi Penduduk Berdasarkan resiko tinggi dalam


keluarga di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=51)

Resiko tinggi dalam keluarga

43%

Ada
Tidak ada

57%
Berdasarkan Gambar 3.57 resiko tinggi dalam keluarga di Dusun

Dingkikan sebagian ada sebanyak 39 (57%) Kepala Keluarga dan sebagian

kecil tidak ada sebanyak 12 (43%) Kepala Keluarga.

4) Gambar 3.58 Distribusi Penduduk Berdasarkan keluarga yang mendapat


pembinaan dan tenaga kesehatan di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=51)

Keluarga yang mendapat pembinaan dan tenaga kesehatan


4%

Ya
Tidak

96%

Berdasarkan Gambar 3.58 distribusi keluarga yang mendapatkan

pembinaan dan tenaga kesehatan di Dusun Dingkikan sebagian ya

sebanyak 49 (96%) Kepala Keluarga dan sebagian kecil Tidak sebanyak 2

(4%) Kepala Keluarga.

5) Gambar 3.59 Distribusi Penduduk tangggapan keluarga tentang petugas


kesehatan di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=51)

Tanggapan keluarga tentang petugas kesehatan

Baik
Tidak baik
Berdasarkan Gambar 3.59 distribusi tanggapan keluarga tentang

petugas kesehatan di Dusun Dingkikan sebagian baik sebanyak 51 (100%)

Kepala Keluarga (100%).

6) Gambar 3.60 Distribusi Penduduk Berdasarkan keluarga merasa perlu


mendapat pengarahan, penyuluhan/informasi kesehatan di Dusun
Dingkikan Tahun 2020 (n=51)

Keluarga merasa perlu mendapat pengarahan, penyuluhan/informasi


kesehatan

31%

Tidak
Ya, secara individu
Ya, secara kelompok

69%

Berdasarkan Gambar 3.60 distribusi keluarga merasa perlu

mendapat pengarahan, penyuluhan/informasi kesehatan di Dusun

Dingkikan sebagian besar ya,secara individu sebanyak Kepala 35 (69%)

Keluarga.

7) Gambar 3.61 Distribusi Penduduk Berdasarkan anggota keluarga yang


menjadi kader di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=281)

Anggota keluarga yang menjadi kader


7%

Ada
Tidak ada

93%
Berdasarkan Gambar 3.61distribusi anggota keluarga yang menjadi

kader di Dusun Dingkikan sebagian besar tidak ada sebanyak 271 (93%)

Kepala dan sebagian kecil ada sebanyak 10 Kepala Keluarga (7%).

8) Gambar 3.62 Distribusi Penduduk Berdasarkan kegiatan kader di Dusun


Dingkikan Tahun 2020 (n=10)

Kegiatan kader

Kader Posyandu balita


50% 50% Kader Posyandu lansia
Kader KB

Berdasarkan Gambar 3.62 distribusi kegiatan kader di Dusun

Dingkikan sebagian besar kader posyandu balita sebanyak 5 orang (50%)

dan kader lansia 5 orang (50%).

9) Gambar 3.63 Distribusi Penduduk Berdasarkan aktif tidaknya kader dalam


kegiatan di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=10)

Kader aktif dalam kegiatan

Ya
Tidak

100%
Berdasarkan Gambar 3.63 distribusi kadder aktif dalam kegiatan di

Dusun Dingkikan sebagian besar Ya sebanyak 10 orang (100%).

10) Gambar 3.64 Distribusi Penduduk Berdasarkan anggota keluarga yang


menjadi dukun beranak di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=51)

Anggota keluarga yang menjadi dukun beranak

Ada
Tidak ada

100%

Berdasarkan Gambar 3.64 distribusi anggota keluarga yang

menjadi dukun beranak di Dusun Dingkikan sebagian besar tidak ada

sebanyak 51(100%) Kepala Keluarga.

12. Rekreasi

1) Gambar 3.65 Distribusi Penduduk Berdasarkan fasilitas rekreasi di Dusun


Dingkikan Tahun 2020 (n=51)
Fasilitas Rekreasi
6%

Kebun Binatang Pantai

47%

Taman
47%

Berdasarkan Gambar 3.65 distribusi fasilitas bermain di Dusun

Dingkikan sebagian besar ke pantai sebanyak 25 (47%) Kepala Keluarga

dan sebagian kecil kebun binatang sebanyak 3 Kepala Keluarga (6%).

13. Pasangan Usia Subur (PUS)

1) Gambar 3.66 Distribusi Penduduk Berdasarkan ada tidaknya PUS di


Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=51)

Ada tidaknya PUS

33%

ADA
TIDAK

67%

Berdasarkan Gambar 3.66 distribusi ada tidaknya PUS di Dusun

Dingkikan sebagian besar ada sebanyak 31 (67%) Kepala Keluarga dan

sebagian kecil tidak ada sebanyak 20 (33%) Kepala Keluarga.

2) Gambar 3.67 Distribusi Penduduk Berdasarkan jumlah pemgguan KB di


Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=31)
JUMLAH PENGGUNA KB

YA
TIDAK
48%
52%

Berdasarkan Gambar 3.67 distribusi jumlah pengguna KB di

Dusun Dingkikan sebagian besar Ya sebanyak 16 (52%) Kepala Keluarga

dan sebagian kecil Tidak sebanyak 15 (48%) Kepala Keluarga.

3) Gambar 3.68 Distribusi Penduduk Berdasarkan jenis kontrasepsi di Dusun


Dingkikan Tahun 2020 (n=31)

JENIS KONTRASEPSI
IUD KONDOM SUNTIK PIL SUSUK VASEKTOMI TUBEKTOMI

24% 24%

52%

Berdasarkan Gambar 3.68 distribusi jenis kontrasepsi di Dusun

Dingkikan sebagian besar suntik sebanyak 11(52%) Kepala Keluarga.

4) Gambar 3.69 Distribusi Penduduk Berdasarkan media informasi tentang


KB di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=31)
MEDIA INFORMASI TENTANG KB

Petugas Kesehatan
orang lain
media elektronik
media massa

100%

Berdasarkan Gambar 3.69 distribusi media informasi tentang KB

di Dusun Dingkikan sebagian besar petugas kesehatan sebanyak 31 Kepala

Keluarga (100%).

14. Ibu Hamil

1) Gambar 3.70 Distribusi Penduduk Berdasarkan ada tidaknya ibu hamil di


Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=51)

Ada tidaknya ibu hamil


ya tidak
10%

90%

Berdasarkan Gambar 3.70 distribusi ada tidaknya ibu hamil di

Dusun Dingkikan sebagian besar tidak sebanyak 67 (90%) Kepala

Keluarga dan sebagian kecil ada sebanyak 4 Kepala Keluarga (10%).

2) Gambar 3.71 Distribusi Penduduk Berdasarkan usia kehamilan di Dusun


Dingkikan Tahun 2020 (n=4)
Usia Kehamilan
I (0-3 bln) II (4-6 bln) III (7-9 bln)
20% 20%

60%

Berdasarkan Gambar 3.71 distribusi usia kehamilan di Dusun

Dingkikan sebagian besar 4-6 bulan sebanyak 2 (60%), 1-3 bulan

sebanyak 1 (20%) dan 7-9 bulan 1 (20%).

3) Gambar 3.72 Distribusi Penduduk Berdasarkan riwayat kehamilan di


Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=4)

Riwayat Kehamilan
ke 1 ke 2 ke 3 >3
20%

40%

40%

Berdasarkan Gambar 3.72 distribusi riwayat kehamilan di Dusun

Dingkikan sebagian besar ke-2 dan ke-1 sebanyak 2 (40%) dan sebagian

kecil ke-3 sebanyak 1 (20%).


4) Gambar 3.73 Distribusi Penduduk Berdasarkan rutin memeriksa
kehamilan di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=4)

Rutin memeriksa Kehamilan


Ya Tidak

100%

Berdasarkan Gambar 3.74 distribusi rutin memeriksa kehamilan di

Dusun Dingkikan sebagian besar ya sebanyak 4 (100%).

5) Gambar 3.75 Distribusi Penduduk Berdasarkan frekuensi ANC di Dusun


Dingkikan Tahun 2020 (n=4)
Frekuensi ANC
1 Kali 2 Kali 3 Kali >3

40%

60%

Berdasarkan Gambar 3.75 distribusi frekuensi ANC di Dusun

Dingkikan sebagian besar ke 1 kali sebanyak 3 (60%) dan sebagian kecil 3

kali (40%) dan >3 kali sebanyak 0 (0%).

6) Gambar 3.76 Distribusi Penduduk Berdasarkan sarana pemeriksaan di


Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=4)

Sarana Pemeriksaan
Puskesmas BPM Lain-lain

100%

Berdasarkan Gambar 3.76 distribusi sarana pemeriksaan kesehatan

di Dusun Dingkikan sebagian besar ke puskesmas sebanyak 4 (100%).


7) Gambar 3.77 Distribusi Penduduk Berdasarkan imunisasi TT di Dusun
Dingkikan Tahun 2020 (n=4)

Imunisasi TT
Ya Tidak

100%

Berdasarkan Gambar 3.77 distribusi imunisasi TT di Dusun

Dingkikan sebagian besar ya sebanyak 4 (100%)

8) Gambar 3.78 Distribusi Penduduk Berdasarkan frekuensi pemberian


imunisai di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=4)

Frekuensi pemberian imunisasi TT


Lengkap (2 kali) Tidak Lengkap (1 kali)

100%

Berdasarkan Gambar 3.78 distribusi frekuensi pemberian imunisasi

TT di Dusun Dingkikan sebagian besar ya sebanyak 4 (100%).

9) Gambar 3.79 Distribusi Penduduk Berdasarkan penyakit atau keluhan


yang dirasakan ibu hamil di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=4)
Penyakit atau keluhan yang dirasakan ibu hamill
Lemah, letih, lesu Pusing Mual Muntah Kaki bengkak
Anemia HT Lain-lain…
25%

75%

Berdasarkan Gambar 3.79 distribusi penyakit dan keluhan yang

dirasakan oleh ibu hamil di Dusun Dingkikan sebagian besar mual muntah

sebanyak 3 (75%).

15. Ibu Menyusui

1) Gambar 3.80 Distribusi Penduduk Berdasarkan ada tidaknya ibu menyusui

yang dirasakan ibu hamil di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=27)

Ada Tidaknya Ibu Menyusui


Ada Tidak

31%

69%

Berdasarkan Gambar 3.80 distribusi ada tidaknya ibu meyusui di

Dusun Dingkikan sebagian besar tidak ada sebanyak 51 (69%) dan

sebagian kecil ada sebanyak 23 (31%)


2) Gambar 3.81 Distribusi Penduduk Berdasarkan informasi tentang cara

menyusui & pemberian ASI di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=27)

Informasi tentang cara Menyusui & Pemberian ASI

17%

YA
TIDAK

83%

Berdasarkan Gambar 3.81 distribusi informasi tentang cara

menyusui dan pemberian ASI di Dusun Dingkikan sebagian ya sebanyak

19 (83%) dan sebagian kecil tidak sebanyak 4 (17%)

3) Gambar 3.82 Distribusi Penduduk Berdasarkan jenis informasi di Dusun

Dingkikan Tahun 2020 (n=27)

Jenis informasi
perawatan payudara teknik menyusui manfaat ASI

33% 33%

33%

Berdasarkan Gambar 3.82 distribusi jenis informasi di Dusun

Dingkikan semua mendapat informasi tentang perawatan payudara, cara

menyusui, dan manfaat ASI sebanyak 19 (34%).


4) Gambar 3.83 Distribusi Penduduk Berdasarkan pemberian MP ASI (0-6

bulan) di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=27)

Pemberian MP ASI (0-6 BULAN)


YA TIDAK

100%

Berdasarkan Gambar 3.83 distribusi pemberian MP ASI (0-6

bulan) di Dusun Dingkikan sebagian besar ya sebanyak 23 (100%).

5) Gambar 3.84 Distribusi Penduduk Berdasarkan keluhan saat menyusui di

Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=27)


Keluhan saat Menyusui

YA
22%

TIDAK
78%

Berdasarkan Gambar 3.84 distribusi keluhan saat menyusui di

Dusun Dingkikan sebagian besar tidak sebanyak 18 (78%) dan sebagian

kecil ya sebanyak 5 (22%).

16. Balita (0-5 Tahun)

1) Gambar 3.85 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jumlah Usia Balita di


Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=35)

Ada Tidaknya Balita

ada
32%
ada
Tidak

Tidak
68%

Berdasarkan Gambar 3.96 distribusi jumlah balita di Dusun

Dingkikan, keluarga yang memiliki balita sebanyak 24 Kepala Keluaraga

(32%), sedangkan keluarga yang tidak memiliki balita yaitu sebanyak 50

Kepala Keluarga (68%).


2) Gambar 3.85 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kehadiran Balita
Mengikuti Posyandu Tahun 2020 (n=35)

Kehadiran Balita Mengikuti Posyandu Balita

ya
Tidak

ya
100%

Berdasarkan Gambar 3.85 Distribusi kehadiran balita yang

mengikuti posyandu balita sebanyak 24 balita (100%), sedangkan balita

yang tidak mengikuti posyandu balita sebanyak 0 balita (0%).

3) Gambar 3.86 Distribusi Penduduk Berdasarkan imunisasi di Dusun


Dingkikan Tahun 2020 (n=35)

Imunisasi

Ya
Tidak

100%
Berdasarkan Gambar 3.86 Distribusi balita imunisasi balita

sebanyak 24 balita (100%), sedangkan balita yang balita yg tidak

imunisasi sebanyak 0 balita (0%).

4) Gambar 3.87 Distribusi Penduduk Berdasarkan jenis imunisasi di Dusun


Dingkikan Tahun 2020 (n=35)

Jenis imunisasi

14%

34% Polio
BCG
14%
DPT
Hepatitis
Campak

12%

27%

Berdasarkan Gambar 3.87 Distribusi jenis imunisasi sebagian besar

Polio sebanyak 25 (34%), sedangkan sebagian kecil DPT sebanyak 9

(12%).
17. Anak dan Remaja

1) Gambar 3.88 Distribusi Penduduk Berdasarkan kebiasaan mencuci tangan


sebelum dan sesudah makan di Dusun Dingkikan RT 07 Tahun 2020
(n=161)

Kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan


Ya Tidak

100%

Berdasarkan Gambar 3.88 Distribusi kebiasaan mencuci tangan

sebelum dan sesudah makan sebagian besar ya sebanyak 161 (100%).

2) Gambar 3.89 Distribusi Penduduk Berdasarkan anak yang menderita


penyakit di Dusun Dingkikan Tahun 2020 (n=65)
Apakah ada anak yang menderita penyakit

Tidak ada ya

100%

Berdasarkan Gambar 3.89 Distribusi anak yang menderita penyakit

sebagian besar tidak ada sebanyak 65 (100%).

3) Gambar 3.90 Distribusi Penduduk Berdasarkan melakukan pengobatan di


Dusun Dingkikan RT 07 Tahun 2020 (n=51)

Melakukan pengobatan
Sudah Belum

100%

Berdasarkan Gambar 3.90 Distribusi melakukan pengobatan

sebagian besar sudah sebanyak 51 (100%).

4) Gambar 3.91 Distribusi Penduduk Berdasarkan tempat berobat di Dusun


Dingkikan RT 07 Tahun 2020 (n=51)
Berobat
Medis Non Medis

100%

Berdasarkan Gambar 3.91 Distribusi berobat sebagian besar medis

sebanyak 51 (100%).

5) Gambar 3.92 Distribusi Penduduk Berdasarkan penggunaan waktu luang


anak di Dusun Dingkikan RT 07 Tahun 2020 (n=51)

Penggunan waktu luang anak

Nonton TV/Music Olahraga Rekreasi Keagamaan

31%
39%

20%
10%
Berdasarkan Gambar 3.92 Distribusi pengunaan waktu luang

sebagian besar nontn tv/music sebanyak 20 (39%), sedangkan sebagian

kecil olahraga sebanyak 5 (10%).

6) Gambar 3.93 Distribusi Penduduk Berdasarkan remaja mendapat


informasi kesehatan reproduksi di Dusun Dingkikan RT 07 Tahun 2020
(n=25)

Remaja mendapatkan informasi kesehatan reprodukisi

Ya Tidak

28%

72%

Berdasarkan Gambar 3.93 Distribusi remaja mendapatkan

informasi kesehatan reproduksi sebagian besar ya sebanyak 18 (72%),

sedangkan sebagian kecil tidak sebanyak 7 (28%).

7) Gambar 3.94 Distribusi Penduduk Berdasarkan informasi kesehatan yang


di dapatkan remaja di Dusun Dingkikan RT 07 Tahun 2020 (n=25)
Informasi kesehatan apa yang di dapatkan remaja

Kesehatan Reproduksi Perawatan Payudara NAPZA

24%
40%

36%

Berdasarkan Gambar 3.94 Distribusi informasi kesehatan yang

didapatkan remaja sebagian besar perawatan payudara sebanyak 10 (40%),

sedangkan sebagian kecil napza sebanyak 6 (24%).

8) Gambar 3.95 Distribusi Penduduk Berdasarkan kebiasaan anak atau


remaja di Dusun Dingkikan RT 07 Tahun 2020 (n=25)

Kebiasaan anak atau remaja

Merokok Alkohol Narkoba

100%

Berdasarkan Gambar 3.95 Distribusi kebiasaan anak atau remaja

sebagian besar merokok sebanyak 25 (100%), sedangkan sebagian kecil

alcohol, narkoba dll sebanyak 0 (0%).


9) Gambar 3.96 Distribusi Penduduk Berdasarkan kebiasaan merokok
didalam rumah di Dusun Dingkikan RT 07 Tahun 2020 (n=25)

Bila anak/remaja merokok, apakah merokok di dalam rumah


Ya Tidak

100%

Berdasarkan Gambar 3.96 Distribusi merokok dalam rumah

sebagian besar sebanyak 25 (100%).

18. Usia Lanjut

1) Gambar 3.97 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jumlah Usia Lanjut di


Dusun Dingkikan RT 07 Tahun 2020 (n=51)

jumlah usia lanjut

ya
35%

tidak
65%

ya tidak

Berdasarkan Gambar 3.97 Distribusi jumlah Kepala Keluarga yang

tidak memiliki usia lanjut di Dusun Dingkikan RT 07 sebanyak 33 Kepala


Keluarga (65%), sedangkan Kepala Keluarga yang memiliki usia lanjut

yang ada sebanyak 18 Kepala Keluarga (35%)

2) Gambar 3.98 Distribusi Penduduk Berdasarkan keluhan penyakit pada


lansia di Dusun Dingkikan RT 07 Tahun 2020 (n=18)

Keluhan Penyaki t pada Lansia

ya tidak

36%

64%

Berdasarkan Gambar 3.98 distribusi keluhan penyakit pada lansia

sebagian besar ya sebanyak 14 Kepala Keluarga (64%), sedangkan

sebagian kecil tidak sebanyak 4 Kepala Keluarga (36%).

3) Gambar 3.99 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kehadiran Usia Lanjut


Mengikuti Posyandu Tahun 2020 (n=18)

Kehadiran Usia Lanjut Mengikuti Posyandu Lansia

33% ya tidak

67%

Berdasarkan Gambar 3.99 distribusi kehadiran lansia yang

mengikuti posyandu lansia sebanyak 12 Kepala Keluarga (67%),


sedangkan usia lanjut yang tidak mengikuti posyandu sebanyak 6 Kepala

Keluarga (33%).

4) Gambar 3.100 Distribusi Penduduk Berdasarkan jenis penyakit pada lansia


Tahun 2020 (n=18)

Jenis Penyakit pada lansia

11% Asma
17%
Dm
6%
Osteoporosis
6% Liver
TBC
Rheumatik

17% Penyakit kulit


Hipertensi
44% Katarak
Jantung

Berdasarkan Gambar 3.100 distribusi penyakit yang diderita lansia

sebagian besar Hipertensi sebanyak 8 (44%), sedangkan sebagian kecil

TBC dan Jantung sebanyak 1 (11%).

5) Gambar 3.101 Distribusi Penduduk Berdasarkan upaya yang telah di


lakukan Tahun 2020 (n=18)

Upaya lansia yang telah dilakukan

17%

Berobat ke sarana kesehatan


diobati sendiri
Berobat ke non medis

56%
28%
Berdasarkan Gambar 3.101 distribusi upaya lansia yang telah

dilakukan sebagian besar berobat kesarana kesehatan sebanyak 10 (55%),

sedangkan sebagian kecil berobat ke non medis sebanyak 3 (17%).

6) Gambar 3.102 Distribusi Penduduk Berdasarkan penggunaan waktu


senggang lansia Tahun 2020 (n=18)

Penggunaan waktu senggang lansia

18%

Berkebun/pekerjaan rumah
jalan-jalan
47% senam

35%

Berdasarkan Gambar 3.102 distribusi penggunaan waktu senggang

lansia sebagian berkebun/pekerjaan rumah sebanyak 8 (47%), sedangkan

sebagian kecil senam sebanyak 4 (18%).

7) Gambar 3.103 Distribusi Penduduk Berdasarkan kebiasaan merokok lansia


Tahun 2020 (n=18)

Kebiasaan Merokok Lansia

Didalam rumah
44% Diluar rumah

56%
Berdasarkan Gambar 3.103 distribusi kebiasaan merokok lansia

sebagian didalam rumah sebanyak 8 (44%), sedangkan sebagian besar di

luar rumah sebanyak 10 (56%).


Analisis Data

N DIAGNOSA
DATA OBYEKTIF DATA SUBYEKTIF
O KEPERAWATAN
1. 1. Jumlah respon dengan Hipertensi sebanyak 57 Orang 1. Warga mengatakan kadang Ketidakefektifan
(50%), Normal sebanyak 53 orang (46%) dan Hipotensi 5 merasa pusing, leher kaku pemeliharaan kesehatan
orang (4%) dan pandangan berkunang- (00099)
2. Jumlah Lansia yang memiliki keluhan Rheumatik kunang
sebanyak 3 orang (17%) 2. Warga mengatakan kurang
istirahat karena kesibukan
3. Warga megatakan
memeriksakan kesehatan
jika dirasa sudah parah

2. 1. Jumlah penduduk usia >65 tahun sebanyak 18 orang 1. Lansia mengatakan ada Kesiapan meningkatkan
(5,7%). keinginan untui mengikuti menejemen kesehatan
2. Jumlah responden yang mengikuti posyandu lansia posyandu lansia keluarga (00162)
sebanyak sebanyak 12 Kepala Keluarga (67%), sedangkan 2. Lansia mengatakan dalam
usia lanjut yang tidak mengikuti posyandu sebanyak 6 pemenuhan aktivitasnya
Kepala Keluarga (33%). terkadang membutuhkan
bantuan orang lain.
3. Lansia mengatakan ingin
tahu terkait kesehatan
dirinya dengan cara mencari
informasi pada kader dan
mengikuti posyandu
maupun bertanya terkait
kesehatan dengan orang
yang dianggapnya lebih
paham terkait kesehatan

104
N DIAGNOSA
DATA OBYEKTIF DATA SUBYEKTIF
O KEPERAWATAN

3. 1. Dari 51 Kepala Keluarga di Dusun Dingkikan RT 7 1.Warga mengatakan sulit Perilaku kesehatan
Distribusi kebiasaan anak atau remaja sebagian besar untuk menghilangkan cenderung beresiko
merokok sebanyak 18 (100%) dengan kebiasaan merokok kebiasaan merokok (00188)
diluar rumah sebanyak 18(100%). 2. masyarakat mengatakan
2. Jumlah Kepala Keluarga yang memiliki usia lanjut bahwa sebagian besar di dalam
sebanyak 12 Kepala Keluarga (68%). Dengan kebiasaan rumahnya terutama jenis
merokok sebanyak 18 lansia kelamin laki laki memiliki
3. Berdasarkan hasil observasi ruangan rumah masyarakat kebiasaan merokok
tampak terdapat asbak dan punting rokok.

105
Penapisan Skor Masalah

No. Kriteria Jumlah Keterangan


Diagnosa Keperawatan
A B C D E F G H I J K L
1. Ketidakefektifan 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 49 Keterangan Kriteria:
pemeliharaan kesehatan
(00099) A. Sesuai dengan peran
perawat komunitas
B. Jumlah yang beresiko
C. Besarnya resiko
2 Kesiapan meningkatkan 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 27 D. Kemungkinan untuk
menejemen kesehatan pendidikan kesehatan
keluarga (00162) E. Minat masyarakat
F. Kemungkinan untuk di
atasi
G. Sesuai dengan program
pemerintah
H. Sumber daya tempat
I. Sumber daya waktu
J. Sumber daya dan
K. Sumber daya peralatan
L. Sumber daya orang

106
No. Kriteria Jumlah Keterangan
Diagnosa Keperawatan
A B C D E F G H I J K L
3 Perilaku kesehatan 5 4 3 5 4 4 4 4 4 5 4 4 21
cenderung beresiko (00188)

Keterangan pembobotan:
0 : Paling rendah
1 : Sangat Rendah
2 : Rendah
3. :Cukup
4: Tinggi
5 : Sangat tinggi

Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (00099)
2. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan keluarga (00146)
3. Perilaku kesehatan cenderung beresiko (00188)

107
Planing Of Action
Diagnosa Rencana Waktu dan Penanggung
No Target Sasaran Implementasi Indikator Kriteria Hasil
Keperawatan Kegiatan Tempat Jawab
1.Penyuluhan Masyarakat Masyarakat 1.Melakukan Setelah 1. Masyarakat 1.Setiap adanya Arista Nur
1 Ketidakefektif Tentang mengerti Dusun penyuluhan dilakukan mampu kegiatan Fathqi
. an Hipertensi tentang Dingkikan tentang pemberian mencegah pertemuan
pemeliharaan dengan penyebab Hipertensi penyuluhan terjadinya masyarakat,
kesehatan AKRABI hipertensi 2. melakukan tentang hipertensi pertemuan
(00099) TENSI dan cara penyuluhan hipertensi (posttest) pengajian,
2.Penyuluhan penanganan penyakit jantung diharapkan 2. Masyarakat perkumpulan RT,
penyakit tentang coroner yang masyarakat mampu DLL
jantung hipetensi merukapan mampu mengetahui
coroner komplikasi dari mengetahui komplikasi
sebagai hipertensi tentang hipertensi
komplikasi 3.melakukan penyebab seperti
dari cek tekanan hipertensi dan penyakit
hipertensi darah (tensi) mengetahui jantung
3. Cek tekanan gratis cara koroner
darah (tensi) 4. melakukan penanganan 3. Masyarakat
gratis SEGO Penyuluhan tentang mampu
CEKER terkait tanaman hipertensi mendeteksi
4.Penyuluhan obat anti dini hipertensi
tentang hipertensi 4. Masyarakat
khasiat 5. Memberikan mampu
tumbuhan Tanaman toga mengerti cara
toga, yang dan jus tanaman penanganan
mampu toga anti tentang
menurunkan hipertensi hipertensi
tekanan (seledri) (posttest)
darah, 5. Lansia dapat
seperti daun mengetahui
seledri, tanaman obat
bawang untuk
putih, daun hipertensi dan
108
salam dan pengolahannya
mentimun.

Diagnosa Rencana Waktu dan Penanggung


No Target Sasaran Implementasi Indikator Kriteria Hasil
Keperawatan Kegiatan Tempat Jawab
2. Kesiapan 1. Senam lansia Masyarakat Lansia dan 1.Melakukan 1.Lansia 1. lansia dapat Balai Ahmad Said
meningkatka untuk hidup Dusun masyarakat senam lansia mampu mempraktikkan Pendukuhan
n menejemen sehat dengan Dingkikan Dusun dengan mengetahui senam AKRABI Dusun
kesehatan AKRABI mampu Dingkikan AKRABI tentang senam TENSI Dingkikan
TENSI memahami TENSI lansia dan 2. Masyarakat
keluarga
2. Menjalnakan pentingnya 2.Menjalnakan akrabi tensi mampu
(00162) program hidup sehat program SEGO 2. Keluarga memahami
SEGO CEKER dapat pentingnya
CEKER (Sekeluargo Cek mempraktikka memeriksakan
(Sekeluargo Kesehatan rutin) n cara kesehatan untuk
Cek penggunaan mencegah
Kesehatan 3. Mengada tensi untuk penyakit tidak
rutin) kan kegiatan mengetahu menular.
3. Adakan senam lansia tekanan darah.
kegiatan
Senam
Lansia

Diagnosa Rencana Target Waktu dan Penanggung


No Sasaran Implementasi Indikator Kriteria Hasil
Keperawatan Kegiatan Tempat Jawab

109
3. Perilaku 1.berikan Masyarakat Warga 1.Memberikan Masyarakat Masyarakat 1.balai Sayuti F Murad
kesehatan penyuluhan Dusun (khususnya penyuluhan mampu mampu pedukuhan
cenderung tentang bahaya Dingkikan pemuda/pem tentang bahaya memahami memahami dusun
beresiko merokok mampu udi) dusun merokok bahaya bahaya dari rokok dingkikan
2. Pemasangan memahami Dingkikan 2. Memasang merokok dan bahaya 2. tempat-
(00188)
stiker/Poster pentingnya stiker/poster merorok di tempat tempat umum
kawasan bebas tidak kawasan bebas umum
asap rokok merokok di asap rokok
tempat
umum

110
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Musyawarah Masyarakat Desa I (MMD I)


Musyawarah Masyarakat Desa I (MMD I) merupakan perkenalan mahasiswa
K3M yang dilaksanakan di Dusun Dingkikan, Argodadi, Sedayu, Bantul yang
dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 November 2020 pukul 19.30-21.30 WIB. Pada MMD I
dihadiri oleh Pembimbing Akademik Stase Keperawatan Komunitas, Keluarga dan
Gerontik Universitas Alma Ata Yogyakarta, Perseptor dari Puskesmas Sedayu II, kepala
Dusun Polaman, seluruh ketua RT Dusun Dingkikan, tokoh masyarakat, kader dari
masing-masing RT dan perwakilan karang taruna .
Dari 30 undangan yang diberikan, warga yag hadir berjumlah 20 orang. Acara
bertempatan di Balai Pedukuhan Dusun Dingkikan. Mahasiswa melakukan perkenalan
kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat mengenal dan mengetahui mahasiswa
yang melakukan praktik K3M di Dusun Dingkikan, serta menyetujui kegiatan pengkajian
untuk menentukan program kerja dan tabulasi data yang nantinya akan dipersentasikan
pada Musyawarah Masyarakat Desa II (MMD II).

B. Pengkajian
Pengkajian dilakukan setelah pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa I
(MMD I) yang dimulai pada tanggal 29 November 2020 sampai dengan 12 Desember
2020 dengan cara door to door atau dari rumah ke rumah yang dilakukan dengan
menggunakan metode wawancara dan observasi. Pengkajian dilakukan sesuai dengan
konsep teori Keperawatan Komunitas. Hasil pengkajian kemudian dilakukan tabulasi data
atau pengolahan data yang selanjutnya akan dipersentasikan pada Musyawarah
Masyarakat Desa II (MMD II).

C. Musyawarah Masyarakat Desa II (MMD II)


Musyawarah Masyarakat Desa II (MMD II) merupakan pemaparan program kerja
yang akan ditentukan dari hasil pengkajian. Sebelum dilakukan Musyawarah Masyarakat

111
Desa II (MMD II) mahasiswa K3M melakukan kegiatan konsul terlebih dahulu dengan
pembimbing akademik Universitas Alma Ata dan pembimbing Puskesmas Sedayu II.
MMD II dilaksanakan pada tanggal 25 Desember 2020 di Balai Pedukuhan Dusun
Dingkikan. Didalam MMD II terdapat proses keperawatan, yaitu sebagai berikut:
a. Penentuan diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan ditentukan setelah dilakukannya pengkajian untuk
mendapatkan hasil sesuai dengan konsep teori Keperawatan Komunitas.
b. Prioritas masalah
Prioritas masalah ditentukan setelah ditemukan diagnosa keperawatan yang sesuai
dengan konsep teori Keperawatan Komunitas.
c. Perencanaan keperawatan
Perencanaan keperawataan meliputi penentuan pemecahan masalah, dimana hal
tersebut ditentukan Bersama-sama masyarakat sesuai dengan konsep teori
masyarakat.

D. Musyawarah Masyarakat Desa III (MMD III)


Musyawara Masyarakat Desa III (MMD III) merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk menyampaikan hasil dan evaluasi dari seluruh program kerja yang dilaksanakan di
Dusun Dingkikan, Argodadi, Sedayu, Bantul yang dilaksanakan sesuai dengan konsep
teori keperawatan komunitas. MMD III dilakukan pada hari senin, 4 Januari 2021 pukul
19.30 WIB di Balai Pedukuhan Dusun Dingkikan.

112
E. Implementasi dan Evaluasi
No Diagnosa Waktu dan Sasaran Implementasi Evaluasi
Keperawatan

1 Ketidakefektifan Selasa, 12 Desember 1) melakukan penyuluhan 1. Evaluasi Struktur


pemeliharaan 2020 tempat di tentang Serta membagi a. Tersedianya materi tentang Pendidikan
kesehatan (00099) Mushola RT 09 leaflet hipertensi Kesehatan yang akan dilaksanakan.
di RT 07 Dusun Dingkikan b. Permohonan izin pelaksanaan
Dingkikan Pendidikan Kesehatan diberikan
sebelum pelaksanaan.
c. Penyuluhan dilakukan setelah
Sholawatan
2. Evaluasi proses
a) Masyarakat kooperatif dalam mengikuti
penyuluhan Kesehatan
b) Masyarakat mengetahui cara mencegah
hipertensi secara alami.
c) Pendokumentasian dilakukan selama
kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi hasil
a) Masyarakat dusun Dingkikan
menyetujui program mahasiswa.
113
b) Masyarakat yang hadir dapat
memahami dan mengaplikasikan sendiri
cara pencegahan hipertensi secara
alami.
Selasa, 12 Desember 2) Melakukan Penyuluhan 1. Evaluasi Struktur
2020 tempat di terkait tanaman obat a. Tersedianya materi tentang Pendidikan
Mushola RT 09 anti hipertensi Kesehatan yang akan dilaksanakan.
Dingkikan b. Permohonan izin pelaksanaan
Pendidikan Kesehatan diberikan
sebelum pelaksanaan.
c. Penyuluhan dilakukan setelah
Sholawatan
2. Evaluasi proses
a) Masyarakat kooperatif dalam mengikuti
penyuluhan Kesehatan
b) Masyarakat mengetahui cara mengolah
tanaman toga anti hipertensi
c) Pendokumentasian dilakukan selama
kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi hasil
c) Masyarakat dusun Dingkikan
menyetujui program mahasiswa.

114
d) Masyarakat yang hadir dapat
memahami dan mengaplikasikan sendiri
cara pengolahan dan penggunaan tanam
toga.
Minggu, 17 Desember 3) melakukan penyuluhan 1. Evaluasi Struktur
penyakit jantung
2020 tempat di Balai a. Tersedianya materi tentang Pendidikan
coroner yang
Pedukuhan Dingkikan merupakapan Kesehatan yang akan dilaksanakan.
komplikasi dari
b. Permohonan izin pelaksanaan
hipertensi dan
pembagian Leaflet Pendidikan Kesehatan diberikan
sebelum pelaksanaan.
c. Penyuluhan dilakukan saat posyandu
lansia
2. Evaluasi proses
a) Masyarakat kooperatif dalam mengikuti
penyuluhan Kesehatan
b) Masyarakat mengetahui komplikasi dari
penyakit hipertensi (jantung coroner)
c) Pendokumentasian dilakukan selama
kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi hasil
e) Masyarakat dusun Dingkikan
menyetujui program mahasiswa.

115
f) Masyarakat yang hadir dapat
memahami dan mengaplikasikan sendiri
cara pencegahan jantung koroner
Selasa, 12 Desember 4) Melakukan cek 1. Evaluasi Struktur
tekanan darah (tensi)
2020 tempat di a. Tersedianya spygnomanometer untuk
gratis
Mushola RT 09 mengecek tekanan darah yang akan
Dingkikan dilakukan
b. Permohonan izin pelaksanaan cek
tekanan darah gratis diberikan sebelum
pelaksanaan sholawatan dan pendidikan
kesehatan terkait hipertensi
c. Pemeriksaan dilakukan sebelum
pelaksanaan sholawatan dan pendidikan
kesehatan terkait hipertensi
2. Evaluasi proses
a) Masyarakat kooperatif dalam mengikuti
cek tekanan darah gratis
b) Masyarakat mengetahui tekanan darah
nya
c) Pendokumentasian dilakukan selama
kegiatan berlangsung.
2. Evaluasi hasil

116
g) Masyarakat dusun Dingkikan
menyetujui program mahasiswa.
h) Masyarakat mengetahui hasil dari tensi
gratis
Jumat, 25 Desember 5) Memberikan Tanaman 1. Evaluasi Struktur
2020 tempat di rumah toga anti hipertensi a. Tersedianya tanaman toga anti
ketua RT 07 Dingkikan (seledri) hipertensi (seledri)
b. Permohonan izin pelaksanaan
pemberian tanaman toga sebelum
pelaksanaan
c. Pemberian tanaman toga (seledri)
dilakukan sebelum pelaksanaan MMD 2
dan dilakukan secara simbolis kepada
ketua RT 07
3. Evaluasi proses
a) Ketua RT 07 Dingkikan menerimanya
tanaman toga (seledri) sebagai tanaman
anti hipertensi
b) Pendokumentasian dilakukan selama
kegiatan berlangsung.
2. Evaluasi hasil
a) Masyarakat dusun Dingkikan

117
menyetujui program mahasiswa.
b) Tanaman toga (seledri) telah diberikan
kepada masyarakat
2 Kesiapan Senin 14 Desember 1. Evaluasi Struktur
1) Mengadakan
meningkatkan 2020 Di Lapangan a. Tersedianya perlengkapan untuk
kegiatan senam
menejemen Badminton RT 10 kegiatan senam
lansia
kesehatan (00162) b. Permohonan izin pelaksanaan senam
sebelum pelaksanaan
2. Evaluasi proses
a) Masyarakat melakukan kegiatan senam
lansia
b) Pendokumentasian dilakukan selama
kegiatan berlangsung.
2. Evaluasi hasil
a) Masyarakat dusun Dingkikan
menyetujui program mahasiswa.
b) Masyarakat mampu melaksanakan
senam lansia
Kamis 24 Desember 2) Melakukan senam 1. Evaluasi Struktur
2020 tempat di halaman lansia dengan a) Tersedianya materi tentang AKRABI
rumah warga RT 10 AKRABI TENSI TENSI untuk peserta senam
(makan buah b) Permohonan izin pelaksanaan
Bersama dan senam Pendidikan Kesehatan
118
akrabi tensi) 2. Evaluasi Proses
a) Masyarakat memahami mafaat
AKRABI TENSI.
b) Masyarakat mampu melaksanakan
senam Hipertensi dan mengaplikasikan
dengan mandiri
3. Evaluasi Hasil
a) Masyarakat kooperatif dalam
penyuluhan AKRABI TENSI.
b) Masyarakat mengaplikasikan senam
mandiri
Kamis 24 Desember 3) Menjalnakan 1. Evaluasi Struktur
2020 tempat Door to program SEGO a) Permohonan ijin penyelenggaraan
Door ke rumah CEKER SEGO CEKER dan GERMAS
masyarakat (Sekeluargo Cek b) Tersedianya pengajaran Tindakan
Kesehatan rutin) SEGO CEKER dan GERMAS
Dan pengajaran c) Pengaturan waktu untuk dilakukan
penggunaan tensi SEGO CEKER dan GERMAS
2. Evaluasi Proses
a) Masyarakat kooperatif dalam mengikuti
penyuluhan Kesehatan
b) Pendokumentasian dilakukan selama

119
kegiatan
3. Evaluasi Hasil
a) peserta mengikuti kegiatan penyuluhan
b) peserta sangat antusisa dalam mengikuti
kegiatan ppenyuluhan
3 Perilaku kesehatan 4 Januari 2021 tempat 1.Memberikan penyuluhan 1. Evaluasi Struktur
cenderung beresiko tentang bahaya merokok
di Balai Pedukuhan a. Tersedianya materi tentang Pendidikan
(00188)
Dingkikan Kesehatan yang akan dilaksanakan.
b. Permohonan izin pelaksanaan
Pendidikan Kesehatan diberikan
sebelum pelaksanaan.
2. Evaluasi proses
a) Masyarakat kooperatif dalam mengikuti
penyuluhan Kesehatan
b) Masyarakat mengetahui cara bahaya
merokok
c) Pendokumentasian dilakukan selama
kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi hasil
a) Masyarakat dusun Dingkikan
menyetujui program mahasiswa.
b) Masyarakat yang hadir dapat

120
memahami dan mengaplikasikan sendiri
cara penanganan dan pencegahan
penyakit akibat merokok.
Jumat, 25 Desember 2. Memasang stiker/poster 1. Evaluasi Struktur
kawasan bebas asap rokok
2020 a. Tersedianya stiker tentang Pendidikan
Di Balai Pedukuhan Kesehatan yang akan dilaksanakan.
Dingkikan b. Permohonan izin pelaksanaan
Pendidikan Kesehatan diberikan
sebelum pelaksanaan.
2. Evaluasi proses
d) Terpasangnya stiker Kawasan bebas
asap rokok
e) Pendokumentasian dilakukan selama
kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi hasil
c) Masyarakat dusun Dingkikan
menyetujui program mahasiswa.
d) Masyarakat mampu mengetahui dan
mengaplikasikan sendiri penanganan
dan pencegahan penyakit akibat
merokok.

121
122
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa ada beberapa masalah
Kesehatan yang terjadi di Dusun Dingkikan Argodadi Sedayu Bantul
Yogyakarta, yaitu ketidakefektifan pemeliharaan Kesehatan di RT 07 Dusun
Dingkikan Argodadi Sedayu Bantul, Kesiapan meningkatkan manajemen
kesehatan di RT 07 Dusun Dingkikan Argodadi Sedayu Bantul, Perilaku
kesehatan cenderung beresiko di RT 07 Dingkikan Argodadi Sedayu Bantul.
2. Berdasarkan beberapa masalah Kesehatan di Dusun Dingkikan ditemukan yang
menjadi prioritas masalah adalah ketidakefektifan pemeliharaan Kesehatan di
Wilayah Dusun Dingkikan Argodadi Sedayu Bantul.
3. Implementasi yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah
penyuluhan tentang hipertensi, lakukan SEGO CEKER dengan pengukuran
Tekanan Darah dan mengajarkan menggunakan tensi kepada keluarga,
mengajarkan senam Hipertensi dengan AKRABI TENSI pada masyarakat,
penyuluhan tentang bahaya merokok dilingkungan keluarga dan pencegahannya,
penyuluhan cuci tangan pakai sabun,senam aerobic Bersama ibu-ibu di Dusun
Dingkikan Argodadi Sedayu Bantul.
4. Kegiatan yang dilakukan mendapat dukungan dari masyarakat dilingkungan
Dusun Dingkikan Argodadi Sedayu Bantul, hal ini dapat dilihat dari partisipasi
warga terhadap kegiatan yang dilakukan mahasiswa praktik.
5. Dari pelaksanaan Program Kerja KomunitasProfesi Ners universitas Alma Ata
Yogyakarta di Wilayah Dusun Dingkikan Argodadi Sedayu Bantul secara umum
berjalan dengan baik sesuai dengan prioritas masalah.

2. SARAN
1. Puskesmas Sedayu II

123
a) Puskesmas perlu mengontrol tentang pengetahuan mengenai Kesehatan,
penyakit keluarga yang sakit serta menangani Kesehatan lingkungan Dusun
Dingkikan Argodadi Sedayu Bantul
b) Puskesmas perlu mengontrol tentang pola hidup sehat masyarakat Dusun
Dingkikan Argodadi Sedayu Bantul
c) Diharapkan puskesmas dapat mengevaluasi program yang berpengaruh
terhadap tingkat Kesehatan masyarakat Dusun Dingkikan Argodadi Sedayu
Bantul
d) Diharapkan pihak puskesmas dapat melanjutkan program SEGO CEKER yang
sudah berjalan
e) Diharapkan puskesmas dapat melakukan follow up secara
rutinterhadapkeluarga binaan
f) Diharapkan puskesmas dapat melakukan pembinaan kepada warga untuk
mengenal masalah kesehatan lebih dini
2. Masyarakat Dusun Dingkikan Argodadi Sedayu Bantul
a) Masyarakat hendaknya lebih tanggap terhadap status kesehatan keluar
b) Masyarakat mampu mengaplikasikan program yang sudah berjalan serta ilmu
yang sudah didapat
c) Masyarakat dapat melanjutkan program SEGO CEKER yang sudah berjalan
serta menambah cakupan masyarakat yang sudah mengikuti program tersebut
3. Mahasiswa Co-Ners Alma Ata 2020
Mahasiswa dapat menjadikan hasil praktik komunitas di Dusun Dingkikan
Argodadi Sedayu Bantul ini untuk menambah pengalaman dan skils untuk
melanjutkan ke tahap selanjutnya yang lebih tinggi.

124
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HIPERTENSI

Diusun Oleh:

1. Ahmad Said (200300716)


2. Arista Nur Fatqhi (200300722)
3. Juan Lumamuly
4. Rika Septi Handayani (200300757)
5. Rusliah Z.A.K (200300783)
6. Sayuti F Murad (200300765)
7. Sri Fuji D.P (200300767)
8. Tati Oktaviani (200300769)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU- ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Hipertensi
Sasaran : RT 07 Dusun Dingkikan
Hari / Tanggal : Sabtu, 12 Desember 2020
Waktu : 30 menit
Tempat : Mushola
A. Tujuan Penyuluhan

1. Tujuan umum :
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga dapat mengetahui tentang
Hipertensi
2. Tujuan khusus :
1. Peserta dapat mengetahui pengertian penyakit Hipertensi
2. Peserta dapat mengetahui penyebab penyakit Hipertensi
3. Peserta dapat mengetahui Tanda dan Gejala Hipertensi
4. Peserta dapat mengetahui Komplikasi Hipertensi
5. Peserta dapat mengetahui Penatalaksanaan Hipertensi

B. Materi Penyuluhan

Terlampir
C. Metode

1. Ceramah
2. Tanya jawab

D. Media

1. Leaflet
2. Poster

E. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta


1 Pembukaan 5 menit 1. Mengucap salam 1. Peserta menjawab
2. Perkenalan salam
3. Menggali pengetahuan 2. peserta
tentang Hipertensi mendengarkan
3. peserta menjawab
sesuai
pengetahuannya
tentang Hipertensi
2 Pelaksanaan 20 1. Menjelaskan tentang 1. Peserta
menit pengertian Hipertensi memperhatikan
2. Menjelaskan penyebab 2. Peserta
penyakit Hipertensi mendengarkan dan
memperhatikan
3. Peserta
3. Menjelaskan tentang
mendengarkan dan
Tanda dan gejala
memperhatikan
hipertensi
4. Peserta
4. Menjelaskan tentang
mendengarkan
komplikasi hipertensi
5. Peserta
5. Menjelaskan tentang
memperhatikan
penatalaksanaan
dengan seksama
hipertensi
6. Memberi kesempatan
6. Peserta bertanya
peserta untuk bertanya
3 Penutup 5 menit 1. Mengadakan tanya 1. Peserta menjawab
jawab untuk pertanyaan
mengetahui seberapa
jauh peserta paham
tentang materi yang
disampaikan
2. Membagikan leaflet 2. Peserta menerima
3. Menyimpulkan hasil leaflet
penyuluhan 3. Peserta
4. Ucapan terimakasih memperhatikan
dan salam penutup 4. Menjawab salam

F. Pengorganisasian Peran

1. Penanggung jawab: Sayuti F Murad


2. Pemateri : Rika Septi Handayani, Ahmad Said

3. Perlengkapan : Sri Fuji A.D.P, Arista Nur F, Tati Oktoviani

4. Dokumentasi : Juan Lumamuly, Rusliah

G. Evaluasi

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan:

1. Peserta dapat mengetahui pengertian penyakit Hipertensi


2. Peserta dapat mengetahui penyebab penyakit Hipertensi
3. Peserta dapat mengetahui Tanda dan Gejala Hipertensi
4. Peserta dapat mengetahui Komplikasi Hipertensi
5. Peserta dapat mengetahui Penatalaksanaan Hipertensi

Pelaksanaan
1. Hari / Tanggal : Sabtu, 12 Desember 2020
2. Waktu : 19.30 WIB
3. Tempat : Mushola RT 09
4. Jumlah peserta : 30 orang
5. Respon terhadap penyuluhan :

Lampiran
MATERI
1. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang lebih dari
140/90 pada 2x pemeriksaan yang berbeda di fasilitas pelayanan kesehatan
2. Penyebab Hipertensi
a. Penyebab yg tidak dapat dirubah Umur, jenis kelamin, ras / etnik, dan faktor
keturunan
b. Penyebab yg dapat dirubah
Kegemukan, konsumsi garam berlebihan, pola makan yg tidak sehat, kebiasaan
merokok, konsumsi minuman beralkohol, kurang aktifitas atau jarang berolah raga,
dan kebiasaan minum kopi
3. Manifestasi Klinis Klinis

a. Sakit kepala parah


b. Pusing
c. Penglihatan buram
d. Mual
e. Telinga berdenging
f. Kebingungan
g. Detak jantung tak teratur
h. Kelelahan
i. Nyeri dada
j. Sulit bernapas
k. Darah dalam urin
l. Sensasi berdetak di dada, leher, atau telinga

4. Penatalaksanaan Hipertensi
A. Penatalaksanaan tanpa obat
a. Diet rendah garam atau mengurangi makanan asin; sehari setara 1 sendok teh
b. Perubahan pola makan; kurangi makanan berlemak, gorengan, sering makan buah
dan sayuran, sebaiknya makanan direbus atau dipanggang, jika ingin makan
daging dianjurkan daging unggas atau ayam dan hindari daging merah spt daging
sapi
c. Penurunan berat badan bagi yang mengalami kegemukan dan menjaga berat
badan ideal
d. Olah raga teratur
e. Berhenti merokok

B. Penatalaksanaan dengan obat-obatan


a. Penderita hipertensi harus minum obat setiap hari secara teratur
b. Obat diminum bukan hanya ketika merasa sakit
c. Disamping minum obat secara teratur tetap dengan mengubah gaya hidup (pola
hidup sehat)
d. Pengobatan di usia tua sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup
lansia
e. Pemeriksaan rutin penderita tanpa keluhan minimal dilakukan sebulan sekali
f. Obat yg diberikan spt nifedipine, amlodipine, captopril, atau furosemide dll

C. Tanaman Obat Toga Anti Hipertensi


a. Daun Salam
Cara Pembuatan :
1. Masukkan 3 (tiga)- 5 (lima) lembar daun salam dan 2 (dua) gelas air (± 350
ml) kedalam panci
2. Masak dengan api sedang selama ±10 menit (masak hingga air menjadi 1 gelas
atau ± 150 ml)
3. Tuang air rebusan daun salam kedalam gelas dan tunggu air rebusan berubah
suhu hingga menjadi hangat
4. Minum air rebusan daun salam 2 (dua) – 3 (tiga) kali dalam seminggu atau 2
kali dalam sehari pagi dan sore sebelum makan ketika TD diatas normal.
Namun, tetap periksakan tekanan darah secara berkala.

b. Bawang putih
Cara Pembuatan :
1. Rebus bawang putih dapat direbus kurang lebih 5 menit saja untuk kemudian
dimakan bersama nasi atau dikunyah langsung
2. Kukus Bawang putih yang telah dikupas kulitnya dapat dikukus lalu
dikonsumsi langsung 2 kali sehari masing masing 1 siung
3. Makan langsung menyantap langsung bawang putih mentah tanpa proses
perebusan atau pengukusan terlebih dahulu dapat dipilih menjadi salah satu
cara mengolah bawang putih untuk darah tinggi. Gunakan bawang putih
secara bijak (tidak lebih dari 1 siung ukuran sedang dalam satu hari)

c. Seledri
Cara Pembuatan :
1. Jus
Mengonsumsi daun seledri dalam bentuk jus. Untuk menurunkan tekanan
darah rutinlah mengonsumsi segelas jus daun seledri setiap hari.
2. Rebus
Rebuslah 4 tangkai seledri potong kecilkecil dengan 2 gelas air lalu diamkan
dan minum air rebusan

D. Komplikasi hipertensi antara lain;


a. Serangan jantung
b. Stroke
c. Gagal jantung / payah jantung
d. Gagal ginjal
e. Gangguan penglihatan
f. Stroke dan serangan jantung dapat mengakibatkan kematian dini

Referensi
1. Triyanto, E. (2014). Pelayanan keperawatan bagi penderita Hipertensi Secara
Terpadu. Yokyakarta: Graha Ilmu.
2. Sudoyo AW, Setyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit
dalam Jilid ii, edisi v. Jakarta: Interna Publishing;2009
3. Padila. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yokyakarta: Nuha Medika.
4. Abdul, R. (2017). Obat Herbal Alami hipertensi. Diakses dari laman web tanggal 30
Mei 2018 dari : https://acemaxshebat.wordpress.com/tag/jurnal-obat-herbal-
hipertensi-pdf/

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

JANTUNG KORONER
Diusun Oleh:

1. Ahmad Said (200300716)


2. Arista Nur Fatqhi (200300722)
3. Juan Lumamuly
4. Rika Septi Handayani (200300757)
5. Rusliah Z.A.K (200300783)
6. Sayuti F Murad (200300765)
7. Sri Fuji D.P (200300767)
8. Tati Oktaviani (200300769)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU- ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2020

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Topik : Jantung Koroner
Sasaran : Masyarakat Dusun Dingkikan
Hari / Tanggal : Kamis, 17 Desember 2020
Waktu : 30 menit
Tempat : Balai Pedukuhan Dingkikan
A. Tujuan Penyuluhan

1. Tujuan umum :
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan msyarakat dapat mengetahui tentang
penyakit jantung korener
2. Tujuan khusus :
1. Peserta dapat mengetahui pengertian penyakit jantung korener
2. Peserta dapat mengetahui penyebab penyakit jantung korener
3. Peserta dapat mengetahui Tanda dan Gejala jantung korener
4. Peserta dapat mengetahui faktor resiko penyakit jantung koroner
5. Peserta dapat mengetahui Penatalaksanaan jantung korener

B. Materi Penyuluhan

Terlampir
C. Metode

1. Ceramah
2. Tanya jawab

D. Media

1. Leaflet
2. Poster

E. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta


1 Pembukaan 5 menit 1. Mengucap salam 1. Peserta menjawab
2. Perkenalan salam
3. Menggali pengetahuan 2. peserta
tentang jantung mendengarkan
korener 3. peserta menjawab
sesuai
pengetahuannya
tentang jantung
korener
2 Pelaksanaan 20 1. Menjelaskan tentang 1. Peserta
menit pengertian jantung memperhatikan
korener 2. Peserta
2. Menjelaskan penyebab mendengarkan dan
penyakit jantung memperhatikan
korener 3. Peserta
3. Menjelaskan tentang mendengarkan dan
Tanda dan gejala memperhatikan
jantung korener 4. Peserta
4. Menjelaskan faktor mendengarkan
resiko penyakit jantung
koroner
5. Peserta
5. Menjelaskan tentang
memperhatikan
penatalaksanaan
dengan seksama
jantung korener
6. Memberi kesempatan
6. Peserta bertanya
peserta untuk bertanya
3 Penutup 5 menit 1. Mengadakan tanya 1. Peserta menjawab
jawab untuk pertanyaan
mengetahui seberapa
jauh peserta paham
tentang materi yang
disampaikan
2. Membagikan leaflet 2. Peserta menerima
3. Menyimpulkan hasil leaflet
penyuluhan 3. Peserta
4. Ucapan terimakasih memperhatikan
dan salam penutup 4. Menjawab salam

F. Pengorganisasian Peran

1. Penanggung jawab: Ahmad Said

2. Pemateri : Arista Nur Fatqhi

3. Perlengkapan : Sri Fuji A.D.P, Sayuti F Murad, Tati Oktoviani

4. Dokumentasi : Juan Lumamuly, Rusliah

G. Evaluasi

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan:

1. Peserta dapat mengetahui pengertian penyakit jantung korener


2. Peserta dapat mengetahui penyebab penyakit jantung korener
3. Peserta dapat mengetahui Tanda dan Gejala jantung korener
4. Peserta dapat mengetahui faktor resiko penyakit jantung koroner
5. Peserta dapat mengetahui Penatalaksanaan jantung korener

Pelaksanaan
1. Hari / Tanggal : Kamis, 17 Desember 2020
2. Waktu : 09.00- selesai WIB
3. Tempat : Balai Pedukuhan Dingkikan
4. Jumlah peserta :
5. Respon terhadap penyuluhan : masyarakat antusias

Lampiran

MATERI
1. Pengertian Jantung Koroner

Jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh penumpukan


kolesterol (plak), lemak, atau zat lainnya pada dinding pembuluh darah. Penumpukan
plak dapat mempersempit arteri dan menurunkan aliran darah yang membawa oksigen
dan nutrisi ke jantung
2. Penyebab Jantung coroner
Tekanan darah tinggi bisa merusak pembuluh darah dan organ-organ lain di dalam tubuh.
Jika tidak segera diobati, tekanan darah tinggi bisa menimbulkan penyakit-penyakit
serius, seperti JANTUNG KORONER

3. Tanda dan Gejala


a. Nyeri dada
b. Sesak nafas
c. Serangan jantung

4. Faktor Resiko
Faktor resiko yang tidak dapat diubah
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Keturunan
Faktor resiko yang dapat diubah
a. Merokok
b. Hipertensi
c. Diabetes Melitus
d. Kurang Aktivitas Fisik
e. Berat Badan Lebih Dan Obesitas
f. Diet Yang Tidak Sehat
g. Konsumsi Alkohol Berlebih
h. Stres

E. Pencegahan Jantung Koroner


a. Jantung koroner adalah penyakit yang dapat Anda cegah dengan beberapa
cara,yakni menjalani gaya hidup sehat, olahraga teratur menjadi cara pencegahan
yang sangat efektif.
b. Mengontrol tekanan darah secara rutin dan menjaga agar tekanan darah dalam
angka yang normal(<130/90 mmhg)
c. Tidak merokok.
d. Mengontrol kadargula darah, kolestrol,dan trigliserida.
e. Perbanyak makan buah dan sayuran.
f. Menjaga berat badan yang sehat.
g. Hindari stres berlebih.

Referensi
1. Anwar, B. 2004. Dislipidemia sebagai Faktor Risiko Penyakit Jantung
Koroner. www.library.usu.ac.id
2. Corwin Elizabeth J. Buku saku patofisiologi : Sistem kardiovaskular. Edisi 1. Jakarta
: EGC, 2009.
3. Hendriantika, H. (2012), Penelitian Tentang Studi Komparatif Aktivitas Fisik dengan
Faktor Resiko Terjadinya Penyakit jantung Koroner.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

CACINGAN

Diusun Oleh:

1. Ahmad Said (200300716)


2. Arista Nur Fatqhi (200300722)
3. Juan Lumamuly (200300780)
4. Rika Septi Handayani (200300757)
5. Rusliah Z.A.K (200300783)
6. Sayuti F Murad (200300765)
7. Sri Fuji D.P (200300767)
8. Tati Oktaviani (200300769)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU- ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2020

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Topik : Cacingan
Sasaran : Balita Dusun Dingkikan
Hari / Tanggal : Sabtu, 19 Desember 2020
Waktu : 30 menit
Tempat : Balai Pedukuhan Dingkikan
A. Tujuan Penyuluhan

1. Tujuan umum :
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga dapat mengetahui tentang
Cacingan
2. Tujuan khusus :
1. Peserta dapat mengetahui pengertian penyakit Cacingan
2. Peserta dapat mengetahui penyebab penyakit Cacingan
3. Peserta dapat mengetahui Tanda dan Gejala Cacingan
4. Peserta dapat mengetahui Penatalaksanaan Cacingan
5. Peserta dapat mengetahui Pencegahan Cacingan

B. Materi Penyuluhan

Terlampir
C. Metode

1. Ceramah
2. Tanya jawab

D. Media
1. Leaflet

E. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta


1 Pembukaan 5 menit 1. Mengucap salam 1. Peserta menjawab
2. Perkenalan salam
3. Menggali pengetahuan 2. peserta
tentang Cacingan mendengarkan
3. peserta menjawab
sesuai
pengetahuannya
tentang Cacingan
2 Pelaksanaan 20 1. Menjelaskan tentang 1. Peserta
menit pengertian Cacingan memperhatikan
2. Menjelaskan penyebab 2. Peserta
penyakit Cacingan mendengarkan dan
3. Menjelaskan tentang memperhatikan
Tanda dan gejala 3. Peserta
Cacingan mendengarkan dan
4. Menjelaskan tentang memperhatikan
penatalaksanaan 4. Peserta
Cacingan mendengarkan
5. Menjelaskan tentang 5. Peserta
pencegahan Cacingan memperhatikan
6. Memberi kesempatan dengan seksama
peserta untuk bertanya 6. Peserta bertanya
3 Penutup 5 menit 1. Mengadakan tanya 1. Peserta menjawab
jawab untuk pertanyaan
mengetahui seberapa
jauh peserta paham
tentang materi yang 2. Peserta menerima
disampaikan leaflet
2. Membagikan leaflet 3. Peserta
3. Menyimpulkan hasil memperhatikan
penyuluhan 4. Menjawab salam
4. Ucapan terimakasih
dan salam penutup

F. Pengorganisasian Peran

1. Penanggung jawab: Sayuti F Murad

2. Pemateri : Rika Septi Handayani, Ahmad Said, Arista Nur F

3. Perlengkapan : Sri Fuji A.D.P, Tati Oktoviani

4. Dokumentasi : Juan Lumamuly, Rusliah

G. Evaluasi

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan:

1. Peserta dapat mengetahui pengertian penyakit Cacingan


2. Peserta dapat mengetahui penyebab penyakit Cacingan
3. Peserta dapat mengetahui Tanda dan Gejala Cacingan
4. Peserta dapat mengetahui Penatalaksanaan Cacingan
5. Peserta dapat mengetahui pencegahan Cacingan

Pelaksanaan
1. Hari / Tanggal : Sabtu, 19 Desember 2020
2. Waktu : 09:00 WIB
3. Tempat : Balai Pedukuhan Dingkikan
4. Jumlah peserta : 45 orang
5. Respon terhadap penyuluhan :
Lampiran

MATERI
1. Pengertian Cacingan

Cacingan atau biasa disebut kecacingan merupakan penyakit endemic dan kronik
diakibatkan oleh cacing parasite dengan prevalensi tinggi, tidak mematikan, tetapi
mengerogoti kesehatan tubuh manusia sehingga berakibat menurunnya kondisi gizi dan
kesehatan masyarakat.
2. Penyebab Cacingan
a. Kebersihan lingkungan
b. Kebiasaan yang buruk
c. Makanan yang tercemar larva cacing
d. Tanah yang mengandung larva cacing

3. Manifestasi Klinis Klinis

a. Muntah
b. Usus tersumbat
c. Perut buncit
d. Saluran empedu tersumbat
e. Diare
f. Pucat
4. Penatalaksanaan Cacingan

Penatalaksanaan Dengan Pengobatan Medis

1) Mebendazol : mengobati cacing kremi, cacing tambang, cacing gelang dan cacing
cambuk. Obat ini tidak dapat digunakan oleh ibu hamil dan anak usia dibawah 2
tahun.
2) Piperazin : untuk mengatasi infeksi cacik kremi dan cacing gelang
3) Pirantel Pamoat : digunakan untuk mengobati infeksi cacing kremi, cacing
tambang, cacing gelang dan cacing cambuk.
4) Levamisol : sangat efektih terhadap infeksi cacing gelang , sehingga digunakan
sebagai obat pilihat pertama pada pengobatan infeksi cacing gelang.

5. Pencegahan
a. Rebus air sampai matang sebelum diminum
b. Buang air besar dijamban
c. Memakai alas kaki bila keluar rumah
d. Cuci tangan dengan sabun setelah BAB, setelah menceboki anak, sebelum makan,
menyiapkan makanan dan menyusui anak
e. Menjaga kebersihan makanan dari lalat dengan menutupnya menggunakan tudung
saji

Referensi
1. Muslim. (2009). Parasitolog untuk Keperawatan. Jakarta: EGC
2. Kementrian kesehatan RI direktorat jendral pp dan pl 2012. Pedoman pengendalian
kecacingan
3. Zulkoni, Akhsin. (2010). Parasitologi. Yogyakarta : Muha Medika
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

BAHAYA MEROKOK

Diusun Oleh:
Ahmad Said
200300716

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU- ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Merokok
Sub Pokok Bahasan : Bahaya merokok bagi kesehatan dan lingkungan
Sasaran : Keluarga Tn A, Dingkikan
Hari / Tanggal : Sabtu, 16 Desember 2020
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Tn A RT 07
A. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan umum :
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga dapat mengetahui Bahaya
merokok bagi kesehatan dan lingkungan
2. Tujuan khusus :
1. Peserta dapat mengetahui pengertian merokok
2. Peserta dapat mengetahui zat terkandung dalam rokok
3. Peserta dapat mengetahui bahaya merokok
4. Peserta dapat mengetahui cara mengurangi efek negative merokok
5. Peserta dapat mengetahui cara mencegah merokok
6. Peserta dapat mengetahui kiat kiat berhenti merokok
7. Pengaruh rokok bagi lingkungan

H. Materi Penyuluhan

Terlampir
I. Metode

1. Ceramah
2. Tanya jawab

J. Media

1. Leaflet
K. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta


1 Pembukaan 5 menit 1. Mengucap salam 1. Peserta menjawab
2. Perkenalan salam
3. Menggali pengetahuan tentang Merokok 2. peserta mendengarkan
3. peserta menjawab
sesuai pengetahuannya
tentang merokok
2 Pelaksanaan 20 1. Menjelaskan tentang pengertian 1. Peserta memperhatikan
menit Merokok 2. Peserta mendengarkan
2. Menjelaskan zat terkandung dalam rokok dan memperhatikan
3. Menjelaskan tentang bahaya merokok 3. Peserta mendengarkan
dan memperhatikan
4. Peserta mendengarkan
4. Menjelaskan tentang mengurangi efek
5. Peserta memperhatikan
negative merokok
dengan seksama
5. Menjelaskan tentang cara mencegah
6. Peserta mendengarkan
merokok
dan memperhatikan
6. Menjelaskan kiat kiat berhenti merokok
7. Peserta mendengarkan
7. Menjelaskan pengaruh rokok bagi
dan memperhatikan
lingkungan
8. Peserta bertanya
8. Memberi kesempatan peserta untuk
bertanya
3 Penutup 5 menit 1. Mengadakan tanya jawab untuk 1. Peserta menjawab
mengetahui seberapa jauh peserta paham pertanyaan
tentang materi yang disampaikan 2. Peserta menerima
2. Membagikan leaflet leaflet
3. Menyimpulkan hasil penyuluhan 3. Peserta memperhatikan
4. Ucapan terimakasih dan salam penutup 4. Menjawab salam
L. Pengorganisasian Peran

1. Penanggung jawab: Ahmad Said

2. Pemateri : Ahmad Said

3. Perlengkapan :

4. Dokumentasi :

M. Evaluasi
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan:
1. Peserta dapat mengetahui pengertian merokok
2. Peserta dapat mengetahui zat terkandung dalam rokok
3. Peserta dapat mengetahui bahaya merokok
4. Peserta dapat mengetahui cara mengurangi efek negative merokok
5. Peserta dapat mengetahui cara mencegah merokok
6. Peserta dapat mengetahui kiat kiat berhenti merokok
7. Pengaruh rokok bagi lingkungan

Pelaksanaan
6. Hari / Tanggal : Sabtu, 16 Desember 2020
7. Waktu : 15.30 WIB
8. Tempat : Rumah Tn A RT 07
9. Jumlah peserta :4
10. Respon terhadap penyuluhan :

Lampiran
MATERI
A. Pengertian Merokok
Merokok adalah menghisap zat-zat yang dapat menimbulkan gangguan pada organ tubuh.
B. Zat-zat yang terkandung dalam rokok
1. Nikotin
Nikotin itu sendiri apabila diisap akan merangsang keluarnya hormone adrenalin dan
horman non adrenalin, yaitu hormon yang mengakibatkan naiknya frekuensi denyut
jantung dengan sendirinya akan menaikkan kebutuhan energi.
2. Tar
Cairan kental berwarna coklat tua atau hitam didapattkan dengan cara distilasi kayu dan
arang juga dari getah tembakau. Zat inilah yang menyebabkan kanker paru-paru. Zat
berbahaya ini berupa kotoran pekat yang dapat menyumbat dan mengiritasi paru-paru dan
sistem pernapasan sehingga menyebabkan penyakit bronchitis kronis, emfisema, dan
dalam beberapa kasus dapat menyebabkan kanker paru-paru.
C. Bahaya yang ditimbulkan akibat merokok
1. Rambut rontok
Rokok memperlemah system kekebalan sehingga tubuh lebih rentan terhadap penyakit
yang menyebabkan rambut rontok, sariawan mulut ,dll.
2. Katarak
Merokok dipercaya dapat memperburuk kondisis mata yaitu memutihnya lensa mata yang
menghalangi masuknya cahaya dan menyebabkan kebutaan, 40 % lebih terjadi pada
perokok. Rokok dapat menyebabkan katarak dengan 2 cara, yaitu cara mengiritasi mata
dan dengan terlepasnya zat-zat kimia dalam paru yang oleh aliran darah dibawa sampai ke
mata. Merokok dapat juga dihubungkan dengan degrasi muscular yang berhubungan
dengan usia tua yaitu penyakit mata yang tak  tersembuhkan yang disebabkan oleh
memburuknya bagian pusat retina yang disebut Mucula. Mucula ini berfungsi untuk
memfokuskan pusat penglihatan di dalam mata dan mengontrol kemampuan membaca,
mengendarai mobil, mengenal wajah dan warna dan melihat objek secara detail.
3. Kulit keriput
Merokok dapat menyebabkan penuaan dini pada kulit karena rusaknya protein yang
berguna untuk menjaga elastisitas kulit, terkikisnya vitamin A, terhambatnya aliran darah.
Kulit perokok menjadi kering dan keriput terutama disekitar bibir dan mata.
4. Hilangnya pendengaran
Karena tembakau dapat menyebabkan timbulnya endapan pada dinding pembuluh darah
sehingga menghambat laju aliran darah ke dalam telinga bagian dalam . perokok dapat
kehilangan pendengaran lebih awal dari pada orang yang tidak merokok atau lebih mudah
kehilangan pendengaran karena infeksi telinga atau suara yang keras. Resiko untuk terkena
infeksi telinga bagian tengah yang dapt megarah kepada kompliksi yang lebih jauh disebut
Meningitis dan Paralysis wajah bagi perokok 3 kali lebih besar dari pada orang yang tidak
merokok.
5. Kanker kulit
Merokok tidak menyebabkan melanoma (sejenis kanker kulit yang kadang-kadang
menyebabkan kematian) tetapi merokok mengakibatkan  meningkatnya kemungkinan
kematian akibat penyakit tersebut. Ditengarai bahwa perokok berisiko menderita
Custaneus Scuamus Cell Cancer sejenis kanker yang meninggalkan bercak merah pada
kulit 2 kali lebih besar dibandingkan dengan non perokok.
6. Caries
Rokok mempengaruhi keseimbangan kimiawi dalam mulut membentuk plak yang
berlebihan, membuat gigi menjadi kuning dan terjadinya caries, perokok berisiko
kehilangan gigi mereka 1,5 kali lipat.
7. Enfisema
Selain kanker paru, merokok dapat menyebabkan enfisema yaitu pelebaran dan rusaknya
kantong udara pada paru-paru yang menurunkan kapasitas paru untuk menghisap oksigen
dan melepaskan CO 2. Pada kasus yang parah dugunakan Tracheotomy untuk membantu
pernafasan pasien. Ibarat suatu asyatn untuk lubang ventilasi pada tenggorokan sebagai
jalan masuk udara ke dalam paru-paru. Pada kasus Bronkhitis kronis terjadi penumpukan
muncus sehingga mengakibatkan batuk yang terasa nyeri dan kesulitan bernafas.
8. Kerusakan paru
Selain kanker paru dan jantung merokok dapat pula menyebabkan batuk. Dikarenakan
rusaknya kantung udara pada paru yang menurunkan kapasitas paru dan oksigen untuk
melepas O2. bila keadaan ini belanjut akan terjadi penumpukan lender sehingga
mengakibatkan batuk yang tersa nyeri dan kesulitan bernafas.
9. Berisiko tinggi terkena kanker paru-paru dan jantung
Satu diantara tiga kematian di dunia disebabkan oleh penyakit jantung. Pemakaian
tembakau adalah salah satu factor resiko terbesar untuk penyakit ini. Telah ditetapkan
bahwa asap rokok mengandung lebih dari 40 macam zat racun. Kemungkinan timbulnya
kanker paru dan jantung pada perokok 22 kali lebih besar dariyang tidak merokok.
10. Osteoporosis
Karbon monoksida (CO) yaitu zat kimia beracun yang banyak terdapat pada gas buangan
mobil,dan asap rokok lebihmudah terikat pada darah dari pada oksigen sehingga
kemampuan darah untuk mengangkat oksigen turun 15% pada perokok. Akibatnya tulang
pada perokok kehilangan densitasnya menjadi lebih mudah patah atau retak dan
penyembuhannya 805 lebih lama. Perokok jiga menjadi lebih rentan terhadap masalah
tulang punggung. Perokok juga menjadi lebih retan terhadap masalah tulang punggung.
Sebuah studi menunjukkan bahwa buruh pabrik yang merokok 5 kali lebih banyak
mengalami nyeri punggung setelah terjadi trauma.
11. Penyakit jantung
Satu diantara tiga kematian di dunia diakibatkan oleh penyakit kardiovaskuler. Pemakaian
tembakau adalah salah satu factor resiko terbesar untuk penyakit ini. Di Negara yang
sedang berkembang penyakit membunuh lebih dari satu juta orang setiap tahun. Penyakit
kardiovaskuler yang menyangkut pemakaian tembakau di Negara-negara maju membunuh
lebih dari 600.000 orang setiap tahun. Rokok menyebabkan jantung berdenyut lebih cepat,
menaikkkan tekanan darah dan meningkatkan resiko terjadinya hipertensi dan
penyumbatan arteri yang akhirnya menyebabkan serangan jantung dan stroke.
12. Tukak lambung
Konsumsi tembakau menurunkan resistensi terhadap bakteri yang menyebabkan tukak
lambung juga meminimalisasi kemampuan lambung untu menetralkan asam lambung
setelah makan sehingga sisa asam akan mengerogoti dinding lambung. Tukak lambung
yang diderita para perokok lebih sulit dirawat dan disembuhkan.
13. Diskolori jari-jari
Tar yang terdapat pada asap rokok terakumulasi pada jari-jari dan kuku yang
meninggalkan warna coklat kekuningan.
14. Kanker uterus
Selain meningkatkan resiko kanker serviks dan uterus rokok meneyebabkan timbulnya
masalah kezsuburan pada wanita dan berbagai komplikasi selama masa kehamilan dan
kelahiran bayi. Merokok selama masa kehamilan meningkatkan resiko kelahiran bayi
dengan BBLR dan masalah kesehatan sesudahnya. Kegagalan hamil atau abortus terjadi 2-
3 kali lebih besar pada wanita perokok. Angka yang sama berlaku juga untuk kelahiran
atau kematian karena kekurangan oksigen pada janin dan plasenta yang menjadi abnormal
karena tercemar oleh Karbon Monoksida dan Nikotin dalam asap rokok. Sindrom kematian
bayi mendadak (Sudden Infant Death) juga dihubungkan dengan pemakaian tembakau.
Tambahan pula, rokok dapat menurunkan kadar estrogen yang menyebabkan terjadinya
menopause dini.  
15. Kerusakan sperma
Rokok dapat menyebabkan deformasi pada sperma dan kerusakan pada DNAnya
sehiungga mengakibatkan aborsi. Beberapa studi menemukan bahwa pria yang merokok
meningkatkan resiko menjadi ayah dari anak yang berbakat kanker. Rokok juga
memperkecil jumlah sperma dan infertilitas banyak terjadi pada perokok.
16. Penyakit Buerger
Terjadinya inflamasi pada arteri, vena, dan saraf terutama di kaki, yang mengakibatkan
terhambatnya aliran darah. Dan jika dibiarkan tanpa perawatan akan mengarah ke
gangrene (matinya jaringan tubuh) sehingga pasien perlu diamputasi.
D. Cara mengurangi efek jelek dari rokok
1. Kurangi jumlah rokok yang diisap perharinya
2. Jangan menghisap asap dalam-dalam
3. Tinggalkan puntung rokok sejauh mungkin (jangan menghisap sampai habis)
4. Melepaskan rokok dari bibir diantara tiap sedotan
5. Memakai rokok yang berfilter, pipa atau cerutu.
E. Alasan harus menghindari rokok
1. Melemahkan pikiran, ketagihan, cemas dan gelisah
2. Kita akan mempunyai kebugaran dan penampilan yang segar
3. Akan menghemat uang
4. Asap rokok akan merusak kesehatan keluarga dan lingkungan
5. Tidak menambah polusi alam dan turut memelihara kesehatan lingkungan dengan udara
bersih.
F. Cara mencegah merokok
1. Agar dibuat peta merokok selama 20 jam
2. Setiap merokok agar ditulis waktu dan apa yang dilakukan pada saat itu. Hal ini agar
dilakukan setiap merokok dalam satu hari.
3. Peta dan situasi ketika merokok agar dicatat dan dipelajari
4. Untuk menghitung jumlah rokok setiap hari agar dicatat pada setiap dimana kita
menikmati
5. Merubah situasi merokok. Apakah merokok ketika jenuh, konsentrasi penuh, istirahat,
minum dengan teman, dan sesudah makan?
6. Sekarang perlu dipertimbangkan untuk melakukan kegiatan lain pada situasi tersebut diatas
untuk merubah kebiasaan merokok pada saat itu
7. Apabila jenuh, tangani pekerjaan yang sudah lama tertunda
8. Apabila konsentrasi, kunyah sebatang wortel atau apel
9. Luangkan lebih bannyak waktu dengan orang yang tidak merokok dan mendiskusikan
masalah menarik yang sedang terjadi
10. Setelah makan, jalan-jalan atau membaca buku.
G. Kiat-kiat berhenti merokok
1. Tidak membeli rokok
2. Melakukan hobi yang menyenangkan setiap kali teringat atau merokok
3. Meminta keluarga atau teman yang tidak merokok untuk mengingatkan agar tidak
merokok setiap kali kita akan mulai merokok
4. Setiap ada perasaan ingin merokok agar ditunggu 10 menit, tarik nafas dalam-dalam atau
genggam kepalan tangan erat-erat dan coba untuk santai, dorongan merokok akan hilang.
H. Pengaruh rokok terhadap lingkungan
Sekarang ini kebanyakan perokok tahu bahwa merokok dapat menyebabkan beberapa
penyakit yang berbahaya. Namun mereka biasanya masa bodoh terhadap hal itu dan
menganggap merokok adalah urusan pribadi mereka, tetapi sebenarnya merokok bukan
merupakan urusan pribadi.
Asap tembakau bukan hanya berpengaruh pada perokok, tetapi juga mengotori udara
sekitar. Orang-orang yang tidak merokok yang kebetulan di sekitar orang yang merokok 
terpaksa harus bersedia bernafas dan menghisap udara yang penuh dikotori oleh asap rokoknya
para perokok.
Disamping perokok dikenal juga orangya yang bukan perokok, tetapi yang menghirup
udara yang tercemar asap rokok. Keadaan ini biasanya terjadi di ruang-ruang umum tertutup
seperti di bus, ruang kantor dan lain-lain. Seorang yang bukan perokok, tetapi yang ikut
mengkonsumsi rokok beserta zat-zat yang terkandung di dalamnya disebut perokok pasif.
Perlu diketahui bahwa asap yang dihasilkan rokok ditambah dengan udara luar,
mengandung zat kimia yang lebih tinggi  daripada asap yang dihirup oleh perokok sendiri.
Yang lebih peka dan beresiko terhadap asap rokok yakni perokok pasif terutama bayi dan
anak-anak. Mereka dapat menderita asma dan penyakit paru-paru. Orang dengan kadar Hb
rendah dan orang yang sedang menderita penyakit kardiovaskuler.

Anda mungkin juga menyukai