Anda di halaman 1dari 15

Nama kelompok B1

1. Alvi Hidayati (170100906)


2. Aulia Febri Entarti (170100912)
3. Eka Istiqomah (170100916)
4. Hafidz Al Lutfhi (170100923)
5. Ilham Restu Maulana (170100924)
6. Indah Ayuning Tyas (170100926)
7. Isnaini Putri Cahyani (170100928)
8. Julia Meranti (170100930)
9. Nadziyatun Koeriyah (170100940)
10. Samsul Nur Larida (170100950)
DEFINISI

Depresi adalah kondisi emosional yang tidak menyenangkan, yang ditandai oleh
perasaan-perasaan subjektif seperti ketegangan, ketakutan, kekhawatiran, dan
juga ditandai dengan aktifnya system saraf pusat. Lazarus (Trismiati, 2004)
Pengkajian
 Identitas diri klien
 Struktur keluarga : Genoogram
 Riwayat Keluarga
 Riwayat Penyakit Klien
 Kaji ulang riwayat klien dan pemeriksaan fisik untuk adanya tanda dan gejala karakteristik yang
berkaitan dengan gangguan tertentu yang didiagnosis.
 Kaji adanya depresi dengan geriatric depresion scale.
 Kaji kualitas hidup lansia
 Ajukan pertanyaan-pertanyaan pengkajian keperawatan
 Wawancarai klien, pemberi asuhan atau keluarga tentang bagaimana perawatan yang telah
dilakukan
Pengkajian

 Lakukan observasi langsung terhadap:


Perilaku.
 Bagaimana kemampuan klien mengurus diri sendiri dan melakukan aktivitas hidup sehari-hari?
 Apakah klien menunjukkan perilaku yang tidak dapat di-terima secara sosial?
 Apakah klien sering mengluyur danmondar-mandir?
 Apakah ia menunjukkan sundown sindrom atau perseveration phenomena?
Pengkajian

 Lakukan observasi langsung terhadap:


Afek
 Apakah kilen menunjukkan ansietas?
 Labilitas emosi?
 Depresi atau apatis?
 lritabilitas?
 Curiga?
 Tidak berdaya?
 Frustasi?
Pengkajian

 Lakukan observasi langsung terhadap:


Respon kognitif
 Bagaimana tingakat orientasi klien?
 Apakah klien mengalami kehilangan ingatan tentang hal-hal yang baru saja atau yang sudah lama
terjadi?
 Sulit mengatasi masalah, mengorganisasikan atau meng-abstrakan?
 Kurang mampu membuat penilaian?
 Terbukti mengalami afasia, agnosia atau apraksia?
Diagnosa yang mungkin muncul

 Resiko bunuh diri


 Resiko kesepian
 Resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri
INTERVENSI
1. Resiko bunuh diri
Manajemen Alam perasaan:
1. Monitor kemampuan perawatan diri
2. Monitor status fisik
3. Atur tingkat aktivitas simulasi dalam lingkungan yang sesuai
4. Atur atau hentikan pengobatan yng mungkin berkontribusi terhadap gangguan alam perasaan.

Pencegahan bunuh diri:


1. Monitor efek samping pengobatan dan outcome yang diinginkan
2. Monitor pasien selama penggunaan barang yang potensial menjadi senjata
3. Lakukan tindakan untuk mencegah individu membahayakan diri atau membunuh dirinya
4. Periksa pasien yang baru masuk rumah sakit dan barang-barang yang dimiliki untuk mencari adanya senjata yang potensial yang bisa digunakan pasien
5. Tingkatkan akses pelayan kesehatan mental
6. Tingkatkan pengawasan pasien yang dirawat
7. Tingkatkan kesadaran masyrakat bahwa bunuh diri dapat dicegah
8. Berikan pengobatan untuk menurunkan kecemasan
9. Berikan sejumlah kecil pengobatan anti diresepkan

Jurnal
1. Ajarkan pada pasien untuk melakukan aktifitas fisik berupa senam dan jalan kaki
2. Berikan terapi konsumsi madu untuk mengurangi depresi
INTERVENSI
2. Resiko kesepian
Terapi Aktivitas:
1. Monitor respon emosi fisik,sosial, dan spiritual terhdap aktivitas
2. Bantu klien memilih aktivitas dan pencapaian tujuan
3. Bantu klien tetap fokus terhadap kekutan
4. Bantu klien mengidentifikasi aktivitas yang bermakna
5. Dorong aktivitas kreatif yang tepat
6. Dorong keterlibatan dalam aktifikas kelompok maupun terapi
7. Berkolaborasi dengan ahli terapis fisik.

Jurnal
1. Ajarkan pada pasien untuk melakukan aktifitas fisik berupa senam dan jalan kaki
INTERVENSI

3. Resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri


Manajemen perilaku: Menyakiti diri (4354)

1. Monitor pasien untuk adanya impuls menyakiti diri yang mungkin memburuk menjadi pikiran atau sikap bunuh diri
2. Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi atau perasaan yang mungkin memicu perilaku menyakiti diri
3. Komunikasikan tingkah laku yang di harapkan dari pasien dan konsekuensinya bagi pasien
4. Berikan pengobatan dengan cara yang tepat untuk menurunkan cemas menstabilkan alam perasaan atau mood dan menurunkan stimulasi
diri
5. Komunikasikan resiko pada petugas kesehatan lain

Jurnal
1. Ajarkan pada pasien untuk melakukan aktifitas fisik berupa senam dan jalan kaki
2. Berikan terapi konsumsi madu untuk mengurangi depresi
EBN

The effect of physical activity on depressive symptoms and quality of life among elderly nursing home residents: Randomized controlled trial
(Efek aktivitas fisik pada gejala depresi dan kualitas hidup di antara penghuni panti jompo lanjut usia: uji coba terkontrol secara acak)

a. Penulis : NeslihanLokaSefaLokbMuammerCanbazc
b. Tahun : May–June 2017
c. Metode pelaksanaan :Melibatkan 80 orang berusia> 65 tahun (40 dalam kelompok intervensi, 40 kontrol) dalam penelitian pretest-posttest
eksperimental, acak, terkontrol ini. Penelitian ini dilakukan sepuluh minggu dengan metode yang berlangsung adalah dengan “Program
Aktivitas Fisik”, yang terdiri dari 10 menit kegiatan pemanasan, 20 menit senam, 10 menit latihan pendinginan dan 30 menit berjalan bebas
pada empat hari dalam seminggu.
d. Hasil :Hasil kami menunjukkan bahwa program aktivitas fisik terstruktur berdampak positif terhadap gejala depresi dan
kualitas hidup pada orang tua.
EBN

Bee Honey as a Potentially Effective Treatment for Depression: A Review of Clinical and Preclinical Findings (Lebah Madu sebagai Pengobatan
yang Berpotensi Efektif untuk Depresi: Tinjauan Temuan Klinis dan Praklinis)

a. Penulis : Amira Mohammed Ali, Department of Psychiatric Nursing and Mental Health, Faculty of Nursing, Alexandria University,
b. Tahun : Submission: August 31, 2018; Published: September 10, 2018
c. Metode pelaksanaan :Metode penanganan depresi yang digunakan adalah dengan konsumsi madu selama 3-4 hari untuk rata rata kelompok
kontrol mendapatkan efek dan hasil dari terapi pengobatan madu untuk menurunkan depresi
d. Hasil :Lansia yang tertekan dirawat dengan campuran madu dan nyaris menunjukkan penurunan yang signifikan pada depresi,
stres, dan skor gangguan mood dibandingkan dengan kelompok kontrol (p <0,05). Mereka juga menyaksikan peningkatan asupan makanan
"Kalori, seng, dan magnesium" (p <0,05) [19]. Kedua Studi mengungkapkan bahwa perawatan dengan madu atau campuran madu dan
serbuk sari menghasilkan perbaikan dari tiga subskala dari Skala Penilaian Menopause (MRS) masing-masing 68,3% dan 70,9%.

Anda mungkin juga menyukai