Anda di halaman 1dari 33

ASKEP PSIKOSOSIAL

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


PASIEN ANSIETAS
Apa definisi ansietas?
“Kecemasan mengandung arti sesuatu yang
tidak jelas & berhubungan dgn perasaan
yang tidak menentu & tidak berdaya”
(Stuart & Sundeen, 1995)
 Ansietas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti
dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki
obyek yang spesifik. Kondisi dialami secara subyektif
dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal.
Ansietas berbeda dengan rasa takut, yang merupakan
penilaian intelektual terhadap sesuatu yang
berbahaya. Ansietas adalah respon emosional
terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi
cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat
ansietas yang parah tidak sejalan dengan
kehidupan (Stuart dan Sundeen, 1990, hal 75).
 Ansietas merupakan satu keadaan yang ditandai oleh
rasa khawatir disertai dengan gejala somatik yang
menandakan suatu kegiatan berlebihan dari Susunan
Saraf Autonomic (SSA). Ansietas merupakan gejala
yang umum tetapi non-spesifik yang sering merupakan
satu fungsi emosi.
 Sedangkan depresi merupakan satu masa
terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan
alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya
termasuk perubahan pola tidur dan nafsu makan,
psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan
tak berdaya, serta gagasan bunuh diri.
 Ansietas dan gangguannya dapat muncul dalam
berbagai tanda dan gejala fisik dan psikologik
seperti gemetar,  rasa goyah, nyeri punggung
dan kepala, ketegangan otot, napas pendek,
mudah lelah, sering kaget, hiperaktivitas
autonomik seperti wajah merah dan pucat, 
berkeringat, tangan rasa dingin, diare, mulut
kering, sering kencing, rasa takut, sulit
konsentrasi, insomnia, libido turun, rasa
mengganjal di tenggorok, rasa mual di perut dan
sebagainya
Jelaskan jenis ansietas..!
Tingakt ansietas sbb:

Tingkat
panik dari
ringan ansietas

sedang
berat
Ansitas ringan
- berhubungan dgn ketegangan dlm kehidupan sehari-
hari
- menyebabkan seseorang menjadi waspada, lapang
persepsinya
meluas, menajamkan indera
- dapat memotivasi individu utk belajar & mampu
memecahkan
masalah scr efektif & menghasilkan pertumbuhan &
kreativitas
Contoh :
 Seseorang yg menghadapi ujian akhir
 Pasangan yg akan memasuki jenjang pernikahan
 Individu yg akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yg
lebih tinggi
 Individu yg tiba-tiba dikejar anjing
Ansietas sedang

 Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal


yang penting dan mengesampingkan yang lain. Sehingga
seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat
melakukan sesuatu yang lebih terarah. Dengan kata lain,
lapang persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu
lebih memfokuskan pada hal yang penting saat itu dan
mengesampingkan hal lain.
Contoh :
 Pasangan yg menghadapi kelahiran anak pertama dgn
resiko tinggi
 Keluarga yg menghadapi perpecahan
 Individu yg mengalami konflik dlm pekerjaan
Ansietas berat
 Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang.
Seseorang cenderung untuk memusatkan pada
sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat
berfikir pada hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk
mengurangi ketegangan. Orang tersebut
memerlukan banyak pengarahan untuk dapat
memusatkan pada satu area lain.
Contoh :
 Individu yg mengalami kehilangan harta benda &
orang yg dicintai karena bencana alam, kebakaran, dll
 Individu dlm penyanderaan
Tingkat panik dari ansietas
 Berhubungan dengan terperangah, ketakutan dari orang yang
mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun
dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi
kepribadian. Dengan panik, terjadi peningkatan aktifitas
motorik, menurunnya kemampuan untuk berubungan dengan
orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan
pemikiran yang rasional.
Contoh :
 Individu dgn kepribadian pecah/depersonalisasi

Kecemasan yg diekspresikan langsung melalui perubahan


fisiologis & perilaku, sedangkan scr tdk langsung melalui
timbulnya gejala atau mekanisme koping sbg upaya utk
melawan kecemasan
Tanda dan gejala
• Respons fisik :
Sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut
kering, anoreksia, diare/konstipasi, gelisah, berkeringat,
tremor, sakit kepala, sulit tidur
• Respons Kognitif :
Lapang persepsi menyempit, tidak mampu menerima
rangsang luar, berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya
• Respons Perilaku :
Gerakan tersentak-sentak, bicara berlebihan dan cepat,
perasaan tidak aman
• Respons Emosi :
 Menyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup,
ukacita berlebihan, ketidakberdayaan meningkat secara
menetap, ketidakpastian, kekhawatiran meningkat, fokus
pada diri sendiri, perasaan tidak adekuat, ketakutan,
Asuhan keperawatan….!
A. pengkajian
1. Faktror predisposisi
 a.       Teori Psikoanalitik.
Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen
kepribadian, ID dan superego. ID mewakili dorongan insting dan
impuls primitif seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati
nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma- norma budaya
seseorang. Ego atau Aku, berfungsi menengahi hambatan dari dua
elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan
ego bahwa ada bahaya.
 b.      Teori Interpersonal.
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya
penerimaan dari hubungan interpersonal. Ansietas juga berhubungan
dengan perkembangan, trauma seperti perpisahan dan kehilangan
sehingga menimbulkan kelemahan spesifik. Orang dengan harga diri
rendah mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat.
 c.       Teori Perilaku.
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu
yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Daftar tentang pembelajaran
meyakini bahwa individu yang terbiasa dalam kehidupan
dininya dihadapkan pada ketakutan yng berlebihan lebih
sering menunjukkan ansietas pada kehidupan selanjutnya.
 d.      Kajian Keluarga.
Menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal
yang biasa ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpang
tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan
ansietas dengan depresi.
 e.       Kajian Biologis.
Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus
benzodiazepine. Reseptor ini mungkin membantu
mengatur ansietas penghambat dalam aminobutirik.
Gamma neuroregulator (GABA) juga mungkin
memainkan peran utama dalam mekanisme biologis
berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya
endorfin. Selain itu telah dibuktikan kesehatan umum
seseorang mempunyai akibat nyata sebagai predisposisi
terhadap ansietas. Ansietas mungkin disertai dengan
gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas
seseorang untuk mengatasi stressor.
2. Faktor presipitasi
Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber
internal atau eksternal. Stressor pencetus dapat
dikelompokkan menjadi 2 kategori :
a.       Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi
ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau
menurunnya kapasitas untuk melakukan aktifitas
hidup sehari- hari.
b.      Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat
membahayakan identitas, harga diri dan fungsi sosial
yang terintegrasi seseorang.
 3. perilaku
Kecemasan dapat diekspresikan secara
langsung melalui perubahan fisiologi dan
perilaku dan secara tidak langsung melalui
timbulnya gejala atau mekanisme koping
dalam upaya melawan kecemasan.
Intensietas perilaku akan meningkat sejalan
dengan peningkatan tingkat kecemasan.
Berikaut tabel fisiologis terhadap ansietas
Sistem tubuh respon

kardiovaskuer Palpitasi, antung berdebar.,Tekanan


darah meningkat dan denyut nadi
menurun, Rasa mau pingsan dan
pada akhirnya pingsan.

Pernapasan Napas epat, Pernapasan dangkal,


Rasa tertekan pada dada,
Pembengkakan pada tenggorokan,
Rasa tercekik, Terengah-engah.

Neuromuskular Peningkatan reflek, Reaksi kejutan,


Insomnia. Ketakutan,, Gelisah,Wajah
tegang, Kelemahan secara umum.,
Gerakan lambat., Gerakan yang
janggal.
gastrintestinal •         Kehilangan nafsu makan.
•         Menolak makan.
•         Perasaan dangkal.
•         Rasa tidak nyaman pada
abdominal.
•         Rasa terbakar pada jantung.
•         Nausea.
•         Diare.
Perkemihan •         Tidak dapat menahan kencing.
•         Sering kencing.
Kulit •         Rasa terbakar pada mukosa.
•         Berkeringat banyak pada
telapak tangan.
•         Gatal-gatal.
•         Perasaan panas atau dingin
pada kulit.
•         Muka pucat dan bekeringat
diseluruh tubuh.
Respon perilaku kognitif
4. Sumber koping
Individu dapat mengalami stress dan ansietas
dengan menggerakkan sumber koping
tersebut di lingkungan. Sumber koping
tersebut sebagai modal ekonomok,
kemampuan penyelesaian masalah,
dukungan sosial dan keyakinan budaya
dapat membantu seseorang
mengintegrasikan pengalaman yang
menimbulkan stress dan mengadopsi
strategi koping yang berhasil.
5. Mekanisme koping
 Ketika mengalami ansietas individu menggunakan berbagai
mekanisme koping untuk mencoba mengatasinya dan
ketidakmampuan mengatasi ansietas secara konstruktif
merupakan penyebab utama terjadinya perilaku patologis.
Ansietas tingkat ringan sering ditanggulangi tanpa yang serius.
 Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan 2 jenis
mekanisme koping:
 a.       Reaksi yang berorientasi pada tugas, yaitu upaya yang
disadari dan berorientasi pada tindakan untuk memenuhi
secara realitis tuntutan situasi stress.
 b.      Mekanisme pertahanan ego, membantu mengatasi
ansietas ringan dan sedang, tetapi jika berlangsung pada
tingkat sadar dan melibatkan penipuan diri dan distorsi
realitas, maka mekanisme ini dapat merupakan respon
maladaptif terhadap stress.
Sebuah sumber menjelaskan bahwa Ada dua mekanisme koping yang
dikategorikan untuk mengatasi ansietas :
a.       Reaksi yang berorientasi pada tugas (Task Oriented Reaction).
Merupakan pemecahan masalah secara sadar digunakan untuk
menanggulangi ancaman stressor yang ada secara realistis, yaitu :
1)      Perilaku menyerang (agresif).
Biasanya digunakan individu untuk mengatasi rintangan agar memenuhi
kebutuhan.
2)      Perilaku menarik diri.
Digunakan untuk menghilangkan sumber ancaman baik secara fisik
maupun secara psikologis.
3)      Perilaku kompromi.
Digunakan untuk mengubah tujuan-tujuan yang akan dilakukan atau
mmengorbankan kebutuhan personal untuk mencapai tujuan.
b.      Mekanisme pertahanan ego (Ego
Oriented Reaction).
Mekanisme pertahanan Ego membantu
mengatasi ansietas ringan maupun sedang
yang digunakan untuk melindungi diri dan
dilakukan secara tidak sadar untuk
mempertahankan ketidakseimbangan.
Adapun mekanisme pertahanan Ego adalah :
 1)      Kompensasi.
Adalah proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri
dengan secara tegas menonjolkan keistimewaan/kelebihan yang
dimilikinya.
 2)      Penyangkalan (Denial).
 Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari
realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini paling sederhana dan
primitif.
 3)      Pemindahan (Displacemen).
 Pengalihan emosi yag semula ditujukan pada seseorang/benda tertentu
yang biasanya netral atau kurang mengancam terhadap dirinya.
 4)      Disosiasi.
Pemisahan dari setiap proses mental atau prilaku dari kesadaran atau
identitasnya.
 5)      Identifikasi (Identification).
 Proses dimana seseorang mencoba menjadi orang yang ia kagumi
dengan mengambil/menirukan pikiran-pikiran,prilaku dan selera orang
tersebut.
 Intelektualisasi (Intelektualization).
 6)      Penggunaan logika dan alasan yang berlebihan untuk
memghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya.
 7)      Introjeksi (Intrijection).
 Mengikuti norma-norma dari luar sehingga ego tidak lagi
terganggu oleh ancaman dari luar (pembentukan superego)
 8)      Fiksasi.
 Berhenti pada tingkat perkembangan salah satu aspek tertentu
(emosi atau tingkah laku atau pikiran)s ehingga perkembangan
selanjutnya terhalang.
 9)      Proyeksi.
 Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang
lain terutama keinginan. Perasaan emosional dan motivasi tidak
dapat ditoleransi.
 10)  Rasionalisasi.
Memberi keterangan bahwa sikap/tingkah lakunya menurut alasan
yang seolah-olah rasional,sehingga tidak menjatuhkan harga diri.
 11)  Reaksi formasi.
 Bertingkah laku yang berlebihan yang langsung bertentangan dengan
keinginan-keinginan,perasaan yang sebenarnya.
 12)  Regressi.
 Kembali ketingkat perkembangan terdahulu (tingkah laku yang
primitif), contoh; bila keinginan terhambat menjadi marah, merusak,
melempar barang, meraung, dsb.
 13)  Represi.
Secara tidak sadar mengesampingkan pikiran, impuls, atau ingatan
yang menyakitkan atau bertentangan, merupakan pertahanan ego
yang primer yang cenderung diperkuat oleh mekanisme ego yang
lainnya.
 14)  Acting Out.
 Langsung mencetuskan perasaan bila keinginannya terhalang.
 15)  Sublimasi.
Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata
masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami halangan dalam
penyalurannya secara normal.
 16)  Supresi.
Suatu proses yang digolongkan sebagai
mekanisme pertahanan tetapi sebetulnya
merupakan analog represi yang
disadari;pengesampingan yang disengaja tentang
suatu bahan dari kesadaran seseorang;kadang-
kadang dapat mengarah pada represif berikutnya.
 17)  Undoing.
Tindakan/perilaku atau komunikasi yang
menghapuskan sebagian dari tindakan/perilaku
atau komunikasi sebelumnya merupakan
mekanisme pertahanan primitif.
Diagnosa keperawatan

 Koping individu tidak efektif


 ansietas
 Ketakutan
 Insomnia
 Ketidakberdayaan
 pola nafas tidak efektif
 Stres
 Perubhn proses brfikir

Anda mungkin juga menyukai