Anda di halaman 1dari 57

Kebijakan dan Strategi

Pencapaian Program
P2 Makeswa Napza
Direktorat P2 Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza
Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kemenkes
2020
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
• MASALAH KESEHATAN JIWA
1

• KEBIJAKAN DAN
2
STRATEGI
• INDIKATOR
3

• TANTANGAN DAN KESIMPULAN


4
SISTEMATIKA PEMBAHASAN

• MASALAH
KESWA
1
MASALAH
BIOPSIKOSOSIAL
DI MASYARAKAT

- MODERNISASI MASALAH KES JIWA RENDAHNYA KUALITAS &


- INDUSTRIALISASI • ODMK PRODUKTIFITAS SDM
- GLOBALISASI • HUMAN
• ADIKSI ALKOHOL & NAPZA
- ARUS INF & KOM DEVELOPMENT INDEX
• ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA • TINGGINYA BEBAN
- PEMANASAN GLOBAL (ODGJ) DEPRESI, BIPOLAR,
- KEMISKINAN KESEHATAN
PSIKOTIK AKUT, SKIZOFRENIA,
- KONFLIK/BENCANA SKIZOAFEKTIF
- KEKERASAN THD P/A • DEMENSIA ALZHEIMER
MASALAH KESWA
- PEMASUNGAN •
MULTIFAKTOR
BUNUH DIRI
- GELANDANGAN TIDAK DAPAT
- TAWURAN DISELESAIKAN HANYA
- PEKERJA MIGRAN/TPPO OLEH SEKTOR
- STIGMA & DISKRIMINASI KESEHATAN
- KELAINAN BIOLOGIS
- NARAPIDANA
- REHABILITASI ODGJ
- SEKS BEBAS
- PERNIKAHAN DINI
MENYIAPKAN GENERASI EMAS
UNTUK BONUS DEMOGRAFI

Ledakan Penduduk
BONUS
USIA
DEMOGRAFI Tahun 2020-2035
PRODUKTIF/
Potensial/ Kerja: 70%
dari Total Penduduk

Menentukan
Peluang Indonesia Menjadi
NEGARA
MAJU

Bonus Demografi 
SDM Indonesia Berkualitas

Indeks Pembangunan
Manusia meningkat

Kesempatan Menyiapkan SDM Berkualitas


Sumber: Laporan Riskesdas 2018
Sumber: Laporan Dit P2MKJN 2019 & Riskesdas 2018
PREVALENSI PENYALAHGUNA NAPZA PER PROVINSI
2017

3,34
Sumber : Survei BNN 2017

2,53

2,12
2,02 1,98 1,97
1,95 1,94 1,87 1,83 1,83 1,8 1,78 1,72
1,71 1,71 1,7 1,7 1,69 1,68 1,64 1,62
1,59 1,58 1,57 1,52 1,49
1,7 1,
4 1,19 1,19 1,16
1,07
0,99
MASALAH KESWA PADA REMAJA DAN
PENYALAHGUNAAN NAPZA

Sumber: GSHS 2015 & Executive Summary Survei Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia Tahun 2017, BNN
SISTEMATIKA PEMBAHASAN

• KEBIJAKA
N DAN
2 STRATEGI
DASAR HUKUM
UU No. 36/2009 tentang Kesehatan

UU No. 35/2009 tentang Narkotika

UU No. 18 /2014 tentang Kesehatan Jiwa

UU No 35/2014 tentang Perlindungan Anak

UU No. 8/2016 tentang Penyandang Disabilitas

PP No. 25/2011 tentang Wajib Lapor Pecandu


Narkotika

Permenkes No. 39/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat


Dengan Pendekatan Keluarga dan Permenkes No 54/2017 tentang Penanggulangan
Pemasungan Pada ODGj
RUANG LINGKUP KESWA
(UU NO 18 TH 2014 TENTANG
KESWA)
• Mempertahankan & Meningkatkan derajat keswamas secara optimal.

PROMOTIF
• Menghilangkan stigma pelanggaran HAM ODGJ.
Psl 6-9 • Meningkatkan pemahaman & penerimaan masyarakat terhadap
Keswa.
• Mencegah terjadinya masalah Keswa.
PREVENTI • Mencegah timbulnya atau kambuhnya gangguan jiwa.
F Psl 10-16
• Kurangi faktor resiko.
• Cegah timbulnya dampak psikososial.
• Penyembuhan atau pemulihan.
KURATI • Pengurangan penderitaan
F Psl 17-
24 • Pengendalian disabilitas
• Pengendalian gejala penyakit.

REHABILI
• Mencegah atau mengendalikan disabilitas.
TATIF
• Memulihkan fungsi sosial.
Psl 25-35
• Memulihkan fungsi okupasional.
• Memberdayakan kemampuan ODGJ untuk mandiri di Masyarakat
Dewasa & Lansia
• Deteksi dini keswa
Pelayanan bagi anak lansia
Upaya promotif & preventif sepanjang usia SMP/A & remaja • (demensia/
depresi,
dll)

Pelayanan bagi
anak SD - Life skills
- Sex education
Pelayanan bagi - Pencegahan
penyalahgunaan
balita napz
a
Pelayanan bagi
Persalinan, nifas - Life skills
bayi -
& neonatal Interpersonal problem solving skills
Pemeriksaan - Social competence
- Reducing aggressive & antisocial
Kehamilan behavior
• Pemantauan -
Pelayanan Bullying prevention
PUS & WUS perkembang
• Parenting skills
an
• Deteksi dini pd
• Deteksi Dini ORANGTUA/KELUARGA
• Deteksi dini Keswa gg
Bulin, Bufas dan
Keswa : Meningkatkan fungsi keluarga
perkembanga
Anak  Mengatasi Konflik anak dan orgtua
Buteki n anak
• Deteksi Dini Keswa Ibu • Preschool  Mengatasi Konflik kultural anak dan
• Konseling Pranikah • parenting skills
Hamil program tua
org
• Stimulasi Janin dalam  Meningkatkan ketahanan keluarga
Kandungan  Family therapy
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
MASALAH KESEHATAN JIWA DAN NAPZA

ARAH KEBIJAKAN
1. Terwujudnya masyarakat peduli kesehatan jiwa
2. Terwujudnya Pelayanan Jiwa & NAPZA Yang
Komprehensif
3. Terwujudnya Upaya Keswa Dan NAPZA Berbasis
Masyarakat
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
MASALAH KESEHATAN JIWA DAN NAPZA

STRATEGI
1. Penguatan regulasi Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA (MKJN);
2. Advokasi dan Sosialisasi Program P2MKJN;
3. Peningkatan jejaring kemitraan Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA (MKJN) dengan lintas program dan lintas
sektor;
4. Pencegahan dan pengendalian Keswa dan penyalahgunaan NAPZA terintegrasi di Fasyankes/PKM dalam
kerangka JKN;
5. Pencegahan dan Pengendalian Keswa dan penyalahgunaan NAPZA berbasis keluarga, masyarakat,
pendidikan, lingkungan kerja;
institusi
6. Peningkatan promosi kesehatan MKJN;
7. Pengembangan dan Penguatan Surveilans MKJN dengan optimalisasi IT;
8. Perluasan riset dan inovasi untuk tersedianya data kematian karena bunuh diri dan penyalahgunaan NAPZA
secara berkesinambungan;
9. Peningkatan peran serta komunitas, masyarakat, mitra dan multisektor lainnya dalam pencegahan MKJN;
10. Peningkatan kapasitas dan mutu Sumber Daya Kesehatan Jiwa dan NAPZA.
PETA STRATEGI KESEHATAN JIWA ANAK DAN REMAJA

KEUANGAN
1. Terwujudnya Derajat Kesehatan Jiwa yang Optimal di
DAMPA
K Masyarakat

2. TERWUJUDNYA 3. TERWUJUDNYA UPAYA


PELAYANAN KESEHATAN KESWA BERBASIS INSTITUSI

16. TERWUJUDNYA PENGANGGARAN BIDANG KESEHATAN JIWA


OUTCOME YANG DAN MASYARAKAT
KOMPREHENSIF

4.TERWUJUDNYA 5. TERWUJUDNYA 6. TERWUJUDNYA 7. TERWUJUDNYA


YANKESWA DI TINGKAT PROGRAM PROMOSI INTEGRASI DAN
YANKESWA DI LUAR
PRIMER & RUJUKAN DAN PREVENSI KERJASAMA KESWA
PROSES SEKTOR KESEHATAN % KESWA DALAMPROGRAM LP/LS
STRATEGI
S YG
DILAKUKAN
HARUS

8. ADVOKASI KESEHATAN JIWA ANAK DAN REMAJA

9. TERWUJUDNYA 11. TERWUJUDNYA


10. TERWUJUDNYA
PERENCANAAN SISTEM INFORMASI
PENELITIAN DAN
PROGRAM KESWA KESWA BERBASIS DATA
EVALUASI KESWA
YANG TERPADU DAN PENGETAHUAN

12. TERWUJUDNYA 14. TERWUJUDNYA 15.


DUKUNGAN 13. TERWUJUDNYA TERWUJUD
SUMBER PERBEKALAN
KEBIJAKAN SDM KESWA YANG N YA DATA
DAYA DAN REGULASI
KESWA SESUAI
KOMPETEN KESWA
KESEHATAN KESWA PEDOMAN
1. KEGIATAN DI PUSAT INDIKATOR KINERJA
• Penyusunan NSPK Bidang Kesehatan Jiwa dan Napza KEGIATAN
• Bimtek dan Supervisi 1.Jumlah Kab/kota yang
• Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan melaksanakan deteksi dini
masalah kesehatan jiwa dan
• Peningkatan Kapasitas SDM penyalahgunaan Napza
• Pengadaan Alat Penunjang Bidang (Leaflet/poster) 2.Persentase ODGJ berat yang
mendapatkan layanan
2. KEGIATAN DI DAERAH 3.Penyalahguna Napza yang
• Sosialisasi dan Advokasi (Germas, Rakor LP/LS, Rakor mendapatkan pelayanan
Binwil) rehabilitasi medis
• Peningkakatan Kapasitas SDM 4.Presentase penderita
Gangguan Mental Emosional
• Pemantauan capaian SPM dan PISPK bidang Kesehatan
pada penduduk ≥ 15 tahun yang
Jiwa
mendapat layanan
• Pelaporan Capaian Cakupan Indikator
• Monev dan Bimtek ke Kab/Kota
• Pelacakan kasus ODGJ
RUANG LINGKUP P2 PENYALAHGUNAAN NAPZA

Tingkat primer

•Permenkes 43/2019 ttg Puskesmas


• Layanan promotif di bidang NAPZA sebagai layanan esensial dan konseling
NAPZA.
Menyediakan program preventif yaitu deteksi dan intervensi dini (Alcohol,
Smoking, and
Substance-use Involvement Screening and Testing – ASSIST).
• Melatih tenaga kesehatan dalam tata laksana terapi rehabilitasi medis gangguan
penggunaan NAPZA di FKTP sebagai IPWL.

Tingkat sekunder
• Menyediakan fasilitas kesehatan rujukan  RSJ dan RSU sebagai IPWL

Tingkat tersier
• Menyediakan fasilitas kesehatan rujukan nasional  RSKO sebagai
IPWL
WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA

Wajib Lapor dilakukan di Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)

IPWL adalah Puskesmas, RSU, RS Khusus, Lembaga Rehabilitasi


Medis / Sosial yang memberikan layanan rehabilitasi bagi pecandu
napza.
Populas
Penyelenggaraan Rehabilitasi i
Medis umum

Pemerintah Populasi

berisiko
Pemerintah Daerah Populasi
pengguna
Populasi
Masyarakat: swasta / LSM
pecandu
APA YANG DILAKUKAN DI IPWL
RAWAT INAP

RAWAT JALAN
FKTRL  Asesmen
 Rencana Terapi
RAWAT JALAN  Deteksi DINI RAWAT JALAN
FKTP  Asesmen RUMATAN
 Rehabilitasi medis
 Rencana Terapi
 Deteksi DINI  Deteksi DINI lengkap
 Rehabilitasi medis
 Asesmen (Konseling)  Asesmen
 Rencana Terapi  Rencana Terapi
 Rehabilitasi medis  Rehabilitasi medis (TRM
(Konseling) ,Konseling dan
Psikoterapi)
PELAYANAN KESEHATAN JIWA PADA ODGJ

Pengobatan & Pengobatan &


Pengobatan &
Rehabilitasi
Perawatan Perawatan di RS

MANDIRI &
AKU REMISI RECOVERY PRODUKTIF
T

Rehabilitas
DINAS SOSIAL
i Berbasis LAPANGA
MASYARAKAT Masyarakat N
KERJA
SISTEMATIKA PEMBAHASAN

• INDIKATOR
3
INDIKATOR KINERJA PROGRAM P2 KESWA DAN NAPZA
2020 - 2024
IKP : Jumlah Kab/kota yang melaksanakan deteksi dini masalah
kesehatan jiwa dan penyalahgunaan Napza
IKK
Kegiatan Indikator Tahun
No 2020 Jeni 2022 ato
2021 Indi 2023 2024
Indikator
Pencegahan
1. dan O Persentase
Persentase ODGJ
GJ berat yang berat yanglayanan
mendapatkan 45
s 60 k Outp
75
ur
90 100
mendapatkan layanan t
Penyalahguna Napza yang mendapatkan pelayanan reha bilitasi
2DPengendalian Outp
Penyalahguna Napza yang mendapatkan
medis
MasalahPresentase
Kesehatan pelayanan rehabilitasi medis 9.500 10.000 10.500 u11.000 11.500
3 derita Depresi pada penduduk ≥ 15 tahun yan Output
Jiwa danpen
Napza Presentase penderita Depresi pada
nan g t
penduduk ≥ 15 tahun yangEmosional
mendapatpada 10 20 30 40 50
mendapat derita Gangguan Mental Outpu
laya layanan
tahun yang mendapat layanan t
4 Presentase Presentase penderita Gangguan Mental
pen Emosional pada penduduk ≥ 15 tahun 10 20 30 40 50
penduduk ≥ yang mendapat layanan
15
INDIKATOR TARGET
Jumlah Kab/Kota yg melaksanakan 2020 2021 2022 2023 2024
deteksi dini masalah kesehatan jiwa & 330 380 430 480 514
napza

DEFINISI OPERASIONAL
Kabupaten/Kota yang 25% Puskesmasnya RUMUS PENGHITUNGAN
melakukan deteksi dini masalah kesehatan
jiwa terhadap seluruh kelompok usia, yang Jumlah Kab/Kota yang memiliki 25% Puskesmas yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan melaksanakan deteksi dini masalah kesehatan jiwa
INDIKATOR TARGET
Persentase ODGJ berat yang 2020 2021 2022 2023 2024
mendapatkan layanan 45% 60% 75% 90% 100%

DEFINISI OPERASIONAL RUMUS PENGHITUNGAN


ODGJ berat yang pelayana
sesuai standa mendapat di n Jumlah penderita ODGJ Berat yang mendapat layanan
Kesehatan,
r berupa: pemeriksaan kesehatan
Pelayana X
jiwa (wawancara psikiatrik
Fasilitas dan pemeriksaan
n 100%
Jumlah estimasi penderita ODGJ di wilayahnya
status mental), memberikan informasi dan
angka prevalensi Riskesdas dalam kurun waktu satu tahun yang
berdasarkan
edukasi, tatalaksana pengobatan dan sam
atau melakukan rujukan bila diperlukan. a
INDIKATOR TARGET
Persentase penderita gangguan mental 2020 2021 2022 2023 2024
emosional pada penduduk usia >15 10% 30% 50%
tahun yang mendapat layanan 20%
40%
DEFINISI OPERASIONAL
Penderita gangguan mental emosional RUMUS PENGHITUNGAN
(GME) berdasarkan hasil deteksi dini dengan
menggunakan instrumen SRQ 20 dengan Jumlah penderita GME usia >15 tahun yang mendapat layanan
cut of point > 6, pada penduduk usia > 15 dalam kurun waktu satu tahun
tahun, yang mendapatkan layanan di
X
fasyankes berupa: promosi kesehatan,
100%
deteksi dini, penanganan awal, dan/atau Jumlah estimasi
rujukan dan/ atau penangangan lanjutan satu tahun yang penderita
sama GME usia >15 tahun di wilayahnya
berdasarkan angka prevalensi Riskesdas 2018 dalam kurun waktu
INDIKATOR TARGET
Persentase penderita Depresi pada 2020 2021 2022 2023 2024
penduduk usia >15 tahun yang mendapat 10% 30% 50%
layanan 20%
40%
DEFINISI OPERASIONAL
Penderita Depresi berdasarkan hasil deteksi RUMUS PENGHITUNGAN
dini dengan menggunakan instrument MINI
ICD 10, pada penduduk usia > 15 tahun, Jumlah penderita Depresi usia >15 tahun yang mendapat
dalam kurun waktu satu tahun
layanan
yang mendapatkan layanan di
X
berupa: promosi kesehatan, deteksi
fasyankes Jumlah estimasi penderita Depresi usia >15 tahun di 100%
penanganan awal, dan/atau rujukan
dini, berdasarkan angka prevalensi Riskesdas 2018 dalam kurun waktu
wilayahnya
dan/ atau penangangan lanjutan satu tahun yang sama
INDIKATOR TARGET
Penyalahguna Napza yang 2020 2021 2022 2023 2024
mendapatkan pelayanan rehabilitasi
9.500 10.000 10.500 11.000
medis 11.500

DEFINISI OPERASIONAL RUMUS PENGHITUNGAN


Jumlah penyalahguna NAPZA baik kasus Jumlah kumulatif penyalahguna NAPZA yang mendapatkan
baru maupun kasus ulangan, yang datang layanan rehabilitasi medis di IPWL dan telah diverifikasi melalui
secara sukarela, pembantaran, dan kasus aplikasi SELARAS.
putusan pengadilan dan mendapatkan
layanan rehab medis rawat jalan dan/ atau
rawat inap di IPWL dalam kurun waktu 1
tahun.
T a r g e t ( K u m u l a ti f )
N o . P r o v in s i J u m l a h K a b / K o t a B a s e l i n e
2 0 2 0 2 0 2 1 2 0 2 2 2 0 2 3 2 0 2 4
1 G o r o n t a l o 6 0 6 1 2 1 8 2 3 2 9
2 S u lb a r 6 1 7 1 3 1 9 2 4 3 0
3 N T T 2 2 2 2 3 4 5 6 6 8 8 1 0 9
4 S u lt r a 1 7 2 1 9 3 5 5 2 6 8 8 5
5 S u l u t 1 5 3 1 8 3 2 4 7 6 1 7 6
6 P a p u a B a r a t 1 3 3 1 6 2 8 4 1 5 4 6 6
7 P a p u a 2 9 5 3 3 6 1 9 0 1 1 8 1 4 6
8 M a lu k u 1 1 6 1 7 2 7 3 8 4 9 6 0
9 M a l u k u U t a r a 1 0 1 2 2 2 3 1 4 1 5 1 6 1
1 0 K a lt a r a 5 1 4 1 9 2 4 2 9 3 3 3 8
1 1 S u lt e n g 1 3 1 4 2 7 3 9 5 2 6 5 7 7
1 2 K e p r i 7 2 7 3 4 4 1 4 7 5 4 6 1
1 3 S u ls e l 2 4 3 0 5 3 7 7 1 0 0 1 2 3 1 4 7
1 4 S u m u t 3 3 6 9 1 0 1 1 3 3 1 6 5 1 9 7 2 3 0
1 5 B a b e l 7 7 2 7 9 8 6 9 2 9 9 1 0 6
1 6 B e n g k u lu 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 9 1 2 9 1 3 9 1 4 9
1 7 B a n t e n 8 1 5 0 1 5 8 1 6 6 1 7 3 1 8 1 1 8 9
1 8 B a li 9 1 5 5 1 6 4 1 7 3 1 8 1 1 9 0 1 9 9
1 9 J a m b i 1 1 1 8 4 1 9 5 2 0 5 2 1 6 2 2 7 2 3 8
2 0 D I Y 5 1 9 1 1 9 6 2 0 1 2 0 6 2 1 0 2 1 5
2 1 K a lt e n g 1 4 1 9 4 2 0 8 2 2 1 2 3 5 2 4 8 2 6 2
2 2 D I A c e h 2 3 2 0 7 2 2 9 2 5 2 2 7 4 2 9 6 3 1 9
2 3 K a lb a r 1 4 2 4 1 2 5 5 2 6 8 2 8 2 2 9 5 3 0 9
2 4 J a t e n g 3 5 2 4 4 2 7 8 3 1 2 3 4 6 3 8 0 4 1 4
2 5 N T B 1 0 3 0 1 3 1 1 3 2 0 3 3 0 3 4 0 3 5 0
2 6 L a m p u n g 1 5 3 9 3 4 0 8 4 2 2 4 3 7 4 5 1 4 6 6
2 7 S u m b a r 1 9 4 1 6 4 3 4 4 5 3 4 7 1 4 9 0 5 0 8
2 8 K a l ti m 1 0 5 0 2 5 1 2 5 2 1 5 3 1 5 4 1 5 5 1
2 9 J a t im 3 8 5 2 9 5 6 6 6 0 3 6 4 0 6 7 7 7 1 4
3 0 J a b a r 2 7 7 3 0 7 5 6 7 8 3 8 0 9 8 3 5 8 6 1
3 1 R ia u 1 2 7 9 5 8 0 7 8 1 8 8 3 0 8 4 2 8 5 3
3 2 D K I J a k a r t a 6 1 1 1 5 1 , 1 2 1 1 ,1 2 7 1 ,1 3 3 1 ,1 3 8 1 ,1 4 4
3 3 S u m s e l 1 7 1 1 7 7 1 , 1 9 4 1 ,2 1 0 1 ,2 2 7 1 ,2 4 3 1 ,2 6 0
3 4 K a ls e l 1 3 1 1 1 6 1 , 1 2 9 1 ,1 4 1 1 ,1 5 4 1 ,1 6 7 1 ,1 7 9
B a s e lin e 5 1 4 9 0 0 0 9 , 5 0 0 1 0 ,0 0 0 1 0 ,5 0 0 1 1 ,5 0 0
1 1 ,0 0 0
INTEGRASI PELAKSANAAN PROGRAM INDONESIA
SEHAT MELALUI PENDEKATAN
KELUARGA

INDIKATOR SPM
1 Pelayanan antenatal 7 Skrining kesehatan usia > 60 th
PENDEKATAN KELUARGA
2 Pelayanan persalinan 8 Pelayanan kesehatan penderita
TERINTEGRASI, TOTAL
3 Pelayanan kesehatan BBL hipertensi
COVERAGE, OUTREACH
9 Pelayanan kesehatan penderita DM
4 Pelayanan kesehatan balita
10 Pelayanan kesehatan orang dengan
5 Skrining kesehatan pd usia gangguan jiwa berat sebesar 100%
pendidikan dasar
11 Pelayanan TB sesuai standar.
6 Skrining kesehatan usia 15-59 th
12 Pemeriksaan HIV utk org berisiko.

MANAJEMEN

PEMBIAYAAN

UPAYA KESEHATAN SDM


Gangguan Jiwa Berat yang diobati dan tidak ditelantarkan
SARPRAS DAN
FARMASI
Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan tidak ditelantarkan
Juknis Program

LITBANG
SISTEMATIKA PEMBAHASAN

• TIM PENGARAH /
PELAKSANA
KESEHATAN JIWA
4
MASYARAKAT
(TPKJM)
PENGATURAN PEMBANGUNAN
KESEHATAN JIWA MASYARAKAT

Meningkatkan koordinasi, pemberdayaan, kesadaran, kemauan


dan kemampuan seluruh pemangku kepentingan dalam
meningkatkan derajat kesehatan jiwa

Mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan jiwa.


TP-KJM
(TIM PENGARAH / PELAKSANA
KESEHATAN JIWA MASYARAKAT)

Wadah koodinatif yang bertugas mengoordinasikan upaya


kesehatan jiwa masyarakat

Kepmenkes No 220/2002 (REV)  TIM PEMBINA,


TIM PENGARAH DAN TIM PELAKSANA

Aktivitas belum optimal, banyak yang tidak aktif

Pengajuan draft Perpres/Inpres menjadi Gugus Tugas


Nasional
Pembangunan Kesehatan Jiwa Masyarakat
TUJUAN TPKJM
MENINGKATKAN
KERJASAMA
TERPADU DAN BERKESINAMBUNGAN

LINTAS PERAN SERTA KEMITRAA


N SWASTA PROFESI
SEKTOR MASYARAKA
T
ORGANISASI GRUP
KELUARGA
MASYARAKA KONSUMEN
T
DALAM RANGKA MENINGKATKAN KESADARAN, KEMAUAN DAN
KEMAMPUAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI MASALAH KESEHATAN
JIWA

INDIVIDU, KELUARGA, MASYARAKAT BERPERILAKU SEHAT DAN


PRODUKTIF
RUANG LINGKUP
KEGIATAN
TPKJM
PEMBINA TP-KJM PROVINSI
GUBERNUR
KOORDINATOR
KETUA WAKIL GUBERNUR
SEKDA
POKJA
SEKRETARIS
1. POKJA KEBIJAKAN DAN ADVOKASI
KA DINKES PROV
2. POKJA KOMUNIKASI, INFORMASI DAN
EDUKASI
ANGGOTA 3. POKJA PELAYANAN KESEHATAN
a. Ketua Komisi di DPRD
b. Pemerintah Daerah; BAPEDA 4. POKJA SDM DAN PENELITIAN
c. Kepolisian Daerah; 5. POKJA PEMBERDAYAAN
d. Tentara Nasional Indonesia;
e. BPJS Kesehatan;
f. BNN Provinsi;
g. Organisasi profesi;
h. Belitbangkes :
Peneliti/akademisi;
j.i. Organisasi
Pemangku masyarakat
kepentingandan
lainnya
TUGAS TIM PENGARAH
KESEHATAN JIWA MASYARAKAT PROVINSI
1. Mengoordinasikan dan menyinkronkan penyusunan rencana dan program kerja lintas sektor
bagi penyelenggaraan pembangunan kesehatan jiwa masyarakat pada organisasi perangkat daerah,
forum komunikasi pemerintah daerah provinsi lainnya serta sektor lain yang berkepentingan
2. Mengoordinasikan penyusunan program prioritas dalam rangka penyelenggaraan pembangunan
kesehatan jiwa masyarkat
3. Mengoordinasikan mobilisasi sumber dana, sarana dan daya dalam rangka penyelenggaraan
pembangunan kesehatan jiwa masyarakat
4. Mengoordinasikan pelaksanaan advokasi dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan
jiwa masyarakat
5. Memberikan masukan perumusan kebijakan pemerintah Kab/Kota dalam upaya peningkatan
derajat kesehatan jiwa masyarakat serta pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan jiwa
6. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan pembangunan kesehatan jiwa masyarakat
bersama pemerintah
PEMBINA TP-KJM PROVINSI

BUPATI/WALIKOTA
KOORDINATOR
KETUA
Wakil Bupati
SEKDA
POKJA
SEKRETARIS
1. POKJA KEBIJAKAN DAN ADVOKASI
KA. Dinkes Kab/Kota
2. POKJA KOMUNIKASI, INFORMASI DAN
EDUKASI
ANGGOTA
a. Ketua Komisi di DPRD bid Kesra 3. POKJA PELAYANAN KESEHATAN
b. Kepala Inspektorat
c. Pemerintah Daerah; 4. POKJA SDM DAN PENELITIAN
d. Kepolisian Resor;
e. Tentara Nasional Indonesia; 5. POKJA PEMBERDAYAAN
f. BPJS Kesehatan;
g. BNN Kab/Kota (BNNK);
h. Organisasi profesi;
i. Balitbangda :
Peneliti/akademisi;
j. Organisasi masyarakat dan
k.
l. Pemangku
Kepala kepentingan
Bapeda
m. Direktur RS/RS Jiwa, Kepala
TUGAS TIM PELAKSANA KESWA MASYARAKAT KAB/KOTA

1. Mengoordinasikan dan menyinkronkan penyusunan rencana dan program kerja lintas sektor bagi
Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan Jiwa Masyarakat pada Organisasi Perangkat Daerah, Forum
Komunikasi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota lainnya serta sektor lain yang berkepentingan;
2. Mengoordinasikan penyusunan program prioritas dalam rangka Penyelenggaraan Pembangunan
Kesehatan Jiwa Masyarakat;
3. Mengoordinasikan mobilisasi sumber dana, sarana dan daya dalam rangka Penyelenggaraan
Pembangunan Kesehatan Jiwa Masyarakat;
4. Mengoordinasikan pelaksanaan advokasi dalam rangka Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan
Jiwa Masyarakat;
5. Memberikan masukan perumusan kebijakan pemerintah Kab/Kota dalam upaya peningkatan
derajat kesehatan jiwa serta pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan jiwa di wilayahnya;
6. Mengoordinasikan pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota dalam mendukung
penyelenggaraan pembangunan kesehatan jiwa masyarakat dan;
7. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan Jiwa
Masyarakat
bersama Pemerintah dan Pemerintah Daerah
MANFAAT DAN DAMPAK TPKJM
• Terjalinnya kolaborasi yang sinergis, terpadu dan berkesinambungan antar LP/LS terkait secara berjenjang
mulai dari tingkat Kecamatan ke tingkat Gubernur sampai ke pusat sehingga terlaksananya upaya keswa di
Prov, Kab/Kota;
• Tercapainya target indikator PIS-PK dan SPM ODGJ yang diobati dan tidak ditelantarkan;
• Meningkatnya upaya promotif & preventif serta Gerakan masyarakat hidup sehat individu, keluarga dan
masyarakat
• Mencegah relaps/kambuh ODGJ
• Meningkatnya anggaran keswa
• Berkembangnya pusat-pusat rehabilitasi bagi ODGJ
• Tersosialisasinya keswa melalui pemberitaan berbagai media
• Tersedianya data dan sistim pelaporan berjenjang
• Tersedianya hasil-hasil penelitian
• Terealisasinya dana BOK untuk kegiatan Puskesmas, Dana DAK non fisik untuk home visit, penjaringan,
monev keswa, pelatihan kader, sosialisai keswa ke sekolah dan masyarakat di desa
 Meningkatnya Alokasi anggaran untuk
keswa
Lanjuta  bebas pasung, Kesepakatan
Terlaksananya Pembuatan NIK,bersama LS utk
Gelandangan Psikotik
n
Dampak  Adanya Bantuan modal usaha ODGJ
Mandiri
TPKJM
 Adanya Pendampingan sosial dan ekonomi DANA BOK, DAK
1. RESPON CEPAT NON FISIK,
2. KOLABORASI
dan Motivasi di Desa Siaga Sehat Jiwa (PROV,
APBD
3. TERPADU (DSSJ) KAB/KOTA)
4. SOLUSI  Adanya Penjemputan ODGJ dari RS Jiwa ,L SM/NGO, DANA
5. KEPERDULIAN DESA, PAJAK
6. SINERGI  Tersedianya Pelayanan Day Care di ROKOK
7. REGULASI MASYARAKA
Puskesmas. T, CSR
8. ANGGARAN
 Tersedianya Pelayanan terpadu Posbindu, SWASTA
Posyandu keswa  meningkatnya upaya
Promotif/Preventif/ Penjaringan
 Adanya Pilot project kolaborasi PUSKESMAS
dengan Pusat DINAS
(Puspelkesos Pelayanan Kesejahteraan Sosial
SOSIAL)
SISTEMATIKA PEMBAHASAN

• Dukungan Kesehatan
Jiwa Dan Psikososial
(DKJPS) dalam
4 Masa
Pandemi COVID-19
Dampak Pandemi COVID-
19
Belajar di
rumah
PANDEMI AK 1. Tetap
COVID 19 B Sehat Jiwa
Memperkua 2.Masalah/
Ekonomi krisis t Daya gangguan
Di rumah saja Tahan
MASALAH KESEHATAN FISIK DAN MENTAL Kesehatan
Rp Kesehatan Jiwa tetap
Jiwa dan terkendali
Masalah relasi Deteksi Dini
Tertular - Sakit Trauma Psikososial • Promotif
keluarga
• Preventif
• Kuratif
• Rehabilitatif
Intervensi Masalah dan Gangguan
Jiwa dan Psikososial
• Fasyankes:
Lintas Sektor
• Puskesmas
Lintas Program
Dukungan Kesehatan Jiwa Dan • RS
LSM
Psikososial (DKJPS) • RSJ
Masyarakat
• Tenaga Kesehatan
Terintegrasi dalam penanganan pandemi
Protokol Pelaksanaan Layanan
DKJPS Pada Masa AKB Pandemi
COVID-19
Ruang Lingkup

Memperhatikan :
• Kebijakan & strategi Teknis Layanan DKJPS
Tatakelol
penanggulangan COVID-19 daerah
a Ditujukan pada masyarakat yg
Untuk menyiapkan dan masing-masing
• Tidak mengurangi perlindungan dari terpapar /tidak terpapar COVID-19,
memastikan pelayanan DKJPS di baik anak dengan masalah/ gangguan
wilayah kerjanya dapat masalah kesehatan jiwa dan
psikososial. kesehatan jiwa maupun tidak. Upaya
berlangsung secara optimal promotif preventif, kuratif dan
• Menggunakan inovasi / terobosan
melalui kegiatan Plan Do Check rehabilitatif. Termasuk layanan DKJPS
Action TIK atau pengembangan
tatakelola layanan lainnya yang bagi orang tua/ pendamping/
berbasis individu dan masyarakat pengasuh.

PENTING Dalam Pelaksanaan Layanan DKJPS:


Adanya komitmen Pemda, Tim TPKJM; Adanya Tim DKJPS; Terjalinnya jejaring kerja dgn LP/LS, OP, LSM,
kader, peksos, dll; Tersedianya sumber daya untuk menjangkau masyarakat dalam upaya DKJPS ; Adanya
keterlibatan dan partisipasi masyarakat
Bagan Penemuan & Deteksi Dini Masalah dan Gangguan Jiwa Dinsos
Disdikbud
Rumah Sakit: Kanwil Agama
Koordinasi dengan RS Dinas DinPPA
• Promosi kes
• Deteksi dini DKJPS tk Kab/Kota Kesehata BKKBN
• Tatalaksana n Org.Profesi
Farmakologi dan non
farmakologi)
Puskesmas: Tenaga Profesional: Nasional Call Center
• Rujuk Balik ke PKM
119 ext 8, aplikasi
• Promosi kes • Promosi kes
• Deteksi dini • Deteksi dini
sehat Jiwa,
• Tatalaksana dini* Skrining : • Tatalaksana Hotline Lokal
Farmakologi dan non Instrumen Farmakologi dan non
Masyarakat: farmakologi) farmakologi)
Kader Keswa, Pekerja • Rujuk ke RS • Rujuk ke RS
sosial, Sukarelawan Hotline:
Keswa: • Konsultasi
Telepon atau Tatap Muka Patuh Protokol COVID-19 • Dukungan
• Penyuluha Mengenali Tanda dan Gejala: psikososial bagi
n orang tua/
Kesehatan • Masalah psikososial: Gangguan emosi (panik, takut, pendamping
• Dukungan cemas, marah, bingung, sedih, sensitif) dan • Rujuk
psikososial • Perilaku tidak terkontrol, tidak nafsu makan, tindakan
• Rujuk ke membahayakan jiwa, kecanduan/adiksi internet, pornografi
PKM dll
• Kekambuhan dan/ atau perburukan tanda dan gejala
Dirujuk selain Rumah disabilitas mental Rumah Panti & sejenis
insomnia dan ggn.
somatoform
Jejaring Layanan
DKJPS
Pelaksana DKJPS :
Fakes Tersier • Petugas Puskesmas
• Petugas RS
Faskes • Dokter anak Penyuluhan /
Fakes Sekunder
• Dokter kesehatan konseling / skrining
Praktek Tatalaksana
Fakes Primer jiwa
Mandiri Nakes
• Psikolog
• Perawat
• Pekerja sosial
Lingkungan Instansi
Pendidikan Pelaksana DKJPS :
• Orang Tua
Penyuluhan /
Lingkungan • Pendamping / pengasuh
konseling / deteksi
Masyarakat Instansi Sosial • Pekerja sosial
dini :
• Psikolog
UKBM Kunjungan rumah
• Kader Kesehatan Jiwa
Posyandu Konseling jarak
• Guru
jauh/ Tatap muka
• Teman Sebaya
Keluarga
• Petugas Puskesmas
PERLUNYA LAYANAN
PSIKOLOGI
• COVID-19: pandemi yg berdimensi multisector, bukan
kasus infeksi biasa, telah tersebar di 213 negara
• Berdampak psikologis karena menimbulkan ketakutan
dan keresahan karena banjirnya informasi yang asimetris
dan misleading (infodemi)
• Sebagai STRESSOR
• Edukasi sangat dibutuhkan melalui satu kanal layanan
psikologi. Tidak saja saat penanganan pandemi, juga pada saat
paska pandemi
• Semua masalah kesehatan jiwa meningkat hampir dua kali lipat
setelah 12 bulan, yaitu gangguan jiwa berat (severe mental
disorder)
SISTEMATIKA PEMBAHASAN

• Tantangan
dan
5
Kesimpula
n
TANTANGAN
Program & Kegiatan Keswa belum prioritas, dan terbatasnya
anggaran keswa
Masih besarnya stigma dan diskriminasi

Kurangnya pemahaman masyarakat tentang kesehatan jiwa

Belum Optimalnya koordinasi lintas sektor di lapangan

Masih diperlukan regulasi/dasar hukum dalam pelaksanaan

Masih diperlukan penataan sistem informasi/data


Terbatasnya akses dan fasilitas layanan keswa

TPKJM tingkat Provinsi dan Kab/Kota belum optimal


KESIMPULA
 Peningkatan ketahanan N
mental dan kesehatan jiwa anak dan remaja
dilakukan melalui upaya promotif dan preventif
 Upaya promotif dilakukan melalui Komunikasi, Informasi kesehatan
dan psikoedukasi/KIE, dan Pelatihan (keterampilan sosial, pola
asuh, pencegahan tindak kekerasan, dll)
 Upaya preventif dilakukan dengan deteksi dini dan pelayanan konseling
di sekolah.
 Keberhasilan dalam kehidupan tidak hanya ditentukan kecerdasan
semata, melainkan kematangan pribadi serta mampu dan terampil
menghadapi situasi dan permasalahan yang ada
erdas intelektual, emosional dan spiritual
mpati dalam berkomunikasi efektif
ajin beribadah sesuai agama dan keyakinan
nteraksi yang bermanfaat bagi kehidupan
sah, Asih dan Asuh Tumbuh Kembang
dalam Keluarga & Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai