Anda di halaman 1dari 44

Evaluasi Capaian Direktorat Kesehatan Jiwa

Tahun 2021-2022
15 September 2022

Tim Kerja Surveilans Kesehatan Jiwa Dan Napza

Direktorat Kesehatan Jiwa


▪ Organisasi dan Tata Kelola (OTK) Kementerian
Kesehatan
▪ Tugas dan Fungsi Direktorat Kesehatan Jiwa
Outline ▪ Gambaran Kondisi Kesehatan Jiwa di Indonesia
▪ Kebijakan dan Strategi Direktorat Kesehatan Jiwa
▪ Target dan Capaian 2021-2022
▪ Simpulan

2
▪ Organisasi dan Tata Kelola (OTK) Kementerian
Kesehatan
▪ Tugas dan Fungsi Direktorat Kesehatan Jiwa
Outline ▪ Gambaran Kondisi Kesehatan Jiwa di Indonesia
▪ Kebijakan dan Strategi Direktorat Kesehatan Jiwa
▪ Target dan Capaian 2021-2022
▪ Simpulan

3
OTK Ditjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI Tahun 2022

Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

Sekretariat Direktorat
Jenderal

Subbagian Administrasi Umum

Kelompok Jabatan
Fungsional

Dit.
Dit. Promkes
Dit. GIKIA Dit. UPL Kesehatan Dit. Takelmas
& PM
Jiwa

Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian


Adum Adum Adum Adum Adum

Kel. Kel. Kel. Kel. Kel.


Jabatan Jabatan Jabatan Jabatan Jabatan
Fungsional Fungsional Fungsional Fungsional Fungsional

PMK No. 5 Tahun 2022 4


Tim Kerja Rutin (TKR) Direktorat Kesehatan Jiwa Tahun 2022

Tim Kerja Promosi Tim Kerja Deteksi Tim Kerja Layanan Tim Kerja Layanan Tim Kerja
dan Kemitraan Dini Kesehatan Gangguan Jiwa Gangguan Surveilans
Kesehatan Jiwa & Jiwa & NAPZA Penggunaan Kesehatan Jiwa
NAPZA NAPZA Dan Napza

5
▪ Organisasi dan Tata Kelola (OTK) Kementerian
Kesehatan
▪ Tugas dan Fungsi Direktorat Kesehatan Jiwa
Outline ▪ Gambaran Kondisi Kesehatan Jiwa di Indonesia
▪ Kebijakan dan Strategi Direktorat Kesehatan Jiwa
▪ Target dan Capaian 2021-2022
▪ Simpulan

6
Tugas dan Fungsi Direktorat Kesehatan Jiwa

Tugas
Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan jiwa dan penyalahgunaan narkotika, psikotropika,
dan zat adiktif.

Fungsi

Penyiapan perumusan kebijakan di bidang surveilans, deteksi dini dan pengendalian faktor resiko masalah kesehatan
jiwa, gangguan kesehatan jiwa dan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.

Pelaksanaan kebijakan di bidang surveilans, deteksi dini dan pengendalian faktor resiko masalah kesehatan jiwa,
gangguan kesehatan jiwa dan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif.

Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang surveilans, deteksi dini dan pengendalian
faktor resiko masalah kesehatan jiwa, gangguan kesehatan jiwa dan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat
adiktif.

Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang surveilans, deteksi dini dan pengendalian faktor resiko masalah
kesehatan jiwa, gangguan kesehatan jiwa, dan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif.

Pemantauan, evaluasi dan pelaporan.


7
Pelaksanaan urusan administrasi Direktorat.
▪ Organisasi dan Tata Kelola (OTK) Kementerian
Kesehatan
▪ Tugas dan Fungsi Direktorat Kesehatan Jiwa
Outline ▪ Gambaran Kondisi Kesehatan Jiwa di Indonesia
▪ Kebijakan dan Strategi Direktorat Kesehatan Jiwa
▪ Terget dan Capaian 2021-2022
▪ Simpulan

8
Gambaran Masalah Kesehatan Jiwa
Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018 Penelitian BNN dan LIPI tahun 2019

1 dari 10 orang mengalami 240 dari 10.000 penduduk Indonesia


Gangguan Mental Emosional (GME) berumur 15-64 tahun pernah
memakai Narkoba
Prevalensi GME = 9,8%
Usia pertama kali
menggunakan Narkoba
berkisar 17-19 tahun
1 dari 16 orang mengalami Depresi
Prevalensi Depresi
= 6,1% 12-15 15-30 30-45 45-60 60-95
Pengguna Narkoba terbanyak pada usia
produktif (35-44 tahun)

Hampir 2 dari 1000 orang mengalami 18%


Gangguan Jiwa Berat
3 Jenis
Prevalensi Gangguan Jiwa Narkoba
Ganja
Sabu
Berat = 0,18% paling banyak
38%
65,50%
Ekstaksi
dikonsumsi 1
tahun terakhir

9
Prevalensi Gangguan Jiwa Berat Per-Provinsi
0,35
0,35

0,3
0,3
0,26
0,25
0,25 0,23
0,21 0,21 0,21 0,21
0,2 0,2
0,2 0,19 0,19
0,18 0,18 0,18
0,170,17
0,16
0,15 0,15 0,15
0,15 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14
0,13 0,13
0,11 0,11
0,1 0,09 0,09
0,08
0,07

0,05

Sumber: Riskesdas, 2018 10


▪ Organisasi dan Tata Kelola (OTK) Kementerian
Kesehatan
▪ Tugas dan Fungsi Direktorat Kesehatan Jiwa
Outline ▪ Gambaran Kondisi Kesehatan Jiwa di Indonesia
▪ Kebijakan dan Strategi Direktorat Kesehatan Jiwa
▪ Target dan Capaian 2021-2022
▪ Simpulan

11
Tujuan Program Kesehatan Jiwa

Mewujudkan derajat kesehatan jiwa yang optimal

Sesuai siklus kehidupan

Dengan pendekatan Promotif,

Preventif,

Kuratif,

dan Rehabilitatif

Yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan


oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan/atau Masyarakat.
12
Kebijakan dan Strategi Kesehatan Jiwa

Kebijakan
a) Terwujudnya masyarakat peduli kesehatan jiwa
b) Terwujudnya Pelayanan Jiwa & NAPZA yang Komprehensif
c) Terwujudnya Upaya Kesehatan Jiwa dan NAPZA Berbasis Masyarakat

Strategi
a) Penguatan regulasi Kesehatan Jiwa dan NAPZA
b) Advokasi dan Sosialisasi Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA
c) Peningkatan jejaring kemitraan Kesehatan Jiwa dan NAPZA dengan lintas program dan lintas sector
d) Penguatan Pelayanan Kesehatan Jiwa dan NAPZA di Pelayanan Kesehatan Primer
e) Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA sesuai siklus kehidupan
f) Pengembangan dan Penguatan Deteksi Dini dan Surveilans dengan optimalisasi teknologi informasi
g) Peningkatan peran serta komunitas, masyarakat, mitra dan multisektor lainnya dalam peningkatan
Kesehatan Jiwa dan NAPZA
h) Peningkatan kapasitas dan mutu Sumber Daya Kesehatan Jiwa dan NAPZA

13
Upaya promotif – preventif kesehatan jiwa: Lansia
• Deteksi dini keswa lansia
• (demensia/ depresi, dll)
Pendekatan siklus kehidupan (continuum of Care) Dewasa
dan Kelompok Risiko (Population at Risk)

Terintegrasi pada semua tingkat layanan kesehatan Pelayanan bagi • Keswa dewasa
remaja • Deteksi dini melalui Posbindu
dan kegiatan LP/LS
& Pandu
• CEGAH PASUNG/ REPASUNG
Pelayanan bagi
anak SD
• Keswa Remaja
Pelayanan bagi • Skrining ASSIST
balita • Posbindu di Sekolah
• Life skill remaja
Pelayanan bagi
bayi • Deteksi dini
Persalinan, nifas
keswa anak
Pemeriksaan & neonatal
Pelayanan usia sekolah Populasi khusus lain:
PUS & WUS Kehamilan • Pemantauan
perkembangan Kesehatan jiwa di kampus
• Deteksi Dini
•Pola asuh dan Keswa Anak
tumbuh kembang Kesehatan jiwa di tempat kerja
•Deteksi dini
anak
•Konseling •Deteksi dini Keswa Bulin,
•Deteksi dini
Pranikah keswa ibu hamil Bufas dan Kesehatan jiwa di kelompok khusus - RS
pada
•Stimulasi janin Buteki
gangguan
dalam kandungan perkembangan 14
anak
▪ Organisasi dan Tata Kelola (OTK) Kementerian
Kesehatan
▪ Tugas dan Fungsi Direktorat Kesehatan Jiwa
Outline ▪ Gambaran Kondisi Kesehatan Jiwa di Indonesia
▪ Kebijakan dan Strategi Direktorat Kesehatan Jiwa
▪ Target dan Capaian 2021-2022
▪ Simpulan

15
Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Pencegahan Dan Pengendalian Masalah
Kesehatan Jiwa Dan Napza (P2MKJN)
Kegiatan Indikator Tahun
2020 2021 2022 2023 2024

IKP

Jumlah Kab/Kota yang melaksanakan 330 380 430 480 514


deteksi dini masalah kesehatan jiwa dan
penyalahgunaan NAPZA

Pencegahan IKK
dan
Persentase ODGJ berat yang mendapatkan 45 60 75 90 100
Pengendalian layanan
Masalah
Kesehatan
Penyalahguna Napza yang mendapatkan 9500 10000 10500 11000 11500
Jiwa dan pelayanan rehabilitasi medis
Napza
Persentase penderita Depresi pada 10 20 30 40 50
penduduk 15 tahun yang mendapat
layanan
Persentase penderita Gangguan Mental 10 20 30 40 50
Emosional (GME) pada penduduk 15
tahun yang mendapat layanan
Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Kesehatan Jiwa
Tahun 2022 - 2024

TARGET
INDIKATOR KINERJA
2022 2023 2024

Persentase ODGJ Berat yang mendapatkan


RPJMN
layanan
75% 90% 100%
Persentase penduduk usia ≥ 15 tahun dengan
risiko masalah kesehatan jiwa yang mendapatkan 30%
skrining 60% 90%

Persentase penyandang gangguan jiwa yang 30%


memperoleh layanan di Fasyankes
60% 90%

Jumlah penyalahguna napza yang mendapatkan


10500 11000 11500
pelayanan rehabiltasi medis

17
Capaian Indikator Kesehatan Jiwa Tahun 2021-2022

18
Target dan Capaian Indikator Tahun 2020-2021
Tahun
Kegiatan Indikator 2020 2021
Target Capaian Target Capaian

IKP

Jumlah Kab/Kota yang melaksanakan deteksi dini 330 206 380 327
masalah kesehatan jiwa dan penyalahgunaan NAPZA Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota

Pencegahan IKK
dan
Pengendalian Persentase ODGJ berat yang mendapatkan layanan 45% 58,90% 60% 65%
Masalah
Kesehatan Penyalahguna Napza yang mendapatkan pelayanan 10000 10149
9500 orang 9585 orang
Jiwa dan rehabilitasi medis orang orang
Napza
Persentase penderita Depresi pada penduduk ≥15 tahun
10% 0,20% 20% 0,41%
yang mendapat layanan

Persentase penderita Gangguan Mental Emosional


(GME) pada penduduk 15 tahun yang mendapat 10% 0,18% 20% 0,65%
layanan

Sumber: Direktorat P2MKJN 19


Jumlah Puskesmas Dengan Layanan Jiwa 2018-2021 - Indonesia
5000

4500

4000

3500
3020
4617
3000
4293
2500

2000

1500

1000

500

0
2018 2019 2020 & 2021

Sumber: Data Rutin Kesehatan Jiwa, 2021 20


Kabupaten/Kota Yang Memiliki Puskesmas Dengan Layanan Kesehatan Jiwa Tahun 2021
ACEH SUMATERA UTARA RIAU KALTENG KALTIM SULBAR
Kab/Kota: 23 / 23 Kab/Kota: 33 / 33 Kab/Kota: 12 / 12 Kab/Kota: 14 / 14 Kab/Kota: 9 / 10 Kab/Kota: 6 / 6
PKM: 309 / 351 PKM: 112 / 596 PKM: 49 / 226 PKM: 41 / 200 PKM: 137 / 185 PKM: 27 / 95 SULUT
Data sampai ODGJ Berat: 5.856 ODGJ Berat:8.262 ODGJ Berat: 4.193 ODGJ Berat: 11.496 ODGJ Berat: 2.560 ODGJ Berat: 1.725 Kab/Kota: 8 / 15
Desember 2021 PKM: 88 / 193
ODGJ Berat: 1.538
Total Kab/Kota: 327 KEP. RIAU KALBAR KALTARA
SUMATERA BARAT Kab/Kota: 7 / 7 Kab/Kota: 14 / 14 Kab/Kota: 5 / 5
Total Puskesmas: Kab/Kota: 19 / 19 PKM: 65 / 84 PKM: 48 / 244 PKM: 50 / 56
ODGJ Berat:3263 GORONTALO MALUT
4.617 (45%) PKM: 138 / 275 ODGJ Berat: 1.670 ODGJ Berat: 9.231 Kab/Kota: 10 / 10
Kab/Kota: 6 / 6
ODGJ Berat: 8.407 PKM: 45 / 93 PKM: 128 / 144
Total ODGJ ODGJ Berat: 1.585 ODGJ Berat: 538
terlaporkan: 313.789
BENGKULU
Kab/Kota: 10 / 10 PAPUA
PKM: 25 / 180 Kab/Kota: 3 / 29
>75% Kab/Ko ODGJ Berat: 763 PKM: 13 / 408
ODGJ Berat: 159
50-75% Kab/Ko
JAMBI
25-50% Kab/Ko Kab/Kota: 5 / 11 PAPBAR
PKM: 40 / 197 KALSEL Kab/Kota: 0 / 13
<25% Kab/Ko ODGJ Berat: 5.844 SUMATERA SELATAN Kab/Kota: 13 / 13 PKM: 0 / 159
Kab/Kota: 17 / 17 PKM: 309 / 234 Pasung: 3
PKM: 220 / 341 ODGJ Berat: 12.428 ODGJ Berat: 0
LAMPUNG ODGJ Berat: 10.498
SULTENG
4 provinsi belum Kab/Kota: 15 / 15
Kab/Kota: 3 / 13
memiliki RSJ, PKM: 39 / 307
PKM: 18 / 206
ODGJ Berat: 6.742
diantaranya: Papua KEP. BABEL ODGJ Berat: 11.993
Barat, Sulawesi Kab/Kota: 7 / 7
PKM: 66 / 64
Barat, Gorontalo, ODGJ Berat: 5.374 MALUKU
BANTEN SULSEL
Kalimantan Utara Kab/Kota: 24 / 24 Kab/Kota: 11 / 11
Kab/Kota: 8 / 8 PKM: 125 / 209
PKM: 104 / 458
PKM: 64 / 242 JAWA TIMUR SULTRA ODGJ Berat: 0
ODGJ Berat: 13.555 ODGJ Berat: 12.923
Kab/Kota: 35 / 38 Kab/Kota: 6 / 17
DKI JAKARTA PKM: 818 / 968 PKM: 14 / 285
Kab/Kota: 6 / 6 JAWA TENGAH
Terbatasnya jumlah ODGJ Berat: 58.020 ODGJ Berat: 1.997 NTT
PKM: 44 / 321 Kab/Kota: 30 / 35
RSU dengan layanan PKM: 280 / 878 Kab/Kota: 4 / 22
ODGJ Berat: 20.351
psikiatri, saat ini baru ODGJ Berat: 48.759 PKM: 21 / 384
318 dari 720 RSUD DIY BALI NTB ODGJ Berat: 10.829
yang memiliki Kab/Kota: 5 / 5 Kab/Kota:8 / 9 Kab/Kota: 10 / 10
layanan psikiatri JAWA BARAT PKM: 121 / 121 PKM: 50 / 120 PKM: 107 / 166
Kab/Kota: 27 / 27 ODGJ Berat: 4.522 ODGJ Berat: 5.101 ODGJ Berat: 7.848
PKM: 902 / 1072
ODGJ Berat: 32.594
21
Data Sasaran ODGJ Berat & yang Mendapatkan Layanan Tahun 2021
100.000

90.000 86.066

80.000 76.298

70.145
70.000

60.000

50.000

40.000

30.000

20.936 19.972
20.000 16.457 16.99617.033
14.637 13.896 13.40013.776
11.464 11.783 10.777
10.219
10.000 6.554 6.026 6.554
4.339 4.081 4.080 4.809 3.566 3.782
2.141 2.823 2.712 1.661 2.526
1.298 1.264 1.142 1.412
0

SASARAN ODGJ TAHUN 2021 ODGJ YANG MENDAPAT LAYANAN

Sumber: Data Rutin Kesehatan Jiwa, 2021


22
Capaian Indikator Persentase Penderita GME pada Penduduk
Usia >15 tahun yang mendapat Layanan Tahun 2021
20,00

Garis Target
18,00

16,00

14,00

12,00

10,00

8,00

6,00

4,00
2,47
2,01 1,93
2,00 1,67 1,63
0,87 0,81 0,78 0,78 0,73 0,71
0,44 0,36 0,35 0,35 0,31 0,30 0,30 0,29 0,28 0,23 0,22 0,19 0,19 0,18
0,16 0,13 0,05 0,05 0,04 0,04 0,00 0,00 0,00
0,00

Sumber: Direktorat P2MKJN


Capaian Indikator Persentase Penderita Depresi pada Penduduk
Usia ≥15 tahun yang Mendapat Layanan Tahun 2021
20,00

18,00
Garis Target
16,00

14,00

12,00

10,00

8,00

6,00

4,00

2,23
1,88
2,00 1,20 1,13 0,93 0,92
0,80 0,72 0,68 0,67 0,64 0,61 0,57
0,50 0,47 0,47 0,39 0,37 0,36 0,30 0,26 0,25 0,24 0,23
0,19 0,18 0,16 0,16 0,14 0,12 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00

Sumber: Direktorat P2MKJN


REKAPITULASI DATA DETEKSI DINI PENYALAHGUNAAN NAPZA
Tahun 2021
100

90 87
80

70

60

50

40
32 32
30 25
20 17 18
15 15
11 12 10
9 8 8 7
10 6 6 5 6 6 44
7
4 6
4 4 22 1 33 2 22 2 33 23 2 11 22 11 1 11
0

Jumlah Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Deteksi Dini Penyalahgunaan NAPZA Jumlah Fasyankes yang Melaksanakan Deteksi Dini Penyalahgunaan NAPZA

Sumber: Direktorat Kesehatan Jiwa 25


JUMLAH PENYALAHGUNA NAPZA YANG MENGAKSES IPWL
Tahun 2011 - 2021

12000

10149
10000 9485 9585
9405

8000 7695

6028
6000
4940

4000

2788
2163
2000 1537
775

0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Sumber: Direktorat Kesehatan Jiwa 26


Capaian Indikator Kesehatan Jiwa
Tahun 2022 Triwulan 1 dan 2

27
ODGJ Berat Yang Mendapat Layanan (RPJMN)
Sampai dengan Triwulan 2 tahun 2022
300%
281%

250% 250%

206%
200% 198%
183%

150%

119%
100% 89% 95%
86%
71% 78% 76% 68% 65% 65%
64% 57% 57% 63% 56%
51% 46% 46% 47%
50% 39% 41% 38%
33%
27% 32%
4%
0% 0% 0% 0% 0%

Sumber: Direktorat Kesehatan Jiwa 28


Persentase Penduduk Usia ≥ 15 Tahun Dengan Risiko Masalah Kesehatan Jiwa Yang
Mendapatkan Skrining
TW I-II
30

26,33

25

20

15

10,03
10

7,06
5,71 5,86
4,96
5
3,58
3,17
2,65 2,80 2,85 2,61
2,17
2,07 1,94
1,24 0,87 0,78 1,31
0,00 0,21 0,49
0,03 0,01 0,00 0,02 0,00 0,00 0,00 0,04 0,00
0 0,00 0,00 0,00 0,00

Sumber: Direktorat Kesehatan Jiwa 29


Penyandang Gangguan Jiwa Yang Mendapatkan Layanan
1355 0 0 0 159
763 14908 1583 799 336
8262 3189 28851 3755
2560 1558 1585
5856 8407 1670 2032 6742 4522 4061 4693 1725 249499
48769 9231 12923
20351
10829
21182 5374

11469

112638 4625 10026 8976 19156


13859 258230 35073 16419 10212
122369 45242 425369 51555
22891 17838 24348
39814 52213 11267 14711 46021 33783 27564 29719 10897 2003979
224578 40196 67667
84623
36809
56341 12956

15995

Target Capaian

Sumber: Data Rutin Kesehatan Jiwa, 2022 30


Persentase Penyandang Gangguan Jiwa Yang Memperoleh Layanan di Fasyankes
TW I-II
80,00

71,71
70,00

60,00

50,00

41,48
40,00 37,60

30,00 29,42

24,05 22,97
21,72
20,00 19,10
14,71 16,10 14,82 15,79 15,83
14,65 14,73
13,81 13,39 12,45
11,18
10,00 8,73
6,75 7,05 6,78 5,77 7,28 6,51
5,51 4,51 4,87 3,29
1,20 0,83
0,00 0,00 0,00
0,00

Sumber: Direktorat Kesehatan Jiwa 31


Jumlah Penyalahguna NAPZA yang Mendapatkan Layanan Rehabilitasi Medis
10800

10600 10551
10500

10400

10200 10149

10000
10000

9800

9585
9600
9500

9400

9200

9000

8800
2020 2021 2022

Sasaran Capaian

Sumber: Data Rutin Kesehatan Jiwa, 2022 32


Jumlah Penyalahguna NAPZA Yang Mendapatkan Pelayanan Rehabilitasi Medis
TW I-II
12000

10551

10000

8000

6000

4000

2000
1379 1405
1183
869 835
395 490 446 645
294 341 509
224 89 150 241 203 269 246
69 27 105 2 14 4 0 39 14 37 1 6 12 3 5
0

Sumber: Direktorat Kesehatan Jiwa 33


Sumber: Data Rutin Kesehatan Jiwa, 2022 34
▪ Organisasi dan Tata Kelola (OTK) Kementerian
Kesehatan
▪ Tugas dan Fungsi Direktorat Kesehatan Jiwa
Outline ▪ Gambaran Kondisi Kesehatan Jiwa di Indonesia
▪ Kebijakan dan Strategi Direktorat Kesehatan Jiwa
▪ Target dan capaian 2021-2022
▪ Simpulan

35
Mekanisme Pelaporan

Manual SIMKESWA SELARAS


Format Pencatatan & Pelaporan
Indikator 1

*orang
**khusus yang diduga penyalahguna NAPZA (data diambil secara elektronik menggunakan aplikasi SINAPZA yang ada pada aplikasi SELARAS)
***Kelompok dengan risiko masalah kesehatan jiwa dapat dilihat pada tabel kelompok berisiko masalah kesehatan jiwa

37
Format Pencatatan & Pelaporan
Indikator 2 (Puskesmas)

* Layanan yang dimaksud adalah pemeriksaan kesehatan jiwa (wawancara psikiatrik dan pemeriksaan status mental), memberikan informasi dan edukasi, tatalaksana pengobatan
dan atau melakukan rujukan bila diperlukan
* Fasyankes = Puskesmas, Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Khusus dan Rumah Sakit Jiwa

Persentase penderita gangguan jiwa (gangguan campuran cemas dan depresi serta skizofrenia) yang memperoleh layanan di Fasyankes dengan kriteria:
Sesuai dengan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Ganguan Jiwa Edisi III (1981)
Nakes (UU No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan terlatih Membuat pencatatan dan pelaporan)

38
Format Pencatatan & Pelaporan
Indikator 3

*) Data didapatkan dari aplikasi Sistem Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Rehabilitasi Medis (SELARAS)

39
Data Yang Dicatatatkan
PEMBAGIAN PERAN

PUSKESMAS
Input data Filter data
Edit data Rekap data tingkat puskesmas

DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA


Rekap data tingkat Kabupaten/Kota

DINAS KESEHATAN PROVINSI


Rekap data tingkat Provinsi

KEMENTERIAN KESEHATAN
Rekap data tingkat nasional
• Prevalensi tinggi
• Kesenjangan pengobatan tinggi
• Beban global tinggi
Rendahnya: • Stigma & diskriminasi
• Pengetahuan • Kurangnya SDM keswa Perlu:
• Kesadaran • Terbatasnya akses layanan • Peningkatan pengetahuan
• Penerimaan masyarakat • Hak asasi manusia • Peningkatan akses layanan
• Stigma oleh nakes • Tinginya biaya perawatan • Penatalaksanaan yang efektif
> >

< <
• Penanganan terhadap ODGJ berat
• Penanganan terhadap orang dengan gangguan mental emosional
• Penanganan terhadap orang dengan gangguan depresi Deteksi Dini
• Penanganan orang dengan penyalahgunaan napza Masalah Kesehatan
Jiwa dan NAPZA
< • Intervensi dini
Mengupayakan:
• Pemerataan akses layanan
• Yang sehat jiwa tetap sehat jiwa
di layanan primer
• Yang berisiko menjadi sehat jiwa
<

<

• Yang gangguan jiwa menjadi mandiri & produktif

Indonesia
Sehat Jiwa
42
C
Cerdas intelektual
E
Empati dalam berkomunikasi
R
Rajin beribadah
I
Interaksi yang
A
Asah, asih, asuh
emosional dan spiritual efektif sesuai agama & bermanfaat bagi tumbuh kembang
keyakinan kehidupan dalam keluarga &
masyarakat

43

Anda mungkin juga menyukai