Anda di halaman 1dari 19

Ansietas

1
A. Definisi “Ansietas”
Ansietas adalah perasaan was-was, khawatir, takut yang tidak jelas atau tidak nyaman seakan-akan
terjadi sesuatu yang mengancam. Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau khawatir yang samar
disertai respons otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui individu); perasaan
takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang
memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan individu untuk bertindak
menghadapi ancaman (NANDA, 2018)
Kondisi emosi dan pengalaman subyektif terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat
antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.
Penyebab.
1. Krisis situasional.
2. Kebutuhan tidak terpenuhi.
3. Krisis maturasional.
4. Ancaman terhadap konsep diri.
5. Ancaman terhadap kematian.
6. Kekhawatiran mengalami kegagalan.
7. Disfungsi sistem keluarga.
8. Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan.
9. Faktor keturunan (temperamen mudah teragitasi sejak lahir)
10. Penyalahgunaan zat.
11. Terpapar bahaya lingkungan (mis. toksin, polutan, dan lain-lain).
12. Kurang terpapar informasi.

B. Tanda Dan Gejala

Mayor Minor
Subjektif Objektif Subjektif Objektif
1. Merasa bingung. 1. Merasa bingung. 1. Merasa bingung. 1. Frekuensi napas
2. Merasa khawatir 2. Merasa khawatir 2. Merasa khawatir meningkat.
dengan akibat. dengan akibat. dengan akibat. 2. Frekuensi nadi
3. Sulit 3. Sulit 3. Sulit berkonsenstrasi. meningkat.
berkonsenstrasi. berkonsenstrasi. 3. Tekanan darah
meningkat.
4. Diaforesis.
5. Tremos.
6. Muka tampak pucat.
7. Suara bergetar.
8. Kontak mata buruk.
9. Sering berkemih.
10. Berorientasi pada
masa lalu.

2
Kondisi Klinis Terkait.
1. PenyakitKronis.
2. Penyakit akut
3. Hospitalisasi
4. Rencana opersai
5. Kondisi diagnosis penyakit belum jelas
6. Penyakit neurologis
7. Tahap tumbuh kembang

INTERVENSI KEPERAWATAN
A. REDUKSI ANXIETAS (I.09314)
1. Observasi
 Identifikasi saat tingkat anxietas berubah (mis. Kondisi, waktu, stressor)
 Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
 Monitor tanda anxietas (verbal dan non verbal)
2. Terapeutik
 Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
 Temani pasien untuk mengurangi kecemasan , jika memungkinkan
 Pahami situasi yang membuat anxietas
 Dengarkan dengan penuh perhatian
 Gunakan pedekatan yang tenang dan meyakinkan
 Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
 Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
3. Edukasi
 Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
 Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis
 Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
 Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
 Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
 Latih kegiatan pengalihan, untuk mengurangi ketegangan
 Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
 Latih teknik relaksasi
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat anti anxietas, jika perlu

3
B. TERAPI RELAKSASI
1. Observasi
 Identifikasi penurunan tingkat energy, ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala lain yang menganggu
kemampuan kognitif
 Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
 Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan teknik sebelumnya
 Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu sebelum dan sesudah latihan
 Monitor respons terhadap terapi relaksasi
2. Terapeutik
 Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman, jika
memungkinkan
 Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi
 Gunakan pakaian longgar
 Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama
 Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau tindakan medis lain, jika sesuai
3. Edukasi
 Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis, relaksasi yang tersedia (mis. music, meditasi, napas dalam,
relaksasi otot progresif)
 Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
 Anjurkan mengambil psosisi nyaman
 Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
 Anjurkan sering mengulang atau melatih teknik yang dipilih’
 Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis. napas dalam, peregangan atau imajinasi terbimbing )

Etiology
Faktor predisposisi
a) Teori psikionalitik
Ansietas merupakan konflik emosional antara dua elemen kepribadian yaitu ide, ego dan Super ego.
Ide melambangkan dorongan insting atau impuls primitif. Super ego mencerminkan hati nurani
seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang, sedangkan Ego digambarkan
sebagai mediator antara ide dan super ego. Ansietas berfungsi untuk memperingatkan ego tentang
suatu budaya yang perlu segera diatasi.
b) Teori interpersonal
Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Berhubungan juga dengan trauma masa
perkembangan seperti kehilangan, perpisahan. Individu dengan harga diri rendah biasanya sangat
mudah mengalami ansietas berat
Teori perilaku
c) Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang menggangu kemampuan seseorang
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
d) Kajian biologis
Otak mengandung reseptor spesifik untuk benzodiazepines. Reseptor ini di perkirakan turut berperan
dalam mengatur ansietas.
4
Faktor presipitasi
Bersumber dari eksternal dan internal seperti:
a) Ancaman terhadap integritas fisik meliputi ketidakmampuan fisiologis atau menurunnya kemampuan
melaksanakan fungsi kehidupan seharihari.
b) Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas, harga diri dan integritas fungsi sosial.

Perilaku
Ansietas dapat diekspresikan langsung melalui perubahan fisiologis dan perilaku secara tidak langsung
timbulnya gejala atau mekanisme koping dalam upaya mempertahankan diri dari ansietas. Intensitas perilaku
akan meningkat sejalan dengan peningkatan ansietas (Ermawati dkk, 2009)

No Cemas FISIOLOGI TINGKAH LAKU AFEKTIF


1 Ringan 1. Nafas pendek 1. Duduk dgn tenang 1. Kurang perhatian
2. Gejala ringan pada 2. Relaks 2. Nyaman , aman
lambung 3. Isi pembicaraan
normal
2 Sedang 1. Nafas pendek 1. Mulut kering 1. Perhatian thd apa yang
2. Mulut kering 2. Anoreksia terjadi
3. Anoreksia 3. Diare / konstipasi 2. Khawatir
4. Diare / konstipasi 4. Susah tidur 3. Nervous
3. Susah tidur 4. Takut

3 Berat 1. Nafas pendek 1. Tdk dpt mengontrol 1. Merasa kaget


2. Rasa tercekik motorik kasar 2. Terjebak
3. Nyeri dada 2. Aktivitas tak 3. Teror
4. Gerak involunter bertujuan
5. Tubuh bergetar 3. Pembicaraan susah
6. Ekspresi wajah dimengerti
mengerikan 4. Suara melengking,
berteriak

4 Panik 1. Nafas pendek 1. Tdk dpt mengontrol 1. Merasa kaget


2. Rasa tercekik motorik kasar 2. Terjebak
3. Nyeri dada 2. Aktivitas tak 3. Teror
4. Gerak involunter bertujuan
5. Tubuh bergetar 3. Pembicaraan susah
6. Ekspresi wajah dimengerti
mengerikan 4. Suara melengking,
berteriak

5
1. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart dan Laraia (20050) terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan terjadinya
ansietas, diantaranya:
a. Faktor Biologis, Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine, yang membantu
mengatur ansietas. Penghambat GABA juga berperan utama dalam mekanisme biologis timbulnya
ansietas sebagaimana halnya dengan endorfin. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan
selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.
b. Faktor Psikologis
1) Pandangan Psikoanalitik. Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara antara 2
elemen kepribadian – id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif,
sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang yang dikendalikan oleh norma-norma
budaya seseorang. Ego atau aku berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang
bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa akan bahaya.
2) PAndangan Interpersonal, Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap penerimaan dan
penolakan interpersonal. Ansietas berhubungan dengan kejadian trauma, seperti perpisahan dan
kehilangan dari lingkungan maupun orang yang berarti bagi pasien,. Individu dengan harga diri
rendah sangat mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat.
3) Pandangan Perilaku, Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang
mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pakar perilaku
menganggap ansietas sebagai dorongan belajar dari dalam diri unntuk menghindari kepedihan.
Individu yang sejak kecil terbiasa menghadapi ketakutan yang berlebihan lebih sering
menunjukkan ansietas dalam kehidupan selanjutnya dibandingkan dengan individu yang jarang
menghadapi ketakutan dalam kehidupannya.
c. Sosial budaya. Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga.. Faktor ekonomi, latar
belakang pendidikan berpengaruh terhadap terjadinya ansietas.

2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi ansietas dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Ancaman terhadap integritas seseorang seperti ketidakmampuan atau penurunan fungsi fisiologis
akibat sakit sehingga menganggu individu untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari
b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang. Ancaman ini akan menimbulkan gangguan terhadap
identitas diiri, harga diri, dan fungsi sosial individu.

3. Sumber Koping
Dalam menghadapi ansietas, individu akan memanfaatkan dan menggunakan berbagai sumber
koping di lingkungan.

4. Mekanisme Koping
Pada pasien yang mengalami ansietas sedang dan berat mekanisme koping yang digunakan terbagi
atas dua jenis mekanisme koping yaitu ;
a. Reaksi yang berorientasi pada tugas
yaitu upaya yang disadari dan berorientasi pada tindakan realistik yang bertujuan untuk menurunkan
situasi stres, misalnya
1) Perilaku menyerang (agresif).
Digunakan individu untuk mengatasi rintangan agar terpenuhinya kebutuhan.
2) Perilaku menarik diri.

6
Dipergunakan untuk menghilangkan sumber ancaman baik secara fisik maupun secara
psikologis.
3) Perilaku kompromi.
Dipergunakan untuk mengubah tujuan-tujuan yang akan dilakukan atau mengorbankan
kebutuhan personal untuk mencapai tujuan.
b. Mekanisme pertahanan ego.
bertujuan untuk membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang. Mekanisme ini berlangsung secara
tidak sadar, melibatkan penipuan diri, distorsi realitas dan bersifat maladaptif. Mekanisme pertahanan
Ego yang digunakan adalah:
1) Kompensasi.
Adalah proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri dengan secara tegas
menonjolkan keistimewaan/kelebihan yang dimilikinya.
2) Penyangkalan (Denial).
Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari realitas tersebut.
Mekanisme pertahanan ini paling sederhana dan primitif.
3) Pemindahan (Displacemen)
Pengalihan emosi yag semula ditujukan pada seseorang/benda tertentu yang biasanya netral
atau kurang mengancam terhadap dirinya.
4) Disosiasi.
Pemisahan dari setiap proses mental atau prilaku dari kesadaran atau identitasnya.
5) Identifikasi (Identification).
Proses dimana seseorang mencoba menjadi orang yang ia kagumi dengan
mengambil/menirukan pikiran-pikiran,prilaku dan selera orang tersebut.
6) Intelektualisasi (Intelektualization).
Penggunaan logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari pengalaman yang
mengganggu perasaannya.
7) Introjeksi (Intrijection).
Mengikuti norma-norma dari luar sehingga ego tidak lagi terganggu oleh ancaman dari luar
(pembentukan superego)
8) Fiksasi.
Berhenti pada tingkat perkembangan salah satu aspek tertentu (emosi atau tingkah laku atau
pikiran)s ehingga perkembangan selanjutnya terhalang.
9) Proyeksi.
Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang lain terutama keinginan.
Perasaan emosional dan motivasi tidak dapat ditoleransi.
10) Rasionalisasi.
Memberi keterangan bahwa sikap/tingkah lakunya menurut alasan yang seolah-olah
rasional,sehingga tidak menjatuhkan harga diri.
11) Reaksi formasi.
Bertingkah laku yang berlebihan yang langsung bertentangan dengan keinginan-
keinginan,perasaan yang sebenarnya.
12) Regressi.
Kembali ketingkat perkembangan terdahulu (tingkah laku yang primitif), contoh; bila
keinginan terhambat menjadi marah, merusak, melempar barang, meraung, dsb.
13) Represi.

7
Secara tidak sadar mengesampingkan pikiran, impuls, atau ingatan yang menyakitkan atau
bertentangan, merupakan pertahanan ego yang primer yang cenderung diperkuat oleh
mekanisme ego yang lainnya.
14) Acting Out.
Langsung mencetuskan perasaan bila keinginannya terhalang.
15) Sublimasi.
Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat untuk suatu
dorongan yang mengalami halangan dalam penyalurannya secara normal.
16) Supresi.
Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi sebetulnya merupakan
analog represi yang disadari;pengesampingan yang disengaja tentang suatu bahan dari
kesadaran seseorang;kadang-kadang dapat mengarah pada represif berikutnya.
17) Undoing.
Tindakan/perilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian dari tindakan/perilaku atau
komunikasi sebelumnya merupakan mekanisme pertahanan primitif.

5. Data yang perlu dikaji :


Agar Anda mampu mendiagnosa pasien dengan ansietas. Maka Anda harus melakukan pengkajian.
Berikut adalah data yang harus dikaji pada pasien ansietas.
a. Perilaku. Ditandai dengan produktivitas menurun, mengamati dan waspada, kontak mata minimal,
gelisah, pergerakan berlebihan (seperti; foot shuffling, pergerakan lengan/ tangan), insomnia dan
perasaan gelisah.
b. Afektif Menyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup, sukacita berlebihan, nyeri dan
ketidakberdayaan meningkat secara menetap, ketidakpastian, kekhawatiran meningkat, fokus pada
diri sendiri, perasaan tidak adekuat, ketakutan, khawatir, prihatin dan mencemaskan
c. Fisiologis Respon fisiologis pada pasien kecemasan tampak dengan adanya suara bergetar, gemetar/
tremor tangan atau bergoyang-goyang.refleks-refleks meningkatEksitasi kardiovaskuler seperti peluh
meningkat, wajah tegang, mual, jantung berdebar-debar, mulut kering, kelemahan, sukar bernafas
vasokonstriksi ekstremitas, kedutanmeningkat, nadi meningkat dan dilatasi pupil. Sedangkan perilaku
pasien akibat respon fisiologis pada sistem parasimpatis yaitu sering berkemih, nyeri abdomen dan
gangguan tidur. perasaan geli pada ekstremitas, diarhea, keragu-raguan,kelelahan,
bradicardia,tekanan darah menurun, mual, keseringan berkemih pingsan dan tekanan darah
meningkat.
d. Kognitif Respon kognitif pada pasien ansietas yaitu hambatan berfikir, bingung, pelupa, konsentrasi
menurun, lapang persepsi menurun, Takut terhadap sesuatu yang tidak khas, cenderung menyalahkan
orang lain., sukar berkonsentrasi, Kemampuan berkurang untuk memecahkan masalah dan belajar.

6. Faktor yang Mempengaruhi Ansietas


Ansietas dapat disebabkan karena individu terpapar zat bebahaya/racun (toksin), konflik tidak disadari tentang
tujuan hidup, hambatan hubungan dengan kekeluargaan/ keturunan, adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi,
gangguan dalam hubungan interpersonal, krisis situasional/ maturasi, ancaman kematian, ancaman terhadap
konsep diri, stress, penyalahgunaan zat, perubahan dalam status peran, status kesehatan, pola interaksi, fungsi
peran, perubahan lingkungan dan perubahan status ekonomi. (NANDA 2005)

8
1. Diagnosa Keperawatan:Ansietas

2. Pohon Masalah
Setelah Anda melakukan pengkajian dan mengelompokkan data pada pasien ansietas selanjutnya
buatlah pohon masalah. Pohon masalah akan membantu dan mempermudah Anda untuk menegakkan
diagnosa keperawatan.

Harga Diri Rendah

Gangguan Citra Tubuh

Ansietas (Core problem)

Koping Individu Tak Efektif

Kurang Pengetahuan Perubahan fisik/Operasi/Stressor Fisik

Gambar 2.2. Pohon Masalah pada Pasien Ansietas

3. Tindakan Keperawatan
a. Tujuan Tindakan Keperawatan
1. Klien dapat mengenal ansietas
2. Klien dapat mengatasi ansietas melalui latihan relaksasi
3. Klien dapat memperagakan dan menggunakan latihan relaksasi untuk mengatasi ansietas.
4. Melibatkan Keluarga dalam latihan yang telah disusun

b. Tindakan Keperawatan :
1. Membina hubungan saling percaya
2. Membantu klien mengenal ansietas
3. Mengajarkan teknik nafas dalam
a) Pengertian
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu tindakan keperawatan dengan
menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik
relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan
oksigenasi darah juga dapat menurunkan tingkat kecemasan (Smeltzer & Bare, 2002).
b) Tujuan
Smeltzer & Bare (2002) menyatakan bahwa tujuan teknik relaksasi napas untuk
mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri
dan menurunkan kecemasan.
c) Prosedur teknik relaksasi napas d
9
1) Ciptakan lingkungan yang tenang
2) Usahakan tetap rileks dan tenang
3) Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui
hitungan 1,2,3
4) Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas atas
dan bawah rileks
5) Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
6) Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara
perlahan-lahan
7) Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
8) Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam
9) Pada saat konsentrasi pusatkan pada hal-hal yang nyaman
10) Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga ansietas terasa berkurang

4. Mengajarkan relaksasi otot


a. Identifikasi tingkat cemas
b. Kaji kesiapan pasien, perasaan pasien.
c. Ruang yang sejuk, tidak gaduh dan alami
d. Siapkan tempat tidur atau kursi yang dapat menopang bahu pasien
1) Jelaskan kembali tujuan terapi dan prosedur yang akan dilakukan
2) Pasien berbaring atau duduk bersAndar (ada sAndaran untuk kaki dan bahu)
3) Lakukan latihan nafas dalam dengan manarik nafas melalui hidung dan
dihembuskan melalui mulut
4) Bersama pasien mengidentifikasi (pasien dianjurkan dan dibimbing untuk
mengidentifikasi) daerah-daerah ototyang sering tegang misalnya dahi, tengkuk,
leher, bahu, pinggang, lengan, betis
5) Bimbing pasien untuk mengencangkan otot tersebut selama 5 sampai 7detik,
kemudian bimbing pasien untuk merelaksasikan otot 20 sampai 30 detik.
6) Kencangkan dahi (kerutkan dahi keatas) selama 5-7 detik,kemudian relakskan 20-
30 detik. Pasien disuruh merasakan rileksnya.
7) Kencangkan bahu, tarik keatas selama 5-7detik, kemudian relakskan 20-30 detik.
Pasien disuruh merasakan rileksnya dan rasakan aliran darah mengalir secara
lancar.
8) Kepalkan telapak tangan dan kencangkan otot bisep selama 5-7 detik, kemudian
relakskan 20-30 detik. Pasien disuruh merasakan rileksnya dan rasakan aliran darah
mengalir secara lancar.
9) Kencangkan betis, ibu jari tarik kebelakang bisep selama 5-7 detik, kemudian
relakskan 20-30 detik. Minta Pasien untuk merasakan rileksnya dan rasakan aliran
darah mengalir secara lancar.
10) Selama kontraksi pasien dianjurkan merasakan kencangnya otot dan selama
relaksasi anjurkan pasien konsentrasi merasakan rilaksnya otot.

5. Melatih pasien prosedure hipnosis 5 jari


a. Atur posisi klien senyaman mungkin
b. Pejamkan mata dan lakukan teknik napas dalam secara perlahan sebanyak 3 kali. Minta
pasien untuk relaks

10
c. Minta pasien untuk menautkan ibu jaridengan jari telunjuk, dan minta pasiun untuk
membayangkan kondisi dirinya ketika kondisi begitu sehat
d. Tautkan ibu jqri dengan jari tengah minta pasien membayangkan ketika mendapatkan
hadiah atau barang yang sangat disukai
e. Tautkan ibu jari kepada jari manis, bayangkan ketika Anda berada di tempat yang paling
nyaman, tempat yang membuat pasien merasa sangat bahagia
f. Tautkan ibu jari dengan jari kelingkng, bayangkan ketika Anda mendapat suatu
penghargaan
g. Tarik nafas, lakukan perlahan, lakukan selama 3 kali
h. Buka mata kembali.

6. Memasukan kejadwal kegiatan harian klien

11
4. Evaluasi
a. Pasien dapat mengenal ansietas
b. Pasien dapat mengatasi ansietas melalui latihan relaksasi:tarik nafas dalam dan distraksi lima jari
c. Pasien dapat memperagakan dan menggunakan latihan relaksasi untuk mengatasi ansietas.
d. Melibatkan Keluarga dalam latihan yang telah disusun

5. Pendokumentasian
Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan pada setiap tahap proses keperawatan yang meliputi
dokumentasi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi tindakan keperawatan, dan
evaluasi.Berikut contoh pendokumentasian asuhan keperawatan pada klien dengan ansietas.
Tabel 2.2 Contoh Pendokumentasian pada Pasien Ansietas

IMPLEMENTASI EVALUASI
Tgl ..........bulan..... tahun.....pkl.......S :Pasien
 Pasien melatih tarik napas dalam 3 kali
Data: sehari
Data pasien dan kemampuan  Membiasakan berdoa dan cara spiritual
 Pasien mengatakan tidak bisa tidur dan lain
sering terbangun pada malam hari serta  Mengajak anggota keluarga yang lain
sering mimpi buruk untuk bercakap-cakap bila pasien sendirian
 Pasien mengatakan sering berdebardebar,
sesak napas tangan dan kaki dingin bila S : keluarga
memikirkan masalahnya  Keluarga mengatakan anaknya sudah
 Kemampuan pasien tneang dan dapat melakukan kegiatan
 Pasien mengatakan bila berdebar2 tarik sesuai jadwal
napas panjang dan berdoa  Keluarga mengatakan senang dapat
 Bila sulit tidur pasien mengatakan membimbing dan merawat anaknya
membayangkan hal-hal yang indah dan  Keluarga mengatakan akan terus
mambaca buku memotivasi anaknya untuk melakukan
 Pasien mampu mendemonstrasikan cara sesuai jadwal
tarik napas dalam dengan benar Data
keluarga dan kemampuan O: Pasien
 Keluarga mengatakan sudah mengetahui  Pasien koopertif, tampak tenang, ansietas
menurunkan atau menghilangkan ansietas berkurang.
 Keluarga telah mengetahui cara merawat
pasien dengan ansietas O: keluarga
 Kelurga memantau pasien minum obat  Keluarga tampak melatih dan membimbing
pasien dalam menurunkan tingkat ansietas
DK:  Keluarga kooperatif
ansietas
Intervensi: A:
Tindakan ke pasien Berdoa, tarik napas dalam dan bercakap-
1. Evaluasi kegiatan pasien dalam cakap mampu menurunkan ansietas.
menurunkan ansietas dengan tarik napas
dalam dan berdoa. P:
2. Beri pujian P untuk pasien
3. Latih satu cara untuk yaitu bercakapcakap Pasien berlatih menurunkan tingkat ansietas
dengan orang lain seperti keluarga dengan tarik napas, secara spiritual dan
4. Memasukkan pada jadwali kegiatan untuk afirmasi (3 kali per hari)
12
latihan bercakap-cakap dengan orang
lain/keluarga P . Keluarga
5. Mengevaluasi tanda dan gejala ansietas Memotivasi dan membimbing sesuai dengan
jadwal dan minum obat.
Tindakan ke keluarga
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
membantu menurunkan tingkat ansietas
pasien
2. Beri pujian.
3. Bimbing dan motivasi keluarga untuk
mengajak anggota keluarga yang lain
bercakap-cakap dengan pasien jika melihat
klein termenung.
4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwali
dan memberikan pujian

RTL:
Pasien
Melakukan latihan menurunkan tingkat ansietas

Keluarga
Memotivasi dan membimbing pasien untuk
menurunkan ansietas

C. Tujuan Asuhan Keperawatan “Ansietas”

Kognitif, Psikomotor Afektif


1. Klien mampu: 1. klien mampu: 1. klien mampu:
Mengenal pengertian, melakukan Latihan merasakan manfaat dari Latihan
penyebab, tanda gejala, relaksasi Tarik nafas dalam yang dilakukan
akibat, dan proses 2. klien mampu: 2. klien mampu:
terjadinya ansietas melakukan Latihan distarksi membedakan perasaan sebelum
2. klien mampu: 3. klien mampu: dan sesudah Latihan
mengetahui cara mengatasi melakukan Latihan hipnotis
ansietas lima jari
4. klien mampu:
melakukan kegiatan
spiritual

13
D. Strategi Pelaksanaan

Pasien Keluarga

1. Membantu pasien mengenal ansietas 1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan


SP 1 (tanda,gejala,penyebab,akibat) keluarga dalam merawat pasien
2. Mengajarkan Teknik pengalihan 2. Membantu keluarga mengenal ansietas pasien
situasi/distaksi (tanda,gejala,penyebab dan akibat)
3. Mengajarkan Teknik pengalihan
situasi/distraksi
4. Latihan melakukan Teknik mengalihan
situasi/distraksi

1. Mengevalusi kemampuan pasien 1. Evaluasi kemampuan keluarga mengenal


SP 2 mengenal tanda gejala ansietas
2. Mengevaluasi kemampuan distaksi 2. Evaluasi kemampuan keluarga dalam
3. Mengajarkan relaksasi nafas dalam distraksi
3. Mengajarkan relaksasi nafas dalam
4. Latihan relaksasi nafas dalam

Pasien Keluarga

1. Evaluasi kemampuan pasien 1. Evaluasi kemampuan keluarga mengenal


SP 3 mengenal masalah masalah
2. Evaluasi kemampuan distaksi dan 2. Evaluasi keampuan ditraksi dan relaksasi
relaksasi nafas dalam 3. Melatih keluarga untuk relaksasi otot
3. Melatih pasien untuk relaksasi otot 5. Latihan relaksasi otot
4. Latihan relaksasi otot
5. Atur posisi senyaman mungkin,santai
6. Konsentrasi terhadap Gerakan otot
seluruh tubuh
7. Latihan otot wajah
8. Latihan otot leher
9. Latihan otot punggung
10. Latihan otot perut
11. Latihan otot panggul
Latihan otot tangan dan kaki

14
1. Evaluasi kemampuan mengenal 1. Evaluasi kemampuan mengenal ansietas
SP 4 ansietas 2. Evaluasi kemampuan
2. Evaluasi kemampuan ditraksi,relaksasi,nafas dalam dan relaksasi
distraksi,relaksasi,nafas dalam dan otot
relaksasi otot 3. Melatih hipnotik limajari
3. Melatih hipnotik limajari 4. Latihan hipnotik 5 jari
4. Latihan hipnotik 5 jari 5. Latih sampai membudaya
5. Latih sampai membudaya 6. Nilai kemampuan mengatasi ansietas
6. Nilai kemampuan mengatasi ansietas 5. Nilai apakah ansietas teratasi
4. Nilai apakah ansietas teratasi

C. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

Pertemuan Ke-1 Klien

1. Orientasi

1.1 Salam
Assalamu’alaikum, Selamat pagi pak! Saya perawat yang bertugas pada pagi ini, nama saya ima.
Saya adalah mahasiswa dari STIKES Dharma Husada. Nama bapak siapa?bapak senangnya
dipanggil apa?
1.2 Evaluasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini? semalam tidurnya nyenyak?
1.3 Kontrak
1.3.1. Topik
Baiklah, bagaimana jika hari ini kita membahas tentang rasa cemas yang bapak alami itu seperti
apa, penyebabnya itu apa dan yang dirasakan saat cemas itu datang, kemudian kita akan
melakukan teknik pengalihan situasi atau abstraksi untuk mengurangi rasa cemas yang ibu
rasakan. Bagaimana bapak?
1.3.2. Waktu
Berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana kalau 15 menit
saja
1.3.3. Tempat
Bagaimana kalau kita berbincang bincang diruang ini saja
1.3.4. Tujuan
Tujuan dari latihan hari ini adalah agar bapak dapat mengetahui mengenai kecemasan yang bapak
rasakan serta cara mengatasinya

2. Kerja
2.1 Pengkajian
Apa yang bapak rasakan saat ini bapak? Bagaimana jika bapak mengungkapkan perasaan dan
keluhan bapak saat ini, saya akan membantu untuk mengurangi beban fikiran yang bapak hadapi
2.2 Diagnose
Sebenarnya bapak, semua orang pasti mengalami cemas, akan tetapi jika rasa cemas itu
berlebihan itu akan menjadi beban pikiran, maka hal itu sudah mengarah pada respon tubuh tapi
yang negatif pak
Bapak adalah orang yang luar biasa. Yang perlu bapak ketahui adalah bapak saat ini berada pada
tingkat kecemasan yang ringan. Jadi kecemasan ringan ini sering kali berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari bapak. Tanda dan gejala kecemasan yaitu seperti susah tidur, dada
15
bardebar-debar, otot tegang, sesak nafas, sering merasa Lelah, pusing dan sakit kepala, gemetar
dan keringat dingin, dan khawatir berlebihan
2.3 Tindakan
Teknik Latihan distraksi
- Contohkan : teknik ini bapak harus melakukan hal-hal yang dapat membuat bapak relaks
misalnya dengan menonton acara televisi kesukaan bapak, membaca buku atau majalah yang
bapak suka, atau bapak bisa mengajak F untuk menanam bunga dipekarangan rumah.
- Damping : ayo kita lakukan Bersama sama
Mandiri : Nanti apabila bapak merasa cemas lagi,bapak bisa melakukan salah satu teknik
distraksi atau pengalihan yang saya beritahu tadi
3. Terminasi
3.1 evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah kita ngobrol tentang cara mengatasi cemas dengan teknik
distraksi
3.2 evaluasi objektif
Coba bapak ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari tadi
3.3 rencana tindak lanjut
Jadi jika bapak merasa cemas dengan kondisi si F yang mau menikah dua bulan lagi. Nah,
bapak bisa menenangkan fikiran bapak dengan melakukan teknik distraksi. Kapan bapak akan
mulai mencoba melakukan cara ini? Baik, setiap bapak merasa cemas, bapak bisa langsung
mempraktikkan cara ini
3.4 kontak yang akan datang
masih ada cara yang bisa digunakan untuk mengatasi kecemasan pak, yaitu dengan teknik
relaksasi nafas dalam,Bagaimana kalau kita latihan cara relaksasi nafas dalam di hari Sabtu?

Pertemuan ke-2 klien

1. Orienatasi
1.1 Salam
Assalamu’alaikum, Selamat pagi bapak ! masih ingat dengan saya bapak?
1.2 Evaluasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah ibu sudah melatih cara mengalihkan situasi untuk
menghilangkan kecemasan bapak seperti yang saya ajarkan kemarin?
1.3 Validasi
Coba bapak praktekan sekarang. Bapak masih mengingatnya,apakah bapak merasa terbantu
dengan tehnik tersebut untuk mengatasi kecemasan bapak?
1.4 Kontrak
1.4.1. Topik
Baiklah pak sesuai janji kita kemarin, hari ini saya datang kembali untuk mendiskusikan tentang
Latihan nafas dalam
1.4.2. Waktu
Bagaimana jika kita berbincang-bincang sekitar 30 menit. Apakah Ibu bersedia?
1.4.3. tempat
16
Bagaimana jika di halaman samping
1.4.4. tujuan
Tujuan dari latihan hari ini adalah agar bapak dapat meningkatkan kontrol kecemasan pada diri
bapak dan bapak dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari bapak

2. Kerja
2.1 Pengkajian
Sebelumnya kita sudah belajar tentang mengenal tanda gejala kecemasan dan cara mengatasi
cemas dengan teknik distraksi. Bapak masih ingat bagaimana caranya?
Kalau bapak masih ingat coba bapak sebutkan tanda gejalanya, dan tunjukkan bagaimana cara
mengatasi cemas dengan teknik distraksi
2.2 Tindakan
- Contohkan : kemarin waktu kita diskusi bapak mengatakan bahwa saat cemas bapak merasa
gelisah dan sulit tidur. Nah, bapak bisa mengurangi rasa gelisah dan sulit tidur bapak dengan
relaksasi napas dalam, jadi kita dapat tarik nafas dalam terlebih dahulu untuk menenangkan
fikiran.
- Damping : baik pak, kita coba ya pak
- Mandiri : nah saya akan menjelaskan kepada bapak dan anak bapakF tentang bagaimana
masihkah bapak cemas dan bagaimana pandangan dan solusi yang telah bapak sediakan unuk
selanjutnya.
3. Terminasi
3. 1 Evaluasi subjektif
Bagaimana bapak sekarang
3. 2 Evaluasi objektif
Coba bapak ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari. Iya benar, bapak sudah dapat
melakukannya dengan baiknya bapak. Bagus sekali
3. 3 Rencana tindak lanjut
Kapan bapak akan mulai mencoba melakukan cara ini? Baiklah setiap bapak merasa
cemas, bapak bisa langsung mempraktikkan cara ini
3. 4 Kontrak yang akan datang
masih ada cara yang bisa digunakan untuk mengatasi kecemasan bapak yaitu dengan
teknik relaksasi otot. Bagaimana kalau kita latihan cara yang ketiga ini di hari kamis
dengan jam yang sama seperti hari ini. Bagaimana tempatnya disini

Pertemuan ke-3 klien


1. Orientasi
1.1. Salam
Selamat pagi bapak
1.2. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah ibu masih gelisah dan susah untuk tidur? Apakah
17
sudah melatih cara menghilangkan cemas yang saya ajarkan kemarin?
1.3 Kontrak
1.3.1. Topik
Baiklah bapak sesuai janji kita tiga hari yang lalu, hari ini saya datang kembali untuk
mendiskusikan tentang Latihan relaksasi otot dan saya akan mengajarkan bapak metode
mengerutkan dan mengendurkan otot tubuh
1.3.2. Waktu
Berapa lama bapak mau kita berlatih? 20 menit? Baik pak
1.3.3. Tempat
Kita akan berlatih dimana? Disini saja? baik
1.3.4. Tujuan
Tujuan dari latihan hari ini adalah agar bapak dapat meningkatkan kontrol kecemasan pada
diri dan bapak dapat mempraktekkannnya dalam kehidupan sehari-hari

2. Kerja
2.1 Pengkajian
Apakah bapak masih ingat cara kita mengenal kecemasan itu bagaimana? coba sebutkan,lalu
kalau cara kita melakukan teknik dikstraksi dan relaksasi nafas dalam, apakah bapak masih ingat?
baik, bapak luar biasa karena sudah dapat mempraktekkan teknik distraksi dan relaksasi nafas
dalam
2.2 Tindakan
sekarang kita akan latihan teknik relaksasi otot. Dalam melakukan latihan ini pak , yang perlu
bapak perhatikan ialah konsentrasi dalam gerakan- gerakan otot dan bapak jangan memikirkan
hal-hal lain dalam latihan ini. Kita mulai dengan posisi duduk saja namun dalam keadaan rileks,
otot yang akan kita latih dimulai dari otot muka sampai dengan otot kaki , baik pak kita mulai,
coba bapak kerutkan otot muka kemudian kendurkan lagi, kerutkan otot muka, kendurkan , bagus
sekali.nah sekarang otot punggung pak, kerutkan , kendurkan , mar kita ulangi samapi 3 kali pak.
sekarang otot perutnya ya bu , kerutkan , kendurkan lakukan terus sampai bapak merasa nyaman ,
nah sekarang otot tangan ya pak , kerutkan , kendurkan selanjutnya yang terakhir otot kaki
silangkan dikerutkan dan dikendurkan

3. Terminasi
3.1 Evalusi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah kita belajar tentang mengerutkan dan mengendurkan otot?
3.2 Objektif
Coba bapak praktekan sekali lagi , wah sangat bagus. nah bapak jadi ketika ibu mulai
3.3 Rencana tindak lanjut
ketika pak merasa cemas, bapak bisa langsung praktekan cara tersebut
3.4 Kontrak yang akan datang
Bapak selanjutnya besok latihan tentang cara relaksasi hipnotis diri sendiri dengan menggunakan
5 jari pak untuk mengurai kecemasan yang bapak alami. Seperti biasa besok saya jam 10 akan
datang. Tempatnya disini saja ya

Pertemuan ke-4 klien

1. Orientasi
1.1 Salam
Selamat pagi bapak
1.2 Evaluasi/validasi

18
Bagaimana kabar bapak hari ini
1.3 Kontrak
1.3.1 Topik
Nah, bapak sesuai janji kita kemarin, hari ini kita bertemu lagi. Hari ini merupakan pertemuan ke
4. Bagaimana perasaan bapak pagi hari ini
1.3.2 Waktu
berapa alama kita akan berlatih? bagaimana jika 30 meni
1.3.3 Tempat
Kita berbincang dan berlatih dimana pak? Baik disini saja ya
1.3.4 Tujuan
Tujuan dari latihannya adalah agar bapak dapat mengurangi kecemasan pada diri dan bapak
dapat mempraktekkannnya dalam kehidupan sehari- hari

2. Kerja
2.1 Pengkajian
Nah, baik pak. Sebelum kita mencoba cara lain untuk mengurangi rasa cemas, sekarang kita
ulangi terlebih dahulu cara yang kemarin. Apakah pak masih inga tapa itu kecemasan? Baik,
sudah benar pak. Lalu pak masih ingat cara distraksi? Jika relaksasi nafas dalam? Lalu,
bagaimana cara Latihan relaksasi otot? Bagus sekali ya pak,pak sudah bisa melakukannya
dengan benar dan sebaiknya cara ini selalu bapak praktikkanya
2.2 Tindakan
Nah cara lain yang bisa gunakan adalah teknik hipnotis 5 jari. Saya akan memperagakannya
dan bapak dapat mengkuti saya ya pak. Caranya, bapak pejamkan mata bapak, tarik nafas
lalu buang perlahan. Lakukan selama 3 kali.Tautkan ibu jari bapak kepada jari telunjuk,
bayangkan ketika tubuh bapak begitu sehat.Lalu, tautkan ibu jari bapak pada jari tengah,
bayangkan ketika bapak mendapatkan hadiah atau barang yang sangat bapak sukai.
Kemudian,bapak tautkan bapak jari kepada jari manis, bayangkan ketika bapak berada di
tempat yang paling nyaman, tempat yang membuat bapak merasa sangat bahagia. Terakhir,
tautkan ibu jari bapak kepada jari kelingking, bayangkan ketika bapak mendapat suatu
penghargaan atau pujian.Tarik nafas, buang perlahan, lakukan selama 3 kali lalu buka mata
kembali

3. Terminasi
3.1 Evalusi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah kita berlatih cara mengotrol cemas dengan teknik hipnotis
lima jari? Coba bapak ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari tadi
3.2 Objektif
Iya benar sekali,bapak sudah dapat melakukannya dengan baik ya pak,Bagus sekali
3.3 Rencana tindak lanjut
Bapak dapat mempraktekkan teknik hipnotis lima jari ini ketika bapak merasa cemas
3.4 Kontrak yang akan datang
Kita sudah mempelajari 4 cara mengatasi kecemasan. Bagaimana kalau besok kita akan
mengulangi semua cara tersebut. Dijam 10 ya bapak,tempatnya disini saja

19

Anda mungkin juga menyukai