Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN

GAWAT DARURAT
“SYOK KARDIOGENIK”

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


DEFINISI

Shock kardiogenik merupakan sindrom gangguan


patofisiologik berat yang berhubungan dengan
metabolisme seluler yang abnormal, yang umumnya
disebabkan oleh perfusi jarigan yang buruk. Disebut
juga kegagalan sirkulasi perifer yang menyeluruh
dengan perfusi jaringan yang tidak adekuat
(Tjokronegoro, A., dkk, 2003).

Syok kardiogenik merupakan stadium akhir disfungsi


ventrikel kiri atau gagal jantung kongestif, terjadi bila
ventrikel kiri mengalami kerusakan yang luas.
ETIOLOGI
Myocarditis
Gangguan kontraktilitas
miokardium
Cardiomyopathy
Disfungsi ventrikel kiri yang berat yang
memicu terjadinya kongesti paru Trauma jantung
dan/atau hipoperfusi iskemik

Komplikasi bedah jantung


Infark miokard akut ( AMI)

Valvular stenosis Temponade jantung akut

Komplikasi dari infark miokard


akut
MANIFESTASI KLINIS
KELUHAN UTAMA TANDA DAN GEJALA
Oliguri (urin < 20 mL/jam). Tensi turun < 80-90 mmHg
Nyeri substernal seperti IMA Takipneu dan dalam
Takikardi.
Nadi cepat, kecuali ada blok A-V
Tanda-tanda bendungan paru: ronki
basah di kedua basal paru
Bunyi jantung sangat lemah, bunyi
jantung III sering terdengar
Sianosis
Diaforesis (mandi keringat)
Ekstremitas dingin
Perubahan mental
KOMPLIKASI

1. Cardiopulmonary arrest
2. Disritmia
3. Gagal multisistem organ
4. Tromboemboli
5. Stroke
 EKG

 rontgen dada
 scan jantung
 kateterisasi jantung
 elektrolit
Analisa gas darah
 enzim jantung
Penatalaksanaan
1. Pastikan jalan nafas tetap adekuat, bila tidak sadar
sebaiknya dilakukan intubasi.
2. Berikan oksigen 8 – 15 liter/menit dengan menggunakan
masker untuk mempertahankan PO2 70 – 120 mmHg
3. Rasa nyeri akibat infark akut yang dapat memperbesar
syok yang ada harus diatasi dengan pemberian morfin.
4. Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit, dan keseimbangan
asam basa yang terjadi.
5. Bila mungkin pasang CVP.
6. Pemasangan kateter Swans Ganz untuk meneliti
hemodinamik.
Medikamentosa
Morfin Sulfas atropin,
bila frekuensi
sulfat 4-8 Dobutamin 2,5-10
jantung <
Diuretik/furosemi
mg IV, 50x/menit
mikrogram/kg/m:
bila ada dapat d 40-80 mg untuk
bila nyeri Digitalis, juga diberikan kongesti paru dan
bila amrinon
oksigenasi
IV. Norepinefrin 2-
jaringan. Digitalis
takiaritmi 20
mikrogram/kg/m bila ada fibrilasi
dan atrium atrial atau
fibrilasi takikardi
supraventrikel.
Asuhan Keperawatan Teori
A. Pengkajian
Data dasar pengkajian pasien dengan syok kardiogenik , de
ngan data fokus pada :

1. Aktivitas
2. Sirkulasi
3. Eliminasi
4. Nyeri atau Ketidaknyamanan
5. Pernafasan
1. Aktivitas
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda :
a) takikardia,
b) dispnea pada istirahat atau aktivitas,
c) perubahanwarna kulit kelembaban,
d) kelemahan umum
2. Sirkulasi
 Gejala : riwayat AMI sebelumnya, penyakit arteri koroner, GJK, m
asalah TD, DM
 Tanda :
a) tekanan darah turun <90 mmhg atau dibawah,
b) perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk ber
diri,
c) nadi cepat tidak kuat atau lemah, tidak teratur,
d) BJ ekstra S3 atau S4 mungkin menunjukan gagal jantun
g atau penurun an kontraktilitas ventrikel,
e) Gejala hipoperfusi jaringan kulit ; dioforesis ( Kulit Lem
bab ), pucat, akral dingin, sianosis, vena – vena pada pu
nggung tangan dan kaki kolaps
3. Eliminasi

Gejala : Produksi urine < 30 ml/ jaM


Tanda : Oliguri
4. Nyeri atau Ketidaknyamanan
 Gejala :
a) nyeri dada yang timbulnya mendadak
dan sangat hebat,
b) tidak hilang dengan istirahat atau nitro  Tanda :
gliserin, a) wajah meringis,
c) lokasi tipikal pada dada anterio subster b) perubahan postur tubuh, meregang men
nal, prekordial, dapat menyebar ketang geliat,
an, rahang, wajah, Tidak tentu lokasiny c) menarik diri,
a seperti epigastrium, siku, rahang,abd
d) kehilangan kontak mata,
omen,punggung, leher,
e) perubahan frekuensi atau irama jantung,
d) dengan kualitas chorusing, menyempit,
TD, pernafasan, warna kulit/ kelembaban
berat,tertekan ,
,bahkan penurunan kesadaran.
e) dengan skala biasanya 10 pada skala 1
- 10, mungkin dirasakan pengalaman n
yeri paling buruk yang pernah dialami.
5. Pernafasan
 Gejala :  Tanda :
a) dyspnea dengan atau tanpa kerja, a) takipnea,
b) dispnea nocturnal, b) nafas dangkal,
c) batuk dengan atau tanpa sputum, c) pernafasan laboret ; penggunaan otot aks
d) penggunaan bantuan pernafasan oksigen esori pernafasan, nasal flaring,
atau medikasi, d) batuk ; kering/ nyaring/nonprodoktik/ bat
e) riwayat merokok, uk terus-menerus, dengan / tanpa pembe
f) penyakit pernafasan kronis ntukan sputum: mungkin bersemu darah,
merah muda/ berbuih ( edema pulmonal )
e) Bunyi nafas; mungkin tidak terdengar den
gan crakles dari basilar dan mengi
f) peningkatan frekuensi nafas, nafas sesak a
tau kuat,
g) warna kulit; pucat atau sianosis, akral ding
in.
B. Diagnosa Keperawatan
1) Penurunan curah jantung b/d perubahan kontraktilitas miokardial/
perubahan inotropik
2) Kerusakan Pertukaran gas b/d perubahan membran kapiler-alveolar
3) Kelebihan volume cairan b/d Penurunan ferfusi organ ginjal, penin
gkatan na / air, peningkatan tekanan hidrostatik atau penurunan pr
otein plasma( menyerap air dalam area interstisial/ jaringan )
4) Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan / penghentian aliran da
rah.
5) Nyeri ( akut ) b/d iskemik jaringan sekunder akibat sumbatan ata
u penyempitan arteri koroner.
6) Intoleransi aktifitas b/d Ketidak seimbangan antara suplai oksigen
dan kebutuhan, adanya iskemik/ nekrotik jaringan miokard
C. Intervensi
Diagnosa Intervensi Rasional
Penurunan cur 1. Auskutasi TD . Bandingkan kedua tangan dan 1. Hipotensi ortistatik (postural)mu
ah jantung b/ ukur dengan tidur, duduk, berdiri jika memng ngkin berhubungan dengan kom
d perubahan k kinkan plikasi infark.
ontraktilitas m 2. Evaluasi kualitas dan keamaan nadi sesuai indi 2. Penurunan curah jantung menye
iokardial/ peru kasi. babkan menurunnya kelemahan
bahan inotropi 3. Catat terjadinya suara S3, S4 /kekuatan nadi.Ketidakteraturan
k 4. Catat adanya suara murmur/gesekan diduga disritmia , yang memerlu
5. Pantau frekuensi jantung dan irama. Catat disr kan evaluasi lanjut.
itmia melalui telemetri. 3. S3 terjadi pada GJK tetapi juga t
6. Sediakan alat dan obat darurat. erlihat pada gagal mitral (regugit
7. Kolaborasi dalam pemberian oksigen tambaha asi) dan kelebihan kerja ventrikel
n , sesuai indikasi kiri yang disertai infark berat. S4
8. Kolaborasi untuk mempertahankan cara masu mungkin berhubungan dengan i
k IV/ hevarin skemik miokard , kekakuan ventr
9. Kolaborasi pada pemeriksaan ulang EKG , foto ikel, dan hipertensi pulmonal ata
dada, pemeriksaan data laboratorium(enzim ja u sistemik.
ntung,GDA,elektrolit).
Diagnosa Intervensi Rasional

Penurunan cura 4. Menunjukan gangguan aliran darah normal dalam ja


h jantung b/d p ntung, contoh katup tak baik , kerusakan septum, ata
erubahan kontr u vibrasi otot papilar/korda tendenia.
aktilitas miokar 5. Frekuensi dan irama jaantung yang berspon terhadap
dial/ perubahan obat dan ativitas sesuai dengan terjadinya komplikasi
inotropik /disritmia( Khususnya kontraksi ventrikel premature a
tau blok jantung) , yang mempengaruhi fungsi jantun
g atau meningkatan kerusakan iskemik
Kerusakan pert 1. Auskultsi bunyi nafas, catat kreke 1. Menyatakan adanya kongesti paru / pengumpulan se
ukaran gas b/d ls,suara mengi cret menunjukan kebutuhan untuk intervensi lanjut.
perubahan me 2. Berikan posisi fowler/ semi fowle 2. Dengan posisi fowler / semi fowler dapat membantu
mbran kapiler-a r atau disesuaikan dengan kondi pengembangan/ekspansi paru sehingga mempermud
lveolar si pasien. ah pertukan gas pada alveolar
3. Kolaborasi dalam pemantauan g 3. Hipoksemia dapat menjadi berat selama edema paru,
ambaran seri GDA, nadi oksimetr hal ini terjadi pada GJK kronis maupun syok kardioge
i nik
4. Kolaborasi dalam pemberian oksi 4. Diharapkan dapat meningkatkan oksigen alveolar, ya
gen tambahaan sesuai indikasi ng dapat memperbaiki/ menurunkan hipoksemia jari
5. Kolaborasi dalam pemberian oba ngan
t sesuai indikasi : Diuretik contoh 5. Diuretik diberikan untuk membantu menurunkan kon
furosemide ( lasix); brokodilator c gesti alveolar, meningkatkan pertukaraan gas
Diagnosa Intervensi Rasional
Kelebihan volu 1. Auskutasi bunyi nafas untuk ada 1. Dapat mengindikasikan edema paru sekunder akibat
me cairan b/d nya krekels dekompensasi jantung
Penurunan ferf 2. Catat adanya Distensi Vena Perif 2. Dengan ditemukan adanya edema dependen dicurig
usi organ ginjal er seperti adanya edema depen ai adanya kongesti / kelebihan volume cairan
, peningkatan n den 3. Hitung keseimbangan cairan.Penurunan curah jantun
a / air, peningk 3. Ukur masukan / haluan , catat p g mengakibatkan gangguan perfusi ginjal, retensi na
atan tekanan hi enurunan pengeluaran, sifat ko trium/ air, daan penurunan haluan urine
drostatik atau p nsentrasi 4. Perubahan tiba- tiba pada berat badan menunjukan
enurunan prote 4. Timbang berat badan tiap hari, gangguan keseimbangan cairan
in plasma( men bila kondisi membaik 5. Memenuhi kebutuhan cairan tubuh orang dewasa ta
yerap air dalam 5. Pertahankan pemasukan total ca tapi memerlukan pembatasan pada adanya dekomp
area interstisial/ iran 2000 ml/24 jam dalam toler ensasi jantung
jaringan ) ansikardiovaskuler 6. Natrium dapat meningkatkan retensi cairan dan har
6. Kolaborasi dengan ahli gisi untu us dibatasi
k pemberian diet sesuai indikasi( 7. Pemberian diuretic mungkin diperlukan untuk mem
rendah natrium/ air ) perbaiki kelebihan cairan . Obat pilihan biasanya ter
7. Kolaborasi dengan dokter dalam gantung gejala asli akut/ kronis
pemberian diuretic 8. Hipokalemia dapat membatasi keefektifan terapi dan
8. Kolaborasi dengan laboratorium dapat terjadi dengan penggunaan deuretik penurun
dalam pemeriksaan kalium sesu an kalium
ai indikasi
Diagnosa Intervensi Rasional

Perubahan per 1. Selidiki perubahan tiba-tiba atau gangguan 1. Perfusi cerebral secara langsung b.d curah jantu
fusi jaringan b mental kontinyu seperti cemas, bingung, leta ng dan dipengaruhi oleh elektrolit, Hypoxia , ata
/d penurunan rgi, pingsan upun enboli sistemik
/ penghentian 2. Lihat pucat, cyanosis, kulit dingin atau lemba 2. Vasokonstriksi sistemik diakibatkan oleh penuru
aliran darah b dan catat kekuatan nadi perifer nan curah jantung mungkin dibuktikan oleh pen
3. Kaji tanda homan (nyeri pada betis dengan p urunan perfusi kulit atau perubahan denyut nadi
osisi dorsofleksi)eritema, edema 3. Indicator trombosis vena
4. Berikan latihan kaki pasif, hindari latihan iso 4. Latihan isometric dapat sangat mempengaruhi c
metric urah jantung dengan meningkatkan kerja mioka
5. Pantau pernafasan, catat kerja pernafasan rdia dan konsumsi oksigen.
6. Kaji fungsi gastrointestinal, catat anorexia pe 5. Pompa jantung gagal dapat mencetuskan distre
nurunan atau tidak ada bising usus, mual ata ss pernafasan
u muntah, distensi abdomen, konstipasi 6. Penurunan aliran darah ke mesenterikus dapat
7. Pemantauan pemasukan dan catat perubaha mengakibatkan disfungsi gastrointestinal, conto
n haluaran urin. Catat berat jenis sesuai indik h : kehilangan peristaltic.
asi 7. Penurunan pemasukan oleh kerena mual terus
8. Kolaborasi dengan dokter dan laboratorium menerus dapat dapat mengakibatkan penuruna
dalam pemeriksaan data laboratorium seperti n volume sirkulasi
GDA, BUN, Kreatinin, Elektrolit 8. Sebagai indicator fungsi / perfusi organ
9. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
obat sesuai indikasi . Misalnya : Heparin/ natr
ium warfarin( caumadin ); Simetidine( tagam
et); Ranitidine(Zantac) ; antasida.

Anda mungkin juga menyukai