Anda di halaman 1dari 15

Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa Dengan

Kasus Ansietas
Disusun Oleh
1. Duwi Iryani (A11701409)
2. Zaan Surya Negara (A11701410)
3. Abdulah (A11701511)
4. Aenalia Ikrima F. (A11701512)
5. Afifah Seftiyani (A11701513)
6. Aji Utomo (A11701514)
7. Alfian Dwi Saputro (A11701515)
8. Andi Rahmawan (A11701516)
9. Andika krisna Mukti
(A11701517)

S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
TAHUN 2019
Materi yang akan dibahas
kali ini yaitu :

1. Pengertian 2. Tanda dan


Ansietas Gejala Ansietas

3. Pathway 4.Fokus
1. Pengertian Ansietas

Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang


samar disertai respon otonom (sumber tidak diketahui oleh individu)
sehingga individu akan meningkatkan kewaspadaan untuk
mengantisipasi (NANDA, 2015).

Ansietas adalah suatu perasaan takut yang berasal dari eksternal atau
internal sehingga tubuh memiliki respons secara perilaku, emosional,
kognitif, dan fisik (Videbeck, 2011).

Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar,


berkaitan dengan perasaan tidak berdaya dan respons emosional terhadap
penilaian sesuatu. Gangguan ansietas adalah masalah psikiatri yang
paling sering terjadi di Amerika Serikat (Stuart, 2013).
2. Tanda dan Gejala Ansietas

Keluhan (keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang


mengalami ansietas) (Hawari, 2008), antara lain sebagai berikut:
a. Cemas, khawatir, firasat, buruk, takut akan pikirannya sendiri,
mudah tersinggung.
b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang .
d. Gangguan pola tidur, mimpi (mimpi yang menegangkan).
e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
f. Keluhan (keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak napas,
gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan
sebagainya.
3. Pathway terlampir
4. Fokus Pengkajian
1.Faktor Predisposisi.
Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal ansietas :
• Teori Psikoanalitik.
Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian, ID dan superego. ID
mewakili dorongan insting dan impuls primitif seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati nurani
seseorang dan dikendalikan oleh norma- norma budaya seseorang. Ego atau Aku, berfungsi menengahi
hambatan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada
bahaya.
• Teori Interpersonal.
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dari hubungan interpersonal.
Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan, trauma seperti perpisahan dan kehilangan sehingga
menimbulkan kelemahan spesifik.Orang dengan harga diri rendah mudah mengalami perkembangan ansietas
yang berat.
• Teori Perilaku.
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
• Kajian Keluarga.
Menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga.Ada
tumpang tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi.
• Kajian Biologis.
Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus benzodiazepine. Reseptor ini mungkin
membantu mengatur ansietas penghambat dalam aminobutirik. Gamma neuroregulator (GABA) juga
mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas sebagaimana
halnya endorfin. Selain itu telah dibuktikan kesehatan umum seseorang mempunyai akibat nyata sebagai
predisposisi terhadap ansietas.
Selanjutnya…
2. Faktor Presipitasi.
Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal. Stressor
pencetus dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori :
a. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis
yang  akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktifitas hidup
sehari- hari.
b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas, harga
diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.
3. Perilaku.
Kecemasan dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologi dan
perilaku dan secara tidak langsung melalui timbulnya gejala atau mekanisme koping
dalam upaya melawan kecemasan. Intensitas perilaku akan meningkat sejalan
dengan peningkatan tingkat kecemasan..
4. Sumber Koping
Individu dapat mengalami stress dan ansietas dengan menggerakkan sumber
koping tersebut di lingkungan.
5. Mekanisme Koping.
Ketika mengalami ansietas individu menggunakan berbagai mekanisme koping
untuk mencoba mengatasinya dan ketidakmampuan mengatasi ansietas secara
konstruktif merupakan penyebab utama terjadinya perilaku
A. Respon Fisiologis Terhadap Ansietas.
Sistem Tubuh Respons
Kardiovaskuler  Palpitasi.
 Jantung berdebar.
 Tekanan darah meningkat dan denyut nadi
menurun.
 Rasa mau pingsan dan pada akhirnya pingsan.
Pernafasan  Napas cepat.
 Pernapasan dangkal.
 Rasa tertekan pada dada.
 Terengah-engah.
Neuromuskular  Peningkatan reflek.
 Reaksi kejutan.
 Insomnia.
 Ketakutan.
 Gelisah.
 Wajah tegang.
Gastrointestinal  Kehilangan nafsu makan.
 Menolak makan.
 Perasaan dangkal.
 Rasa tidak nyaman pada abdominal.
 Rasa terbakar pada jantung.
 Nausea.
 Diare.

Perkemihan  Tidak dapat menahan kencing.


 Sering kencing.

Kulit  Rasa terbakar pada mukosa.


 Berkeringat banyak pada telapak tangan.
 Gatal-gatal.
 Perasaan panas atau dingin pada kulit.
 Muka pucat dan bekeringat diseluruh tubuh.
B.Respon Perilaku Kognitif
Sistem Respons
Perilaku  Gelisah.
 Ketegangan fisik.
 Tremor.
 Gugup.
 Bicara cepat.
 Tidak ada koordinasi.
 Kecenderungan untuk celaka.
 Menarik diri.
 Menghindar.
 Terhambat melakukan aktifitas.
Kognitif  Gangguan perhatian.
 Konsentrasi hilang.
 Pelupa.
 Salah tafsir.
 Adanya bloking pada pikiran.
 Menurunnya lahan persepsi.
 Kreatif dan produktif menurun.
 Bingung.
Afektif  Mudah terganggu.
 Tidak sabar.
 Gelisah.
 Tegang.
 Nerveus.
 Ketakutan.
 Alarm.
 Tremor.
 Gugup.
 Gelisah.
5. Tindakan Keperawatan Pasien dan Keluarga

A. Tindakan Keperawatan Untuk Pasien :


1. Bina hubungan saling percaya.
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa aman
dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling
percaya adalah sebagai berikut.
a. Mengucapkan salam terapeutik.
b. Berjabat tangan.
c. Menjelaskan tujuan interaksi.
d. Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu pasien.
2. Bantu pasien mengenal ansietas.
e. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya.
f. Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas.
g. Bantu pasien mengenal penyebab ansietas.
h. Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas.
3. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri.
i. Pengalihan situasi.
j. Latihan relaksasi dengan tarik napas dalam, mengerutkan, dan mengendurkan otot-otot.
k. Hipnotis diri sendiri (latihan lima jari).
4. Motivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali ansietas muncul
B. Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga Pasien :

1. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.


2. Diskusikan tentang proses terjadinya ansietas serta tanda dan gejala.
3. Diskusikan tentang penyebab dan akibat dari ansietas.
4. Diskusikan cara merawat pasien dengan ansietas dengan cara
mengajarkan teknik relaksasi.
a. Mengalihkan situasi.
b. Latihan relaksasi dengan napas dalam, mengerutkan, dan
mengendurkan otot.
c. Menghipnotis diri sendiri (latihan lima jari).
5. Diskusikan dengan keluarga perilaku pasien yang perlu dirujuk dan
bagaimana merujuk pasien.
REFERENSI

1.Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis psikiatri: ilmu pengetahuan perilaku psikiatri klinis jilid 1. Edisi ke-7. Jakarta:
Binarupa Aksara; 2010.
2. Amir N. Buku ajar psikiatri. Edisi ke-2. Jakarta: FKUI; 2013.
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/download/863/pdf diunduh pada 23 Maret 2019 pukul 19.00 wib
3. http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/15644/F.%20BAB%202.pdf?sequence=6&isAllowed=y# diuduh
pada tangga 23 Maret 2019 pukul 19.30 wib
4. http://ners.unair.ac.id/materikuliah/buku%20ajar%20keperawatan%20kesehatan%20jiwa.pdf diunduh pada tanggal 24
Maret 2019 pukul 15.00 wib
5. Stuart, Gail W. 2013. Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart. Jakarta. Elsevier
6. Nanda 2015

Anda mungkin juga menyukai