Anda di halaman 1dari 14

Learning issue

Putri Lia Aminah


Sebutkan tingkatan dari ansietas
 Ansietas Ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari, ansietas ini
menyebabkan individu menjadi waspada dan meningkatkan lapang persepsinya.
Ansietas ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta
kreativitas.
 Ansietas sedang
Memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain. Ansietas ini mempersempit lapang persepsi individu.
Dengan demikian, individu mengalami tidak perhatian yang selektif namun dapat
berfokus pada lebih banyak area jika diarahkan untuk melakukannya
 Ansietas berat
Sangat mengurangi lapang persepsi individu. Individu cenderung berfokus pada
sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berpikir tentang hal lain. Semua perilaku
ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak
arahan untuk berfokus pada area lain.
 Tingkat panik
Berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror. Hal yang rinci
terpecah dari proporsinya karena mengalami kehilangan kendali, individu yang
mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan.
Panik mencakup disorganisasi kepribadian dan menimbulkan peningkatan
aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang
lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional.

Sumber : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI; 2014.
Sebutkan diagnosa dan intervensi dari secenario
Dx : Ansietas b.d Ancaman terhadap kematian ( sdki, 180 D.0080)
Ds : Pasien mengatakan cemas, takut kalau meninggal akibat tidak bisa bernafas
Do : Dari hasil pemeriksaan fisik
• TD : 140/ 90 mmHg
• RR : 46 x/menit,
• Nadi = 200 x/menit
Kriteria hasil : Tingkat ansietas ( slki 132 L.09093)
• Perilaku gelisah 3
• Perilaku tegang 3
Intervensi :
• Reduksi ansietas ( SIKI hal 387)
• Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
• Pahami situasi yang membuat ansietas
• Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
Dx : Pola nafas tidak efektif b.d Kecemasan ( sdki hal 26)
Ds : Pasien mengatakan mengeluh sesak nafas dan cemas
Do : Dari hasil pemeriksaan fisik
• TD : 140/ 90 mmHg
• RR : 46 x/menit
• Nadi = 200 x/menit,
Kriteria hasil :
• Pola nafas ( SIKI hal 95 )
• Tekanan ekspirasi 3
• Tekanan inspirasi 3
Intervensi :
• Manajemen jalan nafas ( SIKI hal 186 )
• Monitor pola nafas ( frekuensi, kedalaman, usaha nafas )
• Pertahankan kepatenan jalan nafas
• Berikan minuman hangat
• Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari
Dx : gangguan pola tidur b.d Restraint fisik (sdki 126)
Ds : pasien mengatakan takut kalau meninggal akibat tidak bisa bernapas
Do : saat pengkajian pasien tidak bisa tidur dan sering terbangun ketika tidur
Kriteria hasil :
• Pola tidur (siki, 96 L.05045)
• Keluhan sulit tidur 3
• Keluhan pola tidur berubah 3
Intervensi :
• Dukungan tidur (siki 48, l.05174)
• Identifikasi factor pengganggu tidur
• Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
• Tetapkan jadwal tidur rutin
• Ajarkan factor yg berkontribusi terhadap gangguan pola tidur
What are education for ansiety?
1. Memberikan kegiatan dan kesibukan dengan membuatkan jadwal sehari hari
2. Selalu menemani dan tidak membiarkan penderita sendiri dalam melakukan suatu
kegiatan, misalnya: makan bersama, bekerja bersama, berpergian dll.
3. Meminta keluarga atau teman untuk menyapa klien, jika klien klien mulai
menyendiri atau berbicara sendiri
4. Mengajak ikut aktif dan berperan serta dalam kegiatan masyarakat, misalnya:
pengajian, kerja bakti dll
5. Berikan pujian, umpan balik atau dukungan untuk ketrampilan sosial yg dapat
dilakukan pasien
6. Mengontrol kepatuhan minum obat secara benar sesuai dengan resep dokter
7. Jika klien malas minum obat, anjurkan untuk minum obat secara halus dan
empati.Hindari tindakan paksa yg menimbulkan trauma bagi pasien.
8. Kontrol suasana lingkungan dan pemeliharaan yg dapat memancing terjadinya
marah
9. Mengenali tanda tanda yg muncul sebagai gejala kekambuhan
10. Segera control kedokter dan RS jika muncul perubahan perilaku yg menyimpang
atau obat habis

Sumber: SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ANSIETAS (KECEMASAN) Suliswati, S,Kp., M.Kes, Nadiah
Nurazizah PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES
JAKARTA III TAHUN 2015 SATUAN ACUAN PENDIDIKAN KESEHATAN (SAP)
Apa hubungan sesak nafas dan ansietas?
Kecemasan suatu respon yang wajar terhadap tekanan atau peristiwa yang
mengancam kehidupan seseorang karena dianggap sebagai pengalaman emosional
yang berlangsung sangat singkat. Namun demikian pada beberapa orang kecemasan
dapat berkembang menjadi perasaan yang tidak nyaman dan cenderung menakutkan.
Kecemasan ini dapat meningkat apabila seseorang merasa kurang informasi terhadap
sesuatu hal yang dihadapi maupun yang akan dihadapi, sehingga dapat menimbulkan
reaksi-reaksi seseorang diluar kendali kesadarannya. Kecemasan merupakan respon
individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang dialami oleh semua
mahluk hidup dalam kehidupan sehari-hari. Prevalensi pada perempuan 30,5% lebih
cenderung mengalami gangguan kecemasan daripada laki-laki 19,2%. Prevalensi
gangguan kecemasan menurun dengan meningkatnya status sosioekonomik.

Kurniawati A. Perbedaan tingkat kecemasan pada remaja dengan ciri kepribadian introvert dan ekstrovert di kelas X
SMA Negeri 4 Surakarta [Skripsi]. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2012.
What are management for ansiety?
 Farmakologi
1. Terapi psikofarmaka
• Alprazolam merupakan antisiolitik golongan benzodiazepine yg paling sering
digunakan. Alprazolam memiliki waktu paruh sekitar 6,3-26,9 jam, dengan
onset of action yg relative cepat, sekitar 1-2 jam. Alprazolam digunakan
dalam management gangguan cemas atau untuk mengatasi gejala kecemasan
dalam jangka pendek.
• Diazepam, Clobazam, Lorazepam, Klordiazepoksid.
• Bromazepam, buspironeHCL, meprobamate
2. Terapi somatic
gejala atau keluhan fisik (somatic) sering dijumpai sebagai gejala ikutan
atau akibat dari kecemasan yg berkepanjangan untuk menghilangkan keluhan-
keluhan somatic (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yg ditujukan pada organ
tubuh yg bersangkutan.
 Non Farmakologi
Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara:
• Makan makanan yg bergizi dan seimbang
• Tidur yg cukup
• Olahraga yg cukup
• Tidak merokok
• Tidak meminum minuman keras
a. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhaan individu, antara lain :
1. Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi semangat atau dorongan agar pasien yg
bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan serta percaya diri.
2. Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila dinilai bahwa
ketidak mampuan mengatasi kecemasan.
3. Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki (rekonstruksi) kepribadian yg
telah mengalami goncangan akibat stresor
4. Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien yaitu
kemampuan untuk berfikir secara rasional, konsentrasi dan daya ingat.
5. Psikoterapi psikodinamik, untuk menganalisa dan menguraikan proses
dinamika kejiwaan yg dapat menjelaskan mengapa seseorang tidak mampu
menghadap stressor pikososial sehingga mengalami kecemasan.
6. Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan agar
factor keluarga tidak lagi menjadi factor penyebab dan factor keluarga dapat
dijadikan sebagai factor pendukung.
7. Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yg erat hubungannya dengan
kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan yg
merupakan stressor psikososial.
b. Nafas dalam
Nafas dalam yaitu bentuk latihan nafas yang terdiri atas pernapasan abdominal
(diafragma) prosedur :
1. Atur posisi nyaman
2. Fleksikan lutut klien untuk merelaksasi otot abdomen
3. Tempatkan 1 atau 2 tangan pada abdomen, tepat dibawah tulang iga
4. Tarik napas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup. Hitung sampai tiga
selama inspirasi.
5. Hembuskan udara lewat bibir seperti meniup secara perlahan

Sumber : Diagnosis dan Terapi pada Pasien Gangguan Ansietes Menyeluruh Pria usia 60 tahun Rifka Humaida, Cahya
Ningsih, Evi Kurniawati, Undang, Komarudin Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung Departemen Kejiwaan, Rumah
Sakit Jiwa Provinsi Lampung (2016)
Apakah ansietas dapat menaikkan tekanan
darah? Jelaskan!
Ketakutan dan kecemasan merupakan masalah yang sering dialami banyak
pasien dan dapat menjadi kendala perawatan. Kecemasan saat perawatan dapat
meningkatkan aktivitas simpatetik, dan pada beberapa pasien dapat berdampak
kedaruratan medis. Kecemasan hebat dapat berlanjut menjadi reaksi somatik, apabila
mempengaruhi sistem peredaran darah maka dapat meningkatkan detak jantung dan
tekanan darah. Peningkatan tekanan darah yang tidak terkontrol, terutama saat
sedang menjalani perawatan dapat menyebabkan beberapa komplikasi yang
membahayakan pasien, seperti serangan jantung dan gangguan perdarahan. Status
tekanan darah pasien dicatat dalam 3 kelompok, yaitu tekanan darah rendah
(hipotensi), tekanan darah normal (normotensi), dan tekanan darah tinggi
(hipertensi). Hubungan yang terjadi bersifat searah, yaitu dengan semakin tinggi
tingkat kecemasan akan diikuti oleh peningkatan tekanan darah.

Sumber : RIZKY NOORLETA PUTRI, drg. Bernadetta Esti Chrismawaty, M.Kes, M.D.Sc. 2014 Skripsi PENDIDIKAN
DOKTER GIGI

Anda mungkin juga menyukai