Anda di halaman 1dari 48

KECEMASAN (ANSIETAS)

Endang Banon, S.Pd. M. Kep, Sp. Kep.J.


DEFENISI
Ansietas merupakan suatu keadaan yang
ditandai oleh rasa takut dan khawatir yang tidak
didukung dengan situasi disertai dengan gejala
somatik yang menandakan suatu kegiatan
berlebihan dari susunan saraf autonomik, hal ini
merupakan respons normal terhadap situasi
yang mengancam dan dapat menjadi faktor
motivasi yang positif dalam kehidupan
seseorang (Kaplan,1998; Varcarolis,
2007;Videbeck,2008)
Ansietas akan menjadi masalah jika
berlangsung dalam waktu lama dan
mengganggu perilaku adaptif serta dapat
menimbulkan gejala fisik dan psikologis,
dan menjadi berat bagi individu yang
mengalaminya (Carson, 2000; Varcarolis,
2007).
Karakteristik Ansietas
1. Merupakan emosi dan dan bersifat
subyektif
2. Sumber tidak jelas (takut 🡪 sumber
jelas)
3. Dapat ditularkan
4. Terjadi akibat adanya ancaman pada
harga diri, identitas diri
5. Perlu adanya keseimbangan antara
keberanian dan kecemasan
Tingkat Ansietas
1. Ringan
2. Sedang
3. Berat
4. Panik
Ansietas Ringan
Suatu perasaan was-was seolah-olah
ada sesuatu yang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus.
(Videbeck, 2008; Stuart,2009,
Towsend, 2009) yang berhubungan
dengan ketegangan dalam kehidupan
sehari-hari dan menyebabkan klien
menjadi waspada dan meningkatkan
lapangan persepsinya.
Pada tahap ini, klien termotivasi untuk
belajar dan menghasilkan pertumbuhan
serta kreatifitas dimana respons fisiologis,
kognitif, perilaku dan emosional klien
masih berada dalam batas normal dan
klien mampu melakukan fungsi diri secara
adaptif (Videbeck, 2008; Stuart,2009,
Towsend, 2009; Keliat, 2011).
Ansietas Sedang
Perasaan yang mengganggu bahwa
ada sesuatu yang benar-benar
berbeda, klien berpusat pada apa
yang dianggap penting dan
melakukan sesuatu secara lebih
terarah sehingga klien mengalami
perhatian yang selektif. Pada tahap
ini respons fisiologis berada dalam
kondisi normal namun terjadi
peningkatan dimana klien mampu
berfokus pada masalah utama, tetap
perhatian dan mampu belajar (Isaacs,
2001; Videbeck, 2008; Stuart, 2009).
Ansietas Berat
Ansietas berat dialami ketika individu
yakin ada sesuatu yang berbeda dan ada
ancaman di mana lapangan persepsi
klien semakin menyempit dengan pikiran
dan perilaku tertuju pada pengurangan
ketegangan, klien memerlukan banyak
pengarahan untuk dapat memusatkan
perhatian pada suatu area dan klien
cenderung memusatkan pada sesuatu
yang terinci dan spesifik (Videbeck,
2008; Stuart, 2009; Keliat, 2011)
Panik
Panik adalah suatu keadaan dimana individu mengalami
ketakutan emosional yang besar seperti akan terjadi
malapetaka, juga adanya ketidaknyamanan fisiologis
yang digambarkan dengan keadaan terperangah,
ketakutan dan teror. Pada kondisi ini klien tidak mampu
lagi melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan
sehingga klien merasa tidak berdaya. Kondisi panik,
melibatkan disorganisasi kepribadian, terjadi
peningkatan aktifitas motorik, menurunnya
kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi
menyimpang dan kehilangan pemikiran rasional.
(Copel, 2007; Videbeck, 2008; Stuart, 2009)
Tanda dan gejala fisiologi
Kardiovaskular :
Palpitasi
Jantung berdebar
Tekanan darah meningkat
Rasa ingin pingsan
Pingsan
Tekanan darah menurun
Pernapasan :
Napas cepat
Sesak Nafas
Tekanan pada dada
Nafas dangkal
Pembengkakan pada tenggorokan
Sensasi tercekik
Terengah- engah
Neuromuskular :
Refleks meningkat
Reaksi terkejut
Mata berkedip-kedip
Insomnia
Tremor
Rigiditas
Gelisah, mondar-mandir
Wajah tegang
Kelemahan umum
Tingkat lemah
Gerakan yang janggal
Gastrointestinal :
Kehilangan nafsu makan
Menolak makan
Rasa tidak nyaman pada abdomen
Nyeri abdomen
Mual
Nyeri ulu hati
Diare
Saluran perkemihan :
Tidak dapat menahan kencing
Sering berkemih
Kulit :
Wajah kemerahan
Berkeringat setempat (telapak tangan)
Gatal
Rasa panas dan dingin pada kulit
Wajah pucat
Berkeringat seluruh tubuh
Tanda dan gejala 🡪 respons perilaku
Gelisah
Ketegangan fisik
Tremor
Reaksi terkejut
Bicara cepat
Kurang koordinasi
Tanda dan gejala 🡪 respons perilaku
Cenderung mengalami cedera
Menarik diri dari hubungan interpersonal
Inhibisi
Melarikan diri dari masalah
Menghindar
Hiperventilasi
Sangat waspada
Tanda dan gejala 🡪 respons kognitif
Kognitif
Perhatian terganggu
Konsentrasi buruk
Pelupa
Salah dalam memberikan penilaian
Preokupasi
Hambatan berpikir
Lapang persepsi menurun
Kreativitas menurun
 
Tanda dan gejala 🡪 respons kognitif
Produktifitas menurun
Bingung
Sangat waspada
Kesadaran diri
Kehilangan objektivitas
Takut kehilangan kendali
Takut pada gambaran visual
Takut cedera atau kematian
Kilas balik
Mimpi buruk
Tanda dan gejala 🡪 respons afektif
Mudah terganggu
Tidak sabar
Gelisah
Tegang
Gugup
Ketakutan
Waspada
Kengerian
Kekuatiran
Kecemasan
Mati rasa
Rasa bersalah
Malu
Fokus Pengkajian Ansietas
Faktor predisposisi :
▪ Teori Psikoanalisa: ansietas merupakan
konflik elemen kepribadian id dan super
ego (dorongan insting dan hati nurani).
Ansietas mengingatkan ego akan adanya
bahaya yang perlu diatasi.
▪ Teori interpersonal: ansietas terjadi
karena ketakutan penolakan dalam
hubungan interpersonal. Berkaitan
dengan trauma masa pertumbuhan
(kehilangan, perpisahan) yang
menyebabkan ketidakberdayaan.
Individu dengan harga diri rendah akan
mudah mengalami ansietas.
▪ Teori perilaku; ansietas timbul sebagai
akibat frustrasi yang disebabkan oleh
sesuatu yang mengganggu pencapaian
tujuan. Merupakan dorongan yang
dipelajari untuk menghindari rasa
sakit/nyeri. Ansietas meningkat jika ada
konflik (konflik ~ ansietas ~ helplessness).
▪ Kondisi keluarga: ansietas dapat timbul
secara nyata dalam keluarga. Terutama
bila orangtua mudah mengalami
ansietas.
▪ Keadaan biologis: dipengaruhi dan
mempengaruhi ansietas. Ansietas terjadi
akibat GABA >>. Ansietas dapat
memperburuk penyakit (hipertensi,
jantung, peptic ulcers). Kelelahan
mengakibatkan individu mudah
terangsang dan merasa ansietas.
Faktor presipitasi :
a. Ancaman integritas fisik: ketidakmampuan
fisiologis dan menurunnya kemampuan
melaksanakan ADL.
b. Ancaman terhadap sistem “diri”; mengancam
identitas, harga diri, integrasi sosial.
Contohnya: PHK, kesulitan dalam
melaksanakan peran baru.
c. Gabungan: penyebab timbulnya ansietas
gabungan dari genetik, perkembangan, stresor
fisik, stresor sosial
Perilaku :
a. Ansietas dpt diekspresikan langsung melalui
perubahan fisiologis dan perilaku secara tidak
langsung melalui timbulnya gejala/mekanisme
koping untuk mempertahankan diri dari
ansietas.
b. Respon fisiologis dapat terjadi pada sistim
kardiovaskuler, pernafasan, neuromuskuler,
gastrointestinal, perkemihan, dan integumen
c. Perilaku: motorik, afektif, kognitif
Mekanisme koping :
a. Task Oriented (orientasi pada tugas)
◦ Dipergunakan untuk memecahkan
masalah, konflik, memenuhi kebutuhan.
◦ Realistis memenuhi tuntutan situasi stres
◦ Disadari dan berorientasi pada tindakan
◦ Berupa reaksi: melawan (mengatasi
rintangan untuk memuaskan kebutuhan),
menarik diri (menghilangkan sumber
ancaman fisik atau psikologis), kompromi
(mengubah cara, tujuan untuk memuaskan
kebutuhan)
 
b. Ego oriented (orientasi pada diri)
◦Ego oriented tidak selalu berhasil
◦Melindungi diri
◦Berguna pada ansietas ringan ~ sedang
◦Melindungi dari perasaan inadequacy
dan buruk
◦Berupa penggunaan mekanisme
pertahanan diri (defensmechanism)
Pohon Masalah
 
Ketidakberdayaan

Ansietas .................
  

Masalah biologis/psikologis/sosial
Rencana Tindakan pada Ansietas
Tujuan umum :
Pasien dapat menunjukkan mekanisme
koping yang adaptif dalam mengatasi
stres
Tujuan untuk individu :
■ Pasien mampu mengenal ansietas
■ Pasien mampu mengatasi ansietas
melalui tehnik relaksasi
■ Pasien mampu memperagakan dan
menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi ansietas
Tindakan Keperawatan pada Ansietas :
1. Bina hubungan saling percaya:
a. Dalam membina hubungan saling percaya
perlu dipertimbangkan agar pasien merasa
aman dan nyaman saat berinteraksi.
b. Tindakan yang harus dilakukan dalam
membina hubungan saling percaya adalah:
●Mengucapkan salam terapeutik
●Berjabat tangan
c. Menjelaskan tujuan interaksi
d. Membuat kontrak : topik, waktu, dan tempat
2.Bantu pasien mengenal ansietas:
◦Bantu pasien untuk mengidentifikasi
dan menguraikan perasaannya.
◦Bantu pasien menjelaskan situasi yang
menimbulkan ansietas
◦Bantu pasien mengenal penyebab
ansietas
◦Bantu pasien menyadari perilaku akibat
ansietas
3. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri:
a. Tarik Napas Dalam
b. Pengalihan situasi
c. Latihan relaksasi:
- Mengerutkan dan mengendurkan otot-otot
d. Hipnosis diri sendiri (latihan 5 jari)
4. Motivasi pasien melakukan tehnik relaksasi
setiap kali ansietas muncul
Tujuan tindakan untuk keluarga
●Keluarga mampu mengenal masalah
ansietas pada anggota keluarganya
●Keluarga mampu memahami proses
terjadinya masalah ansietas
●Keluarga mampu merawat anggota
keluarga yang mengalami ansietas
●Keluarga mampu mempraktekkan cara
merawat pasien dengan ansietas
●Keluarga mampu merujuk anggota
keluarga yang mengalami ansietas
Tindakan keperawatan keluarga:
Diskusikan masalah yang dirasakan
keluarga dalam merawat pasien
Diskusikan tentang proses terjadinya
ansietas serta tanda dan gejala
Diskusikan tentang penyebab dan akibat
dari ansietas
Tindakan keperawatan keluarga:
Diskusikan cara merawat pasien dengan
ansietas dengan cara mengajarkan tehnik
relaksasi :
◦Mengalihkan situasi
◦Latihan relaksasi
◦Menghipnotis diri sendiri (latihan 5 jari)
Diskusikan dengan keluarga perilaku pasien
yang perlu dirujuk dan bagaimana merujuk
pasien
Terapi Aktivitas Kelompok
Evaluasi dan Dokumentasi Perubahan
Pasien
A. Apakah tingkat ansietas pasien sudah
menurun?
B. Apakah pasien sudah dapat
menggunakan teknik-teknik menurunkan
ansietas dengan benar?
C. Apakah pasien sudah menggunakan
mekanisme koping yang adaptif?
Tugas mahasiswa :
1. Buat strategi pelaksanaan tindakan
dan analisis proses interaksi pada
pasien ansietas
2. langkah-langkah terapi untuk
menurunkan ansietas:
a. Tarik napas dalam
b. Relaksasi otot
c. Terapi distraksi
d. Hipnosis lima jari
TEKNIK TARIK NAPAS DALAM
1.Tentukan 1 pikiran mengganggu yang akan
dibuang
2.Tarik napas sambil pikirkan pikiran tersebut
3.Tahan 3 hitungan
4.Keluarkan napas sekaligus keluarkan pikiran
tersebut bersama dengan hembusan napas

Lakukan sebanyak 2 – 3 x
TEKNIK PENGALIHAN
•Diskusikan dengan klien cara yang biasa
dilakukan untuk menurunkan kecemasan
•Sepakati cara pengalihan yang akan dilakukan,
dan siapkan
•Lakukan kegiatan sesuai dengan apa yang
dikehendaki untuk menurunkan kecemasan,
seperti : mendengarkan musik, berkebun,
menyanyi, dan lainnya
TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF
Prinsip :
Tarik napas – kerutkan otot, hembuskan napas –
kendurkan otot
1.Otot dahi, mata, pipi (gembungkan, nyengir, mencucu)
2.Dagu menyentuh dada
3.Pundak menyentuh telinga
4.Tarik tangan kearah tubuh – luruskan
5.Kempiskan dan gembungkan perut
6.Kerutkan dan kendurkan otot paha
7.Tarik ujung kaki ke arah badan - kendorkan
TEKNIK HIPNOSIS LIMA JARI
1.Atur posisi rileks
2.Tarik napas dalam 3 x
3.Pejamkan mata (tidak dibuka sampai terapi selesai)
4.Pertemukan jempol dengan jari telunjuk 🡪 pikirkan
saat sehat, jangan pikirkan yang lain (biarkan 1 menit)
5.Pertemukan jempol dengan jari tengah🡪 pikirkan saat
bertemu dengan keluarga, jangan pikirkan yang lain
(biarkan 1 menit)
6. Pertemukan jempol dengan jari manis 🡪 pikirkan
saat mendapat pujian/kebanggaan/kebahagiaan,
jangan pikirkan yang lain (biarkan 1 menit)
7. Pertemukan jempol dengan jari kelingking 🡪
pikirkan saat jalan-jalan ke tempat yang indah,
jangan pikirkan yang lain (biarkan 1 menit)
8. Tarik napas dalam 3x, buka mata perlahan-lahan

Cat: bila pasien terlihat menangis, hentikan terapi


dengan tarik napas dalam 3 x, kemudian buka mata
perlahan-lahan. Selanjutnya beri kesempatan pasien
untuk mengungkapkan perasaannya

Anda mungkin juga menyukai