GAWAT DARURAT
“SYOK KARDIOGENIK”
1. Cardiopulmonary arrest
2. Disritmia
3. Gagal multisistem organ
4. Tromboemboli
5. Stroke
EKG
rontgen dada
scan jantung
kateterisasi jantung
elektrolit
Analisa gas darah
enzim jantung
Penatalaksanaan
1. Pastikan jalan nafas tetap adekuat, bila tidak sadar
sebaiknya dilakukan intubasi.
2. Berikan oksigen 8 – 15 liter/menit dengan menggunakan
masker untuk mempertahankan PO2 70 – 120 mmHg
3. Rasa nyeri akibat infark akut yang dapat memperbesar
syok yang ada harus diatasi dengan pemberian morfin.
4. Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit, dan keseimbangan
asam basa yang terjadi.
5. Bila mungkin pasang CVP.
6. Pemasangan kateter Swans Ganz untuk meneliti
hemodinamik.
Medikamentosa
Morfin Sulfas atropin,
bila frekuensi
sulfat 4-8 Dobutamin 2,5-10
jantung <
Diuretik/furosemi
mg IV, 50x/menit
mikrogram/kg/m:
bila ada dapat d 40-80 mg untuk
bila nyeri Digitalis, juga diberikan kongesti paru dan
bila amrinon
oksigenasi
IV. Norepinefrin 2-
jaringan. Digitalis
takiaritmi 20
mikrogram/kg/m bila ada fibrilasi
dan atrium atrial atau
fibrilasi takikardi
supraventrikel.
Asuhan Keperawatan Teori
A. Pengkajian
Data dasar pengkajian pasien dengan syok kardiogenik , de
ngan data fokus pada :
1. Aktivitas
2. Sirkulasi
3. Eliminasi
4. Nyeri atau Ketidaknyamanan
5. Pernafasan
1. Aktivitas
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda :
a) takikardia,
b) dispnea pada istirahat atau aktivitas,
c) perubahanwarna kulit kelembaban,
d) kelemahan umum
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat AMI sebelumnya, penyakit arteri koroner, GJK, m
asalah TD, DM
Tanda :
a) tekanan darah turun <90 mmhg atau dibawah,
b) perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk ber
diri,
c) nadi cepat tidak kuat atau lemah, tidak teratur,
d) BJ ekstra S3 atau S4 mungkin menunjukan gagal jantun
g atau penurun an kontraktilitas ventrikel,
e) Gejala hipoperfusi jaringan kulit ; dioforesis ( Kulit Lem
bab ), pucat, akral dingin, sianosis, vena – vena pada pu
nggung tangan dan kaki kolaps
3. Eliminasi
Perubahan per 1. Selidiki perubahan tiba-tiba atau gangguan 1. Perfusi cerebral secara langsung b.d curah jantu
fusi jaringan b mental kontinyu seperti cemas, bingung, leta ng dan dipengaruhi oleh elektrolit, Hypoxia , ata
/d penurunan rgi, pingsan upun enboli sistemik
/ penghentian 2. Lihat pucat, cyanosis, kulit dingin atau lemba 2. Vasokonstriksi sistemik diakibatkan oleh penuru
aliran darah b dan catat kekuatan nadi perifer nan curah jantung mungkin dibuktikan oleh pen
3. Kaji tanda homan (nyeri pada betis dengan p urunan perfusi kulit atau perubahan denyut nadi
osisi dorsofleksi)eritema, edema 3. Indicator trombosis vena
4. Berikan latihan kaki pasif, hindari latihan iso 4. Latihan isometric dapat sangat mempengaruhi c
metric urah jantung dengan meningkatkan kerja mioka
5. Pantau pernafasan, catat kerja pernafasan rdia dan konsumsi oksigen.
6. Kaji fungsi gastrointestinal, catat anorexia pe 5. Pompa jantung gagal dapat mencetuskan distre
nurunan atau tidak ada bising usus, mual ata ss pernafasan
u muntah, distensi abdomen, konstipasi 6. Penurunan aliran darah ke mesenterikus dapat
7. Pemantauan pemasukan dan catat perubaha mengakibatkan disfungsi gastrointestinal, conto
n haluaran urin. Catat berat jenis sesuai indik h : kehilangan peristaltic.
asi 7. Penurunan pemasukan oleh kerena mual terus
8. Kolaborasi dengan dokter dan laboratorium menerus dapat dapat mengakibatkan penuruna
dalam pemeriksaan data laboratorium seperti n volume sirkulasi
GDA, BUN, Kreatinin, Elektrolit 8. Sebagai indicator fungsi / perfusi organ
9. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
obat sesuai indikasi . Misalnya : Heparin/ natr
ium warfarin( caumadin ); Simetidine( tagam
et); Ranitidine(Zantac) ; antasida.