Anda di halaman 1dari 23

UPT PUSKESMAS DRAJAT

Program Indera dan Fungsional (GIF)


23 September 2019
OUTLINE
Permasalahan Gangguan Indera dan Fungsional

Pengertian

Tanda dan Gejala

Bahaya

Cara Mengatasi dan Pengendalian Faktor Risiko


1. PERMASALAHAN
GANGGUAN INDERA DAN FUNGSIONAL
Estimasi Global Gangguan Penglihatan
WHO, 2010

Dari 6.697 juta penduduk dunia, diperkirakan 285 juta (4,25%)


diantaranya mengalami gangguan penglihatan.
Dari 285 juta jiwa diperkirakan 39 juta (14%) diantaranya
mengalami kebutaan (blindness), 246 juta (86%) dengan low vision.
Sumber : Riskesdas 2013
2. Pengertian
GANGGUAN INDERA
Gangguan Indera yaitu panca indera yang terganggu dan tidak
berfungsi sebagaimana mestinya.

• Katarak
Gangguan Indera • Kelainan Refraksi
Penglihatan • Glaukoma

• OMSK
Gangguan Indera • Serumen Prop
Pendengaran • NIHL (Noise Indice Hearing Loss)
• Presbikusis
GANGGUAN FUNGSIONAL
 Gangguan Fungsional yaitu fungsi tubuh (fisik) atau fungsi organ
dalam tubuh (mental, intelektual atau sensorik) yang tidak
bekerja sebagaimana mestinya atau struktur tubuh yang sudah
terganggu dari awal masa kelahiran yang sifatnya temporer
ataupun permanen.
GANGGUAN FUNGSIONAL
 Disabilitas adalah istilah yang meliputi gangguan, keterbatasan
aktivitas, dan pembatasan partisipasi.
 Gangguan adalah sebuah masalah pada fungsi tubuh dan atau
strukturnya yang temporer atau permanen;
 Keterbatasan aktifitas adalah kesulitan yang dihadapi oleh
individu dalam melaksanakan tugas atau tindakan,
 Pembatasan partisipasi merupakan masalah yang dialami oleh
individu dalam keterlibatan dalam situasi kehidupan.
 Disabilitas merupakan fenomena kompleks, yang
mencerminkan interaksi antara kondisi dari tubuh seseorang
dan kondisi dari masyarakat tempat dia tinggal.
International Classification of Functioning,Disability and Health ( ICF/WHO,2001)
FAKTA DISABILITAS
 15 dari 100 orang di dunia merupakan penyandang disabilitas.
 Sekitar 2 – 4 darri 100 orang tersebut termasuk dalam
kategori penyandang disabilitas berat.
 Dengan meningkatnya usia harapan hidup, maka semakin
bertambah kecenderungan penyandang disabilitas disebabkan
karena proses degeneratif.
 Beberapa penyakit dan kondisi kesehatan dapat berimplikasi
menjadi gangguan fungsional/disabilitas, demikian juga
kejadian bencana alam, kecelakaan lalu lintas serta konflik, dll.
 Permasalahan aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan masih
menjadi penghalang bagi penyandang disabilitas.
Bahaya Gangguan Indera:
 Indera Penglihatan:
 Tidak bisa melihat lingkungan sekitar, tidak bisa melihat apa
yang ada di sekitar
 Kesulitan untuk meletakkan barang-barang dan berjalan sangat
sulit dilakukan, tersandung, tertabrak, dan tertimpa benda lain
 Indera Pendengaran:
 Tidak bisa berkomunikasi
 Tidak dapat berbicara: tidak mendapat eksplorasi kata-kata atau
kalimat yang digunakan untuk berkomunikasi

Semua itu bisa membuat penyandang gangguan indera tidak bisa


beraktifitas karena tidak dapat menyampaikan pesan atau apa yang
mereka rasakan
Bahaya Gangguan Fungsional, menurut
jenisnya, yaitu:
 Disabilitas Fisik, seperti terjatuh dan luka
 Disabilitas Intelektual, seperti keterbelakangan pendidikan
karena para disabilitas intelektual perlu pendamping dan
metode khusus untuk mentrasfer ilmu sehingga mendapat
pengetahuan yang sama
 Disabilitas Sensorik, seperti berkurangnya fungsi dari panca
indera tersebut
 Disabilitas Mental, seperti melukai diri sendiri dan orang lain
karena keadaan stres dan depresi dapat membuat penderita
tidak dapat berpikir logis
Tanda atau gejala dari Gangguan
Indera adalah:
 Indera Penglihatan
Kemampuan melihat, seperti: mata berkunang atau ada titik-
titik hitam berjalan ketika melihat, kemampuan penglihatan
yang berkurang seperti yang dialami penderita katarak
 Indera Pendengaran
Adanya kotoran kuping yang terus keluar yang menyebabkan
jenis tuli congek, kurangnya fungsi pendengaran karena
lingkungan bising biasanya ditandai dengan telinga yang
berdengung terus menerus. telinga yang selalu gatal dan
keluar kotoran telinga
Tanda atau gejala
Gangguan Fungsional, yaitu:
 Disabilitas Fisik
Kaki lumpuh atau tangan yang tidak dapat digerakkan. Biasanya
terjadi karena serangan virus polio ataupun karena menderita
stroke.
 Disabilitas Intelektual
Tidak bisa berkonsentrasi ketika belajar. Mempunyai dunia
sendiri sehingga tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain yang
merupakan gejala dari autis. Terlambat dalam menulis dan
membaca yang disebut dislexia.
Lanjutan...

 Disabilitas Sensorik
Sama dengan disabilitas fisik, bahaya disabilitas sensorik yaitu
terluka karena tidak bisa memfungsikan sensoriknya.
 Disabilitas Mental
Gejala disabilitas mental ini sudah familiar bagi masyarakat
seperti, mudah emosi, marah atau sedih. Mengurung diri,
menyakiti diri sendiri maupun orang lain
Cara Mengatasi:
 Sesuai dengan tujuan dari pemerintah yaitu Nawa Cita dari
presiden, maka salah satu dukungan yang diperoleh ada
di goal pemerintah, yaitu meningkatkan kualitas hidup
manusia Indonesia adalah sejalan dengan peningkatan kegiatan
dari para disabilitas. Program akhir yang dicapai dari
pembangunan kesehatan yaitu masyarakat mencapai kualitas
kesehatan yang baik. Untuk itu salah satunya program
Indonesia Sehat adalah penanggulangan gangguan
Indera dan Fungsional.
Sasaran Prioritas:

 Pendekatan Siklus Hidup


 Pelayanan dan pemeriksaan semua manusia dari muai dalam
kandungan sampai ke usia lanjut

 Pendekatan Keluarga
Keluarga merupakan unsur terdekat dari individu. Deteksi dini,
promotif , preventif, dan pengobatan dapat dilakukan dengan
segera
Pengendalian Faktor Risiko Gangguan
Penglihatan dan Kebutaan dengan
Perilaku Cerdik dan Patuh:

 Cek kondisi kesehatan secara berkala bukan hanya ketika kondisi


badan sakit
 Kebiasaan merokok perlu dijauhkan dari kegiatan sehari-hari
 Rajin berolahraga dan melakukan diet dengan nutrisi seimbang.
 Relaksasi dan mengendalikan stres.
 Semua itu bisa menunjang manusia Indonesia yang produktif
Tes tajam penglihatan dan pendengaran
yang dilaksanakan melalui program
penjaringan anak sekolah
 Skrining dan deteksi dini ini dilaksanakan minimal sekali setahun
secara berkala. 70-80 % katarak merupakan penyebab kebutaan.
 Skrining atau deteksi dini dapat dilakukan oleh kader dengan
mudah melalui test hitung jari. Deteksi tajam penglihatan dan
pendengaran dapat dilaksanakan secara terintegrasi di Posbindu
PTM dengan cara hitung jari dan tes suara.
 Masyarakat mendapatkan pelayanan deteksi dini tajam penglihatan
(di bawah 40 tahun menggunakan E-tumbling dan di atas 40 tahun
dengan menggunakan hitung jari).
Upaya Pelayanan Kesehatan
Penyandang Disabilitas, yaitu:
 Promotif: media berfungsi untuk mempromosikan program-program
pemerintah
 Preventif: langkah pencegahan secara dini
 Kuratif: pelayanan pemerintah dalam bentuk Rumah Sakit khusus
untuk penyandang disabilitas
 Pemerintah sebagai bagian dari masyarakat harus mencari solusi untuk
membuat manusia penyandang disabilitas hidup normal. Peran
pemerintah bisa berupa penyediaan fasilitas bagi penyandang disabilitas
seperti tempat khusus parkir atau perpustakaan untuk para tuna netra
juga sangat berarti
 Sementara peran pemerintah tidak bisa lepas dari peran masyarakat
untuk menerima penyandang disabilitas secara terbuka dan
memberikan dukungan sehingga mereka bisa menjalani kehidupan
normal
g

Anda mungkin juga menyukai