Anda di halaman 1dari 16

ANALISA DATA

No. DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS : Mencederai diri, orang Perilaku kekerasan


Pasien mengatakan malu saat ini lain, dan lingkungan
tinggal bersama anaknya dirumah
adiknya .
Pasien mengatakan tidak enak Perilaku kekerasan
karena sudah banyak merepotkan
adiknya selama 23 tahun
DO : Harga diri rendah
- Klien terlihat melotot saat
berbicara
- Pasien bercerita dengan
nada tinggi
- Pasien banyak berbicara
dengan nada menantang
- Pasien langsung beranjak
berdiri dari tempat duduk
ketika pembicaraannya
disela
- Klien sering menjulurkan
tangannya dan hendak
memukul
- Klien sering menggebrak
meja ketika sedang
bercerita

39
INTERVENSI KEPERAWATAN
TGL/ DIAGNOSA INTERVENSI KEPERAWATAN
JAM KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI RASIONAL
1 Juli Perilaku kekerasan TUK 1 :
2019 Klien dapat membina Setelah 1x interaksi klien
Pukul hubungan saling percaya menunjukkan tanda-tanda 1. Beri salam atau panggil Hubungan saling percaya
10.00 percaya kepada perawat dengan nama klien merupakan dasar untuk
kriteria hasil: 2. Sebutkan nama perawat kelancaran hubungan interaksi
a. Klien mau membakas sambil berjabat tangan selanjutnya.
salam 3. Jelaskan maksud
b. Klien mau menjabat tangan hubungan interaksi
c. Klien mau menyebutkan 4. Jelaskan tentang kontrak
nama yang akan dibuat
d. Klien mau tersenyum 5. Beri rasa aman dan
e. Klien mau kontak mata sikap empati
f. Klien mengetahui nama 6. Lakukan kontak singkat
perawat tapi sering
g. Menyediakan waktu untuk
kontrak

40
TUK 2 : Setelah 1x interaksi dengan 1. Beri kesempatan untuk Beri kesempatan untuk
Klien dapat mengidentifikasi Klien, tanda-tanda percaya mengungkapkan mengungkapkan perasaannya
penyebab perilaku kekerasan kepada perawat : perasaannya dapat membantu mengurangi
a. Klien dapat 2. Bantu klien untuk stress dan penyebab perasaan
mengungkapkan mengungkapkan jengkel atau kesal.
perasaannya penyebab jengkel atau
b. Klien dapat kesal
mengungkapkan penyebab
perasaan jengkel atau kesal

Setelah 2x interaksi klien dapat 1. Anjurkan klien


TUK 3 : 1. Untuk mengetahui hal yang
mengidentifikasi tanda-tanda mengungkapkan apa yang
Klien dapat mengidentifikasi perilaku dialami dan dirasa saat
kekerasan dengan dialami saat marah atau
tanda-tanda perilaku kriteria hasil : jengkel
jengkel
kekerasan 2. Untuk mengetahui tanda-
a. Klien dapat mengungkapkan 2. Observasi tanda perilaku
tanda klien jengkel atau
perasaan saat marah atau kekerasan pada klien
kesal
jengkel 3. Simpulkan bersama klien
3. Menarik kesimpulan
b. Klien dapat menyimpulkan tanda-tanda jengkel atau kesal
bersama klien supaya klien
tana-tanda jengkel atau yang dialami klien

41
kesal yang dialami mengetahui secara garis
besar tanda-tanda marah
atau kesal

1. Anjurkan klien untuk 1. Mengeksplorasi perasaan


TUK 4 Setelah 3x interaksi klien dapat
mengungkapkan perilaku klien terhadap perilaku
mengidentifikasi perilaku
Klien dapat mengidentifikasi kekerasan yang bisa dilakukan kekerasan yang biasa
kekerasan yang biasa dilakukan
perilaku kekerasan yang biasa klien dilakukan
kriteria hasil :
dilakukan 2. Bantu klien bermain peran 2. Untuk mengetahui
a. Klien dapat sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa
mengungkapkan perilaku kekerasan yang bisa dilakukan dilakukan dan dengan
kekerasan yang biasa 3. Bicarakan dengan klien bantuan perawat bisa
dilakukan apakah cara yang klien membedakan perilaku
b. Klien dapat bermain peran lakukan masalahnya selesai ? konstruktif dan destruktif
dengan perilaku kekerasan 3. Dapat membantu klien
yang biasa dilakukan untuk menemukan cara
c. Klien dapat mengetahui yang dapat menyelesaikan

42
cara yang biasa dapat masalah
menyesuaikan masalah atau
tidak
1. Bicarakan akibat atau 1. Membantu klien untuk
TUK 5 : Setelah 4x interaksi klien dapat
kerugian dari cara yang menilai perilaku
mengidentifikasi perilaku akibat
Klien dapat mengidentifikasi dilakukan klien kekerasan yang
perilaku kekerasan dengan
akibat perilaku kekerasan 2. Bersama klien dilakukannya
kriteria hasil :
menyimpulkan cara yang 2. Dengan mengetahui
a. Klien dapat menjelaskan digunakan oleh klien akibat perilaku
akibat dari cara yang kekerasan diharapkan
digunakan klien klien dapat merubah
perilaku destruktif yang
dilakukannya menjadi
perilaku yang
konstruktif
1. Tanyakan pada klien 1. Agar klien dapat
TUK 6 : Setelah 5x interaksi klien dapat
apakah ia ingin mempelajari cara yang
mengidentifikasi cara
Klien dapat mengidentifikasi mempelajari cara baru yang lain yang konstruktif
konstruktif dalam merespon
cara konstruktif dalam sehat ? 2. Dengan

43
merespon terhadap kemarahan terhadap kemarahan dengan 2. Berikan pujian jika klien mengidentifikasi cara
kriteria hasil : mengetahui cara lain yang yang konstruktif dalam
sehat merespon terhadap
a. Klien dapat melakukan cara
3. Diskusikan dengan klien kemarahan dapat
berespon terhadap
cara lain yang sehat membantu klien
kemarahan secara konstruktif
menemukan cara yang
baik untuk mengurangi
kejengkelannya
sehingga, klien tidak
stress lagi
3. Berdiskusi dengan klien
untuk memilih cara yang
lain sesuai dengan
kemampuan klien
1. Bantu klien memilih 1. Memberikan simulasi
TUK 7 : Setelah 6x interaksi klien dapat
cara yang paling tepat kepada klien untuk
mendemonstrasikan cara
Klien dapat untuk klien menilai respon perilaku
mengontrol perilaku kekerasan
mendemonstrasikan cara 2. Bantu klien kekerasan secara tepat
dengan kriteria hasil :
mengidentifikasi 2. Membantu klien dalam

44
mengontrol perilaku kekerasan a. Fisik : Tarik napas manfaat cara yang membuat keputusan
dalam , olahraga, dipilih terhadap cara yang telah
menyiram tanaman 3. Bantu keluarga klien dipilihnya dengan
untuk menstimulasi melihat manfaatnya
b. Verbal : mengatakannya
cara tersebut (roleplay) 3. Agar klien mengetahui
secara langsung dengan
4. Beri inforcement positif cara marah yang
tidak menyakiti
atau keberhasilan klien konstruktif
c. Spiritual : sholat , menstimulasi cara 4. Pujian dapat
berdoa atau ibadah lain tersebut meningkatkan motivasi
5. Anjurkan klien untuk dan harga diri klien
menggunakan cara yang 5. Agar klien dapat
telah dipelajari saat melaksanakan cara yang
jengkel atau marah telah dipilihnya jika ia
sedang kesal
1. Identifikasi kemampuan 1. Kemampuan keluarga
TUK 8 : Setelah 7x interaksi, keluarga
keluarga merawat klien dari dalam mengidentifikasi akan
klien dapat memberikan
Klien mendapat dukungan sikap apa yang telah memungkinkan keluarga
dukungan dalam mengontrol
keluarga dalam mengontrol dilakukan keluarga untuk melakukan penilaian
perilaku kekerasan dengan
terhadap klien selama ini terhadap perilaku kekerasan

45
perilaku kekerasan kriteria hasil : 2. Jelaskan peran serta 2. meningkatkan pengetahuan
keluarga dalam merawat keluarga tentang cara merawat
a. Menyebutkan cara merawat
klien klien sehingga keluarga
klien yang berperilaku
3. Jelaskan cara-cara merawat terlibat dalam perawatn klien
kekerasan
klien 3. agar keluarga dapat
b. Mengungkapkan rasa puas 4. Bantu keluarga merawat klien dengan perilaku
dalam merawat klien mendemonstrasikan cara kekerasan
merawat klien 4. agar keluarga mengetahui
5. Bantu keluarga cara merawat klien melalui
mengungkapkan demonstrasi yang dilihat
perasaannya setelah keluarga secara langsung
melakukan demonstrasi 5. mengeksplorasi perasaan
keluarga setelah melakukan
demonstrasi
1. Jelaskan jenis-jenis obat 1. klien dan keluarga dapat
TUK 9 : Setelah 8x interaksi, keluarga
yang diminum klien dan mengetahui nama-nama obat
klien dapat memberikan
Klien dapat menggunakan keluarga yang diminum oleh klien
dukungan dalam mengontrol
obat-obatan yang diminum 2. diskusikan manfaat minum 2. Klien dan keluarga dapat
perilaku kekerasan dengan
dan kegunaannya obat dan kerugian berhenti mengetahui kegunaan obat

46
(jenis,waktu,dosis, dan efek) kriteria hasil : minum obat tanpa seijin yang dikonsumsi klien
dokter 3. klien dan keluarga
a. Klien dapat menyebutkan
3. jelaskan prinsip benar mengetahui prinsip benar agar
obat-obatan yang diminum
minum obat (baca nama tidak terjadi kesalahan dalam
dan kegunannya (jenis,
yang tertera pada botol mengkonsumsi obat
waktu, dosis , dan efek)
obat, dosis obat, waktu dan 4. klien dapat memiliki
b. Klien dapat minum obat cara minum) kesadaran pentingnya minum
sesuai program 4. ajarkan klien minta obat obat dan bersedia minum obat
pengobatan dan minum tepat waktu dengan kesadarannya sendiri
5. anjurkan klien melaporkan 5. mengetahui efek samping
pada perawat atau dokter sedini mungkin sehingga
jika merasakan efek yang tindakan dapat dilakukan
tidak menyenangkan sesegera mungkin untuk
6. beri pujian jika klien menghindari komplikasi
minum obat dengan benar 6. reinforcement positif dapat
memotivasi keluarga dan klien
serta dapat meningkatkan
harga diri

47
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NAMA : Ny.S
NIRM : 01-54-XX
RUANGAN : Wijaya Kusuma RSJ MENUR
Tgl/ DX KEP IMPLEMENTASI EVALUASI T.T
Jam
01/07/19 Perilaku SP 1 Klien dapat membina hubungan saling S : “saya mau berbincang mhs
10.00 Kekerasan percaya 10 menit saja”
a. Menyapa klien dengan ramah baik secara “saya mudah marah
verbal maupun non verbal. kalau ada yang
b. Memperkenalkan diri dengan sopan. menyela
c. Menanyakan nama lengkap klien dan nama pembicaraanku”
panggilan yang disukai klien.
d. Menjelaskan tujuan pertemuan. O : pembicaraan cepat,
e. Jujur dan menepati janji. klien terlihat melotot,
f. Menunjukan sikap empati dan terima klien apa klien berdiri ketika
adanya. pembicaraan di sela
g. Memberi perhatian kepada klien dan perhatikan A : SP 1 tercapai
kebutuan dasar klien. P : Pertahankan SP 1,
lanjutkan dengan SP
h. Mengidentifikasi tanda dan gejala PK
2

i. Mengidentifikasi akibat PK

j. Menyebutkan cara mengontrol PK

k. Membantu latihan cara 1 PK: Latihan nafas


dalam

l. Menganjurkan memasukkan dalam jadwal


harian

02/07/19 Perilaku SP 2 Klien S : klien mengatakan mhs


11.30 Kekerasan a. mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien ingin sholat dulu
b. melatih klien mengontrol PK dengan cara sebelum latian pukul
fisik 2: pukul kasur dan bantal kasur dan bantal.
c. menganjurkan klien untuk memasukkan O : Suara nada tinggi,
dalam jadwal harian klien mata melotot sambil
menggebrak meja,
klien kooperatif
A : SP2P tercapai
P : Intervensi dilanjutkan

48
dengan SP3P

04/07/19 Perilaku SP 3 Klien S : “kalau saya kesal mhs


05.00 Kekerasan a. mengevaluasi kegiatan harian klien sama orang saya
b. melatih klien mengontrol PK dengan cara harus ungkapkan
social atau verbal dong, ndak akan saya
c. menanjurkan klien untuk memasukkan ke pendam”
jadwal harian O : Klien kooperatif,
klien terlihat melotot
A : SP3P belum tercaoai
P : ulangi SP3P

05/07/19 Perilaku SP 3 Klien S : “saya sudah mencoba Mhs


15.30 Kekerasan a. mengevaluasi kegiatan harian klien berbicara dengan baik
b. melatih klien mengontrol PK dengan pada teman sekamar
cara social atau verbal saya”, “saya sudah
c. menanjurkan klien untuk memasukkan bisa latihan Tarik
ke jadwal harian nafas dan memukul
bantal juga kasur
ketika saya emosi”,
“kalau saya marah
saya langsung
istigfar”, “saya harus
sholat lima waktu
supaya lebih tenang
dan tidak mudah
marah”
O : kontak mata baik,
klien kooperatif,
klien berbicara
dengan nada keras
A : SP3P belum tercapai
P : ulangi SP3P

06/07/19 Perilaku SP 3 Klien S : “bosen saya mbak, Mhs


12.00 Kekerasan a. mengevaluasi kegiatan harian klien sudah 23 tahun
b. melatih klien mengontrol PK dengan minum obat terus”
cara social atau verbal O : kontak mata baik,
menanjurkan klien untuk memasukkan ke klien kooperatif,
jadwal harian klien berbicara

49
a. dengan nada keras.
A : SP3P belum tercapai
P : ulangi SP3P

50
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pengkajian keperawatan pada Ny.S dengan pengkajian yang ada pada
teori terjadi kesamaan dan perbedaan. Menurut teori Yosep, 2010 data subjaktif pada
klien yang mengalami Perilaku Kekerasan yaitu Klien marah-marah, membanting
barang di sekitar sampai memukul tetangganya. Dan data objektifnya adalah Klien
terlihat melotot saat berbicara, bercerita dengan nada tinggi, banyak berbicara dengan
nada menantang, langsung beranjak berdiri dari tempat duduk ketika pembicaraannya
disela dan sering menjulurkan tangannya dan hendak memukul
1. Pengkajian
Dalam pengkajian ditemukan sebuah kasus Perilaku Kekerasan yang
terjadi pada Ny.S yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya diruang
Wijaya Kusuma pada tanggal 01 Juli 2019. Pengumpulan data di peroleh dari
klien dan perawat yang menanganinya. Hasil data yang didapat dalam
pengkajian pada factor predisposisi didapat klien sebelumnya pernah
mengalami gangguan jiwa dan berkali-kali dirawat di RSJ Menur. Alasan
masuk: Klien mengatakan Klien marah-marah merusak barang-barang milik
pribadi (rumah), klien memukul tetangganya
Klien sering menggebrak meja ketika sedang bercerita klien sering
marah-marah, Diagnosa Keperawatan
A. Pengertian Diagnosa Keperawatan
Penulis melakukan pengkajian pada tanggal 01 Juli 2019 sampai 06
Jui 2019 di ruang Wijaya Kusuma RSJ Menur. Dari hasil pengkajian
ditegakkan diagnosa utama: Perilaku kekerasan berhubungan dengan
gangguan konsep diri
Masalah keperawatan yang muncul pada klien gangguan jiwa
perilaku kekerasan adalah sebagai berikut:
a. Perilaku kekerasan
b. Harga diri rendah kronik
c. Perilaku kekerasan (diri sendiri, orang lain , lingkungan)

51
B. Alasan Penegakan Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data-data yang ditunjukan oleh klien maka penulis
memprioritaskan diagnosa keperawatan perilaku kekerasan. Dan apabila
masalah tersebut tidak segera diatasi dapat menyebabkan munculnya
masalah gangguan jiwa lainnya.
Menurut teori (Yosep,2010) data obyektif pada klien yang
mengalami perilaku kekerasan adalah muka merah dan tegang , mata
melotot, tangan mengepal , rahang mengatup , wajah memerah , tegang
, postur tubuh kaku, pandangan tajam, jalan mondar-mandir .
Berdasarkan data-data yang ditunjukkan oleh klien maka penulis
memprioritaskan diagnose keperawatan Perilaku kekerasan
berhubungan dengan gangguan konsep diri
Cara memrioritaskan diagnose ini menggunakan sistem RUFA
(Respons Umum Fungsi Adaptif)/GAFR (General Adaptive Funtion
Response) yang merupakan modifikasi dari skor GAF karena
keperawatan menggunakan pendekatan respons manusia dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan fungsi respons yang
adaptif.
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana
tindakan. Sebelum melaksanakan tindakan keperawatan yang sudah
direncanakan, perawat perlu memfalidasi apakah rencana keperawatan
masih dibutuhkan dan sesuai dengan kondisi klien saat ini
(Kusumawati dan hartono, 2011). Kelebihan dan kekuragan selama
melaksanakan tindakan keperawatan pada Ny.S adalah:
A. Kelebihan / Faktor Pendukung
Klien dapat berinteraksi dengan baik dan kooperatif . klien mudah
membina hubungan saling percaya dengan perawat atau mahasiswa
lainnya. Klien tidak disorientasi tempat waktu dan orang .
B. Kekurangan / Faktor Penghambat
Dari diagnosa perilaku kekerasan berhubungan dengan gangguan
konsep diri rencana tindakan dari diagnosa utama tidak ada pada teori
(Yosep, 2010) untuk TUK 1 yaitu membina hubungan saling percaya
terhadap perawat dan klien.

52
2. Hasil Evaluasi

Setelah penulis melakukan implementasi maka penulis melakukan


evaluasi pada kasus Ny.S evaluasi diagnosa keperawatan perilaku
kekerasan berhubungan dengan gangguan konsep diri untuk TUK 1
didapatkan evaluasi data subjektif: klien mampu menjawab salam dari
perawat, klien mau menyebutkan nama dan nama panggilan yang disukai,
klien sudah tidak mendengar bisikan kembali. Sedaangkan data
Objektifnya Klien kooperatif, kontak mata posisitf, klien tampak bersedia
bercerita dengan perawat. Dari data tersebut penulis menganalisa klien
dapat membina BHSP, klien mampu mempraktekkan cara yang diajari
perawat, sedangkan planning untuk klien, anjurkan klien untuk mengingat
kembali apa yang sudah diajarkan oleh perawat, dan untuk perawat
pertahankan BHSP dan lanjukan untuk TUK 2.
Evaluasi untuk TUK 2 didapatkan data subjektif klien mengatakan
ingin sholat terlebih dahulu sebelum latihan pukul kasur dan bantal. Dan
mampu melakukan latian dengan baik. Data objektifnya : Suara nada
tinggi, mata melotot sambil menggebrak meja, klien kooperatif Analisa
penulis untuk TUK 2 teratasi, Adapun planning untuk klien anjurkan klien
untuk selalu mempraktekkan cara yang sudah diajarkan, sedangkan untuk
perawat evaluasi TUK 3 dan lanjut TUK 4 dan 5.
Kriteria evaluasi semua tercapai karena klien dapat memahami dan
dapat mengulang kembali dari apa yang telah didiskusikan bersama. Hal
ini disebabkan karena klien sudah berkali-kali dirawat di Rumah Sakit
Jiwa dan klien mendapatkan perawatan yang baik, maka dapat diputuskan
untuk melanjutkan intervensi evaluasi pada klien.

53
38

Anda mungkin juga menyukai