PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun Tujuan Penulisan dari Makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui arti dari Ansietas
2. Untuk mengetahui Rentang Respon Ansietas
3. Untuk mengetahui Tingkatan Ansietas
4. Untuk mengetahui Mekanisme Koping Ansietas
TINJAUAN TEORI
Adaptif Mal-Adaptif
Respon kognitif
2) Ansietas Sedang
Pada tingkat ini lapangan presepsi terhadap lingkungan menurun. Individu
lebih memfokuskan hal-hal penting saat itu dan mengenyampingkan hal lain.
Respon Fisiologi
Respon Kognitif
3) Anseietas Berat
Pada ansietas berat lapangan persepsi menjadi sangat sempit, individu
cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal lain. Individu
tidak mampu lagi berfikir realistis dan membutuhkan banyak pengarahan
untuk memusatkan perhatian pada area lain.
Respon Fisiologi
a. Nafas pendek
b. Nadi dan tekanan darah naik
c. Berkeringat dan sakit kepala
d. Penglihatan kabur
e. Ketegangan
Respon Kognitif
4) Panik
Pada tingkat ini lapangan persepsi individu sudah sangat menyempit dan
sudah terganggu sehingga tidak dapat mengembalikan diri lagi dan tidak dapat
melakukan apa-apa, walupun telah diberikan pengarahan atau tuntunan. Pada
keadaan panik terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan
berhubungan dengan oranglain, dan kehilangan pemikiran yang rasional.
a. Nafas pendek
b. Rasa tercekik dan palpitasi
c. Sakit dada
d. Pucat
e. Hipotensi
Respon Kognitif
1. Disosiasi
Pemisahan dari proses mental atau perilaku dan kesadaran atau
identitasya, contohnya. Seorang laki-laki yang dibawa keruang
emergensi karena mengamuk ternyata tidak mampu menjelaskan
kembali kejadian tersebut (ia lupa sama sekali)
2. Identifikasi (identifikation)
Proses dimana seseorang untuk menjadi yang ia kagumi berupaya
dengan mengambil atau menyeruh pikiran-pikiran, perilaku atau
selera orang tersebut.
Contoh Salidon berusia 15 tahun mengubah model rambutnya
menirukan gurunya yang ia kagumi
3. Intelektualisasi (intellectualization)
1
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANSIETAS
0
Contohnya, Nina yang berumur 4 tahun sudah memperoleh toilet
training selama 1 tahun mulai mengompol lagi sejak kelahiran
adiknya.
13. Represi
Menyampingkan secara tidak sadar tentang pikiran, ingatan yang
menyakitkan atau bertentangan, dari kesadaran seseorang,
merupakan pertahanan ego yang primer yang cenderung diperkuat
oleh mekanisme lain.
Contohnya, seorang anak yang sangat sedih ditinggalkan pergi oleh
ibunya, tidak merasakan kesedihan tersebut.
14. Pemisahan (Spliting)
Sikap mengelompokan orang dianggap semuanya baik atau
semuanyanya buruk, kegagalan untuk memajukan nilai-nilai positif
dan negatif di dalam diri mereka.
Contohnya, seorang teman mengatakan kepada anda bahwa anda
adalah orang yang paling hebat, kemudian pada besoknya
mengatakan benci anda.
15. Sublimasi
Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata
masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami halangan normal.
Contohnya, Edi gagal mencapai cita-citanya memasuki AU maka ia
mengalihkannya menjadi penerbangan.
16. Supresi
Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan
tetapi sebetulnya merupakan analog represi yang disadari;
mengesampingkan yang disengaja tentang suatu bahan dari
kesadaran seseorang; kadang-kadang dapat mengarah pada represi
yang berikutnya.
17. Undoing
1
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANSIETAS
1
Tindakan/perilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian
dari tidnakan/perilaku komunikasi sebelumnya; merupakan
mekanisme pertahanan primitif.
Contohnya; seorang ibu yang menyesal karena telah memukul
anaknya akan segera memperlakukannya penuh dengan kasih
sayang.
1
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANSIETAS
2
BAB III
Asuhan Keperawatan Klien dengan Ansietas
3.1 Pengkajian
a. Faktor Predisposisi
Teori Psikoanalitik
Ansietas merupakan konflik emosioanal anatara dua elemen
kepribadian yaitu ide, ego dan super ego. Ide melambangkan
dorongan insting dan implus primitif. Super ego mencerminkan hati
nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya
seseorang, sedangkan ego digambarkan sebagai mediator antara ide
dan super ego. Ansietas berfungsi untuk memperingatkan ego
tentang suatu budaya yang perlu segera diatasi.
Teori Interpersinal
Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersoanal.
Berhubungan juga dengan terauma masa perkembangan seperti
kehilangan, perpisahan. Individu dengan harga diri rendah biasanya
sangat mudah mengalami ansietas berat.
Teori Perilaku
Ansietas merupakan produk prustasi yaitu segala sesuatu yang
mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
Kajian Biologis
Otak mengandung reseptor sepesipik untuk benzidiazepines.
Reseptor ini diperkirakan turut berperan dalam mengatur ansietas.
b. Faktor Presipitasi
Bersumber dari eksternal dan internal seperti :
Ancaman terhadap integritas fisik meliputi ketidakmampuan
pisiologis atau menurunnya pengakuan melaksanakan fungsi
1
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANSIETAS
3
kehidupan sehari-hari. Ancaman terhadap sistem diri dapat
membahayakan indentitas, harga diri, dan integritas fungsi sosial.
c. Perilaku
Ansietas dapat diekspresikan langung melalui perubahan
fisiologis dan prilaku secara tidak langsung timbulnya gejala atau
mekanisme koping dalam upaya mempertahankan diri dari dari
ansietas. Intensitas prilaku akan meningkat sejalan dengan
peningkatan ansietas.
d. Masalah Keperawatan
Suatu pengkajian keperawatan yanng lengkap harus mencangkup
semua respons maladaptif klien. Banyak masalah keperawatan
tambahan akan teridentifikasi dengan cara dimana ansietas klien
secara nyata akan mempengaruhi aspek kehidupan sehari-hari.
1
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANSIETAS
4
3.3 Intervensi dan Implementasi Keperawatan
Pada tabel ini dapat dilihat prinsip rasional dan tindakan keperawatan
1
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANSIETAS
5
yang bersifat dengan daripada menentang
melindunginya memberikan keyakinan klien.
tetapi tidak kesempatan kepada Sadari kenyataan tentang
memfokuskan klien klien untuk rasa sakit yang dikaitkan
pada prilaku yang menentukan dengan mekanisme
mal-adaptif. jumlah stres yang koping klien tetapi tidak
dapat ditanganinya. memfokuskan pada fobia
Apabila klien tidak dan keluhan fisiknya.
mampu Memberi umpan balik
mengurangi pada klien, tetapi tidak
ansietasnya maka memfokuskan pada fobia
timbul ketegangan dan kleuhan fisiknya.
yang akan Beri umpan balik pda
menyebabkan klien mengenai prilaku
hilang kendali stresor, penilaian dan
sampai tingkat sumber koping.
panik. Klien tidak Dukung ide-ide tentang
dapat kesehatan fisik yang
menggunakan berkaitan dengan
mekanisme koping. kesehatan emosionalnya.
Berikan batasan prilaku
yang mal adaptif dengan
cara yang mendukung.
1
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANSIETAS
6
rangsangan yang dapat
menimbulkan ansietas.
Identifikasi dan
modifikasi situasi yang
menyebabkan klien
ansietas.
Berikan bantuan terapi
fisik seperti mandi hangat
seperti massage.
1
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANSIETAS
7
secara langsung melakukan pendidikan
kesehatan fisiknya. kesehatan yang relevan.
1
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANSIETAS
8
sehingga klien dapat
belajar dan berkembang.
1
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANSIETAS
9
mekanisme koping Tunjukan akibat
yang digunakan maladaktif dan dan
masalalu, menilai destruktip dari respons
kembali penyebab koping sekarang.
stres dengan Berikan dorongan pada
menggunakan klien untuk
sumber yang menggunakan respons
tersedia dan koping yang adaptif di
menerima tanggung masalalu.
jawab terhadap Pusatkan tanggung
suatu prubahan. jawab pada perubahan
diri klien.
Terima peran aktif klien,
kaitkan hubungan sebab
akibat sambil
memelihara ansietas
pada batas yang sesuai
bantu klien
mengidentifikasi cara-
cara untuk menyusun
kembali pikiran
memodifikasi prilaku.
Didik klien dengan
ansietas ringan untuk
aspek pertumbuhan diri.
Beri aktivitas untuk
menyalurkan energi
Libatkan pihak yang
berkepentingan sebagai
sumber dan dukungan
2
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANSIETAS
0
sosial dalam membantu
klien menggunakan
koping respons yang
baru.
2
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANSIETAS
1
seluruh tubuh Klien dapat
menjadi rileks. menidentifikasi otot
yang menjadi tegang.
3.4 Evaluasi
1. Ancaman terhadap integritas fisik dan harga diri klien sudah
menurun.
2. Tingkah laku klien merefleksikan tingkat ansietas ringan atau sedang.
3. Sumber koping dikaji dan digunakan.
4. Klien mengenal ansietas dan menyadari prasaan tersebut.
5. Klien menggunakan respons koping yang adaptif.
2
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANSIETAS
2
6. Klien mempelajari strategi adaptif yang baru untuk menurunkan
ansietasnya.
7. Klien menggunakan ansietas untuk meningkatkan perkembangan dan
pertumbuhan diri.
2
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANSIETAS
3
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
2
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANSIETAS
4
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, Achir Yani.S., dkk. 2000. Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan
2
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANSIETAS
5