Anda di halaman 1dari 14

A.

Latar Belakang
Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan
sehat fisik, mental, dan sosial, bukan keadaan semata- mata keadaan tanpa penyakit atau
kelemahan. Devinisi ini menekankan kesehatan sebagai suatu keadaan sejahtera yang
positif, bukan sekadar keadaan tanpa penyakit. Orang yang memiliki kesejahteraan
emosional, fisik, dan sosial dapat memenuhi tanggung jawab kehidupan, berfungsi dengan
efektif, dalam kehidupan sehari-hari, dan puas dengan hubungan interpersonal dan diri
mereka sendiri. Tidak ada satupun devinisi universal kesehatan jiwa, tetapi kita dapat
menyimpulkan kesehatan jiwa seseorang dari perilakunya. Karena perilaku seseorang
dapat di lihat atau ditafsirkan berbeda oleh orang lain, yang bergantung pada nilai dan
keyakinan, maka penentuan definisi kesehatan jiwa menjadi sulit (Sheila, 2008). Kesehatan
jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan sosial yang terlihat dari
hubungan interpersonal, yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, konsep diri
yang positif, dan kesetabilan emosional (Sheila, 2008). Gangguan jiwa adalah suatu
sindrom atau pola psikologis atau perilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada
seseorang dan dikaitkan dengan adanya distres atau disabilitas (kerusakan pada satu atau
lebih area fungsi yang penting) atau disertai peningkatan resiko kematian yang
menyakitkan, nyeri, disabilitas, atau sangat kehilangan kebebasan (Sheila, 2008)
Keperawatan jiwa mempelajari berbagai macam kasus yang berhubungan dengan
gangguan jiwa sesorang. Salah satunya adalah Defisit Perawatan Diri (Personal Hygiene).
Kurang perawatan diri pada klien dengan gangguan jiwa merupakan : Suatu keadaan
dimana seseorang mengalami kerusakan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan (kegiatan hidup sendiri). Defisit Perawatan Diri merupakan akibat dari
ketidak mampuan seseorang dalam perawatan dirinya karena lupa akan caranya maupun
ketidak tahuan dalam perawatan diri. Kurang perawatan diri tampak dari ketidak mampuan
merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias diri secara mandiri, dan toileting
secara mandiri. Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat
adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan
diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidak mampuan merawat kebersihan
diri, makan secara mandiri,berhias secara mandiri,dan toileting, buang air besar/buang air
kecil (Damaiyanti, 2008). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktifitas perawtan diri seperti kebersihan diri, berhias, makan dan toileting.
(Herdman, 2012).
Personal Hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk
mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. Pemenuhan perawatan
diri di pengaruhi berbagai faktor diantaranya : budaya, nilai sosial pada individu, atau
kelurga, pengetahuan terhadap perawatan diri, serta persepsi terhadap perawatan diri
(Hidayat, 2006).
B. . Landasan Teori
Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan satu dengan yang
lainnya serta mempunyai norma yang sama. Fungsi kelompok secara umum ;
1. Setiap anggota kelompok dapat bertukar pengalaman
2. Memberikan pengalaman dan penjelasan kepada anggota yang lain
3. Merupakan proses menerima umpan balik
Terapi aktivitas kelompok adalah metode yang efektif dalam menyelesaikan masalah
serta dapat dilihat keuntungannya, yaitu mendapat dukungan, pendidikan dan meningkatkan
kemampuan menyelesaikan masalah.
Penggunaan kelompok dalam keperawatan jiwa memberi dampak positif
dalam pencegahan, pengobatan dan terapi pemulihan kesehatan jiwa melalui terapi aktivitas
kelompok. Salah satu bentuk dari terapi aktivitas kelompok adalah orientasi realita. Pada
dasarnya terpi aktivitas kelompok telah dipergunakan dalam praktek kesehatan jiwa yang juga
merupakan bagian terpenting dalam keterampilan teraupetik dalam keperawatan. Terapi
aktivitas kelompok sebagai metode yang efektif dan efisien untuk menyelesaikan masalah serta
dapat dilihat keuntungannya yaitu:
1. Mendapat dukungan ( support )
2. Pendidikan
3. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah Perawat sebagai pimpinan kelompok
dapat menilai respon klien selama berada dalam kelompok.
Perawat sebagai pimpinan kelompomdapat menggunakan kelompom untuk mendorong
individu mengungkapkan masalah dan mendapat bantuan pemecahan masalah dari kelompok.
Pada saat ini perawat dapat menilai respon klien selama berada dalam kelompok.
Defisit Perawatan Diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan dalam
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan seharihari secraa mandiri.
Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan,
bau nafas, dan penampilan tidak rapi.
Defisit perawatam diri merupakan salah satu masalah yang timbul pada pasien gangguan
jiwa. Pasien gangguan jiwa kronis sering mengalami ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini
merupakan gejala perilaku negative dan menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga
maupun masyarakat.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum Tujuan umum yaitu klien mampu memahami pentingnya kebersihan diri
dan perawatan diri secara maksimal.
2. Tujuan Khusus
a) Klien mampu melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.
b) Klien mampu memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
c) Klien mampu menunjukkan aktivitas makan.
d) Klien mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri.
D. Sesi yang Digunakan
1. Sesi I A : Kebersihan Diri : Mandi
2. Sesi I B : Kebersihan Diri : Keramas
3. Sesi I C : Kebersihan Diri : Menyikat gigi
4. Sesi I D : Kebersihan Diri : Perawatan kuku
5. Sesi II A : Berdandan : Berpakaian rapi
6. Sesi II B : Berdandan : Berhias diri
7. Sesi III A : Tata cara makan
8. Sesi III B : Tata cara minum
9. Sesi IV A : Tata cara buang air besar
10. Sesi IV B : Tata cara buang air kecil
E. Karakteristik Klien
Klien sebagai anggota yang mengikuti terapi aktifitas kelompok ini adalah:
1. Klien dengan riwayat gangguan jiwa disertai dengan gangguan perawatan perawatan diri :
defisit perawatan diri.
2. Klien yang mengikuti terapi aktifitas ini adalah tidak mengalami perilaku agresif atau
mengamuk dan dalam keadaan tenang.
3. Klien dapat diajak bekerjasama (cooperative)
F. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur:
a) Peserta 8 orang
b) Setting tempat sesuai dengan rencana.
c) Peserta dapat mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir dengan tertib.
2. Evaluasi proses:
a) Klien tidak meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung.
b) Klien dapat mengikuti peraturan permainan yang telah ditetapkan.
c) Klien berpartisipasi aktif dalam permainan dan dapat memberikan tanggapan tentang
permainan dan manfaat permainan.
d) Pengorganisasian dapat terlaksana sesuai rencana.
3. Evaluasi hasil:
a) Klien mampu menyebutkan salah satu contoh manfaat perawatan diri.
b) Klien mampu menyebutkan cara menjaga kebersihan diri.
c) Klien mampu mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri.
d) Klien mampu menyebutkan akibat apabila tidak melakukan perawatan diri.
G. Antisipasi Masalah
1. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktivitas kelompok:
a) Memanggil klien.
b) Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan perawat atau klien
yang lain.
2. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit:
a) Panggil nama klien.
b) Tanya alasan klien meninggalkan permainan.
c) Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada klien bahwa
klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu klien boleh kembali lagi.
3. Bila ada klien lain ingin ikut:
a) Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah dipilih.
b) Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat diikuti oleh klien
tersebut
c) Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi peran pada
permainan tersebut
H. Pengorganisasian TAK
1. Waktu dan Tempat
Jadwal kegiatan TAK : Kamis, 16 Mei 2019
Waktu : 08.00
Tempat : Ruang B3 STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto
2. Alokasiwaktu
a) Perkenalandanpengarahan (10 menit)
b) Terapikelompok (25 menit)
c) Penutup (10 menit)
3. Jadwal kegiatan TAK
Waktu Kegiatan

07.30 -08.00 Persiapan

08.00-08.10 Pembukaan dan perkenalan

08.10-08.35 TAK

08.35-08.45 Evaluasi dan penutup

4. Tim TAK
Leader : Oktavian Widhiantika
Co-Leader : M. Irfan Syahril
Observer :
a) Stiqomariah
b) Elvin Rahayu
Fasilitator :
a) Taurista Ismayatul .L
b) Fanny Wahyu .L
c) Dina Ayu .M
d) Choirun Nisa
Pasien :
5. Peran dan fungsi :
a) Pemimpin (leader )
 Memimpin jalannya kegiatan
 Menyampaikan tujuan dan waktu permainan
 Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan
 Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
 Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah dilakukan
 Memberi reinforcement positif pada klien
 Menyimpulkan kegiatan
b) Pembantu pemimpi (co-leader )
 Membantu tugas leader
 Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
 Mengingatkan leader tentang kegiatan
 Bersama leader menjadi contoh kegiatan
c) Observer
 Mengobservasi jalannya acara
 Mencatat jumlah klien yang hadir
 Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung
 Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan klien
 Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas bermain
 Membuat laporan hasil kegiatan
d) Fasilitator
 Memfasilitasi jalannya kegiatan
 Memfasilitasi klien yang kurang aktif
 Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara
 Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam/luar kelompok.
6. Setting Pelaksana dan peserta duduk bersama membentuk lingkaran
 Keterangan :

Leader :

Co. Leader :

Observer :

Fasilitator :

Klien :

I. Proses Pelaksanaan TAK


 Sesi I A : Kebersihan Diri : Mandi
a. Tujuan:
 Klien memahami pentingnya mandi
 Klien memahami cara mandi yang baik
 Klien mampu mandi dengan baik
b. Kriteria Anggota
Kriteria klien sebagai anggota yang mengikuti Terapi Aktivitas Kelompok ini adalah:
 Klien dengan riwayat gangguan jiwa disertai dengan gangguan perawatan diri: defisit
perawatan diri
 Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah tidak mengalami perilaku agresif atau
mengamuk, dalam keadaan tenang.
 Klien dapat diajak bekerjasama (cooperative)
c. Nama Klien dan ruangan Klien yang mengikuti terapi aktivitas kelompok berjumlah 3
orang. Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti terapi aktivitas kelompok ini
adalah:
 Klien A
 Klien B
 Klien C
d. Alat
 Ember
 Gayung
 Handuk bersih
 Sabun mandi
 Air bersih
e. Metode
 Dinamika Kelompok
 Diskusi dan Tanya Jawab
 Simulasi
f. Langkah Kegiatan
1) Persiapan
Persiapan tempat : pastikan ruangan diskusi tenang dan nyaman. Tempat praktik
mandi bersih dan aman

Persiapan alat : siapkan alat selengkap mungkin

Persiapan klien :
 Pilih klien sesuai dengan indikasi terapi
 Buat kontrak kegiatan, waktu dan tempat
 Jelaskan manfaat TAK
 Jelaskan peraturan yang harus dipatuhi oleh klien :
 Ikut kegiatan sampai tuntas
 Bila ingin keluar dari ruangan angkat tangan Bekerja sama dengan kelompok
2) Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan:
 Memberi salam terapeutik: salam dari terapis.
 Evaluasi/validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini.
 Jelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, waktu yang dibutuhkan, dan tempat
kegiatan
3) Tahap Kerja
 Tanyakan pentingnya mandi pada klien. Beri kesempatan semua peserta
menjawab. Jika ada klien yang pasif, Tanya langsung kepada klien tersebut.
 Buat rangkuman pendapat klien yang benar tentang manfaat mandi yang benar.
Tambahkan informasi jika rangkuman pendapat klien masih ada yang kurang.

Manfaat mandi :
o Membersihkan kotoran untuk mencegah infeksi kulit dan gatalgatal
o Menghilangkan bau badan
o Meningkatkan penampilan diri

 Diskusikan alat-alat mandi Beri kesempatan kepada setiap klien untuk menjelaskan
alat-alat yang sering digunakan untuk mandi.
 Buat rangkuman alat-alat mandi, tunjukkan alat-alat tersebut

Alat/bahan mandi :

 Ember
 Gayung
 Handuk bersih
 Sabun mandi
 Air bersih
 Diskusikan tahapan mandi yang benar. Beri kesempatan klien menjelaskan cara
mandi. Beri pujian pendapat klien yang benar. Bila ada pendapat klien yang salah,
lakukan koreksi dengan meminta pendapat klien yang lain.
 Buat rangkuman cara mandi yang benar dari pendapat klien dan tambahkan informasi
jika kurang.
 Lakukan demonstrasi mandi yang benar. Bila tidak memungkinkan lakukan simulasi
saja dengan menggunakan alat dan bahan yang sudah disediakan

Cara mandi :

 Basahi seluruh permukaan tubuh dengan air yang tersedia


 Ambil sabun, gosokkan ke permukaan tubuh mulai dari permukaan 13 yang
dianggap paling bbersih ke permukaan yang paling kotor : badan dari anggota
badan, wajah, baru kemudian daerah perineal dan area seputar kelamin.
 Bilas dengan air hingga sisa sabun hilang di seluruh permukaan tubuh dan
permukaan kulit terasa kesat
 Keringkan dengan menggunakan handuk yang bersih

 Berikan pujian untuk peragaan yang telah dilakukan, koreksi jika ada tahapan yang
kurang tepat.
4) Tahap Terminasi
 Evaluasi
Evaluasi subjektif : tanyakan perasaan klien setelah peragaan atau praktik mandi
Evaluasi objektif : minta klien bergantian menyebutkan kembali tentang; manfaat
mandi, alat dan bahan mandi, cara mandi
 Rencana Tindak Lanjut Anjurkan klien mandi dengan cara mandi yang telah dilatih
sebanyak 2x per hari (pagi dan sore hari)

No Aspek yang di Nama klien


nilai
1. Menyebutkan
manfaat mandi
2. Menjelaskan alat
dan bahan mandi
3. Menjelaskan
tahapan keramas
4. Memperagakan
keramas dengan
tepat
5. Komitmen
melakukan
keramas 2x per
minggu
Jumlah
 Kontrak yang akan datang Buat kontrak berikut: belajar keramas. Waktu pelaksanaan
dan tempat pelaksanaan kegiatan

Catatan :
Beri tanda check (√) untuk kemampuan yang dapat dilakukan
Bila klien tidak mampu, stimulasi/latih sampai klien mampu
Bila klien dianggap mampu jika semua unsure kemampuan tercapai

 Sesi I B : Kebersihan Diri : Keramas


a. Tujuan
 Klien memahami pentingnya mandi
 Klien memahami cara mandi yang baik
 Klien mampu mandi dengan baik
b. Setting
 Diskusi : perawat dan klien duduk melingkar
 Demonstrasi/stimulasi : di kamar mandi
c. Alat Shampoo
 Ember
 Gayung mandi
 Air bersih
 Handuk bersih
d. Metode
 Diskusi
 Tanya jawab
 Simulasi
e. Langkah Kegiatan
1) Persiapan
Persiapan klien: pilih klien sesuai dengan indikasi
Buat kontrak kegiatan, manfaat kegiatan, waktu dan tempat
Persiapan tempat dan setting tempat
Tempat diskusi : siapkan kursi atau tikar
Tempat peragaan : kamar mandi bersih dan alat yang digunakan tersedia
2) Orientasi
 Memberi salam terapeutik: salam dari terapis.
 Evaluasi/validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini.
 Jelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah latihan keramas yang benar,
waktunya 1 jam, dan tempat di ruang diskusi dan kamar mandi untuk praktik
3) Tahap Kerja
 Diskusikan manfaat keramas pada klien. Beri kesempatan semua peserta
menjawab. Jika ada klien yang tidak bisa menjawab, beri stimulasi hingga pasien
bisa menjawab.
 Buat rangkuman pendapat klien tentang manfaat keramas yang benar.
Tambahkan informasi jika rangkuman pendapat klien masih ada yang kurang.

Manfaat keramas:

 Mencegah gatal 15
 Mencegah infeksi/kutu kulit kepala
 Menghilangkan bau rambut
 Meningkatkan penampilan diri

 Diskusikan alat-alat untuk keramas. Upayakan setiap klien untuk menyampaikan


pendapatnya.
 Rangkum jawaban klien, bila ada yang kurang ditambahkan oleh perawat
 Diskusikan alat dan bahan untuk keramas

Alat/bahan keramas:

 Shampoo
 Ember
 Gayung mandi
 Air bersih
 Handuk bersih

 Diskusikan tahapan keramas yang benar. Beri kesempatan klien menjelaskan cara
keramas. Beri pujian pendapat klien yang benar. Bila ada pendapat klien yang
salah, lakukan koreksi dengan meminta pendapat klien yang lain.
 Buat rangkuman cara keramas yang benar dari pendapat klien dan tambahkan
informasi jika kurang.

Cara keramas:

 Siapkan alat
 Basahi rambut sampai merata.
 Ambil sampo secukupnya, gosokkan merata diseluruh permukaan
kepala
 Bilas dengan air sampai tidak ada sisa shampo
 Keringkan dengan menggunakan handuk yang bersih
 Ajak klien ke kamar mandi. Peragakan cara keramas tiap tahap demi tahap. Minta
salah satu klien menjadi peraga. Sementara klien yang lain mengamati.
 Minta semua klien lain melakukan keramas bersama-sama
 Beri pujian untuk kemajuan klien
4) Tahap terminasi
 Evaluasi
- Evaluasi subjektif : tanyakan perasaan klien setelah melakukan peragaan atau
praktik keramas
- Evaluasi objektif : minta klien bergantian menyebutkan kembali tentang;
manfaat keramas, alat dan bahan keramas, cara keramas.
 Rencana Tindak Lanjut Anjurkan klien mandi dengan cara keramas yang telah
dilatih sebanyak 2x per seminggu
 Kontrak yang akan dating
Buat kontrak berikut: buat kesepakatan dengan klien kegiatan berikutnya yaitu
TAK SP DPD: makan dan minum. Kapan akan dilaksanakan dan bertempat
dimana.

Evaluasi dan dokumentasi

Lakukan evaluasi kemampuan masing-masing klien dengan mengisi


format berikut ini. Klien dikategorikan mampu jika semua kemampuan dapat
dilakukan oleh klien. Jika salah satu atau lebih kemampuan tidak bisa dicapai
harus distimulasi hingga mampu. Jika belum mampu juga klien dirujuk ke perawat
penanggung jawabnya untuk dilatih secara individual.

No Aspek Yang Nama Klien


Dinilai
1. Menjelaskan
manfaat
keramas
2. Menyebutkan
alat dan bahan
keramas
3. Menjelaskan
tahapan
keramas
4. Memperagakan
keramas
dengan tepat
5. Komitmen
melakukan
keramas 2x per
minggu
Jumlah
Catatan : Beri tanda check (√) untuk kemampuan yang dapat dilakukan Bila klien
tidak mampu, stimulasi/latih sampai klien mampu Bila klien dianggap mampu jika
semua unsure kemampuan tercapai.

 Sesi III : Berdandan : Berhias Diri


a. Tujuan
 Klien memahami manfaat berhias diri
 Klien memahami alat dan bahan berhias diri
 Klien mampu memahami cara berhias diri
b. Setting
 Diskusi : ruang diskusi yang tenang dan nyaman
 Demonstrasi: ruang hias/ruang ganti
c. Alat
 Alat rias wanita: sisir, bedak, lipstick, ikat rambut
 Alat rias pria: sisir, alat cukur kumis
 Cermin
d. Metode
 Diskusi dan tanya jawab
 Simulasi
e. Langkah Kegiatan
1) Persiapan
Persiapan klien :
Pilih klien sesuai dengan indikasi. Jumlah 5-10 klien.
Buat kontrak kegiatan, manfaat kegiatan, waktu dan tempat
Persiapan tempat dan setting tempat : siapkan tempat diskusi dan tempat peragaan
2) Orientasi
 Memberi salam terapeutik: salam dari terapis. Perkenalkan diri jika perlu.
 Evaluasi/validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini.
 Jelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah berhias diri, waktunya 1 jam,
dan tempat di ruang diskusi.
3) Tahap Kerja
 Diskusikan manfaat berhias diri. Tanyakan kepada semua klien secara bergantian
tentang manfaat berhias diri. Jika ada klien yang tidak bisa menjawab, beri
stimulasi hingga pasien bisa menjawab.
 Buat rangkuman pendapat klien tentang berhias diri. Tambahkan informasi jika
rangkuman pendapat klien masih ada yang kurang benar

Manfaat berhias diri:

 Membuat rasa nyaman


 Meningkatkan penampilan diri
 DDiskusikan alat-alat untuk berhias diri. Tanyakan kepada kklien sesuai Kebiasaan
klien sesuai kebiasaan klien selama ini.
 Rangkum jawaban klien, bila ada yang kurang ditambahkan oleh perawat

Alat/bahan berhias diri:

 Alat rias wanita: sisir, bedak, lipstick, ikat rambut


 Alat rias pria: sisir, alat cukur kumis
 Cermin

 Diskusikan cara berhias diri yang benar. Beri kesempatan klien menjelaskan cara
berhias diri yang benar.
 Rangkum jawaban klien tentang cara berhias diri.
Cara berdandan wanita:

 Pakai bedak
 Pakai lipstik
 Pakai sisir rambut dan ikat rapi
 Cara berdandan pria:
 Rapikan kumis/cukur rapi
 Bersih
 Bercermin, pastikan rapi
 Peragakan cara berhias diri. Minta salah satu klien mendemonstrasikan cara
berhias diri.
 Beri pujian untuk kemajuan klien
4) Tahap terminasi
 Evaluasi
Evaluasi subjektif : tanyakan perasaan klien setelah berhias diri dan setelah
mencoba berhias diri.
Evaluasi objektif : minta klien bergantian menyebutkan kembali tentang; manfaat
berhias diri, alat dan bahan berhias diri, cara berhias diri.
Rencana Tindak Lanjut Anjurkan klien untuk berhias diri minimal 2x sehari setelah
mandi

Evaluasi dan dokumentasi


No Aspek Yang Dinilai Nama Klien

1. Menjelaskan
manfaat berhias
diri
2. Menyebutkan alat
dan bahan berhias
diri
3. Menjelaskan
tahapan berhias
diri
4. Memperagakan
berhias diri
5. Komitmen
melakukan berhias
diri 2x sehari
setelah mandi
jumlah

Anda mungkin juga menyukai