Anda di halaman 1dari 34

By: Ns. Tjahjanti Kristyaningsih, MKep, Sp.Kep.

PENDAHULUAN
Ansietas atau cemas istilah yg sangat akrab dg

kehidupan sehari2 yg menggambarkan keadaan khawatir, gelisah yg tdk menentu, tdk tentram, kadang2 disertai berbagai keluhan fisik.

Ansietas dpt merupakan suatu sumber kekuatan, &

energi yg dihasilkannya dpt digunakan utk menghasilkan tindakan yg konstruktif atau destruktif.

Ansietas ada sbg kesulitan atau kesusahan dan

merupakan konsekuensi normal dari pertumbuhan, perubahan, pengalaman baru, penemuan identitas dan makna hidup (Saddock , 2005),

PENGERTIAN
Ansietas adalah perasaan tidak khas, disebabkan

oleh dugaan akan bahaya atau frustasi yang akan membahayakan rasa aman, keseimbangan atau kehidupan seseorang atau kelompok sosialnya. merupakan suatu keresahan, perasaan tidak nyaman yang tidak mudah disertai dengan respons automatis; sumbernya seringkali tidak spesifik; perasaan khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.

Wilkinson (2000) menjelaskan bahwa ansietas

Beda TAKUT dan CEMAS


Takut : penilaian intelektual dengan

stimulus yg mengancam & objeknya jelas penilaian individu yang subyektif, yang dipengaruhi oleh alam bawah sadar & tidak diketahui secara khusus penyebabnya / obyek tdk jelas

Ansietas : reaksi emosional terhadap

Ansietas merupakan alat peringatan internal yang memberikan tanda bahaya bagi individu.
Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek sehat dan aspek membahayakan, bergantung pada Tingkat ansietas Lama ansietas dialami Koping terhadap ansietas.

RENTANG RESPONS ANSIETAS


R. Adaptif R. Maladaptif

ANTISIPASI

RINGAN

SEDANG

BERAT

PANIK

TAHAPAN ANSIETAS
1. Ansietas RINGAN`
Berhub dg ketegangan akan peristiwa

kehidupan sehari-hari b`hati2 & waspada

Lapang persepsi me, individu akan Individu t`motivasi utk belajar

m`hasilkan kreatifitas

Respons fisiologis : sesekali nafas pendek,

nadi & TD me, gejala ringan pd lambung, muka b`kerut, bibir bgetar

Tahapan Ansietas
1. Ansietas RINGAN`
Respons kognitif : lapang persepsi meluas,

mampu menerima rangsangan yg meluas, konsentrasi pd masalah, menyelesaikan masalah scr efektif

Respons perilaku & emosi : tdk dpt duduk

tenang, tremor halus pd tangan, suara kadang2 meninggi

Tahapan Ansietas
2. Ansietas SEDANG
Lapang persepsi thdp lingkungan menurun M`fokuskan pd hal penting saat ini &

mengesampingkan hal lain

Perhatian individu lbh selektif & dpt

melakukan sesuatu lbh t`arah

Respons fisiologis : sering nafas pendek,

nadi & td me, gelisah, mulut kering, anoreksia, diare / konstipasi

Tahapan Ansietas
2. Ansietas SEDANG
Respons kognitif : lapang persepsi

menyempit, rangsang d/ luar tdk mampu diterima, b`fokus pd apa yg m`jadi perhatiannya. t`sentak2 (meremas tangan), bicara banyak & cepat, susah tidur, perasaan tdk aman

Respons perilaku & emosi : gerakan

Tahapan Ansietas
3. Ansietas BERAT
Lapang persepsi m`jadi sangat me Cenderung memikirkan hal yg specifik &

mengabaikan hal lain


ketegangan

Semua perilaku ditujukan utk mengurangi

Individu tdk mampu b`pikir realistis &

m`butuhkan banyak perhatian & pengarahan memusatkan pd area lain

Tahapan Ansietas
3. Ansietas BERAT
Respons fisiologis : nafas pendek, nadi &

TD me, b`keringat banyak, sakit kepala, penglihatan kabur, tegang

Respons kognitif : lapang persepsi sangat

menyempit, tdk mampu menyelesaikan masalah ancaman me, verbalisasi cepat, blocking

Respons perilaku & emosi : perasaan

Tahapan Ansietas
4. PANIK
Terjadi pe aktifitas motorik Penurunan kemampuan berhubungan dg

orang lain

Kehilangan pemikiran yg rasional Lapang persepsi sangat sempit individu

tdk dpt mengendalikan diri lagi


diberi pengarahan

Tdk dpt melakukan apa-apa walau sudah

Tahapan Ansietas
4. PANIK
Respons fisiologis : nafas pendek, rasa

t`cekik, palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi sempit, tdk dpt b`pikir logis

Respons kognitif : lapang persepsi sangat Respons perilaku & emosi : agitasi,

marah, mengamuk, b`teriak2, blocking, ketakutan, persepsi kacau, kehilangan kendali/kontrol diri

FAKTOR PREDISPOSISI

BIOLOGI
Individu yang sering mengalami ansietas mempunyai masalah dengan proses neurotransmiter.

PSIKOLOGIS
Freud mengemukakan 2 jenis ansietas Ansietas primer disebabkan karena ketegangan atau dorongan yang diakibatkan oleh faktor eksternal Ansietas subsekuen yaitu sejalan dengan peningkatan ego dan usia,

Faktor Predisposisi

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2003), kecemasan dipengaruhi oleh: Maturitas individu Tipe kepribadian Tingkat pendidikan juga mempengaruhi tingkat ansietas seseorang.

Faktor Predisposisi

Suliswati, dkk (2005), ketegangan dlm hidup yang dapat menimbulkan ansietas: Peristiwa traumatik (krisis perkembangan maupun situasional seperti bencana)
Konflik emosional individu yang tidak

terselesaikan dengan baik

Konsep diri terganggu timbulkan individu

tidak mampu berfikir secara realitas, frustasi atau tidak berdaya untuk mengambil keputusan yang berdampak terhadap ego

Faktor Predisposisi
SOSIAL

BUDAYA

Mekanisme koping keluarga dalam menangani stres yang akan mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik. Cara hidup orang di masyarakat berdampak pada timbulnya stres Individu yang mempunyai cara hidup sangat teratur dan mempunyai falsafah hidup yang jelas maka pada umumnya lebih sukar mengalami stres. Orang yang berada di tempat /lingkungan asing ternyata lebih mudah mengalami stres.

FAKTOR PRESIPITASI
Ancaman thd INTEGRITAS DIRI :

ketidakmampuan fisiologis/me kemampuan utk melaksanakan ADL

Ancaman thd SISTIM DIRI (Komponen

Diri) dpt m`bahayakan identitas, harga diri & integritas fungsi sosial

DIAGNOSA KEPERAWATAN
UTAMA: Ansietas ..(ringan/sedang/berat)

Terkait lainnya: Koping individu tidak efektif Gangguan pola tidur Gangguan pemenuhan keb nutrisi Risiko Perilaku Kekerasan

INTERVENSI KEPERAWATAN
TUJUAN :

Menurunkan tk. Kecemasan & klien menunjukan cara konstruktif dlm m`atasi ansietas
PRINSIP : Ansietas ringan sedang : Reedukatif : melibatkan klien dlm penyelesaian masalah sadar & konstruktif
Ansietas berat panik : melindungi klien d/

bahaya fisik & m`berikan rasa aman

Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan pada Ansietas berat & panik Tujuan:

Klien dpt membina hubungan saling percaya & terhindar dari bahaya
Klien dpt mengidentifikasi & berusaha me situasi yg dpt menimbulkan ansietas Klien dpt meyakini ttg manfaat mekanisme koping

Klien dpt melakukan kegiatan yg menarik & aktifitas yg terjadual


Klien dpt me kesehatan fisik & psikologis

Intervensi Keperawatan

Intervensi pd Ansietas sedang Tujuan Klien dpt m`jalin & m`p`tahankan hubungan saling percaya Klien dpt mengenal ansietasnya Klien dpt m`perluas kesadarannya thd p`kembangan ansietas Klien dpt m`gunakan mekanisme koping yg adaptif Klien dpt m`gunakan teknik relaksasi

Strategi Pelaksanaan (SP)


Pasien SP 1 Membina hubungan saling percaya Membantu pasien mengenal ansietas Melatih teknik relaksasi dengan tarik nafas dalam Memasukkan ke jadwal kegiatan harian Keluarga SP 1 Membina hubungan saling percaya Menjelaskan pengertian ansietas Menjelaskan penyebab ansietas Menjelaskan tanda dan gejala ansietas

SP.
Pasien Keluarga

SP 2
Mengevaluasi pelaksanaan jadwal kegiatan harian Mengajarkan teknik relaksasi dengan hipnotis diri dengan afirmasi atau berfikiran positif Memasukkan ke jadwal kegiatan harian

SP 2
Mengajarkan cara merawat pasien ansietas: pengalihan situasi Mengajarkan cara merawat pasien ansietas: tarik nafas dalam Mengajarkan cara merawat pasien ansietas: hipnotis diri sendiri atau hipnotis 5 jari Mengajarkan cara merawat pasien ansietas: mengerutkan dan mengendurkan otot

SP.
Pasien Keluarga

SP 3
Mengevaluasi pelaksanaan jadwal kegiatan harian Mengajarkan teknik relaksasi dengan hipnotis 5 jari Memasukkan ke jadwal kegiatan harian

SP 3
Mengajarkan keluarga melatih pasien mengatasi ansietas: pengalihan situasi Mengajarkan keluarga melatih pasien mengatasi ansietas: tarik nafas dalam Mengajarkan keluarga melatih pasien mengatasi ansietas: mengerutkan dan mengendurkan otot Mengajarkan keluarga melatih pasien mengatasi ansietas: hipnotis diri sendiri

SP.
Pasien SP 4
Mengevaluasi pelaksanaan jadwal kegiatan harian Mengajarkan teknik relaksasi dengan mengerutkan dan mengendurkan otot Memasukkan ke jadwal kegiatan harian

Keluarga SP 4
Mengevaluasi kemampuan keluarga melatih pasien cara-cara mengatasi asietas Mengajarkan keluarga merujuk pasien dengan ansietas bila cara2 yang diajarkan tidak mengurangi ansietas pasien

TEKNIK NAFAS DALAM

Teknik mengatur nafas dengan birama yang teratur (1-8) Meminta pasien untuk menarik nafas dari hidung dan mengeluarkan lewat mulut Meminta pasien untuk menahan nafas sampai rongga dada terisi penuh oleh udara (oksigen) dan mengeluarkannya pelan-pelan

TEHNIK AFIRMASI

Meminta pasien untuk mengingat keberhasilan yang telah dilakukan Meminta pasien untuk menyebutkan kembali secara berulang-ulang aspek positif dalam diri

Pertemukan ibu jari dengan jari2 lainnya secara berurutan dengan meminta pasien untuk:

TEHNIK 5 JARI
Ingat saat masa sehat

Ingat bersama orang yang dicintai Ingat keberhasilan dan dapat pujian Ingat tempat yang paling menyenangkan

CATATAN:
Kaji poin ke 2, 3 dan 4 yang sesuai dengan penglaman pasien

EVALUASI KEPERAWATAN
PASIEN
Pasien mampu mengenal dan

mengemukakan ansietasnya

Pasien mampu mengemukakan

mekanisme koping yang biasa digunakan untuk mengatasi ansietasnya untuk menurunkan ansietas

Pasien mampu melakukan cara2

Evaluasi Keperawatan
PASIEN
Pasien mampu menggunakan

respons koping adaptif

Pasien belajar strategi adaptif baru

utk mengatasi ansietasnya

Pasien menggunakan ansietas

ringan utk meningkatkan pertumbuhan personal

Evaluasi Keperawatan
KELUARGA
Keluarga mengenal bentuk dan

perilaku kecemasan pasien

Keluarga mampu merawat pasien

untuk mengatasi kecemasannya

Keluarga mampu mencari rujukan

bila cara-cara mengatasi kecemasan pasien tidak berhasil

Anda mungkin juga menyukai