Anda di halaman 1dari 10

GANGGUAN CITRA TUBUH

Kelas 2A S1 Keperawatan

Kelompok 2

 Anggita Yuli Wijiastuti (A011701519)  Anisa Tiara Maharani (A11701524)


 Aninditya Anandari N. (A11701520)  Ari Tri Wahyuni (A11701525)
 Anis Chabibah (A11701521)  Arni Zuhro (A11701526)
 Anisa Nur Ngaeni (A11701522)  Arvian Ellysthiana R. (A11701528)
 Anisa Nurvina (A11701523)
1. Pengertian Gangguan Citra Tubuh

Citra tubuh adalah penilaian seseorang terhadap dirinya untuk dihadapkan atau
ditunjukkan kepada orang lain. Citra tubuh juga menggambarkan bagaimana
seseorang dapat memandang dirinya secara positif atau negatif (Kinanti, 2010).

Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas seseorang terhadap tubuhnya
yang diakibatkan oleh perubahan struktur, ukuran, bentuk, dan fungsi tubuh
karena tidak sesuai dengan yang diinginkan (Keliat et.al, 2011).
2. Etologi Gangguan Citra Tubuh

Keliat et.al (2011), menyatakan bahwa gangguan citra tubuh adalah sebuah
perasaan. Ketidakpuasan terhadap tubuhnya yang disebabkan oleh perubahan
struktur, ukuran, bentuk, dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang
diinginkan. Adapun penyebab terjadinya gangguan citra tubuh, yaitu kerusakan
atau kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh,
dan tindakan pembedahan.
3. Tanda dan gejala citra tubuh
 Fisiologis
Peningkatan frekuensi jantung, peningkatan tekanan darah, peningkatan fungsi pernafasan, dilatasi
pupil, tremor suara, gemetar, menggigil, palpitasi, mual dan muntah, sering berkemih, diare, insomnia,
keletihan dan kelemahan, kemerahan atau pucat, mulut kering, kegelisahan, pingsan/pening, dan
anoreksia.
 Emosional
Rasa ketakutan, tidak berdaya, gugup, kurang percaya diri, kehilangan kendali, ketegangan meningkat,
tidak mampu rileks, marah yang meledak, menangis, cenderung menyalahkan orang lain, reaksi
mengagetkan, menarik diri, inisiatif rendah, celaan pada diri sendiri, dan kontak mata buruk.
 Kognitif
Ketidakmampuan berkonsentrasi, rendahnya kesadaran terhadap sekitar, pelupa, merenung, orientasi
terhadap masa lalu dari pada masa sekarang atau masa depan, bloking saat berpikir, menurunya
kemampuan belajar, dan konfusi.
4. Faktor Penyebab Gangguan Citra Tubuh
{ predisposisi & presipitasi}

1. Faktor predisposisi
Merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya suatu kondisi. Predisposisi pada gangguan
citra tubuh dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu faktor biologis, faktor psikologis, dan faktor sosial dan
budaya (Paxton et al, 2011)
2. Faktor  Presipitasi
• Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis
atau menyaksikan kejadian mengancam kehidupan
• Ketegangan peran hubugnan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu mengalaminya
sebagai frustasi. ada tiga jenis transisi peran :
- Transisi peran perkembangan
- Transisi peran situasi
- Transisi peran sehat /sakit 
5. Fokus Pengkajian Gangguan Citra
Tubuh
Gangguan yang dapat dikaji adalah :
 Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat
tindakan terhadap penyakit.
 Rasa bersalah terhadap diri sendiri.
 Merendahkan martabat.
 Percaya diri kurang. ingin mengakhiri kehidupan.
 Mengungkapkan keputusasaan akibat Klien sukar mengambil
keputusan, Mencederai diri.
 Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih
alternatif tindakan.
 Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan
yang suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.
 Mengungkapkan keputusasaan akibat penyakitnya ,
 Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi,
7. Tindakan Keperawatan Gangguan
Citra Tubuh
a. Intervensi untuk klien
Tetapkan hubungan saling percaya dengan pasien. 
Bantu pasien untuk memeriksa ulang persepsi- persepsi negatif tentang diri dan untuk
mengetahui sifat- sifat yang positif.
Berikan penguatan positif bagi pembuatan keputusan- keputusan yang dibuat secara
mandiri yang mempengaruhi kehidupan pasien. 
Identifikasi kesalahan atau distorsi persepsi pasien berkenaan dengan citra tubuh. Koreksi
persepsi yang tidak akurat dalam kenyataanya, dengan cara yang tidak mengancam.
Kurangi perhatian ketika keprihatinan dengan perubahan gambaran berlangsung.  
Dorong aktivitas perawatan diri secara mandiri, berikan bantuan sesuai kebutuhan.
Lanjutan....
Tingkatkan perasaaan- perasaan kontrol di dalam lingkungan melalui partisipasi
dan pembuatan keputusan mandiri. Melalui umpan balik yang positif, bantu
pasien untuk belajar menerima diri sebagaimana adanya, termasuk kelemahan
dan kekuatan.
Bantu klien mengenal gangguan citra tubuhnya.
b. Intervensi untuk keluarga
Jelaskan kepada keluarga tentang gangguan citra tubuh yang terjadi pada klien.
Jelaskan kepada keluarga cara mengatasi masalah gangguan citra tubuh.
Ajarkan kepada keluarga untuk mengevaluasi perkembangan kemampuan klien.
Lakukan terapi aktivitas kelompok.
Referensi
Alon Ekawati.2014.HUBUNGAN OBESITAS DENGAN CITRA TUBUH PADA
MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DI STIKES ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA. e-journal keperawatan (e-Kp) Volume 8.
Kartika S Kawuwung.2015.HUBUNGAN OBESITAS DENGAN CITRA TUBUH DAN
HARGA DIRI PADA REMAJA PUTRI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO.e-Journal
Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015.
Mannawi, Juwita. 2016. ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN CITRA TUBUH
PADA KLIEN DENGAN SPLENOMEGALI. Depok: Karya Ilmiah Akhir Ners Fakultas
Ilmu Keperawatan Program Studi Ners Universitas Indonesia
Stuart. Gail W. 2013. PRINSIP DAN PRAKTIK KEPERAWATAN KESEHATAN
JIWA . Jakarta: Elseiver
Terimakasih ^_^

Anda mungkin juga menyukai