1. Intervensi Psikososial
Lakukan konseling dalam komunikasi terapeutik dorong pasien
untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan, tentang gejala dan
riwayat gejala
Beri penjelasan adanya pengaruh antara faktor fisik dan
psikologis,
Bicarakan dan sepakati rencana pengobatan dan tindak lanjut,
bagaimana menghadapi gejala dorong untuk kembali ke
aktivitas normal.
Ajarkan teknik relaksasi (teknik nafas lambat).
Dalam keadaan panik atau cemas bernafas akan lebih cepat.
Belajar mengendalikan pernafasan dengan bernafas lambat
merasa lebih tenang dan rileks.
Anjurkan untuk berolah raga teratur atau melakukan aktivitas
yang disenangi serta menerapkan perilaku hidup sehat.
Ajarkan untuk selalu berpikir positif dan manajemen stres
dengan baik.
Gangguan anxietas kadang-kadang memerlukan terapi yang
cukup lama dukungan keluarga untuk memantau agar pasien
melaksanakan saran terapi dengan benar.
Beri saran untuk melakukan langkah- langkah berikut
jika terjadi serangan panik:
Tetap berada di tempat hingga serangan berlalu
Pusatkan perhatian untuk mengendalikan gangguan
anxietas, bukan pada gejala fisik
Bernafas dengan lambat dan rileks. Hiperventilasi
akan semakin menambah anxietasnya
Relaksasi dan Teknik Nafas Lambat
Bernafas dalam, lambat, tenang dari perut.
Duduklah dengan nyaman dan punggung tegak
Tarik nafas melalui hidung dan hitung sampai 3 dengan perlahan
Tahan nafas hingga hitungan 3 dengan perlahan
Hembuskan nafas melalui mulut dan hitung hingga 3 dengan perlahan,
lepaskan sebanyak mungkin udara saat mengontraksi otot perut, dan
katakan rileks.
Tarik nafas kembali, ulangi dari awal hingga merasa rileks
Berlatihlah 2 x 5-10 menit setiap hari walaupun tidak sedang cemas,
berlatih hingga terbiasa mengendalikan cemas dan merasa nyaman
Perhatian khusus pada gangguan somatisasi:
Agitasi psikomotor
Agresivitas verbal
Agresivitas fisik, perilaku kekerasan (violence)
Halusinasi,
Waham
PENANGANANPASIEN DENGAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
STRATEGI UMUM
Lakukan penilaian adanya bahaya melukai/menyakiti diri sendiri
maupun orang lain.
Dapat dilakukan di dalam maupun di luar gedung layanan kesehatan.
Penting untuk memperhatikan keselamatan staf, anggota tim dan
keselamatan pasien
Jangan menolong sendiri, minimal 4 orang dalam 1 tim
Cegah perlukaan
Cek benda-benda berbahaya yang mungkin disembunyikan seperti
senjata, gunting, pisau atau benda berbahaya lainnya.
Menyadari bahwa semua pasien memiliki potensi untuk melakukan
kekerasan.
MODIFIKASI LINGKUNGAN
Ciptakan lingkungan dengan kebisingan minimal atau
rangsangan minimal untuk mengurangi kecemasan pasien.
Pencahayaan ruangan cukup untuk mengurangi ilusi dan
mispersepsi lingkungan yang dapat meningkatkan risiko
perilaku kekerasan atau agresif.
Ciptakan lingkungan yang aman dan tidak mengancam.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam menghadapi pasien dengan kegawatdaruratan
psikiatri :
Berpikir dan bersikap kritis, selalu sadar bahwa kedaruratan bisa muncul di mana dan
kapan saja.
Tetap tenang
Perlu kontrol terhadap perasaan bingung, aneh, atau depresi
Bersikap suportif
Jaga jarak aman, termasuk bila diperlukan lakukan fiksasi
Tawarkan pilihan, contoh apakah pasien mau mengontrol dirinya, minum obat, atau
dibantu dengan menggunakan fiksasi
Tegaskan bahwa perilaku kekerasan tidak dapat ditolerir dan yakinkan bahwa pasien
akan aman
Lakukan dokumentasi terhadap hal-hal yang dilakukan terhadap pasien maupun
keluarga